Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Kisah dua cinta dibalik bunga matahari

Film ini menawarkan sebuah drama dilema cinta. Konfliknya cukup berbobot, konflik dilema saling "menyerang" dalam kisah cinta-nya. Dimana ada dua karakter pria yang saling berlawanan, satu baik dan satu jahat. Satu polisi dan satu pembunuh bayaran. Dan kedua pria ini mencintai wanita yang sama. Alur ceritanya berliku. Menarik sebenarnya tergantung selera masing-masing. Bagi penulis sendiri, power drama film Korea ini termasuk skala biasa. Konflik cintanya juga masih biasa. Tak ada yang istimewa. Salah satu yang menjadi alasan memilih film ini adalah nama besar aktris cantik Jun Ji Hyun. Hanya saja, penulis lebih suka menyaksikan penampilan Jun Ji Hyun ini dalam tema yang dicampuri dengan rasa komedi. Romantis dengan citarasa komedi atau aksi laga yang juga ditaburi komedi sepertinya lebih terasa menarik daripada drama serius seperti disini. Daisy (2006) - 6/10

Niat jahat yang diselundupkan

Film Korea kali ini, masih biasa saja. Justru "terlalu memberatkan". Alur ceritanya memakai gaya lempar banyak karakter dengan masing-masing cerita yang bakal digandeng menjadi satu. Konflik "jual beli" organ di dalam kapal antara Cina-Korea yang ditampilkan, buat penulis terlalu "lebar" dan sedikit membingungkan. Suasana tegang yang ingin disajikan pun kurang begitu tertangkap. Twist yang dihadirkan, mengejutkan namun tidak berfungsi kuat membuat cerita menjadi menarik. The Traffickers (2012) - 6/10

Aroma kisah klasik yang terlalu manis untuk dilupakan

Sedia tisue? Satu lagi film melodramatis romantis favorit dari Korea. Ramuan kisah klasiknya benar-benar manis legit "menampar" kanan-kiri. Yang membuat menarik dari film romantis ini adalah melempar sebuah cerita bercabang dan akhirnya bermuara dengan indah. Bercabang karena film berjalan dalam dua kisah, yaitu kisah klasik dan masa kini. Grafik cerita dimulai dengan rasa komedi romantis. Komedi kecil ditabur halus lalu diaduk dengan kisah cinta malu-malu. Yang kemudian dipanaskan dengan tawa tangis haru merasakan cinta yang kandas di derai hujan. Adalah Joo Hee seorang putri pejabat yang jatuh hati pada seorang pemuda biasa, Joo Ha. Cinta mereka sangat manis. Yang membuat manis adalah pengorbanan Joo Ha yang rela melepas harapan cintanya dan berkorban jiwa raga mata sekaligus hati remuk redam demi kebahagiaan sahabatnya dan Joo Hee. Tidak habis disitu, cerita lainnya adalah ketika takdir Joo Ha akhirnya "menimpa" anak Joo He yaitu Ji Hye.

Masa penghapusan kehidupan alam semesta

Dari judulnya tentu saja kita bisa menebak konten cerita yang akan disajikan adalah seputar kisah religi Nabi Nuh. Pada jaman masih religius dulu, penulis cukup sering mendengar kisah religi tentang Nabi Nuh dan bahteranya. Dan, kisah itu "tertanam" hingga saat ini. Tentu saja, menikmati jalan cerita film ini, pastinya akan ada perbandingan dengan kesan kisah Nabi Nuh yang pernah penulis dengar dan baca dengan kisah Nuh versi film garapan sutradara Darren Aronofsky ini. Kesan yang penulis tangkap sepanjang film : - Di bagian awal, terasa modern bahkan futuristik. Semakin ke dalam, semakin "penuh" dengan kecanggihan animasi. - Salah satunya adalah karakter Sang Penjaga atau Fallen Angels yang terbentuk dari batu. Sekilas terasa berada di jaman Transformer . - Fashion para pemeran kisah jaman nabi, terkesan modern. Mereka terlihat memakai baju. Bayangan penulis untuk jaman dulu identik dengan kostum jubah atau kurang lebih seperti grup Gregori

Kenangan untuk masa depan

Dari permulaan, blog ini hanya untuk personal atau dokumen pribadi seputar ke-suka-an menonton film. Konsep visi blog ini kurang lebihnya adalah "menulis poin penting" sesuai selera saja. (Pengalaman pribadi kalau diundang ke sebuah seminar, rapat, atau dulu pas jaman sekolah. Cuma bawa satu buku catatan / notes sekedar untuk corat-coret atau menulis yang penting saja dengan hiasan gambar-gambar tak berbakat. Tidak pakai kaidah penulisan EYD dan rumus menulis yang baik dan benar.) Alhasil, akhirnya yang sanggup membaca dan mengerti isi tulisan, ya si pelaku corat-coret. Untuk menyesuaikan dengan konsep visi, maka dipilih template ala buku diary yang bisa dicorat-coret dengan kesan dan pesan dari sajian film (bukan sinopsis). Konsep misi blog ini, diusahakan sebisanya tidak terbengkalai. Agar tidak terbengkalai, ya harus ada isinya. Simple. doku pribadi Sebelum ada blog ini, dulu pernah masuk ke sebuah grup penikmat film di facebook. Karena ada fa

Las Vegas kembali "memanggil" The Wolfpack

Di edisi kali yang ketiga ini, mulai ada perubahan gaya. Konsep cerita tak lagi memakai konsep pesta pra nikah dimana selalu berujung pada lupa ingatan dan gila-gilaan. Melainkan melanjutkan kisah yang sempat terputus pada jilid perdananya . Disini juga memakai amunisi baru untuk memberi warna meski secara komedinya tak berubah banyak, yaitu menambahkan Mellissa McCarthy menjadi pacar baru Alan. Alur ceritanya lebih fresh daripada jilid dua , memakai plot cerita seputar tindak tanduk Chow yang gemar mencari masalah sejak edisi perdana. Komedinya masih mengandalkan gaya lugu unik ala Zach dan stres tingkat dewa ala Stu. Keseluruhan, edisi ketiga film petualangan The Wolfpack ini lebih segar daripada edisi keduanya. Komedinya lebih terasa tebal. Paling suka dari film ini adalah momen terakhirnya.... Hangover III (2013)

Perjuangan keluar masuk penjara

Sebenarnya tema ide cerita dasarnya sudah lucu. Ada dua orang napi yang meniru The Shawsank kabur dari penjara dan sukses. Selama 6 tahun menggali tanah penjara dengan sebuah sendok. Namun, apa daya ketika mereka baru tahu justru akan menerima amnesti bebas? Terpaksa cari cara kembali lagi ke dalam penjara... Sayangnya, alur ceritanya gagal untuk lucu. Terutama yang sedikit annoying disini adalah "seringnya" adegan yang dilengkapi dengan teriak-teriakan histeria yang sepertinya berlebihan. Keseluruhan, biasa saja. Tak ada yang istimewa sekali di drama komedi Korea kali ini. Jail Breakers (2002) - 6/10

Die Hard on vacation

Kali ini, jilid kelima dari film aksi fenomenal bersama John McClane dengan Die Hard !! Film ini sebenarnya mudah saja, karena yang ditunggu tentu saja aksi laganya yang di episode sebelum-belumnya memang gila-gilaan. Kali ini, Rusia tepatnya Moscow menjadi lokasi John McClane melakukan aksi hingar bingar di tengah jam sibuk kota Moscow. Hasilnya? Lumayan untuk yang di Moscow. Segmen aksi laga selanjutnya terasa biasa. Kalau dari sudut aksi laganya terasa lumayan, meski tak seberapa mantab karena dicampur oleh drama ayah-anak. Entah kapan atau ada berapa yang pasti disini John "tiba-tiba" dipertemukan dengan anak lelakinya. Kalau di seri keempat , John bertemu dengan putri-nya. Konflik dramanya, tak bagus juga tak jelek. Standard. Biasa saja. Ada drama kriminalitas juga drama keluarga. Keseluruhan, film ini hanya sebagai pengantar obat rindu di sisa-sisa kejayaan John McClane. Tak bisa dipungkiri, bagaimanapun juga aksi laga film ini mau tak mau harus kom

Demonic transfered

Film yang sepertinya masih memakai gaya sukses horor semi dokumenter. Gaya yang dipakai adalah seperti dokumenter dan dibuat senyata mungkin layaknya reality show . Berkisah tentang seorang wanita Maria Rossi yang membunuh beberapa orang secara brutal di sebuah acara perkumpulan doa. Lalu, sekian tahun, sang anak, Isabella Rossi, mencoba mencari tahu ada apa di balik tragedi pembunuhan oleh ibunya... Horornya biasa saja. Sedikit kaku dan sedikit berlebihan. Semakin ke dalam baik horor maupun cerita dan konflik kerasukan yang ditampilkan semakin datar. The Devil Inside (2012) - 5/10

Berawal dari tas Sailormoon

Memang harus penulis akui kalau Korea jago membuat karya drama yang menarik. Di satu sisi terasa "berlebihan" dalam mendramatiskan suasana. Tapi, di sisi lain memang bagus. Seperti di film ini, racikan rasa drama mengharukan-nya sangat menarik. Jangan lupa menyiapkan tisue, karena mungkin akan ada banjir air mata ketika menyaksikan drama ayah-anak yang mengharukan disini. Sajian drama ayah dengan keterbelakangan mental dengan anak gadis ciliknya yang periang. Ada moment menarik yang membuat penulis "bingung" antara kocak dan harus minimal tersenyum dengan menahan setetes air mata. Moment balon zeppelin . Memang, membuat balon zeppelin di sebuah penjara terasa sedikit di luar logika, tapi karena ini film, maka "diterima" saja. Momen balon zeppelin ini, sangat menarik. Sajiannya benar-benar membuat bingung. Di satu sisi terasa lucu, rencana melarikan diri dengan balon udara ternyata gagal hanya karena tersangkut pagar. Di sisi lain, te

Sejuta topan badai bencana melanda

Bisa jadi karena faktor "umur", ketika menikmati film ini jadi terasa biasa saja. Faktor "umur" yang dimaksud adalah produksi dari film ini adalah tahun 2004, sedangkan kesempatan penulis bisa mendapatkan penulis ini kurang lebih 11 tahun kemudian. Plot cerita film ini biasa saja. Menceritakan bahwa alam bereaksi dengan pemanasan global. Dimulai dengan hujan es, angin topan, tornado, siraman hujan yang mengakibatkan banjir, sekaligus badai tsunami, lalu datang badai es. Silih berganti. Plot cerita film ini tidaklah baru. Konflik bencana kemudian disusupi dengan konflik percintaan juga sudah pernah ada. Momen kepahlawanan di detik-detik akhir atau momen "hampir saja" juga ikut dipasang. Dari sisi spesial efek-nya, memang lumayan. Cukup halus. Badai tsunami yang ditampilkan memang megah tapi agak aneh melihat kondisi perpustakaan nasional bisa selamat dari badai tsunami yang terlihat menyapu dengan ukuran raksasa. Kemudian, menyulap kota New

Dead Man Down

Jujur saja, ini film masuk kategori "berat". Entah lagi tak pas mood nya atau bagaimana, rasanya susah mengikuti alur ceritanya. Terasa lamban dan kurang powerfull. Yang bisa penulis tangkap kisah tentang penjahat jatuh cinta, segitu saja. Konfliknya tentu saja seputar cinta penjahat. Baik aksi maupun intrik yang disajikan terasa lemah dan berbelit. Perlu lebih dari sekali menyimak agar lebih bisa menangkap jalan ceritanya. Dead Man Down (2013) - 6/10

Di suatu titik 1700 mil dari Selat Sumatera

Sekali lagi mendapatkan film yang sangat berkualitas menarik . Patut dipuji. Dan, penulis suka film seperti ini, unik, simple tapi powerfull . Kalau dulu ada tag iklan rokok yang berbunyi cool-calm-confident , maka sepertinya cocok diberikan kepada film ini. Banyak yang unik dari cerita film ini. Adalah Robert Redford yang bermain tunggal sebagai old man and no-name . Tanpa lawan main. Monolog. Meski sendiripun, alur cerita tetap enak dinikmati. Tak perlu banyak konflik. Tak perlu mencari tahu mengapa karakter pria tua ini berlayar sendirian di lautan lepas. Tidak perlu pusing bertanya mengapa ada kapal yang kehilangan kontainer tanpa tahu. Tanpa sebab apa-apa cerita bergulir dengan sebuah tabrakan.... Hanya ikuti saja arus cerita sudah terasa menarik. Uniknya lagi, subtitle-nya cuma 17KB. Minim sekali. Karena memang hampir minim dialog. Narator opening, panggilan SOS, lalu umpatan sekali, dan teriakan minta tolong. Dengan semua kesederhanaan, film ini suda

Tragedi sunyi keluarga Fukushima

Di awal dituliskan bahwa film ini berdasarkan kejadian nyata yang terjadi di Tokyo. Dan, kalau memang benar demikian, maka entah apa yang ada di hati seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya. Berkisah tentang sebuah keluarga kecil baru saja pindah rumah. Seorang ibu muda dan 4 orang anak. Mereka menyewa sebuah apartemen sempit dan mungil. Seorang ibu dan empat anaknya. Mereka adalah keluarga Fukushima. Dari cerita bagaimana mereka masuk ke apartemen baru, memang meninggalkan misteri tersendiri. Apa yang terjadi dengan keluarga Fukushima ini sebelum pindah? Tidak diceritakan. Mereka masuk dan pindah ke apartemen baru dengan cara sembunyi-sembunyi. Adalah Akira, Kyoko, Shigeru, dan Yuki. Mereka berempat ini adalah anak dari seorang ibu (yang lagi-lagi menyimpan misteri tentang profesi-nya) bernama Keiko Fukushima. Yang menjadi konflik utama film ini adalah ketika Keiko memutuskan untuk meninggalkan anaknya. Tak hanya itu, Keiko juga melarang anaknya khususnya Shige

Ucapan khas "...jangan lupa oleh-olehnya.."

Saat kita berpergian (liburan) salah satu hal yang "wajib" dibawa kembali (khususnya bagi rekan atau tetangga) adalah buah tangan / oleh-oleh. Di kota ini, ada banyak oleh-oleh khas kota. Mulai dari apel, dari apel itu juga ada minuman sari apel, juga ada kripik apel, strudel, juga ada kripik tempe. Sayangnya, tidak bisa berkomentar banyak karena tidak pernah mencicipi. Tapi, dari sekian banyak oleh-oleh khas dari kota ini, ada satu yang pernah penulis cicipi langsung. Yaitu pia mangkok. Sumber : olx.co.id Soal sejarah mengapa disebut pia bisa dilihat di sini .Untuk harga, penulis tidak bisa update harga terbaru. Varian rasa, sepertinya lima rasa. Segi rasa, menurut penulis relatif karena setiap orang punya penilaian sendiri. Tapi kalau ditanya soal rasa favorit, bagi penulis rasa favorit adalah keju. Apalagi kalau dimakan sambil ngopi pada sore hari sembari menikmati film favorit wahhh ..... jangan ditanya, penulis saja belum pernah seperti itu... Sal

Berawal dari penolakan

Film ini memakai gaya jilid pertamanya . Tapi bila penulis harus memilih, penulis masih lebih menyukai jilid pertamanya yang jauh lebih "ramping" dan powerfull di sesi revenge -nya. Disini, terlalu kompleks dan berbelit. Proses revenge nya berbeda dengan jilid ke-satu yang ringkas, disini hingga entah berhari-hari lamanya menuju proses revenge . Berawal dari ingin tenar. Lalu berujung pada pelecehan. Tempat Kejadian Perkara ada di New York, namun entah bagaimana pembalasan dilakukan di Bulgaria....*!?/*:; Gayanya masih sama dengan yang pertama. Alur ceritanya juga sama, wanita yang tersendiri mengalami insiden pemerkosaan kemudian terpuruk jauh ke bawah batas penyiksaan, lalu kembali bangkit dan balas dendam. Konfliknya juga hanya disini terlalu berlebihan. Yang pertama jauh lebih natural. Segmen pembalasannya disini kurang powerfull dan terasa memaksa super sadis. Untuk karakter, disini dipasang jauh lebih banyak. Dan, untuk karakter wanita utama, di jil

Cinta dari bangku belakang

Pernah mengalami hal yang sama seperti karakter Cooverman disini? Karakter lelaki "tak terlihat" di sekolah yang jatuh cinta kepada seorang gadis cantik mungil nan seksi. Kalau pernah, berarti film ini mungkin akan cocok dinikmati. Berhubung penulis tak pernah mengalami hal seperti di film ini, tentu saja hanya datar-datar saja menikmati kekonyolan demi kekonyolan dalam film ini. Alur ceritanya sedikit kaku antara satu segmen ke segmen berikutnya. Kekonyolan yang ditampilkan datar dan kurang bisa menjadi lucu. Sisi drama maupun romantisnya terlalu berlebihan. I Love You Beth Cooper (2009) - 5/10

Kecemburuan yang memanggil iblis

Sebuah film dari negara Kolombia, yang bisa dikatakan diangkat dari kejadian nyata. Alur ceritanya berjalan dengan 3 karakter besar yang berjalan masing-masing dengan dunianya. Ada seorang pastur Ernesto yang sedang dibuai cinta. Ada seorang wanita miskin namun cantik, Paola, yang kemudian berubah menjadi kriminal, ironisnya kemudian diperkosa. Terakhir, ada karakter Eliseo yang merupakan pensiunan tentara yang kemudian beralih profesi menjadi guru bahasa inggris. Menurut versi penulis, kata judul Satanas disini berarti setan. Namun bukanlah setan yang digambarkan seperti dalam film horor, melainkan sisi iblis yang ada di hati manusia. Iblis tersebut kemudian digambarkan melalui kisah ketiga karakter di atas. Ada pastur jatuh cinta. Ada wanita yang memakai kecantikan serta kemolekan tubuhnya demi uang, dan ada seorang veteran tentara yang sedang terbakar cemburu buta lalu melakukan pembunuhan kolosal. Bagi penulis, film ini biasa saja. Tidak ada yang istimewa.

Mengusik tidurnya ancient alpha predator

Sebelumnya, sudah ada film dengan judul sama di tahun 1998. Dan, kali ini diremake dengan tampilan jauh lebih modern. Yang kurang pas bagi penulis adalah kehadiran monster lain yaitu Muto. Jadi, seolah, film ini hanya pertemuan dua monster lalu diadu dan "sibuk sendiri". Akhirnya karakter manusia disini jadi "terpinggirkan". Kehadiran karakter manusia akhirnya hanya jadi "penggembira" saja. Plot ceritanya biasa saja. Kemunculan Godzilla dan rekannya, memang megah. Permainan efek serta detail gambarnya pastinya bagus. Jika penulis memilih antara Godzilla tahun 1998 dan yang ini, penulis lebih suka gaya plot Godzilla 1998. Plot cerita lebih fokus karena Godzilla disini tanpa tandingan. Godzilla (2014) - 6/10

Terkepung oleh monster

Jadi begini...ada sebuah bar. Entah lokasinya. Di dalam bar itu dijejali dengan beraneka macam karakter. Mulai dari si tua si muda, anak, dewasa, jackass, joker, koboi, seksi, bitchy , naughty , bijaksana, motivator, lugu, belagu. Kemudian, tanpa sebab, muncul lah seekor makhluk yang menyerang secara brutal. Akhirnya mereka menjadi terkepung bersama-sama dalam indahnya kebersamaan... Alur ceritanya sudah biasa. Sangat umum sekali. Andalannya disini adalah keseksian wanita,namun sedikit porsinya, lalu kesadisan sang monster yang mampu membelah-belah tubuh, lalu muncratan darah kemana-mana. Dominasi background cerita sendiri berwarna merah, monsternya pun demikian. Pokoknya monster. Besar berlendir-lendir dan menakutkan. Konflik horor-nya tentu saja, menunggu siapa korban berikut, menanti kesadisan, paduan suara teriakan histeria, the last hero standing. Standard. Totally ... biasa saja. Feast (2005) - 5/10

Lost and alone in space

Megah. Nilai lebih film ini adalah kemegahan dalam kesederhanaan. Alur ceritanya simple. Konfliknya juga simple sekali. Kembali pulang. Namun, konflik antariksa yang dimunculkan tak hanya sederhana. Teknologi visual efek disini detailnya sangat halus, mewah, megah, indah. Visual efek yang ditampilkan mampu menciptakan kemegahan dalam kesunyian tiada batas di antariksa. Visual efek yang disajikan juga mampu menarik emosi kita ikut larut seolah-olah berada "dekat" serta ikut merasakan melayang berada di ketinggian jutaan kaki di atas langit. Menakutkan namun indah. Bukan hanya konfliknya yang simple, tapi juga para pemain pendukung. Sebagian besar alur cerita hanya menampilkan Sandra Bullock. Lalu bagian lain ada George Clooney. Tak perlu banyak pemain bintang macam-macam banyak gaya, cukup dua saja, namun sudah sangat "kena". Sebuah tampilan film yang ringan, simple, mahal, tetapi memberikan kesan dalam yang setimpal. Hebat. Luar bia

Nyali sang iblis yang bermain api dengan hati monster

Sebelum mendapatkan film ini, ekspektasi awalnya adalah horor. Ratingnya menarik, tanpa membaca sinopsis kanan-kiri. Tutup mata. Dan, dapat. Tonton. Kesan pertama yang muncul adalah mantab. Luar biasa . Dan, dua jempol untuk film Korea satu ini. Megah. Keras. Bila dilukiskan dengan musik maka film ini adalah Rockestra. Campuran antara jenis orkestra yang megah bermain melodi bersama dengan gitar cadas. Yang menarik disini adalah judul " aku melihat setan/iblis ". Dan, baru penulis sadari bahwa "iblis" disini bukanlah horor iblis jadi-jadian atau iblis dunia lain, melainkan sisi hitam yang terdapat di dalam dua karakter utama dalam film ini. Yang satu iblis dan yang lainnya adalah monster. Pertemuan antara iblis dan monster. Apa yang dilakukan oleh sang iblis disini memang kasar dan keras. Cadas. Sedangkan sebaliknya, karakter Soohyun, memainkan perannya sebagai monster dingin yang bermain The Hunting Game . Catch it released it. Catch it released i

Budak erotis

18++ Yang pasti selama durasi berjalan, banyak gangguan . Sebelumnya, ini bercerita tentang apa? Kurang paham jalan ceritanya. Aneh dan ajaib. Seorang wanita cantik memberi ajakan kepada seorang lelaki untuk bercinta dan direkam, tak hanya sekali tapi berkali-kali. Gratis pula. Aneh sekali, jaman sekarang malah gratis. Mungkin, di Jepang masih berlaku, tapi kalau lokal bakal mustahil. Subtitle-nya kacau balau. Membuat semakin pusing menikmati. Isinya serba "pokoknya harus begitu". Sedikit-sedikit intim. Bukannya senang dan girang, malah desahan kesakitan yang terlalu berlebihan - ciri khas film dewasa Jepang - dan dilengkapi menangis. Berbagai macam kreasi gaya dan posisi ditampilkan hingga memar-memar sampai diikat segala, aneh. Ya mungkin ditujukan untuk penggemar kelas tertentu. Keseluruhan, kurang bisa menikmati. Be My Slave (2012) - 5/10

Inspirasi Foodtruck

Kadang muncul kabar berita tentang sebuah acara yang diadakan oleh sebuah brand atau lembaga. Dimana di acara tersebut, brand atau lembaga mengundang para blogger. Sejauh yang pernah penulis baca adalah acara undang blogger bersama brand kecantikan. Berhubung penulis tidak pernah diundang oleh brand kecantikan atau juga lembaga pemerintahan, jadi penulis tidak bisa berkomentar banyak seputar acara tersebut. Menurut penulis, sebenarnya gaya marketing dengan mengundang blogger ini bisa menjadi ajang promosi yang menarik sekaligus powerfull khususnya di dunia online karena ruang gerak blogger ada di dunia online yang kian hari semakin menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Penulis mengambil contoh kasus dari film Chef yang cukup menginspirasi. Berkisah tentang seorang chef yang memiliki passion di dunia memasak dan ingin membuka sebuah usaha foodtruck . Film ini selain bercerita tentang semangat wirausaha makanan cepat saji juga menyinggung sedikit tentang blogger dan sosial m

Kreatifitas seni wirausaha ala El Jefe

Bagi penulis menikmati film seperti layaknya menikmati sajian makanan, mungkin kita tidak tahu atau kurang paham atau bukan pemain di dapur tapi kita bisa merasakan. Iya, hanya bermain pada merasakan. Film ini luar biasa. Disutradarai dan dibintangi sendiri oleh Jon Favreau. Menarik, plot cerita ringan, visual aneka makanan yang menggoda, bumbu komedi pas, dan konfliknya ramah. Menarik karena selain plot ceritanya ringan, beberapa nama besar dihadirkan meramaikan suasana. Dustin Hoffman, Scarlett Johansson, dan Robert Downey Jr. Plot cerita, ringan saja. Karena dari judul sudah dapat membayangkan apa yang bakal terjadi di dalam film ini, tentu saja seputar masak-memasak. Jangan dikira film ini mengadaptasi acara lokal "lomba masak" dengan gaya reality show dengan juri yang " sok Dewa-nya memasak " atau dengan juri yang menilai dengan wajah killer atau ketus sok tegas. Dijamin, tak ada kisah layaknya kontes masak ala televisi lokal sini (yang bila

Katakan cintamu

Sebenarnya film ini menawarkan cerita yang cukup menarik. Balutan misteri di sela-sela kisah romantis sepasang insan manusia yang sedang dibuai konflik. Sang lelaki sedang mengalami masa kebuntuan dalam hubungan cintanya dan menginginkan "pisah" sementara waktu. Keinginannya tersebut rupanya selaras dengan takdir. Ada sisi misteri yang kemudian dibangun di sela ke-anggunan karakter Mi-Yeon yang begitu energik dan mencintai Joon-seo. Sayangnya sisi misteri yang sudah menarik perhatian dibangun dan dipadu dengan kisah flashback romantis kemudian "dibiarkan" begitu saja pelan menghilang. Sampai disitu, konflik dalam film ini terasa dibangun dengan cerdas dan pas. Yang kurang menarik dari film misteri-romantis ini adalah bagian mendekati ending yang terasa keluar dari konflik natural, terlalu berlebihan. Film romantis ini cocok buat remaja yang sedang menjalin cinta. Bagaimana karakter "membangun" keromantisan dengan berkirim surat ke

Berenang dalam ketakutan

Di seri yang kedua ini, ada beberapa "kemajuan". Masih sama gaya ceritanya . Hanya polesan horornya lebih modern. Konfliknya tetap sama di sekolah. Berawal dari "siaran televisi" sekolah yang menayangkan posisi prestasi para siswa kemudian berlanjut ke bloody hell . Satu satu murid berguguran, jatuh berdarah dimakan misteri... Kemajuannya disini adalah memakai bintang muda yang lebih fresh mengikuti jaman. Lalu, mengikuti horor mainstream Hollywood yang menyisipkan keseksian - bercinta muda mudi sebagai hiburan mata memandang. Death Bell II : Bloody Camp (2010) - 5/10

Massacre On Wall Street

Film ini seperti ingin menawarkan sisi dilema dalam ceritanya. Tentang seorang pria yang jatuh terpuruk ke dasar kehidupannya sebagai orang biasa dengan keluarga kecilnya. Grafik ceritanya dibuat rapi tertata. Dimulai dengan konflik kesehatan, nilai investasi saham yang tergerus turun, lalu kehilangan pekerjaan, kehilangan istri sekaligus rumah. Di dasar keterpurukan, film ini kemudian menampilkan sisi manusiawi tentang menanggapi kenyataan. Langkah yang diambil adalah membunuh yang bertanggung jawab atas kekacauan hidupnya. Konfliknya lumayan hanya tensi film berjalan datar tanpa tarikan emosi ke dalamnya. Dan, twist terakhir cukup cerdas namun masih kurang daya. Tak se-laga posternya.... Assault On Wall Street (2013) - 6/10

18 hari menuju kiamat

Sekedar ber-nostalgia dengan salah satu film yang sempat fenomenal saat penulis masih duduk di bangku sekolah. Filmnya -kalau disimak ulang setelah puluhan tahun - terasa biasa saja. Tapi tetap ada peninggalan sisi fenomenalnya yaitu lagunya yang dibawakan mesra oleh Steven Tyler dkk dari Aerosmith. Dilihat dari jajaran cast-nya memang berkelas, sebut saja Bruce Willis, Ben Affleck, Will Patton, Owen Wilson, Liv Tyler, Billy Bob Thornton. Kalau dari sisi cerita, parahnya penulis kali ini mendapatkan film yang hancur. Ada moment yang dipotong dan mengurangi kenyamanan. Seingat penulis ada moment persiapan meluncur moment latihan para pengebor di kantor nya si NASA yang ada iringan lagu Sweet Emotion -nya Aerosmith. Lalu adegan music score dengan adegan mainan kue kering di perut Liv juga hilang. Disini justru tiba-tiba siap diberangkatkan begitu saja. Setelah puluhan tahun lama berselang menikmati karya sutradara Michael Bay ini memang terasa biasa saja ternyata. Bahkan

Happiness in Hua Tien Kingdom

Film yang benar-benar "tidak serius". Plotnya sedikit membingungkan namun tak menjadi soal karena dasar film ini hanya joke-joke yang dijejalkan sepanjang film. Awalnya, joke-joke yang dilempar cukup menarik tawa, tapi mungkin karena tak dibarengi dengan kadar cerita maupun konflik, dan terlalu banyak, hampir setiap adegan ada joke, akhirnya jadi mengendur. Lama-lama menjadi biasa. All's Well Ends Well Too (2010) - 6/10

Misteri keindahan di kedalaman yang menakutkan

Sebuah drama biasa. Ceritanya tentang pengalaman trauma yang dialami oleh seorang pemerhati hiu, pada satu titik mengalami dilema antara kebutuhan dan trauma. Dramanya biasa. Aksinya juga biasa saja. Tensi cerita berjalan datar saja. Konflik yang ditampilkan kurang bisa menarik. Dark Tide (2012) - 5/10

Indahnya pesan damai dari negara yang berseteru

Sudah beberapa kali menyaksikan film Korea dengan latar belakang seteru panjang pihak Korea Utara dan Selatan sebagai konflik kunci. Salah satunya juga dihadirkan lagi disini. Dan, sineas Korea belum kehabisan daya kreatif mengolah sebuah film sebagai kritik sosial untuk perdamaian. Kali ini olahan drama seteru Korut dan Korsel ditampilkan secara manis dengan tambahan satu pihak lagi yaitu, Amerika. Ada 2 prajurit Korsel, 3 prajurit Korut, dan 1 pilot berkebangsaan Amerika. Mereka semua kelelahan dalam perang dan terdampar di sebuah desa yang dinamai Dongmakgol. Momen paling penting sekaligus paling manis versi penulis ada pada adegan menjemur seragam serdadu. Kemudian para serdadu yang berseteru ini bersama-sama memakai baju warga desa Dongmakgol. Disinilah letak pesan moral utama dari film Korea ini yaitu ketika kita melepaskan "baju" perbedaan (agama, bahasa, ideologi, daerah, suku, dll) dan berbaur menjadi satu, akan terlihat lebih indah. Kita akan belajar

Temukan "mengapa" dulu, baru menikmati cara "bagaimana"

Salah satu blogger yang cukup diakui secara internasional adalah Jeff Bullas setidaknya demikian info yang ditampilkan lewat web jeffbullas.com. Tampilan: Menggunakan CMS wordpress yang sedang umum. Cukup "ramai" tampilannya. Banyak menu pop-up yang tiba-tiba muncul. Patokan penulis kecepatan loading (versi mobile) itu penting. Bila ditinjau dari segi kecepatan loading , versi penulis dengan handphone tipe lama, cukup berat dipengaruhi juga lokasi serta koneksi tentunya. Hasil dari Google Page Insight juga menunjukkan (masih) "Merah" untuk versi mobile dan desktop. Sepertinya juga web Jeff Bullas ini belum tersedia versi mobile. screenshot jeffbullas.com Isi: Dari website ini akan tahu siapa Jeff Bullas ini. Beliau adalah seorang blogger, penulis buku, serta pembicara yang mengkhususkan diri pada bidang Social Media Marketing. Prestasi yang diraih oleh seorang Jeff Bullas telah diiakui oleh media kenamaan internasional, antara lain: