Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

Sebelum 1 Oktober...

Nama Jason Statham menjadi alasan utama dari film ini. Kalau dirasakan sepertinya Jason berusaha untuk bermain romantis. Disini Jason memerankan karakter Joey Jones, mantan pasukan marinir yang kehilangan hidupnya, kehilangan kasih keluarga dan hidup menggelandang di London. Dengan "semangat" setengah Robin Hood, Joey melakukan pekerjaan kasar demi mencari uang. Dan mencari pelaku pembunuh Isabel (yang penulis sendiri kurang begitu paham posisi karakter Isabel di sini). Kisah Joey dipasangkan dengan kisah biarawati, Cristina, yang juga memiliki masa lalu kelabu. Dan, seperti bisa ditebak, antara Joey dan Cristina kemudian saling sayang. Template ceritanya biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Alur ceritanya diaduk antara drama dan aksi laga Jason bermain beladiri. Keseluruhan, biasa saja. Redemption (2013) - 6/10

Pemerkosaan di dalam militer

Kesan pertama yang muncul ketika menyimak film ini adalah terlalu rumit. Konfliknya sederhana, seorang putri jenderal meninggal secara misterius. Untuk mencari siapa pembunuh sang putri jenderal ini harus melalui jalan berliku. Tak hanya berlika-liku tapi juga banyak karakter yang dilibatkan yang membuat harus ekstra mengingat. Keseluruhan, penampilan Travolta cukup lumayan. Hanya soal konflik sederhana dengan pengembangannya yang terlalu berbelit membuat film ini terasa datar dan biasa. Pesan yang terkandung di film ini menurut versi penulis adalah tentang emansipasi posisi wanita di dalam militer. The General's Daughter (1999) - 6/10

Cerita dari film Filth

Sebentar...ranking poin-nya 7? Wah, mungkin karena terlalu sibuk dengan handphone pas saat film diputar, akhirnya jadi storyless alias ga paham plot ceritanya. Bila diibaratkan ujian, film ini seperti ujian kimia dengan penghitungan ala aljabar sekaligus esay biologi dan sosiologi. Ada seorang polisi. Yang tabiat dan perilakunya seharusnya tidak dilakukan oleh seorang penegak keadilan. Sepertinya karakter polisi Robbo ini memiliki masa lalu kehilangan anak-istri, karena ada beberapa adegan menampilkan kemunculan arwah anak kecil berwajah menyeramkan. Tapi, tidak ada nuansa horor sama sekali, bahkan...di ending justru sangat "cerah" dengan kartun dan lagu pop. Karakter polisi Robbo ini juga memiliki kelainanan terutama di bidang halusinasi. Dan juga memiliki nafsu yang cukup besar... Konfliknya di awal adalah sebuah pembunuhan seorang Jepang, namun semakin ke dalam....kehilangan kaitan cerita, jadi tak jelas dengan kasus pembunuhan seorang Jepang

Reinkarnasi legenda cinta Gasper dan Dona

Kalau diartikan secara bebas, Monsoon adalah sebuah istilah tentang cuaca ekstrim yaitu angin dan hujan. Film ini tidaklah menceritakan tentang sebuah iklim, melainkan tentang sebuah legenda percintaan terlarang pada jaman Vasco Da Gama yang terjadi ditengah-tengah iklim monsoon di Goa, India. Konfliknya adalah ketika legenda itu terulang kembali di jaman modern. Sang pria bereinkarnasi menjadi turis Amerika dan sang Film ini menggunakan kekuatan judul Kamasutra 2 untuk menarik perhatian. Tapi bila dibandingkan dengan Kamasutra yang pertama , hasilnya sangat-sangat jauh berbeda. Yang terjadi disini adalah sebuah sajian film dengan alur cerita yang kaku. Akting para pendukung cerita masih kaku. Aksi laganya, sangat kaku. Selipan kecil adegan dewasanya, tidak menarik. Keseluruhan, kualitas kurang menarik. Monsoon (2001) - 4/10

Mata-mata Korea

Film Korea kali ini menampilkan drama aksi dicampur dengan rasa komedi. Berkisah tentang pihak yang berusaha mengambil kesempatan memperburuk kemelut Korea Utara dan Selatan. Untuk menangani pihak tak bertanggung jawab tersebut, Korea Selatan mengutus seorang agen rahasia. Sisi komedinya seputar agen rahasia yang menyembunyikan identitas profesinya di depan sang istri. Tidak terlalu kocak, tapi lumayan menghibur. Sisi konflik terorisme yang berusaha memperkeruh Korea Utara-Selatan, ini yang sedikit berat dicerna. Terlalu luas dan sulit. Ruwet. Kurang simple. Apalagi dicampur dengan komedi antara istri agen rahasia dengan target teroris. Bingung. Sisi aksi laganya, lebih banyak menampilkan adu tembak daripada aksi bela diri khas Korea. Lumayan dengan permainan visual ledakan dan aksi laga di ketinggian, tapi tetap saja rasanya ada yang kurang bila film aksi laga Korea tidak memasukkan unsur khas aksi beladiri Korea yang "bersih dan rapi". Keseluruhan,

Niat mulia sebagai umpan menangkap "barracuda"

Sebuah karya terakhir dari aktor Philip Seymour Hoffman. Penulis lebih menikmati faktor Philip ini. Karena ceritanya menurut penulis cukup berat. Secara sederhana, penulis hanya mampu menangkap inti cerita film ini adalah seputar indikasi terorisme. Untuk mengungkapkan kebenaran indikasi tersebut, pihak Jerman memakai sebuah umpan seorang pengungsi. Konfliknya berat. Terlalu lebar dengan "berputar-putar" di sekeliling niatan Issa Karpov (sang pengungsi dari Chechnya) untuk membagi harta warisan ayahnya ke dalam bentuk donasi sosial (charity). Dan, yang membuat semakin berat adalah bagian endingnya. Keseluruhan, suasana film seperti "terbawa" oleh gaya akting Philip. Kalem. Slow. Akting Philip sendiri tidak perlu diragukan, hanya terbentur pada "berat" nya plot cerita. A Most Wanted Man (2014) - 6/10

Kisah manis sahabat sejati

Great movie here... Film drama tentang persahabatan dua polisi. Yaitu Brian dan Mike. Yang menarik disini, gaya pengambilan gambarnya yang seolah "real time". Karena diceritakan Brian sedang kecanduan video selfie atau merekam diri sendiri berikut juga kegiatannya sebagai polisi. Plot ceritanya sederhana saja, lebih fokus pada kegiatan sehari-hari duo polisi. Baik sebagai polisi juga kehidupan pribadi mereka. Hanya saja sebagian besar ada pada kegiatan mereka sebagai polisi. Konflik yang dihadirkan bermula ketika Brian dan Mike sedang bertugas patroli dan menangkap salah seorang anggota kartel Meksiko. Menurut penulis, konflik nya ada pada perseteruan polisi dan penjahat Meksiko. Tapi, "sayangnya" meski tanpa ada konflik tersebut, film ini sudah cukup menarik dengan chemistry antara Jake Gyllenhaal dan Michael Pena yang saling bermain apik dan kompak. Sisi persahabatan ditampilkan dengan gaya dan alur yang baik. Bagi penulis, sisi emosi

Yang bangkit dari kubur....

Sebuah sajian cerita yang awalnya terasa seperti drama. Kisah dibuka dengan cerita suasana duka di kediaman keluarga Slocum. Seorang gadis bernama Beth Slocum telah meninggal dunia. Suasana drama kemudian berubah menjadi misteri ketika diceritakan bahwa Beth "hidup" kembali alias bangkit dari kubur dan kembali pulang. Sayangnya, suasana yang dimaksudkan untuk horor ternyata kurang daya. Suasana cerita masih terasa seperti film drama. Rasa horor kemudian "dipertegas" dengan tampilan make-up menyeramkan serta memunculkan zombie demi zombie untuk lebih mempertegas bahwa film ini film horor yang berusaha dicampur komedi. Keseluruhan, plot ceritanya kurang terasa menarik. Baik sisi drama nya maupun horornya. Life After Beth (2014) - 5/10

Pertarungan demi peta harta karun

Plot cerita film ini sebenarnya sangat sederhana, apalagi sudah dibantu dengan judul film. Tentunya bakal ada sajian 3 kisah karakter utama di dalamnya yaitu Yang Baik, Yang Jahat, dan Yang Aneh. Mereka bertiga ini saling memperebutkan sebuah peta. Sebuah peta yang menuntun pada lokasi harta karun. Sepanjang penulis menyimak jalan ceritanya, banyak yang menarik di sini. Pertama opening, muncul logo "Mata". Penulis kurang begitu mengingat nama perusahaannya, hanya beberapa kali penulis ingat logo tersebut muncul di beberapa film Mel Gibson. Artinya, ada "campur tangan" Hollywood di film ini. Kedua, masih di pembukaan film, ada adegan megah yaitu sebuah rel kereta api tunggal di tengah-tengah hamparan padang gurun. Wow! Indah sekali. Berikutnya, sebuah lagu western (koboi) dengan citarasa Korea dimainkan. Dan memang film ini terasa seperti film Koboi ala Korea. Ada 3 bintang besar, dan penulis masih bisa mengingat mereka, yaitu Song Kang Ho sebag

Pembalasan para penari lapangan

Cheerleader adalah para penggembira di lapangan. Cantik, seksi, dan lincah menari. Biasanya mereka dihadirkan untuk memeriahkan sebuah pertandingan sekaligus menyegarkan suasana pertandingan. Karena judulnya mengandung unsur "Die" dugaan awal adalah bergenre horor. Dan, memang hasilnya horor. Lebih tepatnya, horor seksi. Hanya seksi, tidak vulgar. Konfliknya seputar balas dendam para cheerleader kepada seorang atlet yang melecehkan mereka. Plot ceritanya lebih banyak pamer keseksian. Berani unjuk keseksian. Di satu sisi "menyegarkan" di sisi lain datar. Tidak ada yang istimewa dari segi horor maupun alur cerita. All Cheerleader Die (2013) - 6/10

Dido

Lumayan menghibur. Tidak terlalu kocak, tapi cukup cerah menikmati komedi tentang pria menjadi wanita dan sebaliknya. Berkisah tentang perseturan antara dua remaja, laki dan perempuan. Mereka hidup bertetangga namun berbeda gaya hidup. Suatu hari, di sebuah museum, mereka bersitegang dan ..... Yang menarik adalah Now this looks like a job for me so everybody just follow me 'Cause we need a little controversy, 'Cause it feels so empty without me Tentu saja Eminem!! Meski cuma secuil tapi adegan dengan lagu Emin3m ini adalah bagian terbaik (versi penulis) Lainnya yang menarik adalah produsernya ternyata Elton John! It's A Boy Girl Thing (2006) - 6/10

Hitam putih kehidupan Frances Ha

Kesan pertama setelah film ini dimulai adalah, klasik. Klasik karena hitam putih. Lalu, ada karakter Sophie yang ditampilkan dengan gaya fashion klasik pula, terutama pada pemakaian aksesoris kacamatanya. Kemudian, anggapan klasik tersebut ternyata keliru karena ketika masuk ke dalam lagi, ada adegan Frances sedang bermain laptop.... Pemandangan yang membingungkan di atas memang "menganggu". Tapi, bagaimanapun juga bisa dikatakan unik. Kreatif. Tapi, sayangnya, lagi-lagi selera memiliki porsi besar dalam menikmati film ini. Menurut sumber rating, film ini mendapatkan poin yang cukup bagus. Di atas 7. Bagi penulis, point film yang sudah mencapai 7, umumnya bagus. Tapi, disini penulis kurang bisa mendapatkan mood tepat dalam mengikuti plot ceritanya. Berkisah seputar petualangan Frances yang berprofesi sebagai dancer, hidup berpindah-pindah dari satu apartemen ke apartemen lain. Konfliknya bukan seputar bagaimana bertahan hidup, tapi juga konflik sosial per

Pembelaan sang Butcher Boy

Setiap film biasanya memiliki dua sisi. Ada sisi menarik dan tidak menarik. Seperti kisah disini. Berkisah tentang misteri pembunuhan seorang uskup. Bagian yang kontroversial adalah motif di balik pembunuhan seorang pemuka agama tersebut. Seorang tersangka berhasil diciduk dan diyakini sebagai tersangka tunggal namun menurut kesaksiannya justru ada orang ketiga yang melakukannya. Yang menarik disini adalah pertemuan para aktor aktris kawakan yang aktingnya tak perlu diragukan. Richard Gere, Edward Norton, Laura Linney, dan Frances McDormand. Yang kurang menarik bagi penulis adalah tema bahasan hukumnya. Maklum, sistem hukum, (terutama di sesi pengadilan), di Amerika berbeda dengan lokal. Dari sisi ceritanya, tidak dangkal. Mengejar sang pembunuh tidak sulit karena sudah di depan mata, namun pencarian motifnya serta pembuktiannya yang berlika-liku panjang. Keseluruhan, film ini cocok bagi pecinta kisah misteri kriminal. Primal Fear (1996) - 6/10

Kisah panas Abe Sada

Warning 18++!! Sebelumnya penulis kurang tahu siapakah Abe Sada / Sada Abe . Melalui film ini, barulah penulis tahu Abe Sada sendiri ternyata memiliki sejarah kontroversial di era 1930an. Abe Sada diceritakan sebagai wanita di dunia prostitusi yang jatuh hati kepada Kichizo Ishida. Yang membuat kontroversial adalah tindakan gila Abe Sada yang memotong alat vital Kichizo. Karena latar belakang Abe Sada dekat dengan dunia prostitusi, maka tak heran bila film ini juga dipenuhi dengan deretan adegan intim yang bukan untuk kalangan bawah umur dengan jiwa labil. Sepanjang film banyak sekali adegan vulgar yang mengumbar erotisme silih berganti antara karakter Abe Sada dan kegilaan nafsu Kichizo dalam bercinta. Keseluruhan, film klasik ini lebih mengeksploitasi kisah intim Abe Sada daripada kasus kontroversial-nya. Jadi, perlu "hati-hati" bila menonton film ini bila tidak ingin "terbakar"... In The Realm Of Senses (1976) - 6/10  

Sisi gelap seorang Kevin Khatchadourian

Paling menonjol dari film ini adalah kualitas akting para pemainnya. Terutama pada karakter utamanya, Eva, dan tentu saja karakter Kevin. Suasana film, khususnya di bagian awal, sangat dipengaruhi oleh akting Tilda Swinton. Sendu. Muram. Tertekan. Penulis lebih menyukai gaya young Kevin disini. Adalah Jesper Newell yang bermain "sadis" dengan tatapan matanya serta gemar memusuhi ibunya sendiri. Secara keseluruhan, film ini seperti mengajak penonton untuk berada di sisi psikologis dari sang ibu (Eva) yang memiliki seorang putra tanpa sebab selalu memiliki perasaan memusuhi. Meskipun begitu, bukan berarti pemeran Kevin remaja, Ezra Miller, bermain buruk. Sama-sama bermain apik dalam memanaskan hawa cerita dengan menyebarkan tatapan sadis. Tapi, yang membuat kagum tentu saja soal usia, dimana usia aktor cilik Jesper masih jauh di bawah usia Ezra. Namun, soal kualitas akting horor, ternyata tak kalah bagusnya. Dan, hasilnya film ini melahirkan nuansa horo

Something alien...

Elemen yang ada film ini, monster, pemandangan alam yang fantastis, dan komedi. Berkisah tentang monster laut yang mendatangi sebuah kota kecil yang sangat indah alamnya. Fantastis. Boleh dikatakan film ini terasa berusaha untuk menjadi film horor-monster sekaligus dicampur dengan rasa komedi. Setidaknya itu kesan yang tertangkap. Horornya otomatis biasa saja, begitu juga dengan komedinya. Tapi, untuk urusan penampilan monster-nya, digarap dengan cukup apik dan halus. Keseluruhan, biasa. Belum ada yang istimewa kecuali pemandangan alamnya. Grabbers (2012) - 6/10

Kisah dramatisasi Andrea Gail menantang badai

Yang menarik dari film garapan sutradara Wolfgang Petersen ini adalah tag based on true story -nya. Berkisah tentang 6 orang nelayan yang menantang badai dalam perjalanan pulang sehabis mencari ikan di samudera. Menurut judulnya, konflik utamanya tentu saja tentang bencana badai di tengah samudera. Akan tetapi, durasi menuju konflik utama terasa terlalu dipanjangkan dengan beragam kisah konflik personal anak buah Billy Tyne. Bahkan, bila penulis perhatikan, konflik para personal awak kapal Andres Gail ini ditampilkan separuh lebih dari durasi utuh film. Untuk babak utamanya, tampilannya cukup baik. Setidaknya mampu mengolah cerita dengan detail badai yang seperti nyata. Dan momen terbaik bagi penulis adalah momen ending -nya. Menurut data, tidak ada yang selamat dalam tragedi The Perfect Storm di Tahun 1991. Apa yang terjadi di darat mungkin bisa dikatakan memang demikian nyatanya, tapi bagaimana dengan kisah yang terjadi di kapal selama perjalanan? Bukankah tidak

Apocalypse Caplounge

Sajian dari Perancis yang berusaha mengangkat gabungan antara komedi dan horor. Komedinya biasa saja. Tidak terlalu lucu, kadang terasa kaku. Horor nya tidak terasa menyeramkan. Seputar dunia zombie yang mengepung sebuah kota di Perancis. Yang menarik teknik efek komputerisasi-nya. Ending-nya memakai gaya kolosal di stadion namun sedikit aneh - janggal melihat para zombie yang diajak bermain sepakbola. Keseluruhan, kurang menarik. Goal Of The Dead (2014) - 5/10

Sejuta masalah dibalik daging burger

Salah ekspektasi. Tidak seperti yang penulis bayangkan tentang judulnya. Dalam bayangan awal, menduga film ini akan bercerita tentang kisah sebuah toko yang menjual makanan cepat saji ala barat yang bisa menggugah selera makan menjadi bergairah. Ternyata keliru. Film ini menceritakan rantai sejuta masalah dibalik sajian makanan cepat saji ala barat. Dibalik sebuah kesuksesan brand fast food ada sejuta masalah. Di film ini mengambil brand Mickey's Burger yang memiliki paket produk sukses Big One. Dimulai dari kualitas salah satu bahan makanan (daging) di salah satu outlet nya yang dikabarkan kurang sehat hingga kualitas pelayanannya juga "menyeramkan". Lalu, dimana daging itu diolah pun juga ternyata "bermasalah" sekaligus juga menyeramkan di area killing field . Diperlihatkan secara dramatis di bagian ending , secuil proses bagaimana sapi disembelih dengan tenaga manusia dan mesin. Tidak berhenti sampai disitu, dibalik tenaga para "

Surga bulan madu tanpa sebuah ikatan

Ada sajian istimewa dari Korea. Sebuah sajian manis yang anti mainstream dengan kenyataan. Kencan-Buta. Sepertinya program kencan buta mungkin hal yang biasa bagi kebanyakan. Disini disajikan dengan manis, minimalis, dan indah. ( Warning 18++! Scene ) Bulan madu pra nikah. Disinilah konflik utama film ini. Dimana umumnya indahnya bulan madu dirasakan pasangn setelah menikah. Tapi tidak begitu yang dirasakan oleh pasangan Joon-Young dan Yeon-Hee ini. Mereka merasakan "bulan madu" tanpa sebuah ikatan pernikahan. Uniknya adalah ramuan kisah bulan madu yang di dunia nyata dianggap "terlarang" ini dapat ditampilkan dengan nada kalem, sepi. Persis seperti karakter pria Joon-Young yang kalem menikmati hubungan panas asmara dengan si cantik Yeon-Hee. Ketika konflik kedua dikeluarkan, irama cerita masih kalem. Joon Young ditinggal menikah oleh Yeon-Hee dengan pria lain. Tak ada konflik keributan yang terjadi. Justru yang ada malah sebuah kisah cinta ber

Misteri sehari sebelum ulang tahun ke 16

Pertama kali mengenal Abigail Breslin di film Definitely,Maybe . Di film itu, Abigail masih anak-anak dan imut. Lincah. Duel aktingnya dengan aktor Ryan Renolds tidak kalah, tapi di film tersebut Abigail tentu saja harus berbagi porsi. Sedangkan disini, Abigail mendapat porsi utama. Di bagian awal, film ini sebenarnya menarik. Suasana horor ditunjang dengan latar belakang rumah tua yang jauh dari pemukiman dan dikelilingi kabut. Cerita horornya dimulai dengan konflik keanehan yang dialami karakter Lisa Johnson dalam menjalani hari sebelum ulang tahunnya yang ke 16. Gaya horornya, standard. Masih memakai gaya "adegan kejut tiba-tiba" saja. Horor menjadi kurang menarik ketika memasuki babak lompat dimensi ruang-waktu. Sebelumnya setting film berada di era tahun 80an "tiba-tiba" meloncat ke era teknologi Ipad. Konfliknya bila penulis artikan seseorang yang hidup tahun 80an berusaha menolong mereka yang hidup di era Ipad. Lewat mimpi. Aneh. Dan, se

Agen rahasia jaman kerajaan

Kalau sekedar hiburan semata, film ini cukup menghibur dengan aksi "tak berdosa" ala Stephen Chow. Inti ceritanya, tidak ada yang serius. Semua serba bercanda. Memakai gaya cerita James Bond tapi dengan setting jaman kerajaan Cina jaman dulu kala. Keseluruhan, tak ada yang serius di sini. Hiburan semata melihat aksi kocak Stephen Chow yang kali ini minus partner kocak Ng Man Tat. Forbidden City Cop (1996) - 6/10

Segitiga cinta berujung maut

Ada 3 karakter utama disini. Dennis, striker sepakbola yang punya pacar artis. Mike, teman Dennis yang menyukai Missy. Missy, yang sedang hamil dari hubungannya dengan Dennis. Karena kecewa dicampakkan oleh Dennis, Missy merencanakan sebuah permainan Truth Or Dare yang berujung pada kematiannya sendiri. Perputaran cerita memakai gaya interogasi di kantor polisi yang kemudian dijabarkan dengan flashback. Sesuai dengan judul film, keterangan para saksi kematian Missy berlainan satu sama lain. Jelas, yang diharapkan oleh film ini adalah sebuah twist yang manis. Sayangnya, tidak tersampaikan. Bagi penulis, plot cerita menggunakan rangkaian moment flashback seperti biasa saja. Olahan cerita misteri kematian Missy kurang kuat. Kadang membingungkan. Terlalu mengumbar kecantikan dan keseksian semata. Liars All (2012) - 6/10

Rahasia tentang apa yang diciptakan Tuhan di hari ketujuh

Yang membuat betah menonton film ini buat penulis adalah faktor karakter Choi Mi-mi nya. Imut nya pakai sekali... Dari segi jalan cerita, unik tapi membingungkan makna dan tujuan ceritanya. Kalau sekedar memecah belah plot cerita menjadi beberapa bagian kecil secara acak kemudian digabungkan, tak masalah. Tapi disini, terlalu melebar. Sedikit membingungkan. Banyak karakter yang dimunculkan. Kemudian satu per satu diurai dan ditunjukkan keterkaitannya, tapi terlalu banyak. Berat untuk menggabungkan beberapa cerita para karakter menjadi satu kesatuan. Bahkan ada plot cerita di alam surga, hingga memunculkan karakter God segala. Alhasil, sepanjang film cuma lebih menikmati penampilan manis karakter Choi Mi-mi saja. Alur ceritanya kurang fokus. Bumbu komedinya, hampir terasa tapi hanya sejenak saja karena nuansa film berubah menjadi serius. Mungkin saja, daya tangkap penulis yang agak cekak. Perlu lebih dari dua kali menikmati jalan cerita film ini. Romantic Heaven (

Dendam sang guru

Kalau diperhatikan, gaya plot ceritanya sudah umum. Kalau suka dengan film ala Scream , melihat film ini mungkin sudah biasa. Kurang lebih pakem skema nya sama. Sebuah pembunuhan dilakukan oleh sesosok misterius. Sasaran pembunuh disini adalah para gadis remaja yang masih perawan. Alur ceritanya, menyimpan twist siapa pelakunya, kemudian satu per satu tokoh "dihabisi" secara sadis berdarah-darah. Dihiasi adegan seksi sedikit. Histeria. Kemudian, di klimaks kan dengan pembukaan rahasia pelaku. Selesai. Cherry Falls (2000) - 6/10

Pembuktian diri sang bintang yang meredup

Menurut sebuah sumber, film ini diganjar dengan nilai menarik. Tapi, ada kesalahan persepsi saat penulis melihat judul maupun covernya, kesan pertama bakal ada sajian film superhero yang bakal menjadi saingan Batman, Superman, atau DareDevil. Ternyata keliru. Film ini bukan film superhero. Plot ceritanya tentang seorang aktor yang meredup dan menghadapi kenyataan tentang karir-nya di pentas teater. Versi penulis sebagai orang awam tentang dunia teater adalah pentas cerita dengan penyampaian plot, bahasa, pesan, dengan seni akting yang dalam. Penuh simbol dan filosofi. Setidaknya itu menurut penulis. Begitu juga demikian dengan plot cerita di film ini. Kesannya dalam. Entah karena faktor subtitlenya atau memang alur ceritanya yang dalam. Yang pasti film ini masuk kategori berat buat penulis. Plot nya unik. Konfliknya "rumit", dan penulis hanya bisa menyederhanakan tentang kegalauan seorang aktor yang memasuki masa meredup bintangnya. Namun, ada beberapa hal ya

Antara hidup dan mati di atas papan permainan baduk

Sebuah film drama dicampur aksi laga dari Korea. Berlatar belakang tentang sebuah permainan baduk atau GO yang level permainannya tidak hanya dengan taruhan uang tapi juga nyawa. Soal permainan baduk atau GO ini menjadi nilai minus film ini, setidaknya buat penulis. Karena, tentu saja film ini akan lebih mudah dicerna apabila mengetahui permainan baduk itu sendiri. Plot cerita film ini sebenarnya mudah saja. Balas dendam. Saling tusuk-menusuk antara karakter baik dan yang jahat. Yang dulu ditusuk, kemudian menuntut balas dengan menusuk. Hanya saja, sesi pembalasan di sini, terasa kurang natural. Terlalu dibuat "megah" untuk sebuah pembalasan. Bagi penulis, akan lebih dramatis bila pembalasan dilakukan oleh seorang diri tanpa melibatkan tim. Yang menjadi nilai plus film ini, aksi laganya. Masih tetap terkesima menikmati aksi laga khas Korea, yang memiliki ciri khas " bersih, rapi, dan cepat ". Karakter yang menonjol buat penulis adalah Lee

Menawan aktor menawan

Kalau boleh dibilang, ini film merupakan solo project milik Ryan Phillipe, dimana Ryan berdiri sebagai producer, writer, director, sekaligus pemain. Temanya tentang aktor Hollywood yang diculik. Keseluruhan, ketegangan dan sisi misteri penculikannya masih terasa kurang daya untuk menarik. Alur cerita berjalan datar saja. Catch Hell (2014) - 6/10

Masa jaya gangster Korea

Film Korea kali ini rupanya sedikit berat. Kisah yang diangkat seputar kriminalitas yang mewabah akibat ulah komplotan gangster. Dan, pemerintah bertindak tegas dengan memberi perlawanan keras. Fokus film ini, se-penangkap-an penulis, fokus pada karakter Choi Ik Yun, seorang petugas polisi kepabeanan atau kalau di lokal Bea Cukai. Sebagai polisi bea cukai, Choi Ik Yun ini digambarkan sering menerima uang suap. Kiprahnya tersebut membawa Choi berkenalan dengan sanak saudara-nya sendiri yang berkarier di dunia gangster. Settingan alur ceritanya, maju-mundur. Yang bisa penulis tangkap, sepak terjang Choi Ik Yun di dunia gangster seperti berpindah-pindah tempat. Ini yang membuat berat. Agak sedikit sulit menangkap maksud ceritanya. Yang bisa penulis sederhanakan adalah Choi Ik Yun berkarir di dunia gangster karena lebih menjanjikan sisi ekonomisnya. Tapi, ada beberapa poin yang cukup menonjol dari film ini. Antara lain momen pukul-memukulnya. Hingga sekarang masih tetap pe