Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Largo Winch

Film ini tentang apa juga rasanya kurang menarik. Awalnya seperti menarik, kejar-kejaran aksi laga. Tapi semakin ke dalam konfliknya terlalu berat dicerna. Bahasa laju konfliknya terlalu ramai dan tinggi. Urusan negara. Sebentar balik ke masa lalu sebagai milisi di Burma, sejenak balik ke masa depan sebagai CEO Winch. Burma-Hongkong-Swiss bolak-balik. Hanya Sharon Stone yang enak dipandang dan mudah "dicerna" karena cantik absolute dalam kematangan usianya. The Burma Conspiracy (2011) - 6/10

Bisnis salju di Bull Mountain

Film ini adalah kebalikan dari aroma film Frozen . Bila di Frozen, bisnis salju bisa menjadi petaka horor, tapi disini diolah secara komedi. Alur ceritanya biasa. Rasa komedinya juga terasa biasa. Tidak terlalu mengkonyolkan diri. Tidak juga terlalu serius dalam konflik. Konsep jalan ceritanya standar, perkenalan hura-hura cinta gesekan konflik hura-hura lagi. Yang menarik bagi penulis disini adalah ada Zach yang sepertinya masih belum familiar dibandingkan dengan gaya cool nya di Hangover atau Due Date . Out Cold (2001) - 6/10

Hingar bingar menuju pelaminan

Akhirnya...setelah sekian lama, Jimbo pun "harus" menikah. Dan pilihan Jimbo bukan pada si seksi Nadia, melainkan Michelle. Setelah sukses membuat komedi di jilid satu lalu sedikit "merosot" di jilid dua, kini sepertinya harus penulis bilang, lebih fresh . Kali ini, tampilannya lebih segar. Karena selain Jim, yang masih selalu mengacaukan keadaan dengan keluguannya, diperkuat dengan posisi Stiffler yang diberi porsi tampil cukup dominan. Alur ceritanya pun mulai bergeser dewasa. Tak hanya seputar party hura-hura ala anak muda, meski tetap saja bahan dasar banyolan-nya adalah seputar seksualitas, melainkan konflik pra wedding . Dari sisi komedi, juga menjadi lebih segar dengan tampilan Stiffler sebagai pengacau keadaan. Tarian khas lompat-lompat, makan "coklat" sebagai pengganti ciri khas salah "minum"-nya Stiffler, granny-fvcker... Selain Stiffler, karakter Jim pun tak mau kalah meninggalkan moment berkesan dengan tragedi

Pesta gita cinta dari SMA

Berlanjut setelah yang pertama tempo hari. Kini mereka berlima...Jimbo,Kev,Oz,dan Finch bertemu lagi. Satu lagi tentunya Stiffler!! Dari alurnya tetap sama, gaya komedinya pun masih sama, bahkan ada beberapa yang diulangi dari seri pertamanya, seperti Stiffler yang masih " salah minum " air.. .yaiikss . Dalam beberapa momen segmen alur cerita terasa dan terlihat seperti menjadi kaku dan mati gaya mencari kelucuan. Dan, sepertinya bagi penulis, tidak ada yang menonjol dari para karakter disini, semua diberi porsi yang berimbang dalam cerita. Pasangan mereka pun juga sama, konfliknya masih juga seputar mencari cinta, meski mereka tak lagi sekolah namun tetap kisahnya seputar seksualitas yang dikonyolkan. Keseluruhan, menghibur. Hanya dari sisi cerita dan komedi, masih belum bisa menyamai seri pertama karena belum terlihat pembaruan gaya. American Pie 2 (2001) - 6/10

Janji suci sebelum lulus...

Film ini termasuk film yang menjadi kesan tersendiri buat penulis karena pada jaman rilis-nya film ini termasuk fenomenal karena kategorinya teen sex and its comedy . Banyak momen yang dulu sering menjadi bahan guyonan dari film ini. Like warm apple pie .... Tapi, film ini juga layaknya baterai, yang beberapa kalinya penulis tonton, kehilangan powernya. Namun tetap meninggalkan kelucuan tersendiri. Menurut penulis, yang membuat film kuat dan berkesan dalam adalah pemasangan karakternya yang pas. Tentu saja, tema yang dipakai sebenarnya sudah sangat umum, namun film ini punya warna tersendiri. Dimulai dari Jason Biggs. Karakter yang dibawakan Jason adalah Jim, yang kerap kali tertimpa kesialan karena menaksir cewek. Akan tetapi pembawaan Jason terlihat natural tidak dibuat berlebihan meski harus malu beberapa kali. Chemistry dengan sang ayah yang diperankan oleh Eugene Levy disini juga punya kelucuan tersendiri yang unik. Dan satu karakter lagi yang pas.... Stifler!!

Petualangan Wolfpack di Alantown

Setelah berpesta gila-gilaan di Vegas , kini giliran Thailand sebagai ladang petualangan pesta bujangan The Wolfpack , Alan-Phil-Stu. Gaya cerita, konflik, dan komedinya disini hampir sama dengan edisi sebelumnya. Perbedaannya disini, posisi Stu sejajar dengan karakter Alan. Karena selain sebagai "korban" kegilaan Alan, juga sebagai calon pengantin. Kalau di edisi sebelumnya, calon yang punya hajat diberi porsi kecil. Disini petualangan gila Stu diperbesar tidak hanya sebatas cabut gigi sendiri, tapi memasang tato mirip Mike Tyson, hingga....ada sperma di dalam tubuhnya...* wkwk * Penampilan Zach disini masih menghibur, hanya saja karena sudah "terbaca" dengan gaya sebelumnya, sepertinya menjadi kurang fresh . Menurut pendapat penulis, film ini akan jauh lebih fresh bila menampilkan bintang tamu baru. Seperti yang dilakukan dengan "menarik" Mike Tyson bernyanyi, namun sebenarnya sudah dilakukan di Vegas "kemarin". Keselu

Teka-teki dalam hari-hari Linda

Bagaimana rasanya bila Anda menerima kabar duka tentang seseorang yang Anda sayangi lalu tidur di Kamis malam dan terbangun di Senin pagi kemarin dimana orang yang Anda sayangi masih hidup? Kemudian lelap di Senin malam dan terbangun di Sabtu pagi saat pemakaman tiba. Pertanyaan film ini adalah apakah sebuah musibah bila Anda masih diberikan kesempatan kembali ke masa lalu? Atau bagaimanapun kerasnya usaha memperbaiki masa lalu tak akan bisa mengubah takdir masa depan? Nasib dan takdir memang berbeda. Meski tak berating bagus di dunia IMDB, namun film ini cukup berkesan buat penulis pribadi. Judulnya sama dengan film Jepang, Premonition . Namun lain tema. Disini lebih ke horor namun bermain di area psikologis. Film ini seperti memberi pandangan sekaligus mengajak berpikir bila berada di posisi Linda. Apa yang bisa dilakukan hari ini untuk esok hari? Permainan teka-teki acak-acak hari disini terasa menarik. Paling tidak, gaya alur cerita film ini diluar kebiasaan standar. Ada pe

Alasan mengapa David Dunn tak pernah cedera atau sakit

Film ini adalah yang kedua setelah The Sixth Sense dimana Bruce Willis bekerja sama dengan sutradara M. Night Shyamalan. Disini masih Night Shyamalan menghapus kesan action yang melekat pada Bruce Willis. Film ini juga merupakan film kedua yang penulis simak setelah Die Hard 3 dimana Bruce Willis berduet dengan Samuel L.Jackson. Letak menariknya film ini terletak pada gaya Night yang menciptakan formula atmosfir film sendu. Kelam. Misterius. Hingar bingar aksi laga Die Hard 3 dengan kericuhan dua karakter utamanya disulap oleh Night menjadi dua karakter yang misterius dengan keunikannya masing-masing, disitulah letak kepiawaian Night. Bruce menjadi karakter David yang bekerja sebagai tenaga sekuriti namun memiliki kekuatan superhero, sedangkan Samuel diplot sebagai karakter yang rapuh, Mr.Glass sang kolektor komik. Paling berkesan bagi penulis dari film ini adalah justru di beranda depan film. Penulis suka dengan gaya momen dalam kereta sebagai pengenalan karakter Da

What happens in Vegas stays in Vegas

Satu ini adalah salah satu komedi favorit penulis. Mantab . Alur ceritanya sebenarnya sederhana saja. Kelucuannya mengandalkan kerumitan yang tertinggal di atap Caesar Palace di Las Vegas. Bagi penulis, humor yang dihidangkan di film ini termasuk kategori fresh . Dan semua itu berkat Zach Galifianakis yang menjadi man of the match dalam cerita disini. Penampilan Zach yang bisa dikatakan di- copy ke Due Date , memang paling kuat pengaruhnya dalam alur cerita. Lugu dengan gaya tak berdosa yang sering menggemaskan. Bila lagi suntuk atau jenuh, film ini recomended untuk sejenak refresh . Fresh and funny. The Hangover (2009) - 7/10

Berbagi rahasia dengan J.Broody

Sebuah film yang cukup menarik. Alur ceritanya menyimpan konflik yang dalam dan dilema besar. Mempertemukan dua bintang watak yang sangat berkualitas yaitu Al Pacino dan Robin Williams (alm). Film ini tak hanya sekedar mencari jawaban teka-teki siapa pembunuh Kay Connell. Berbeda dengan karya sutradara Nolan yang baru saja penulis simak, Memento , disini alur ceritanya lebih simple. Kekuatannya terletak pada twist di tengah cerita crime. Dimana secara dilema menempatkan posisi karakter polisi Dormer pada posisi "bersalah" tanpa unsur kesengajaan. Di momen kabut tersebut terasa sekali konflik dan akting watak favorit Al Pacino berhasil menarik tensi ke dalam dilema besar antara mengaku atau menipu. Efeknya adalah ada perpindahan tensi cerita setelah mengikuti gaya senioritas dan garang Dormer yang sarat pengalaman dalam memecahkan misteri kriminal ke dalam sebuah kegundahan besar hingga tak dapat tidur berhari-hari lamanya. Konflik mencari tersangka kemudian

Menjadi ayah yang baik

Sebuah drama keluarga yang manis dari Ben Affleck sebagai karakter utama yang hidup bersama anak gadisnya semata wayang, Gertie. Konflik yang dihadirkan seputar frustasi seorang Ollie karena harus hidup dengan anak gadis kecil yang menyimpan duka ditinggal oleh ibunya. Alur ceritanya cukup ringan dengan konflik yang tidak terlalu berat. Mudah diikuti serta dinikmati. Tak ada yang istimewa selain kehadiran bintang tamu tak terduga yang tiba-tiba duduk bersebelahan dengan Ollie untuk menjadi malaikat pembuka mata Ollie. Jersey Girl (2004) - 6/10

Perburuan The Jackal

Sebuah film klasik yang bercerita tentang upaya pembunuhan presiden Prancis De Gaulle. Namanya juga film klasik (1973) tentu saja tampilannya juga klasik dan gaya cerita maupun aksinya juga memakai gaya klasik seperti misalnya di beberapa adegan memakai gaya fast motion gambar dipercepat untuk memunculkan aksi laga. Momen ke momen juga kadang masih terasa kaku klasik. Konfliknya cukup bagus di tengah-tengah. Pergerakan The Jackal bermain adu pintar dengan Komisaris Lebel juga sebenarnya cukup enak dinikmati. Namun hingga hari yang ditentukan untuk The Jackal, perjalanan cerita baru terasa sangat panjang. Dan, sayangnya diakhiri dengan ending yang kurang menggigit untuk sebuah film yang berdurasi cukup panjang, karena terlalu simpel rasanya menghabisi seorang The Jackal yang sangat licin pada saat pelariannya menuju 25 Agustus, hari Kemerdekaan Perancis. Yang paling menarik buat penulis adalah bentuk senjata yang digunakan The Jackal yang terlihat ringkas minimalis nam

Devil's Throat

Kurang menarik meskipun jajaran pemain pendukungnya lumayan, ada Dennis Quaid-Sharon Stone- dan Kristen Stewart yang masih remaja. Kisahnya biasa saja. Pindah ke kota kecil dari kota besar, terjadi gesekan antara lokal dan pendatang. Tidak terlalu berat dengan konflik yang tidak terlalu rumit dan dalam. Karena film ini seperti "terbuka" dengan menunjukkan mana karakter yang bad mana yang good . Tidak ada teka-teki dalam atau tipuan karakter. Tidak ada twist. Kesan cover horor ternyata tak terbukti. Yang pasti bukan horor dari dunia lain. Penyelesaian konfliknya pun ringan saja. Cold Creek Manor (2003) - 5/10

Hari terakhir yang tersendiri

Sebuah drama sendu. Kesannya seperti teaterikal yang seolah bermain dengan makna tersembunyi. Diambil dari sebagian kecil kisah hidup Kurt Cobain . Penulis masih tak percaya apakah memang benar mengadaptasi kisah Kurt atau tidak. Tapi, bila benar memang mengadaptasi dari kisah hidup Kurt tentu saja menarik meski konsep, alur, dan konflik film biasa saja bahkan absurd dengan gaya hidup Blake yang "berantakan" disini. Kontras bila memang hidup Kurt seperti yang terlukis disini. Nama Kurt bukanlah nama orang biasa karena prestasi Kurt sudah mendunia dalam dunia tarik suara. Penulis mengenal beberapa saja dari lagu Kurt. Ironisnya, dibalik kegemilangan album larisnya, Kurt hidup terkucilkan dari keramaian hiruk pikuk. Menyendiri. Menarik diri dari sosialisasi. Bergaya aneh dengan kostumnya sehari-hari seperti tak terawat. Alur ceritanya sendiri terasa suram dan sendu. Terlalu berat untuk penulis. Kurang simple dan kurang jelas. Tersamarkan dalam bentuk seperti lay

Krisis panas keluarga Burnham

Dulu mengenal film ini hanya dari posternya yang menggoda. Namun baru kesampaian mendapatkan film ini baru-baru saja. Lumayan. Menarik. Hebatnya film ini adalah banyak konflik dalam alur cerita namun tertata rapi dan tidak rumit. Padat namun enak diikuti dan dinikmati. Dimulai dari sebuah keluarga kecil Burnham. Sang ayah, Lester, mendapati krisis personal sebagai gigantic looser di mata istri dan anak gadis semata wayangnya, Jane. Di tengah kondisi sexually frustated , Lester menaruh hati pada teman sebaya Jane, Angela. Di lain tempat, Carolyn Burnham istri Lester sedang membangun karir sekaligus affair . Dan, sang anak gadis Burnham, terhanyut dalam alunan cinta sang pemuda pervert , Ricky Fitts yang merupakan tetangga Burnham. Unik. Konflik Lester secara kebetulan karena teman anak gadisnya sendiri. Konflik affair Carolyn tercium karena kebetulan Lester bermasalah di tempat kerjanya. Konflik percintaan Jane dan Ricky muncul karena membutuhkan pelampiasan terhadap

Mimpi buruk liburan keluarga Shaw

Yang membuat menarik film ini tak lain adalah nama besar Bruce Willis, namun sayangnya justru hanya tampil sekilas tanpa membawa pengaruh banyak pada alur cerita film. Alur cerita menari hanya di bagian awal ketika Will kembali dari dermaga menemukan keluarganya yang sedang menunggu di yatch secara misterius raib. Ke-misteriusan hilangnya keluarga Will ini menarik namun tak berlangsung lama. Konfliknya tidak terbungkus misteri berlama-lama. Karena dari gaya karakter telah diketahui mana yang good mana yang bad. Keseluruhan konfliknya biasa saja. Tak ada yang istimewa baik dari konsep alur cerita maupun konflik. The Cold Light Of Day (2012) - 6/10

Fido Robinson

Unik. Sebuah film fantasi yang menghibur dengan ide ceritanya. Mendengar kata zombie yang teringat adalah manusia hidup berjalan merambat seperti robot tapi tak bernyawa dan sanggup membunuh manusia. Dan film zombie identik umumnya dengan genre horor karena zombie sendiri identik dengan pembunuh manusia. Disini ide umum tersebut sedikit digeser, dimana zombie disini diciptakan seperti layaknya budak atau pembantu dan berprofesi layaknya manusia hidup. Bahkan beberapa momen seperti binatang peliharaan. Sebuah ide menarik dimana zombie diletakan sebagai bagian positif dari kehidupan manusia. Unik. Atmosfir film terasa di film klasik era tahun 50an dengan pernak-pernik cerah, gaya fashion dan mobil klasiknya. Namun dilengkapi dengan teknologi modern era milenium yaitu kalung penjinak serta tombol darurat. Konflik cerita sepertinya standard saja. Ada gesekan perkenalan karakter antara zombie baru milik keluarga Robinson dengan Timmy, kemudian ada percikan hubungan mesra ant

Organisasi siswa intra sekolah

Konsep alur ceritanya standard saja. Konfliknya juga biasa. Seperti sudah umum. Tidak ada twist manis dalam konfliknya. Dalam beberapa momen, koneksi antar scene, akting dan lakon dialognya terasa bergerak kaku. The Skulls (2000) - 6/10

Kecelakaan membawa cinta terlarang

Dulu pernah menyimak film ini sebelumnya, dan sekarang diulangi. Tapi tetap saja, yang bisa penulis tangkap hanya kisah mencari identitas diri "Rita". Lainnya, kurang begitu jelas. Apalagi kalau menyimak film ini dengan tidak full konsentrasi. Dulu juga terpikatnya karena nama ayu Naomi, dan nilai ratingnya yang tinggi. Mungkin memang kurang cocok dengan selera penulis, perlu beberapa kali menyimak baru bisa dapat. Alur ceritanya membuat bingung. Antara satu scene dengan scene lain terasa acak urutan kejadiannya. Konfliknya lumayan padat sebenarnya, tak hanya seputar kecelakaan lalu lintas, melainkan juga konflik identitas, ambisi, dan cinta panas membara wwoww , Naomi so hot here...sexy absolute . Maybe next time, watch again Mulholland Drive (2001) - 6/10

Mickey and Mallory did it

Paling unik adalah visualisasinya. Dari segi alur cerita dan konflik seperti absurd-gila- nyeni . Tentang perjalanan bebas dan gila oleh sepasang kekasih Mickey dan Mallory. Bebas kemana saja melakukan hal gila apa saja termasuk membunuh sana-sini. Yang unik lainnya adalah akting para pendukungnya. Woody, Robert Downey Jr, Tommy Lee Jones. Mungkin kembali ke masalah selera. Banyak yang memberi nilai bagus pada film ini, namun penulis kurang begitu memahami inti simbol ceritanya. Mungkin juga kisah Mickey dan Mallory disini merupakan simbol protes atau sindiran kepada pihak tertentu, entahlah. Yang pasti konsep ceritanya dan visualisasi uniknya terasa absurd. Terlalu abstrak buat penulis. Natural Born Killers (1994) - 6/10

Teknologi menyentuh takdir

Salah satu film kolaborasi Denzel Washington dan Tony Scott. Sejauh yang penulis ingat kolaborasi mereka ada di Taking Pelham dan Unstoppable . Karena dua film itu yang penulis spontan teringat ketika melihat gaya intro film ini. Hampir mirip atmosfirnya. Gaya gambarnya dan terutama gaya echo klaksonnya. Bila di Taking Pelham ada tambahan warna lagu 99Problems. Dari segi cerita, penulis tertarik pada mulai kasus ledakan hingga penyelidikan Claire. Disitu konfliknya cukup bagus. Memasuki babak pengenalan teknologi 3D satelit yang bisa memindai hingga 4 hari ke belakang bahkan hingga "masuk" ke dalam kehidupan seseorang, daya tarik cerita mulai pelan berkurang. Meski konflik misteri masih terjaga menarik. Hanya saja, sayangnya ada pergeseran dari crime story menjadi fantasy crime story . Semakin ke dalam ternyata semakin biasa saja dengan gaya time machine. Semakin beraroma fantasi meski tetap di satu sisi, twist cukup bagus. Apa yang menjadi misteri di depan

Petarungan usia di sisa kejayaan melawan kesendirian

Film yang suasananya sendu mendayu. Film ini juga seolah ingin membuka tabir bahwa di balik kebrutalan seorang petarung di atas ring (sejenis) WWE, WWF, dan lain-lain adalah hanyalah sebuah hiburan semata. Di belakang panggung kebrutalan mereka menyimpan persahabatan, solidaritas, dan kerjasama tim dalam menyuguhkan hiburan berkostum "brutal". Konflik di film ini memang membelakangi tema petarung. Konflik yang disuguhkan bukan masalah petarungan atau antar petarung melainkan konflik di dalam diri petarung Randy Jam sendiri. Mungkin juga, pesan film ini bila dibahasakan secara universal adalah bahwa semua manusia akan memiliki masanya sendiri-sendiri. Ada masa perjuangan, ada masa-masa keemasan ketika kita berada di titik atas kehidupan merasakan kesuksesan atau ketenaran, namun hukum alam tak kan ada yang mampu menolak. Usia. Film ini menyampaikan pesan bahwa kelak setiap manusia akan memiliki "musuh" yang disebut usia. Setiap orang berlomba dan ber

Terri

Film yang bernuansa sendu. Tentang karakter Terri yang juga sendu. Terkucilkan dari pergaulan, dengan badan tinggi gemuk besar dan selalu berpakaian piyama kemana-mana. Ceritanya datar. Konfliknya datar. Alur cerita juga datar. Lurus. Tanpa gejolak yang berarti. Terri (2011) - 5/10

Ahli senjata terpaut cinta sang penjual cinta

Sendu. Tenang. Sunyi. Konfliknya tak berapi-api. Alur ceritanya lurus-lurus saja tanpa konflik berarti. Antara ahli senjata terpaut cinta sang penjual cinta. Yang menonjol disini adalah pemandangan alamnya. Penulis suka sekali lokasi kota yang dibuat sebagai background di film ini. Indah sekali sejuk dan nyaman. Gunung perbukitan yang indah dengan suasana kota yang tidak terlalu hiruk pikuk. Bermimpi suatu saat kelak bisa mampir ke lokasi film ini. The Americans (2010) - 6/10

Mengamankan Potus

Satu lagi dengan alur cerita yang unik dan berbeda. Dimulai dari sebuah tembakan terbuka kepada presiden Amerika saat akan memberi sambutan kemudian dilanjutkan dengan 2 bom yang high explosive . Kejadian tersebut diputar balik beberapa kali dengan mengambil sudut pandang yang berbeda dan masing-masing karakter yang "terlibat" dalam konflik ledakan bom tersebut memiliki konfliknya masing-masing. Sebuah ledakan diambil dari sudut pandang reporter, bodyguard, polisi, turis, dan teroris itu sendiri. Menarik. Meski alur ceritanya maju, ditarik mundur, maju lagi, ditarik lagi, lalu banyak konflik yang dihadirkan namun indahnya adalah akhirnya dapat menemukan kaitannya sendiri-sendiri. Irama konflik terjaga menarik dengan alur yang dinamis. Bagian cerita yang menarik bagi penulis adalah bagian Thomas Barnes dan sang turis yang sedang ingin mendokumentasikan liburan langkanya di Spanyol. Vantage Point (2008) - 7/10

Little White Lies

Kendala utama menikmati film ini adalah bahasa. Kendala lain kurang konsentrasi penuh sekarang, lagi konsen ke yang lain hal. Di depan beranda film terasa kaget dengan kecelakaan Ludo, kemudian film berganti warna dengan warna liburan grup (keluarga besar) di sebuah pantai. Konfliknya ramai bermacam-macam. Ada konflik gay, konflik cinta tak berbalas, konflik pacarnya Ludo yang kecelakaan tadi. Kurang begitu menangkap inti cerita. Maybe next time . Little White Lies (2010) - 5/10

Cerita lagu The Beatles

Film ini akan lebih mudah dicerna oleh fans The Beatles atau yang setidaknya mengenal baik karya band dari Inggris tersebut. Mengenal luar dalam tentunya, atau yang merasakan hidup di jaman kejayaan band tersebut. Penulis sendiri di dalam film ini hanya mengenal sedikit dari sekian banyak lagu yang ditampilkan. Selain lagu yang dijadikan judul Accross The Universe, ada Let It Be, Come Together, Hey Jude, dan All You Need Is Love. Lainnya, perlu lebih dari sekali mendengarkan untuk bisa meresap lebih dalam. Pendapat penulis, tentu saja film ini berat. Selain unik tentunya, karena film biografi seperti 8Mile misalnya yang bercerita Eminem memang menceritakan karakter utama sebagai penyanyi rap yang berjuang di dunianya. Atau Get Rich Or Die Trying -nya 50Cent yang juga semi biografi plus nuansa musikalnya dengan lagu rap. Itu biasa,umum, dan standard. Tetapi disini bukan tentang The Beatles meski lagu Beatles bertebaran melainkan alur cerita menggunakan lagu-lagu karya The

Seniman pengambil kehidupan

Film bergaya seperti ini biasanya kekuatan filmnya terletak pada momen pembukaan identitas-nya. Gaya film berjalan "ini belum berakhir" yang kemudian dikembangkan lagi. Sayangnya, momen pembukaan identitas-nya disini kurang menarik. Jatuhnya biasa saja apalagi ditambah dengan cerita pemecatan agen Scott yang lalu berpindah ke momen "hamil tua". ?? Ibu Asher menyimpan rahasia di balik tembok basement, sepertinya ada yang tinggal disitu (Asher?). Namun, ketika bertemu Asher seperti terkejut sendiri. Taking Lives (2004) - 6/10

The Last Past Furious gone too fast

Di seri kali ini meski berganti sutradara namun masih memakai progresi cerita yang mirip dengan fast sebelumnya. Alur cerita dan konfliknya juga sama. Yang memberatkan disini adalah ada tampilan karakter lain di tengah jalur utama cerita. Tema cerita sederhananya adalah melanjutkan kisah "yang tertunda" di seri sebelumnya yaitu kemunculan Jason Statham yang menghabisi karakter Han. Akan tetapi di tengah perjalanan cerita kemudian diperlebar dengan kemunculan karakter baru seperti Kurt Russell yang memerankan polisi bayangan dari Dwayne Johnson yang diceritakan sedang terluka. Lalu, di tengah aksi pembalasan dendam keluarga Shaw muncul konflik hacker-menghacker komputer, ada Djimon Honsou dan karakter hacker Ramsey. Kemudian seperti yang di furious 6, susunan karakter bad side juga dibuat beraneka ras. Untuk spesial Asia perfomance kali ini ditampilkan Tony Jaa yang sepertinya didaulat mengisi kesuksesan karakter Joe Taslim. Yang sedikit kurang pas buat penu

Rumitnya tugas mengantar surat pengadilan

Sebuah hiburan dari Seth Rogen dan James Franco. Konsep ceritanya biasa saja, sudah umum. Dari masalah yang seharusnya sepele menjadi rumit karena kasus pembunuhan dan ganja. Proses menuju kerumitan kejar mengejar itulah yang kemudian diolah ditata dari skala kecil ke besar menjadi komedi hiburan ala gaya Seth Rogen. Pineapple Express (2008) - 6/10

Akankah kita dikenang?

Seperti sebelumnya , film ini merupakan film bersejarah buat penulis. Awalnya dulu penulis boleh dikatakan anti film bergenre seperti disini. Tema klasik - kolosal - kerajaan. Penulis kurang begitu meminati jalan cerita film seperti itu. Tapi, kali ini penulis nekat mengambil kotak film bergambar Brad Pitt ini. Yang pertama menjadi alasan adalah Pitt. Nama besarnya membuat berani mengambil resiko menyimak film bertema kerajaan jaman dahulu. Dan, hasilnya...hampir sempurna. Luar biasa. Selain itu, ada banyak pengalaman menarik dari film ini. Penulis baru tahu bahwa kisah Trojan War awal mulanya disebabkan oleh seorang wanita, Helen. Lalu, dijadikan senjata alasan bagi raja rakus Yunani saat itu untuk menyerang Troya. Disini ada pelajaran yang menarik . Tentang hubungan antara raja Yunani saat itu dengan salah satu raja kecil di bawah kekuasaanya, yaitu Raja Myrmidons, Achilles. Achilles, sendiri selain berprofesi raja juga memiliki mental seperti singa, dimana tidak ad

Pelajaran mengapa nama Achilles dikenang

Film ini merupakan film bersejarah buat penulis. Awalnya dulu penulis boleh dikatakan anti film bergenre seperti disini. Tema klasik - kolosal - kerajaan. Penulis kurang begitu meminati jalan cerita film seperti itu. Tapi, kali ini penulis nekat mengambil kotak film bergambar Brad Pitt ini. Yang pertama menjadi alasan adalah Pitt . Nama besarnya membuat berani mengambil resiko menyimak film bertema kerajaan jaman dahulu. Dan, hasilnya...hampir sempurna. Luar biasa. Begitu opening penulis langsung mendapatkan kesan istimewa di film garapan Wolfgang Petersen ini. Epik. Kolosalnya bagus. Terlihat dekat nyata dan halus menyertakan ribuan "figuran". Yang kedua, musik score -nya. Film ini dihiasi banyak music score yang pas dan menarik. Namun, yang paling berkesan dalam adalah score dengan angelic voices atau space singer atau apalah artinya. Pokoknya Tanja Carovska . Banyak ditemui di televisi juga ternyata terutama untuk momen-momen berita tragedi. Ketiga,

Don't try to leave the school

Salah satu film horor dari Korea. Film ini memakai gaya 1-2-1. Pada titik 1, film ini jelas. Konflik nya jelas. Horor " tiba-tiba ada yang mati... " Dan syaratnya mudah sekali dengan hanya tetap berada di dalam sekolah. Kemudian memasuki titik cerita ke-2, satu demi satu karakter dimatikan. Sayangnya, penulis memiliki kelemahan dalam menghapal karakter terlalu banyak yang diaduk dalam 1 wadah cerita, apalagi dengan pemakaian nama ala Korea yang tak hanya nama, bahkan wajahnya pun hampir "sama". Pada titik ini, sering kehilangan alur cerita karena membingungkan siapa yang menjadi korban dan penyebabnya. Apalagi kisahnya sendiri terpecah antara dua kelompok. Pada titik kedua ini juga, horor mulai terasa out of box . Bagaimana mungkin seorang (hantu) bisa punya waktu sedemikian leluasanya membuat teka-teki demi korbannya? Karakter hantu (yang jahat) disini digambarkan sebagai sosok cerdas, berkualitas, intelek. Teka-tekinya begitu dalam dan membingungk

All roads lead to this

Di seri yang keenam ini buat penulis masih kalah power dengan yang sebelumnya . Hal yang paling ditunggu kehadirannya adalah Joe Taslim , of course dan Dwayne Johnson, solid. Sayangnya, tidak ada adegan disini yang mempertemukan mereka berdua dalam aksi laga. Di seri ini, terasa aksinya hanya ada dua yang megah. Lebih terasa banyak porsi drama. Hal yang "memberatkan" adalah menyangkut-pautkan dengan seri yang sudah lama. Letty dan Braga- yang mana penulis kurang begitu paham. Drama kejahatan Shaw disini juga terasa dipanjang-panjangkan hingga sedikit berat, kurang simple . Moment menghajar tank, masih lumayan. Megah. Tapi, moment mengejar pesawat, terasa aneh. Berapa panjang landasan pesawat hingga terasa lama sekali drama laga yang terjadi. Menjadi ciri khas sepertinya Justin Lin sang sutradara disini berusaha me- remix para karakternya secara unity. Ada macam-macam ras di dua kubu. Ku b u Toretto ada negro, ada asia, ada amerika. Lalu di kubu Shaw

The girl in yellow dress from the news

Lumayan menghibur. Konsepnya umum. One day story . Cerita petualangan dalam sehari. Tema-nya, momen yang seharusnya sederhana dibuat serumit mungkin. Merumitkan kesederhanaan diolah dengan aneka kesalahpahaman beruntun untuk menciptakan citarasa komedi ringan. Meghan. Calon penyiar televisi yang putus asa memutuskan untuk berpesta semalam suntuk melupakan kekecewaannya di studio. Namun, ternyata kekecewaannya keliru dan harus kembali ke studio untuk kembali siaran. Tidak berat. Ringan. Menghibur. Walk Of Shame (2014) 6/10

Salah memilih nominasi dalam audisi

Horor psikologi yang mengandalkan sisi horor karakter sendu Asami yang ternyata menyimpan "monster" dalam dirinya. Alur ceritanya sempat dijungkir balik timeline -nya membuat sedikit ektra perhatian. Karena tema horor lebih ke psikologi akhirnya horor yang nampak seperti berbaur ke cerita psikopat biasa. Untuk kesekian kalinya, selera penulis ternyata jauh dengan selera pusat penilaian film. Di salah satu media rating film, film ini di rating nilai cukup tinggi. Padahal penulis hanya bisa fokus di separuh perjalanan durasi film, sisanya kurang bisa menarik minat lagi karena daya pikat cerita maupun sisi horornya kurang begitu kuat. Audition (1999) - 6/10

Kontaminasi kota

Film ini awalnya menarik. Sekitar 25 menit pertama. Tanpa perlu berbasa-basi panjang lebar, film langsung menusuk dengan misteri perubahan karakter menjadi menyeramkan. Tanpa sebab. Penyembunyian sebab-musabab ini yang menjadikan menarik. Menebak kira-kira apa yang menjadi penyebab horor seisi kota merambat dari satu karakter ke karakter lain. Namun sayangnya, penyembunyian karakter tak berlangsung lama kemudian "dibuka". Pembukaan rahasia horor sekota ini kemudian menjadikan cerita maupun nuansa horor yang awalnya dibangun dengan misteri apik menjadi biasa saja dengan kedatangan militer untuk menghancurleburkan sebuah kota karena terkontaminasi. The Crazies (2010) - 6/10

Negosiasi sang negosiator

Kalau bagi penulis film ini kurang mantab. Daya alur ceritanya terlalu berlama-lama. Konfliknya memang tak banyak hanya bermain dengan durasi yang lumayan lama membuat terasa terlalu dipanjang-panjangkan. The Negotiator (1998) - 6/10

Biru virus Hijau antivirus

Semua serba "kalau tidak salah". Karena memang lupa-lupa ingat. Penulis dulu pernah memainkan game ini sekitar tahun 2000an, kala itu masih SMU atau kuliah, masa-masa belum punya pemikiran tentang masa depan suram. Jadi, hanya fokus pada hal-hal yang menarik di depan mata. Seperti, game yang dibuat film ini, Resident Evil. Nice game . Benar-benar game yang sangat berkesan dalam. Kalau tidak salah, dulu pernah memainkan game seri pertama. Seingat penulis, dulu memakai lakon pria, senjata minim, istilahnya one shoot person , pokoknya view game dari mata sang lakon. Kurang begitu ingat persis, juga tak begitu berkesan, karena di satu sisi tidak pernah sampai berhasil di babak terakhir, pertama sering mati, susah, dan CD game-nya error. Yang Resident Evil 3 , nah ini yang sangat berkesan sekali. Game ini benar-benar luar biasa. Karena mampu membangkitkan nuansa horor lewat sebuah game. Efek tegangnya juga mampu dibangun lewat teka-teki dan monster tinggi besar b

Terpontang-panting demi perdamaian

Film ini kalau dari jajaran pemainnya memang asyik. Ada Morgan Freeman dan Ben Affleck. Namun, saat mulai masuk dan membahas seputar ke-presiden-an, sepertinya langsung terasa bakal berat. Ranah kenegaraan terasa terlalu tinggi. Dan, memang bukan genre favorit. Alhasil, film kurang bisa dinikmati. Baru terasa daya tarik film ini pada momen stadion. Di saat sebuah kulkas minuman menyimpan energi ledak. Baru film dapat ditangkap konfliknya, ada pihak yang mengadu domba antara Amerika dan Rusia. Sebelum momen stadion, film maupun konflik cerita kurang bisa penulis pahami baik. Ending konfliknya, masih kurang menggigit. Keseluruhan baik alur maupun bahasan konfliknya masih terlalu berat. The Sum Of All Fears (2002) - 6/10

Saudara dalam perang saudara

Salah satu war movie buatan Korea yang mengambil setting perang "saudara" antara Selatan Korea dan Utara Korea. Yang menarik disini adalah konfliknya yang berliku, dalam dan dramatis. Tentang kakak-adik Jin Tae dan Jin Seok yang secara "kebetulan" harus menjadi sukarelawan sebagai prajurit saat perang selatan melawan utara meletus. Berbagai cara sang kakak berupaya agar sang adik bisa kembali pulang dan meneruskan nama keluarga mereka sekaligus meneruskan pendidikan kuliah. Konflik berikutnya di tengah konflik pertama berubah arah pelan-pelan. Konfliknya kali ini seputar ambisi kakak, Jin Tae, yang terobsesi akan pujaan dan sebagai pahlawan. Hal ini mulai membutakan mata Jin Tae dan mulai terlena, meski tak lupa bahwa misi sesungguhnya adalah memulangkan sang adik dari wajib militernya. Belum selesai konflik kedua, kembali konflik baru disodorkan. Kembali dramatis ketika film ini mengangkat bahwa "siapapun" bisa saja berperang di sisi se

Polisi China terdampar di Perancis

Yang membuat penasaran awalnya dari film ini adalah Jet Li dan nama besar Luc Besson yang di setiap besutannya ada ciri khas action tersendiri. Irama laganya kadang memiliki tensi powerfull dan gabungan slow-mo sangat dinamis. Salah satunya yang berkesan buat penulis adalah From Paris With Love . Disitu, alur cerita dan irama laganya seperti terkena pengaruh oleh karakter John Travolta yang "meledak-ledak". Dan aksinya memang seirama dengan alur cerita. Disini, kurang begitu terasa aksinya. Nuansa drama yang jauh lebih dominan. Aksi laga disini seperti tertutup oleh gaya kalem Jet Li sendiri. Konfliknya sendiri biasa saja tentang polisi yang tak sesuai dengan tugasnya alias polisi tapi jahat. Kiss Of The Dragon (2001) - 6/10