Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

They hate us because they ain't us

Sebuah sajian komedi satir dari duet aktor utama James Franco dan Seth Rogen. Kali ini duet James dan Seth membawakan kisah tentang sepasang jurnalis yang menggawangi sebuah acara talkshow Skylark Tonight. Untuk lebih menyukseskan acara talkshow tersebut, Dave dan Aaron, menyiapkan sebuah episode talkshow kontroversial yaitu mewawancarai Kim Jong-Un, presiden Korea Utara. Seperti yang diketahui bahwa Korea Utara adalah negara yang tertutup dari dunia luar. Sejauh pengamatan penulis yang beberapa kali menikmati dokumenter via Youtube, kehidupan di Korea Utara seperti "berseragam", setara, dipenuhi propaganda, dikelilingi oleh peraturan pemerintah yang sangat ketat, memiliki doktrin kuat sangat memuja presiden-nya. Bila kita mencari dokumenter Korea Utara lewat Youtube maka akan banyak ditemukan dokumenter milik beberapa pihak yang "berhasil" mendokumentasikan kehidupan di Korea Utara. Dan, di sini, ada beberapa moment yang kebetulan mirip dengan

Fausse Route

Film drama yang sebenarnya "cerdas". Tapi dibungkus dengan judul yang mengarahkan ke thriller umum tentang hitchhiker . Atau kurang lebihnya kejahatan yang dilakukan oleh penumpang asing. Bagi penulis, film ini lambat. Di awal, film memang sengaja berputar-putar pada sepasang Teman Jalan Tapi Mesra, Jack dan Veronique, yang ditampung oleh keluarga sepasang suami-istri tua tapi dianggap aneh. Menariknya adalah kisah lambat diawal ternyata pandai menipu menutupi twist yang diletakkan mendekati ending . Road Games (2015) - 6/10

Eranya kretifitas tanpa batas secara cepat dan praktis

Menurut data, generasi milenial adalah generasi yang lahir era 1980an hingga 2000an saat ini. Dan, karena penulis lahir di era "2000an" maka akhirnya bisa disebut penulis adalah generasi milenial. Generasi milenial secara bebas adalah generasi yang hidup di era teknologi berkembang. Jika sebelum era milenial, informasi hanya bisa didapatkan melalui media cetak, radio, dan televisi, kini bertambah lebih canggih melalui internet. Dimana informasi tidak harus menunggu satu hari berikutnya, melainkan saat itu juga kejadian di belahan dunia lain bisa diketahui langsung lewat internet. Tidak hanya serba cepat, era milenial menyajikan ruang dan waktu bagi kretifitas tak terbatas secara praktis. Siapa yang menyangka dulunya bahwa menjalin pertemanan itu susah apalagi terpisahkan ruang dan waktu, sekarang menjadi serba mudah lewat aplikasi pertemanan. Dan, menjalin silahturahmi sudah bisa melalui sosial media atau bahkan video call . Contoh salah satu profesi yang dul

Perjuangan hidup ahli botani terbaik di Acidalia Planitia

Film ini spontan mengingatkan penulis pada gaya film Cast Away yang diperani oleh Tom Hanks. Karena sama-sama menderita dan berjuang hidup dalam terdampar. Jika dilihat dari nasib Matt Damon disini masih lebih beruntung dibandingkan nasib Tom Hanks yang terdampar di pulau terpencil. Karena Matt Damon masih dilengkapi sarana, dan masih bisa berkomunikasi, dan masih bisa dijemput pulang. Dari sisi emosional, Cast Away masih lebih kental. Disini kurang begitu emosional. Sikap karakter Mark Watney ketika menemui dirinya ditinggal rekan-rekannya di Mars, terlihat sangat santai. Mungkin karena memang posisi karakter yang dibawakan oleh Matt Damon ini adalah karakter ahli, tidak seperti karakter Tom Hanks di Cast Away. Bahasa konflik-nya, disini terkesan ilmiah, dengan bahasa kimia ala ilmuwan. Sedangkan bahasa konflik di Cast Away lebih sederhana. Proses diketemukannya Mark masih hidup, juga terasa biasa saja. Tidak terlalu emosional. Begitu pula ketika proses penjemput

Pertarungan gagak hitam dan merpati putih

Tidak ada yang istimewa dari film ini. Masih senada dengan sajian cerita tentang pengusiran setan dari dalam tubuh manusia lainnya. Mulai dari grafik cerita, alur, hingga gaya horor, tidak ada sesuatu yang menyegarkan atau berbeda. Masih mengandalkan adegan pengaget, make-up menyeramkan, badan yang tertekuk, dan suasana kegelapan. Melihat beberapa momen mendekati ending , rasanya aneh. Tempat yang (seharusnya) religius, dipenuhi banyak monitor televisi ala studio televisi. Karakter utama ,Angela Holmes, diceritakan justru menjadi malaikat penyembuh penyakit. Keseluruhan, horor yang biasa saja. The Vatican Tapes (2015) - 6/10

Yom Kippur di mata teknologi dan iblis modern

Premis awalnya bersuara tentang seputar pintu neraka. Lalu dibuka dengan gaya (lagi-lagi) ala film horor dicampur dengan documentary lengkap dengan hand-shake camera . Dugaan awal, sebuah suguhan horor dengan gaya ala found footage yang masih trend. Tapi,... Semakin dalam, semakin tak jelas... Kalau sudah pernah menonton Cloverfield , akan lebih jelas dan bisa membandingkan sendiri. ** Entah apa yang menjadi tujuan film ini, menyuguhkan kisah horor atau kecanggihan kacamata online-nya? Jeruzalem (2015) - 5/10

Tamu tak diundang memaksa masuk

Inti ceritanya, kalau sudah pernah melihat film Panic Room nya Jodie Foster, maka tidak jauh berbeda konfliknya dengan di film ini. Keseluruhan, tidak ada yang istimewa disini. Home Invasion (2016) - 5/10

Liputan medis yang berekor horor

Pertama kali masuk beranda cerita, antusias sudah melemah.... Gaya film yang dipakai masih sangat umum mengekor kesuksesan gaya horor ala dokumenter dengan sesi wawancara dan hand cam yang "bergoyang" seolah sedang liputan langsung. Semakin ke dalam cerita semakin melemahkan antusias. Horor yang disajikan masih mengandalkan CCTV, kegelapan, make-up menyeramkan, adegan tiba-tiba yang tujuannya mengagetkan. Keseluruhan, tidak ada yang istimewa. The Taking Of Deborah Logan (2014) - 5/10

Setiap orang layak untuk didengarkan ceritanya

Tidak perlu tag based on true story karena dari judul sudah dapat ditebak bahwa film ini memang kisah nyata. Berkisah tentang hubungan dua orang pria dewasa yang tercipta dengan aneh. Mereka menjadi teman karena kasus pembunuhan sekaligus pencatutan identitas. Bagi penulis, film ini bermuara pada kekuatan akting drama dari Jonah Hill dan James Franco. Sebelumnya, penulis pernah menyaksikan penampilan mereka di This Is The End dalam hingar bingar komedi. Penampilan drama Jonah Hill, lumayan. Serius. Tidak tampil kocak. Lawannya, James Franco memberi perlawanan drama yang tak kalah hebat. Kalem. Selalu tenang meskipun terbelit kasus kriminal yang cukup berat. Bagi penulis, film ini tidak ada titik balik. Karena dari awal posisi Longo sudah berada di posisi "bersalah", hingga akhir film pun, posisi Longo masih bersalah. Tidak ada perubahan akibat sebuah hubungan emosional pertemanan. Memang fokus cerita ada pada chemistry ikatan batin yang tercipta se

Mencari jejak saudara di tempat yurei berkuasa

Sebuah horor yang memakai gaya umum. Berlokasi di hutan belantara dengan latar belakang premis, bahwa bukan makhluk yang menjadi sumber horor melainkan hutan itu sendiri. Andalan horor disini, masih seputar make-up menyeramkan dan beberapa adegan kaget-an. Alur ceritanya, biasa saja. Bisa dibilang melambat pelan di awal, kemudian digebrak di pertengahan. Hanya yang bisa menjadi nilai lebih adalah endingnya. Ending nya bagi penulis diluar tebakan. Bagaimanapun juga film ini dinilai, film ini tetap memiliki unsur penambah wawasan tentang hutan Aokigahara yang memang nyata ada dan terkenal angker dengan " yurei " -nya. The Forest (2016) - 6/10

Dunia rekaman yang membingungkan

Film yang samar. Kurang jelas maksud inti ceritanya. Sepertinya judulnya sedikit menipu, karena awalnya penulis kira akan ada sajian thriller-horor disini. Tapi, ternyata keliru. Berkisah tentang seorang Steven Stelfox yang berkarir di bidang industri rekaman musik. Pekerjaan Steven disini seperti mencari artis untuk diorbitkan. Demi karirnya, Steven rela melakukan apa saja. Konfliknya, datar. Membingungkan. Tidak ada emosi apa-apa di dalam cerita. Kill Your Friends (2015) - 5/10

Kebanggaan dalam berwisata halal

Menurut data dari kemenpar.go.id , bahwa di penghujung tahun 2016 lalu, ada kabar menggembirakan bagi dunia pariwisata kita. Dimana sebanyak 12 kategori dari 16 kategori dalam World Halal Tourism Award 2016 yang berlangsung di Abu Dhabi, UEA, berhasil disapu bersih sebagai jawara . Mengutip dari studipariwisata.com , wisata halal dapat diartikan sebagai bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim dengan pelayanan pariwisata yang merujuk pada aturan-aturan Islam. Dan bila dilihat dari hasil ajang World Halal Tourism Award 2016 , ada maskapai penerbangan ternama, bandar udara hotel, kuliner, dan (bahkan) propinsi yang berhasil menjadi juara, membuktikan bahwa wisata halal Indonesia diakui dunia bukan dari mayoritas kepercayaan penduduk tetapi tentang kualitas pelayanan dan budaya-nya. Sayangnya , di saat mata dunia mengakui wisata halal indonesia, di belahan propinsi lain sedang memperlihatkan kepada dunia tentang panasnya etika kemelut politik juga agam

Kontroversi dokumen Killian

Seingat penulis, film ini menjadi film kedua yang pernah penulis simak dan membahas seputar acara 60 Minutes. Sebelumnya, ada kisah The Insider dengan Al Pacino duet Russell Crowe. Sama dengan The Insider tentunya, film ini berdasarkan kasus nyata. Sejauh yang bisa penulis tangkap adalah seputar investigasi Presiden Amerika saat itu, Bush, dan masa lalunya di militer. Gong film ini baru terasa dengung kerasnya di bagian "Microsoft Word". Dan, buat penulis, bagian tersebut sangat menarik. Seolah-olah ada ombak besar yang mengangkat lalu menjatuhkan dengan keras. Dan, memang seperti itulah yang dialami karakter nyata Mary Mapes, orang yang bertanggung jawab pada acara 60 Minutes episode Killian documents . Film bergenre seperti ini biasanya akan manis bila diakhiri dengan hook tajam, dimana karakter utama "dijatuhkan" dalam-dalam lalu bangkit bagaikan elang muncul terbang menyeruak dari dalam tanah. Tapi, tidak disini. Kisah dalam film ini tidak hany

The Black Swan yang mengubah dunia balerina

Satu lagi, sebuah film atau tepatnya dokumenter yang bisa dijadikan sebagai inspirasi kita. Berisi tentang sedikit perjalanan dan perjuangan karir seorang Misty Copeland di dunia seni tari balet. Balet umumnya dikenal sebagai pentas seni tari, musik, dan opera yang berkelas. Dan, bagi penulis yang cukup awam, umumnya penari balet berkulit putih. Menariknya, seorang Misty Copeland mampu memecahkan hal umum di dunia seni tari balet. Tidak banyak penari balet dari kulit berwarna yang mampu menembus kancah internasional, salah satunya adalah Misty Copeland. Bakat dan perjuangannya menekuni seni tari balet tidak hanya membawa pentas balet ke beberapa negara di dunia tapi juga diakui oleh kancah internasional. Dari film ini, ada wawasan baru serta inspirasi tersendiri dari secuil perjalanan karir Misty Copeland. Bahwa, bakat serta kesuksesan itu tidak datang dalam waktu 1 atau 2 hari. Bukan juga karena fisik sempurna ataupun kecantikan, melainkan dari perjuangan, perjala

Pencabulan iman

Dibilang menarik, mungkin karena gaya film ini dalam menyajikan kisah besar dan sensitif. Kisah yang diangkat adalah kisah nyata yang terjadi berdekatan dengan peristiwa 9/11. Dan, merupakan kasus yang "seharusnya" besar sekaligus sensitif. Tapi, kasus besar dan sensitif tersebut diolah dengan gaya yang kalem. Soft . Tidak ada letupan emosi berlebihan, baku pukul, ataupun debat sengit antar karakter di dalam konfliknya. Dan, paling menonjol buat penulis adalah Liev Schreiber yang memerankan Baron. Sangat kalem menyikapi kasus yang menyinggung sebuah kepercayaan. Porsi cerita lebih fokus ke sebuah tim wartawan, karena seperti yang dijelaskan di dalam cerita, fokus kasus lebih ke sebuah kesalahan sistem, bukan "menyerang" personal ataupun lembaga agama. Akhirnya, porsi kemunculan karakter siapa yang berada di posisi "bersalah" sangat kecil, tapi banyak disebutkan di dialog. Yang patut diapresiasi tentu saja sisi keberanian dari film ini

Kerja perdana Susan Cooper di lapangan

Memang yang menjadi daya tarik adalah bertemunya Jason Statham dan Melissa McCarthy dalam satu komedi. Sayangnya, sepertinya ini dikhususkan untuk panggung Melissa. Karena bisa dikatakan porsi Statham sangat kecil disini. Untuk Melissa McCarthy, penulis menyukai gaya akting dan komedinya yang memiliki warna tersendiri. Disini, gaya akting dan humor McCarthy masih mantab tapi kurang "pendukung". Penampilan komedi solo McCarthy rasanya akan lebih tajam bila ada partner penyeimbang. Keseluruhan, film ini masih bisa menghibur dengan sajian komedi. Spy (2015) - 6/10

Teori kebenaran yang meresahkan petinggi negara

Film klasik. Alasan penulis memilih film ini untuk disimak adalah bertemunya aktor dan aktris kelas dunia, Denzel Washington dan Julia Roberts. Kalau dari sudut cerita, berat. Setidaknya bagi penulis. Alasan penulis karena konfliknya rumit. Terlalu banyak karakter yang dimunculkan ke permukaan dan membuat bingung mana yang di pihak baik mana yang di pihak jahat. Kemudian, konflik yang diangkat adalah konflik konspirasi kejahatan level kenegaraan, dimana di dalamnya melibatkan presiden dan masa lalu kampanye. Bila penulis sederhanakan, konfliknya tentang seorang warga sipil biasa yang di luar dugaan memiliki pandangan dan teori yang membahayakan bagi negara. Hal inilah yang akhirnya berbuntut panjang. Keseluruhan, penampilan Denzel duet dengan Julia Roberts lumayan. Hanya terasa "berat" pada konfliknya. The Pelican Brief (1993) - 6/10

Terminate Project Alice

Di seri kali ini masih ada Mila Jovovich yang berperan sebagai Alice. Kalau dari alur dan konflik cerita, tidak istimewa. Biasa saja. Hanya dari sisi aksi laganya, cukup padat. Sedikit drama, banyak aksi laga. Dan, ini merupakan seri yang kelima. Sejauh ini penulis belum memiliki versi lengkapnya. Karena, bagi penulis sendiri, masih lebih asyik ikut "berperang" di dunia game-nya. Resident Evil : Retribution (2012) - 6/10

Cinta gila yang membabi-buta di tempat kerja

Sajian drama Korea yang berisikan kisah percintaan antara pria dan wanita yang sama-sama bekerja di sebuah bank. Konfliknya seputar cinlok atau cinta lokasi kerja. Fokusnya pada sepasang tapi dikembangkan ke pasangan lain sebagai pemanis saja. Alur ceritanya mesra-bertengkar-mesra lagi-bertengkar lagi-mesra lagi. Gaya ceritanya memakai gaya wawancara ala dokumenter, yang penulis sendiri tidak paham apa maksudnya... Penulis jadi ingat atau flashback ke masa lalu, kalau menurut pengalaman penulis melakukan kekerasan atau perusakan properti kantor ataupun minimal membuat keributan, langsung SP level 3. Tapi, disini (notabene bahkan Bank level Internasional...) tidak ada sanksi apa-apa hingga (hanya) penurunan jabatan. Keseluruhan, tidak ada yang istimewa dari drama Korea kali ini, biasa saja. Very Ordinary Couple (2013) - 6/10

Welcome To Harmony

Kalau sudah pernah melihat film I Am Legend-nya Will Smith , melihat film ini tidak akan asing lagi. Baik gaya maupun konsep alur ceritanya kurang lebih sama. Sama-sama hidup sendirian di sebuah kota mati akibat serangan monster hidup. Memakai karakter seekor anjing. Ada moment pengiriman pesan broadcast . Di tengah perjalanan cerita, dimunculkan karakter lain yang masih hidup. Dimulai dari serangan satu monster kemudian berujung klimaks dengan serbuan. Perbedaannya hanya pada jumlah karakter yang ditampilkan awal dan sedikit beda konflik. Disini menampilkan 3 karakter utama, dua lelaki dewasa dan seorang gadis cilik. Dua lelaki dewasa itu dikaitkan dengan masa lalu mencintai wanita yang sama. Keseluruhan, karena sudah ada film dengan tema, konsep, dan alur cerita yang sama sebelumnya, jadi terasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa dengan horor monster hidup disini. Extinction (2015) - 6/10

Pangeran jalanan dan gadis berambut merah

Film yang bernuansa seperti dongeng romantis ala Snow White alias Putri Salju. Karena setting cerita baik itu di tahun awal abad 19 dan tahun 2014 memakai setting musim salju. Fantasi. Karena film ini mengandung kisah seorang pangeran jalanan yang hidup panjang umur tanpa menjadi tua sedikitpun. Alur ceritanya, tentu saja berpindah-pindah. Dari tahun 2014 lalu ke tahun jaman dahulu kala di awal abad 19. Lalu kembali ke jaman 2014. Konfliknya, perseteruan panjang lintas abad antara Peter Lake dan Pearly Soames. Yang menarik bagi penulis dari film ini, adalah para bintang yang dihadirkan. Colin Farrell, Russell Crowe, Jennifer Connelly, hingga Will Smith. Lalu yang menarik lainnya adalah penampilan Russell Crowe yang cukup bagus membawakan karakter jahat. #Rasanya karakter Peter Lake juga cocok dibawakan oleh Brad Pitt Keseluruhan, biasa saja. Tidak ada yang terlalu istimewa dari alur cerita maupun konfliknya, kecuali jajaran para artis pendukungnya. Nuan

Menjaga cinta dari amnesia

Menyaksikan film Jepang ini spontan teringat pada sebuah film Korea, A Moment To Remember . Karakter utama wanita-nya terkena penyakit dan karakter pria-nya sangat tabah menerima. Tapi, untuk bisa mencapai ke konflik inti tersebut, cukup panjang. Awalnya terasa seperti film romantis perjuangan pria mendapatkan kembali cinta masa Sekolah Menengah Pertama alias SMP. Cerita kemudian berbelok tajam ketika ada konflik penyakit amnesia yang tampaknya parah. Ternyata, masih keliru... Cerita kemudian berjalan dengan tema misteri... Semua karakter yang ditampilkan sebelumnya "mendadak" secara misterius "lupa"... Jujur, buat penulis, konflik film ini tidak biasa. Harus ekstra memperhatikan alur cerita agar tidak kehilangan link story. Dan, penulis bukan termasuk penonton yang cepat tanggap. Beberapa kali harus rewind dan mencerna pelan-pelan... Singkatnya, konfliknya berat. Mengapa harus dibuat misteri, dan kalaupun arahnya misteri mengapa harus b

Resident Evil versi Damnation

Berdasarkan intronya film ini berdasarkan video game dari Capcom sendiri yang berjudul "Resident Evil". Kebetulan game tersebut pernah penulis mainkan di playstation dan Tidak pernah terselesaikan karena error di CD nya. Parahnya lagi, playstation yang penulis gunakan bukan milik sendiri alias dapat pinjam. Film ini, menurut penulis, kurang begitu terasa horornya. Konfliknya terlalu rumit. Tapi, ada yang istimewa dari film ini. Tidak seperti seri Resident Evil lainnya, versi ini dibuat dengan full animasi yang detailnya nyaris sempurna. Luar biasa. Penulis harus takjub dengan detail kota hingga detail guratan wajah tiap karakter yang digarap dengan halus. Suasana full animasi inilah yang membuat "seakan" masuk ke dalam situasi game-nya. **# Yang menjadi presiden AS di ending-nya mirip sekali dengan Harrison Ford...?*! Mengapa nyaris sempurna? Karena bagaimanapun juga jika dibandingkan dengan pergerakan manusia, tentu (untuk jaman sekarang) m

Berawal dari tidak mampu bayar pinjaman

Film yang diangkat dari sebuah game. Yang pernah penulis mainkan adalah versi PC, yaitu Underground dan Hot Pursuit (kalau tidak keliru ingat). Bila dilihat di dalam versi film-nya ini, kebetulan ada versi dari Underground dan Hot Pursuit . Underground adalah balapan di tengah kota pada saat malam hari. Sedangkan Hot Pursuit di siang hari berbalapan sambil dikejar polisi. Beberapa gaya balapan di versi game ditampilkan disini, hanya dulu penulis lebih suka memainkan game ini dengan view kamera di bemper depan, bukan view dari sisi driver . Tapi disini tidak ada view kamera dari sisi bemper. Dari segi ceritanya, biasa saja. Tidak juga sederhana, harus sedikit ekstra fokus memperhatikan arah cerita karena konfliknya tidak sebatas "langsung" balapan tapi ada hiasan intrik yang berliku. Gaya ceritanya kurang lebih seperti gaya tim Fast Furious . Ada leader, ada mekanik, ada porsi buat si joker. Bagi penulis sendiri, mungkin bila posisi Tobey disini

American Pie yang mengenang masa lalu

Dari judulnya paling tidak sudah bisa ditebak arah ceritanya. Para punggawa American Pie ber-reuni ria. Jim Kevin Oz Chris Finch dan....Stiffler!! Tak hanya karakter di atas, beberapa karakter yang dulu pernah tampil kembali ditampilkan, mulai dari ayah Jim, ibunya Stiffler, teman-teman sekolah hingga ibunya Finch sebagai ajang balas dendam bagi Stiffler... MILF!! Kisahnya masih memakai gaya alur cerita yang ringan. Semua karakter dilepas ke permukaan dengan masing-masing konfliknya sendiri-sendiri. Ada sedikit yang terasa kurang, soundtracknya "kurang" menggigit. Tidak ada lagu yang "langsung kena" ala Blink 182 atau Stranger By The Day. Yang menarik adalah seri kali ini setidaknya belum mati gaya. Beberapa poin kekonyolan dan kelucuan masih bisa menghibur dan menarik tawa lepas sembari mengingat kekonyolan masa lalu . Keseluruhan, santai, ringan, fresh dan masih bisa menghibur. American Reunion (2012) - 6/10  

Karena Batman juga seorang pengusaha

Kehadiran film berjenis seperti Batman ini memang memiliki daya tarik tersendiri bahkan sebelum rilis. Seperti yang pernah penulis saksikan di sebuah grup di Facebook, dimana penulis sempat aktif menulis review film-film dengan serius, dulu kehadiran film Batman versi sutradara Christopher Nolan ini menuai polemik. Ada sisi pro, ada sisi kontra. Ada sisi penggemar, ada sisi pengkritik. Debat mereka cukup sehat dan menambah wawasan. Penulis sendiri menikmati adu debat mereka meski tidak terlibat. Hanya sebagai pembaca alias silent reader semata. Karena penulis bukan penggemar berat sosok komik Batman, bukan penggemar DC atau Marvel. Hanya penikmat film yang awam. Sekian lama berlalu, kini penulis mendapatkan kesempatan menonton langsung film The Dark Knight Rises ini. Dan, setiap ada film bergenre superhero yang awalnya di komik kemudian diangkat ke layar lebar, bagi penulis, identik dengan film yang digarap penuh aksi laga yang mewah sekaligus megah. Kesan pertama yang

Sepeda ungu tanda cinta ayah

Yang membuat menarik hati dari film ini adalah kehadiran Kevin Costner, lalu nama besar Luc Besson, dan kata "Kill" dalam judul film. Luc Besson dengan judul berbau Kill mengarahkan persepsi awal ke film aksi laga. Dan, memang, awalnya...terlihat bakal ada suguhan aksi laga khas dan tanpa basa-basi. Tapi, semakin ke dalam, sepertinya melenceng dari harapan. Karena semakin masuk ke konflik utama, rasanya jalan cerita seperti dominan mengarah ke drama ayah-anak. Aksi laganya juga tak seperti yang diharapkan, terasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa. 3 Days To Kill (2014) - 6/10

Mencuri inspirasi di perumahan digital Graha LBI 17

Setelah berjam-jam berhasil mewarnai denah, saatnya menyatroni penghuni di perumahan digital Graha LBI 17. Di dalamnya ada berderetan rumah-rumah digital dengan hiasan khas masing-masing oleh pemiliknya. Dimulai dari rumah milik mahasiswi universitas di Purwokerto, Kakak Afrianti Pratiwi. Rumahnya diberi nama Little Mind , di dalamnya banyak sajian cerita, review, dan curhatan khas mahasiswi, bukan mahasiswa. Sasaran kedua, ada rumah digital milik blogger yang berKTP dan berdomisili di Sleman. Saat ini masih berstatus jomblo (penting katanya).  Di rumah ini banyak menemukan kisah-kisah menarik tentang opini, review, reportase, uneg-uneg, versi Farid Nugroho yang diangkut dari rumah digitalnya pertamanya di edisipertama.wordpress.com dan beberapa rumah-rumah milik beliau lainnya. Rumah digital berikutnya yang berdesain minimalis bercat putih hitam dengan lambang Cheese Blog milik Kakak Dini Febia. Di dalam pemilik rumah digital asal Blora ini ada beberapa hiasan perna

Membakar resah di atas tanah negara paling tinggi di dunia

Sajian dari tahun 1997 dan baru bisa penulis nikmati di tahun ini. Perlu hampir 20 tahun "membuka" kisah seorang Heinrich Harrer ini. Dan, bagus. Film ini berdurasi cukup panjang. Berfokus pada kisah seorang Heinrich Harrer yang berambisi "menaklukkan" Himalaya. Ambisinya, seperti yang dikatakan kepada isitrinya yang sedang hamil, akan memakan hitungan bulan. Tapi, kenyataannya perlu lebih 10 tahun untuk Heinrich bisa kembali pulang ke negaranya Austria. Petualangan Harrer yang menghabiskan sepuluh tahun ini meninggalkan sebuah pengalaman merasakan hidup di Tibet. Sebuah negara yang terasingkan. Alur ceritanya komplit, tidak hanya seorang Dalai Lama, tapi juga ada Peter Aufschnaiter yang menjadi teman seperjuangan Heinrich selama berpetualang di daratan Himalaya. Kisah Heinrich dan Peter disini memiliki porsi cerita yang seimbang dengan pengalaman spiritual Heinrich selama mendampingi Dalai Lama yang kala itu masih belia. Konflik cerita, secara

Malam perkenalan dengan tetangga baru

Bagi penulis, konflik film ini memiliki rasa yang aneh. Ibarat nasi goreng dicampur dengan bumbu pecel, masih bisa dinikmati tapi aneh. Sepasang suami istri, Alex dan Emily, baru saja pindah rumah dan memiliki lingkungan hidup baru. Teman pertama mereka di lingkungan hidup baru adalah sepasang suami istri Kurt dan Charlotte. Alur ceritanya memakai gaya kisah satu malam kebersamaan keluarga Alex dan Kurt. Malam perkenalan tersebut pelan-pelan merambat hingga ke masalah seksualitas. Tidak vulgar namun Keseluruhan, inti konflik ceritanya unik sekaligus aneh. Bagi penulis tidak ada tensi apa-apa dari film ini. Tergantung selera, karena film ini termasuk film box office. The Overnight (2015) - 6/10

Potret hidup pembunuh berantai

Film klasik yang mencengangkan. Dari sisi alur cerita dan akting memang terasa kental aroma klasik-nya, tapi paling tidak film ini berhasil mengangkat atmosfir bagaimana petualangan seorang Henry memburu korban-korbannya. Menariknya, bila ditelusuri datanya, film ini berdasarkan kisah nyata dan memang benar ada karakter nyata-nya. Lewat akting Michael Rooker, paling tidak kita bisa meraba karakter Henry dan kerasnya dunia kehidupan seorang Henry di dunia nyata. Hidup dari ibu yang berprofesi sebagai wanita tuna susila dan pada saat melakukan aksi pembunuhan berseri-nya, Henry hidup bersama Otis yang juga memiliki kehidupan hitam. Yang agak sedikit membuat bertanya-tanya adalah misteri di bagian ending-nya dimana tidak nampak adik wanita Otis yang sebelumnya lari bersama Henry usai membunuh Otis. Apakah ada di dalam tas yang dibuang di buang di pinggir jalan itu? Henry : Portrait of Serial Killer (1986) - 6/10

The real hero on the tale of Chun Yang

Drama dengan setting cerita pada masa klasik. Lika-liku konfliknya cukup menarik dimana menjadi ciri khas kebanyakan produk film Korea. Fokus cerita ada pada karakter Bang-ja yang terlahir sebagai pembantu jatuh cinta kepada wanita yang berbeda status. Kisah cintanya seperti biasa sweet and makes you cry . Kadang agak sedikit menggelitik dengan pelajaran bercinta ala Mr.Ma. Dibumbui dengan adegan dewasa yang eksklusif, tidak asal-asal an. The Servant (2010) - 6/10