Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2022

Enam menit yang mengacaukan hidup seorang Vada Cavell

Sajian drama yang bepusat pada karakter tokoh Vada Cavell. Vada Cavell adalah gadis belia 16 tahun biasa yang sedang mencari jati diri. Vada Cavell "berkenalan" lebih dekat secara tidak menyenangkan dengan dua orang teman sekolahnya, Mia Reed dan Quinton , di sebuah tragedi berdarah yang terjadi di dalam sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung. Mereka bertiga terjebak di kamar mandi untuk menghindari konflik berdarah. Alur cerita film ini sebenarnya biasa saja. Tentang traumatis yang dialami Vada Cavell. Yang paling menonjol bagi Movielitas pastinya adalah akting aktris Jenna Ortega sebagai Vada yang menjadi pusat cerita. Luar biasa. Pas. Fisiknya, outfitnya, dan aktingnya bisa menggambarkan suasana yang dialami karakter Vada dan betapa bahayanya sisi traumatis bila tidak dikendalikan atau seseorang tidak punya kapasitas mengendalikan emosi traumatis. Menurut Movielitas, film ini cukup bagus. Bukan dari segi isi ceritanya atau konfliknya, melainkan dari permainan transisi

Sang Manipulator

Netflix serial, terutama bagian dokumenter crime -nya bagus. Tidak semua juga tidak selalu, hanya bagi Movielitas, beberapa produk Netflix Serial memang cukup berkesan. Seperti sajian kali ini, The Puppet Master : Hunting The Ultimate Conman. Salah satu yang membuat penasaran Movielitas untuk menonton biasanya dilihat dari deskripsi singkat di bawah layar film-nya. Kalau tidak menyebutkan nama terutama nama tersangka, Movielitas akan lanjut menonton. Biasanya seperti itu. Di The Puppet Master ini terdiri dari tiga episode. Tiga babak. Dimulai dengan episode They Vanished , Chasing A Ghost , dan Setting A Trap . Ada dua kisah yang ditampilkan secara beriringan , dengan satu konflik yang sama. Tentang orang yang tiba-tiba "menghilang". Menghilang disini bukan dalam arti no contact . Orang hilang tersebut masih hidup namun entah dimana.  Narasumber pertama dari anak-anak keluarga Mark Clifton. Narasumber kedua, adalah Sarah Smith dan John Atkinson. Dari keluarga Clifton, Mark Cl

Wonderland

Untuk kesekian kalinya kerjasama antara Peter Berg dan Mark Wahlberg. Kali ini mengangkat kisah seorang mantan polisi, Spenser, yang masih terseret di pusaran kasus lamanya. Spenser sendiri sempat harus dipenjara karena memukuli atasannya sendiri. Setelah menyelesaikan masa hukumannya, mau tidak mau Spenser kembali ke kasus lama yang masih berhubungan dengan lembaga kepolisian tempat dimana Spenser bekerja. Tapi, jika dibandingkan dengan karya Lone Survivor ataupun Deepwater Horizon, menurut Movielitas kali ini kualitasnya masih jauh di bawah judul-judul tersebut. Alur cerita di film ini boleh dibilang tidak terlalu sederhana. Banyak tokoh yang terlibat di dalam satu konflik. Mau tidak mau harus sedikit extra perhatian di alur cerita. Konflik yang diangkat dibalut dengan misteri demi misteri pertanyaan seputar pembunuhan polisi. Menarik sebenarnya tapi tergantung selera penonton. Bagi Movielitas, kurang berkesan. Hanya soal komedi, memang beda. Komedi yang ada disini tidak disebar di b

Tembak dua kali

Sepuluh tahu sudah berselang. Empat sekawan yang terhubung dengan cara dan chemistry unik, Tallahassee-Columbus-Wichita-Little Rock, kembali dimunculkan di tengah kepungan zombie yang menyerang Amerika. Film Zombieland, termasuk salah satu film zombie yang cukup unik. Keseriusan menghindari zombie dibumbui dengan komedi. Dan disini, masih tetap sama gayanya hanya ditambah lebih banyak tokoh baru. Alur ceritanya, ringan-ringan saja. Konfliknya bukan fokus ke zombie, tapi lebih ke konflik hubungan percinta-cintaan. Zombie-zombie disini cuma bumbu penyedap saja.  Menurut Movielitas, film ini lumayan sebagai hiburan ringan saja. Tidak ada yang istimewa kecuali penampilan Emma Stone yang masih bidadari dan Abigail yang terlihat paling beranjak dewasa. Sedangkan Woody atau Jesse, terlihat tidak banyak berubah. Soal spesial efek, tidak perlu dibahas. Overall, dari segi alur cerita dan konflik, biasa saja. Movielitas lebih menyukai film perdana-nya, Zombieland 2009. Zombieland : Double Tap (20

Cara mudah daftar dan menikmati layanan Netflix

Topik malam ini membahas tentang dunia streaming. Kalau jaman dulu, Movielitas mendapatkan film dari satu rental ke rental lain. Pada saat itu seperti menyenangkan bila berkunjung ke tempat rental, kadang juga bingung mendebarkan saat menjatuhkan pilihan sulit mencari film-film yang bagus. Saat itu film bagi Movielitas masih berbentuk fisik. Meski sudah ada internet tapi belum begitu mengenal. Sejak menjamurnya layanan warnet dan dunia per-download-an. Dunia rental pun pelan-pelan mulai seperti sadar diri. Era harus berganti. Movielitas menikmati era dunia copy-paste download film. Dan, lagi-lagi era dituntut berubah cepat. Internet semakin menjamur, internet pun semakin canggih menghadirkan sistem tonton secara streaming. Meski terlambat, akhirnya Movielitas ikut merasakan dunia streaming-an. Salah satunya adalah layanan Netflix. Awalnya dulu, Movielitas menganggap bahwa layanan Netflix ini hanya untuk mereka yang memiliki kartu kredit. Dan Movielitas bukan tipe orang ber-kartu kredit

Mencari gelang kecil berujung perang besar

Film yang keren dan bagus disini. Recommended untuk dinikmati. Gabungan plot yang tidak berat, komedi, dan aksi laga yang mumpuni. Berani berbeda. Film ini digarap oleh sutradara Ilya Naishuller yang pernah menyutradari film Hardcore Henry . Unik. Plot ceritanya berhasil membujuk penonton. Sesuai judulnya, di bagian awal memang akan diperkenalkan tokoh utama, Hutch Mansell seorang ayah sekaligus pekerja kantoran biasa yang sering berkutik dengan program Excel input data. Setiap hari rutinitas Hutch rumah-kantor-rumah-kantor dan seterusnya. Kegiatannya, bekerja, menikmati kopi, olahraga, makan, tidur, dan seterusnya. Persis dengan kehidupan Movielitas. Semua gambaran tentang Hutch Mansell sebagai ordinary man tiba-tiba berubah di tengah film hanya gara-gara sang anak mencari gelang kucing. Baru lah terkuak siapa sebenarnya Hutch Mansell ini. Plot di atas benar-benar membujuk Movielitas sebagai penonton. Twist karakter Hutch sangat enak dinikmati kelanjutannya. Tema ke-bukan siapa-siapa

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

5 Film Seputar Sepakbola

Photo : Connor Coyne Siapa tidak suka sepakbola? Mungkin tidak semua menyukai olahraga sepakbola, tapi pastinya semua orang tahu sepakbola dan dunianya. Movielitas sendiri jaman dulu penggemar dunia sepakbola, suka menonton pertandingan ataupun memainkannya bersama teman-teman sekolah. Ow indahnya jaman itu. Selang berapa tahun kemudian, dikarenakan kesibukan dan sejak tidak menonton televisi sejak 2009 an, Movielitas sudah tidak terlalu mengikuti perkembangan sepakbola. Sekilas-sekilas saja mengikuti berita terkini, tapi tidak se intens jaman sekolah dulu. Olahraga sepakbola, sama seperti cabang olahraga lainnya juga menular ke dunia film. Berikut beberapa film tentang dunia sepakbola yang pernah Movielitas tonton: 1. Ronaldo (2015) Lebih ke gaya film dokumenter. Cristiano Ronaldo sendiri yang jadi bintang utama dan dilengkapi dengan cuplikan-cuplikan real match. Tetang apa nya dokumenter ini, sudah pasti bisa ditebak. Sangat cocok bagi penggemar CR7. 2. Gascoigne (2015) Di tahun yan

Aneka film yang bercerita banjir

Photo : Kelly Sikkema Banjir adalah salah satu bencana alam yang terjadi di musim hujan. Sejauh ini ada beberapa film yang memakai tema atau background cerita banjir yang setidaknya Movielitas pernah tonton.  Umumnya, bila menggunakan tema banjir, biasanya akan bermain di sisi kecanggihan spesial efek yang dari tahun ke tahun semakin canggih.  1. Noah (2014) Film ini mengakat tema religi Nabi Nuh yang dikenal dengan kisah bahtera dan banjir bandang menyapu bumi saat itu. Dibintangi oleh Russell Crowe. 2. The Day After Tomorrow (2004)   Menceritakan bahwa alam bereaksi dengan pemanasan global. Dimulai dengan hujan es, angin topan, tornado, siraman hujan yang mengakibatkan banjir, sekaligus badai tsunami, lalu datang badai es. Silih berganti. 3. Hours (2013) Dibintangi Paul Walker semasa hidupnya. Berkisah tentang seorang pria yang berjuang menjaga detak jantung sang bayi yang baru lahir di tengah-tengah buruknya cuaca. 4. Hard Rain (1998) Huntingburg hari itu dilanda bencana hujan deras

Misteri untuk penulis buku misteri

Sebuah sajian film yang cukup mengecewakan sekali. Mengangkat tema yang sedang menjadi realita saat ini. Berkisah tentang seorang penulis buku yang mendapati adiknya dibunuh saat melakukan live hot streaming . Selanjutnya, sang penulis buku mencari tahu siapa pembunuh adiknya. Konfliknya sederhana. Cuma alur cerita dan gaya ceritanya sangat kaku. Mirip produk sinetron lokal. Dari akting pemainnya konflik misteri pembunuhan berantai jadi terasa biasa saja, sama sekali tidak menegangkan. Mau digiring ke arah erotis juga tidak jadi, ke arah drama romantis tidak cocok, ke arah crime story juga garing. Trik memunculkan banyak tokoh dengan ciri-ciri serupa pembunuh untuk memancing emosi penonton kurang berhasil. Tidak ada emosi apa-apa. Overall, tidak menarik. Brazen (2022) - 3/10

Sekilas Rewind 2021

Di dunia per-youtube-an lokal, baru-baru ini diramaikan dengan konflik seputar kemunculan Rewind 2021 . Tapi sebenarnya Movielitas termasuk kurang update, jadi agak telat menikmati kemunculan Rewind 2021 ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di dunia youtube lokal, setiap tahunnya ada video unggahan yang konsepnya menampilkan apa yang pernah trending selama setahun ke belakang. Movielitas ikuti dari era 2014 an, kalau tidak salah ingat. Dengan begitu, istilah Youtube Rewind biasanya atau umumnya diluncurkan di awal tahun berikutnya atau di akhir tahun bersangkutan. Rewind 2021. Bukan Youtube Rewind 2021. Alasannya, kalau tidak salah, karena konsepnya tahun 2021 ini tidak hanya menampilkan yutuber semata tapi juga tokoh-tokoh yang dianggap penting di tahun 2021 silam. Overall, lumayan. Canggih. Kesan yang Movielitas tangkap dari poster digital yang ada di Google, bentukan nya adalah film. Konsepnya "film". Tapi, bagi Movielitas jatuhnya seperti video klip. Dan itu terasa sudah

Makna maut bagi Maud

Dari aksen logat dialognya harusnya bisa ditebak asal muasal film ini. Dari daratan Inggris. Kalau dari trailernya seperti ada hawa horor, harusnya. Judulnya apalagi, mendekati kata " maut ".  Dan memang film ini berkisah tentang karakter tokoh Maud atau Katie sebagai suster pengurus wanita dewasa yang mengalami penyakit berat. Karakter Maud/Katie disini tampilan awalnya cukup agamis. Sangat taat pada agama nya. Akan tetapi, setelah di permalukan oleh pasiennya sendiri, Katie menjadi kecewa dan kembali sebagai Katie seperti dulu. Bagi Movielitas, konflik film ini kurang mengena. Dibikin horor kurang terasa horornya sama sekali. Gebrakan horor nya hanya terasa pada satu adegan saja. Selebihnya hanya bermain pada konflik batin dari karakter Katie/Maud sendiri. Selain itu, bagi Movielitas ada plot hole disini.  Setidaknya Movielitas tidak bisa memahami konflik apa yang sebenarnya dialami oleh karakter Maud ini. Dari awal sudah digambarkan karakter Maud yang taat beragama, kemudi

Bumi akan ditabrak dalam waktu enam bulan ke depan

Kali ini menikmati sajian film bergenre satire. Menertawakan sesuatu yang harusnya serius secara cerdas (atau juga sedang melemparkan kritikan atau sindiran secara halus?), kurang lebih demikian Movielitas mengartikan film garapan sutradara Adam McKay ini.  Film ini merupakan gaya terbalik dari film klasik Armageddon . Kalau di Armageddon bercerita serius tentang upaya mencegah bumi ditabrak komet, disini digambarkan dengan suasana "kacau" terbalik. Mulai dari tingkah pola ke-presiden-an yang harusnya digambarkan penuh wibawa tapi ternyata tidak, hingga penamaan karakter yang unik-unik. Berkisah tentang seorang mahasiswi calon PhD, Kate Dibiasky, secara tak sengaja menemukan sebuah komet sedang berada di orbit angkasa dan sedang mengarah ke bumi. Bersama dosennya, Dr. Randall Mindy, berupaya keras memperingatkan Amerika terhadap bencana yang mengancam. Sayangnya, kepentingan politik dan uang menjadi penghalang sekaligus penghambat bagi keselamatan manusia. Pesan moral film in

Tanggung jawab sang Pretty Bull

Film yang berkisah tentang seorang petarung MMA memutuskan pensiun. Harus terpaksa kembali ke atas ring dikarenakan kondisi kehidupan, kehadiran sang anak dan himpitan ekonomi. Alur ceritanya standard saja. Akting para pemainnya di beberapa titik terasa kaku. Konflik ceritanya biasa saja. Tidak terlalu istimewa. Yang paling menarik perhatian bagi Movielitas adalah di belakang layar film ini. Ada nama Halle Berry, aktris cantik anggun eksotis. Di film ini Halle Berry berdiri sebagai sutradara sekaligus bintang utama. Dan, mengubah penampilan demi peran, Movielitas menilai Halle Berry yang berperan sebagai petarung MMA, cukup bagus. Di antara semua pemain, Halle Berry pastinya yang menonjol baik penampilan fisik maupun akting. Overall, Movielitas menilai film drama olahraga ini kurang maksimal sebagai keseluruhan. Baik alur cerita dan konflik yang disajikanbelum istimewa sekali. Hanya saja untuk karya Halle Berry sebagai pemain-sutradara sekaligus, cukup bagus. Satu lagi, sisipan adegan

Pintu Menuju Aset Masa Depan

Postingan ini dibuat berdasarkan kisah nyata (Photo : pixabay.com) Kalau dulu, Movielitas memiliki hobi nonton film terasa sekali perubahan dari jaman ke jaman. Karena Movielitas lahir dan besar di era pra milenial, pastinya sumber daya film hanya dari bioskop. Lalu berkembang menjadi VCD, Movielitas menikmati sekali jaman tersebut. Era sewa-menyewa VCD yang penuh romansa. Kemudian era VCD bergeser menjadi era DVD diikuti dengan era Blu-Ray yang Movielitas saat itu tidak bisa mengikuti karena keterbatasan alat dan dana. Era 2005 ke atas, internet mulai merebak pelan dan terus berkembang pesat. Era film dalam bentuk fisik perlahan berubah menjadi bentuk digital. Saat itu, mendapatkan film harus penuh perjuangan dari satu warnet ke warnet lain, download yang dikejar waktu, dan sebagainya. Hingga saat ini, munculah era menonton film via layanan streaming. Non fisik. Internet pun tidak lagi menjadi barang mewah. Berbagai layanan streaming bisa dengan mudah didapat. Intinya, teknologi

Hilangnya seorang gadis Madeleine Mccann

Di suatu hari di bulan Desember 2021 yang kebetulan cerah hingga malam hari. Dikarenakan hal lain hal, Movielitas memilih untuk bolos kerja. Sembari mengisi waktu istirahat di rumah yang berisik, terbesit untuk membuka Netflix dan muncul keinginan untuk memulai kembali perjalanan menonton dokumenter yang sangat panjang yaitu The Disappearance of Madeleine Mccann. Kasus Madeleine Mccann sebenarnya sudah Movielitas ketahui dari beberapa vlog youtuber yang membahasnya. Hanya saja, pada waktu tersebut hanya sepintas saja. Dan kini berkesempatan untuk menonton versi dokumenter panjang dan mengulas cukup tajam.  Malam hari tanggal 03 Mei 2007, keluarga kecil asal Inggris yang berlibur ke Praira Da Luz, Portugal, yang seharusnya melewatkan waktu bersenang-senang malah tertimpa musibah. Keluarga pasangan Gerry dan Kate Mccann harus kehilangan putri kecil mereka bernama Madeleine. Kasus ini ternyata berbuntut panjang dan menggelembung besar saat itu. Menurut salah satu narasumber di dalam film

Lubang yang menyimpan kebenaran

Ekspektasi awalnya adalah bisa jadi bakal sekelas 4bia . Berusaha cari artikel terkaitnya, katanya sempat membuat heboh dunia netizen, masih katanya. Entah netizen mana. Tapi dari awal film sudah terasa "kaku". Terutama akting para pemainnya. Masuk ke dalam cerita, konfliknya lumayan menarik awalnya. Seputar lubang-melubang. Hanya orang "terpilih" yang bisa melihat "lubang" dan dalamnya "lubang". Semakin masuk ke dalam cerita, mulai terasa membosankan. Horor nya ternyata standard saja. Gabungan adegan kaget jumpscare plus audio menggemparkan dan riasan seram. Film ini di bagian akhir berusaha memberikan twist , yang menurut versi Movielitas tidak begitu mengenai sasaran. Kurang greget. Tidak memberi efek apa-apa yang berkesan. Overall, alur cerita film ini mudah dicerna. Hanya saja akting pemainnya kurang natural, style horor yang dipakai standard. Twist kurang maksimal. Di tengah film, Movielitas membayangkan bakal ada twist yang lumayan, mis

Antara kehilangan anak bertemu dengan kehilangan kepercayaan

Sebuah sajian cerita yang datang dari negara Jerman. Berkisah tentang 5 orang pria yang melakukan kegiatan alam menyusuri perhutanan rimba. Entah darimana asal muasal penyebabnya, kehadiran lima orang pria ini diusik oleh penembak gelap yang tanpa alasan jelas memburu dan menembak lima pria ini. Dari plot konflik dasar itu, film ini berjalan pelan pelan menarik. Tapi, begitu semakin ke dalam dan cerita semakin melebar, film ini menjadi kurang menarik lagi. Konflik terpecah di tengah film dimana harusnya menjadi cerita survival dibumbui dengan konflik kehilangan kepercayaan dan kehilangan anak.  Dari awal film ini jelas memancing ingatan Movielitas ke film yang berjudul sama, Prey . Hanya bedanya di film itu, berkisah tentang survival dari serangan hewan buas. Di sisi lain pernah ada film yang bergaya hampir mirip dengan disini yaitu The Ritual yang berkisah tentang sekawan pria yang melakukan kegiatan penyusuran hutan rimba kemudian diserang oleh pihak tak dikenal. Hanya saja berbeda