Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Janji suci berkumpul kembali ke Derry

Nama Stephen King's lagi-lagi menjadi daya tarik untuk penulis melirik film ini. Klasik. Baru tahu juga kalau ternyata film ini merupakan mini seri. Dan plot cerita terbagi menjadi 2 bagian. Lebih berfokus pada persahabatan 7 orang semenjak masih usia sekolah. Ada bagian flashback masa kecil dan bagian masa dewasa. Para aktor aktrisnya kurang "begitu" familiar untuk penulis, kecuali Tim Curry yang penulis kenal kekocakannya di Home Alone 2 . Sebenarnya penampakan badut The Dancing Clown ini sudah mempunyai aura horor tersendiri. Namun, plot ceritanya seperti melemahkan aura horor itu sendiri. Plot cerita lebih banyak berfokus pada drama persahabatan Club Lucky Seven. Sedangkan aksi Pennywise Sang Badut Penari kurang begitu terekspose. Baik di bagian pertama maupun kedua, daya horor klasik ini juga terasa lemah untuk ukuran jaman sekarang. Begitu pula di beberapa bagian, akting para pemainnya juga alur cerita serta kualitas visual horornya terasa kaku. Dan,

Aurora borealis di antara 30 tahun

Berawal dari panggilan W-2-QYV sebuah misteri ruang dan waktu dimulai... Penulis suka bagian misteri ayah dan anak yang terpisahkan oleh ruang dan waktu ini. Terasa seperti film keluarga. Namun semakin ke dalam, rasanya seperti bergeser dari ekspektasi. Plot cerita berkisah tentang petualangan merubah takdir masa lalu yang kemudian berkembang menjadi petualangan memburu serial killer . Penulis "berharap" ada cerita keluarga yang dipertemukan oleh misteri alam. Ekspektasinya, ada twist yang disimpan. Cerita digulirkan tentang dua karakter utama beriringan di tahun 1969 dengan tahun 1999. Kemudian dipertemukan. Itu ekspektasi awalnya. Dan, penulis kira plot itu akan menarik. Namun keliru. Akan tetapi plot cerita yang ada disini sebenarnya sudah cukup unik, meski terkesan aneh terutama di bagian perubahan takdir, berita di koran, dan perubahan ruang di dalam rumah yang "terpaksa" mengikuti takdir. Keseluruhan, lumayan menghibur. Konfliknya yan

Aset yang terlepas dari kandangnya

Setelah sekian tahun lamanya "membeku", kini taman dinosaurus Jurrassic dibangunkan dari tidur lamanya. Tentu saja era telah berganti, begitu pula dengan teknologinya. Jurrassic Wolrd kini dihadirkan dengan teknologi yang jauh lebih canggih, lebih halus. Plot ceritanya dibuat menyambung dengan versi klasiknya. Konfliknya juga kurang lebih sama. Hiruk pikuk histeria di tengah kekacauan karena ada dinosaurus versi karnivora yang terlepas. Masih mengandalkan para pemain cilik untuk menegaskan bahwa kelas Jurrassic ini adalah film aksi-fantasi-animasi yang juga bisa dinikmati oleh keluarga. Jurassic World (2015) - 6/10

Classic Cobra

Aslinya hanya penasaran dengan sepak terjang Stallone sebelum jaman Rambo dulu. Mungkin karena faktor klasik, jadinya plot ceritanya terasa seperti serial televisi detektif biasa. Ada kasus lalu diusut oleh sang lakon. Rasanya terlalu datar bila penjahat hanya berkonflik dengan sang lakon, maka diberikan pemanis rasa dengan bintang cantik seksi jaman itu, Brigette Nielsen. Gaya aksinya terasa kaku dibandingkan jaman film laga masa kini. Andalannya juga seperti Rambo , menghabisi ratusan para begundal dengan aksi perkasa one man show . Menurut penulis, aksi laga film ini sudah terasa megah dibawakan oleh Stallone. Keseluruhan, biasa saja. Tapi bagi para fans Stallone, film ini wajib dikoleksi. Cobra (1986) - 6/10

Menumpas yang jahat walau badai menghadang

Tak ada alasan lain selain karena nama besar Andy Lau. Penasaran melihat gaya Andy Lau di jaman usianya yang tak lagi muda. Film ini berkisah tentang polisi yang mengejar sekelompok penjahat level besar. Andy Lau sendiri diposisikan sebagai polisi-nya. Keseluruhan, film ini menarik sebenarnya. Sekilas warna film seperti film Andy yang fenomenal, Infernal Affairs . Namun, faktor yang kurang sreg bagi penulis adalah terlalu banyak karakter yang dimunculkan dalam area konflik. Membuat sedikit bingung. Porsi Andy Lau sebagai polisi kemudian jatuh ke dalam konflik "salah tangkap" hampir sama besarnya dengan konflik penyamaran Gordon Lam sebagai Bong, mantan narapidana. Gordon Lam sendiri tidak hanya berkonflik dengan polisi tapi juga dengan urusan cinta-nya. Pembagian porsi cerita inilah yang terasa lemah. Yang ditonjolkan disini adalah permainan komputerisasi aksi laga. Hancur-hancuran kota di detik-detik akhir juga bagus. Detail beton bangunan kota yang pora

Sang Naga yang tertinggal di Amerika

Dulu, sebelum Jet Lee ke Amerika kemudian bergabung dengan tim yang dikepalai oleh Stallone dan Statham , Jet Lee ternyata juga pernah "terdampar" di Amerika pada masa mudanya. Sebagai atlet wushu, Jet Lee "tertinggal" karena berusaha membujuk rekannya untuk ikut kembali pulang ke China. Parahnya, selama tersesat di Amerika dulu Jet Lee masih belum bisa berbahasa Inggris. That's joking . Film ini hanyalah nostalgia. Film yang membuktikan kerja keras seorang Jet Lee di dunia akting. Bahwa kesuksesannya sebagai aktor laga Asia yang berhasil menembus Hollywood dan bergabung dengan aktor laga Hollywood, Jet Lee sudah pernah membuat film dengan background lokasi Amerika. Tentu saja, lawan main Jet Lee bukan lah pemain familiar. Meski begitu, nilai nostalgianya cukup besar karena dulu sebelum marak televisi swasta, menonton film ini sudah seperti "kemewahan" tersendiri. Lalu, poin tambahan yang membuat film ini semakin menarik adalah duet Jet L

Sudut manusiawi seorang preman

Done. Gila. Mantab sekali citarasa film ini. Luar biasa. Salut untuk Yang-Ik June yang berperan sebagai sutradara, penulis cerita, dan pemeran utama. Hebat. Film ini adalah drama psikologis. Kita akan disajikan sebuah budaya, (penulis katakan budaya karena umum dalam film Korea), premanisme ala Korea. Memukul kepala, menampar wajah, penulis sering melihat gaya tersebut di film Korea. Berkisah tentang seorang preman, Sang Hoon, yang memiliki masa kecil kelam. Kemudian tumbuh dewasa dan bekerja sebagai penagih utang dengan gaya preman. Hal yang menonjol dari film ini dialognya yang penuh makian. Namun, secara cerdas, film ini tidak dangkal hanya sekedar mengeksplor kehidupan preman, namun juga diberi unsur psikologis yang manis. Di balik kerasnya kehidupan seorang preman, Sang Hoon justru masih bisa menafkahi keluarga adiknya. Belum cukup, Sang Hoon juga berkawan akrab dengan gadis usia sekolah, Yeon Hee. Lagi-lagi, ada sisi emosionalnya ada pada latar belakang d

Kidnap from the kidnapper

Finish. Film yang lumayan menarik dengan lika-liku konfliknya. Sebenarnya film ini merupakan "sekuel", namun penulis belum mendapatkan seri petualangan Alex Cross yang sebelumnya. Tetapi, meskipun tanpa melihat seri Dr.Cross sebelumnya, film ini masih dapat diikuti tanpa harus bingung dengan jalan ceritanya. Along Came A Spider (2001) - 6/10

Adakah makhluk lain di luar angkasa sana?

Film lawas dibintangi sang aktris cantik Jodie Foster. Berkisah tentang seputar pembuktian keberadaan makhluk lain di luar bumi. Jodie Foster sendiri diplot sebagai ilmuwan yang sejak kecil tertarik dengan hal-hal berbau angkasa. Apa yang menarik dari film lawas ini adalah Jodie Foster-nya. Sedangkan dari segi konfliknya bagi penulis terlalu berat. Terlalu tinggi. Karena diceritakan perihal penelitian luar angkasa ini sampai menyentuh level pejabat negara hingga presiden dan segala prosedur yang bertele-tele. Kurang simple dengan bahasan rumitnya penelitian hanya sekedar membuktikan bahwa ada makhluk lain selain manusia di luar bumi. Kemudian, ada satu hal lagi yang membuat film ini jadi "keluar jalur" yaitu moment virtual ketika karakter Ellie bertemu dengan ayahnya yang telah lama meninggal di sebuah pulau. Dan, kelemahan penulis mengahadapi film jenis berat seperti ini adalah menjadi kurang begitu antusias. Contact (1997) - 6/10  

Boneka kayu berjiwa neraka

Film ini mengalami nasib sama dengan seri sebelumnya, The Conjuring . Mengapa seri? Karena ada bagian cerita yang merupakan eksplorasi dari The Conjuring yaitu seputar keberadaan boneka kayu yang dinamakan Annabelle. Di Conjuring, boneka Annabelle hanya disinggung sedikit saja. Kali ini, yang berdiri sebagai sutradara adalah John R. Leonetti. John R. Leonetti sendiri di film Conjuring berdiri sebagai Director of Photography , sedangkan James Wan di Annabelle ini naik pangkat menjadi Produser. Dengan kata lain, nuansa film masih tak jauh berbeda dengan Conjuring. Disini, aroma horrornya berjalan lambat. Efek horor yang disajikan, kurang begitu terasa sejak awal. Andalan utama dari film ini juga masih tetap memakai gaya umum seperti Insidious, musik yang tiba-tiba keras disertai kejutan, adegan kaki ditarik oleh yang tak terlihat. Mendapatkan tanda khusus yang kemudian ditelusuri lewat buku kemudian diketahui tanda tersebut merupakan tanda iblis, gaya inipun sudah umum dipa

Pelarian Joseph bersama Chloe

Sebuah drama dari Perancis. Meleset dari ekspektasi awalnya. Penulis kira merujuk pada judulnya film ini bakal menyajikan tontonan horor, namun ternyata bukan. Berkisah tentang petualangan sepasang remaja yang hidup tuna wisma. Seorang lelaki dan perempuan dengan mental abnormal. Mereka bergelandang bertolak dari satu tempat ke tempat lain. Konflik sepanjang film hanya seputar pelarian. Film yang tergolong berat menafsirkan maksud petualangan sepasang remaja ini. The Devils (2002) - 6/10

Calling from the dead

Sebuah sajian gabungan horor dan drama percintaan segitiga. Tidak sulit menebak horor ini arahnya kemana karena sudah terpampang jelas di judulnya, Phone. Pastinya akan "berbicara" seputar horor yang terjadi di telepon bukan di lukisan atau buku. Kalau dari sisi horornya, biasa saja. Terkesan sudah sangat umum. Cukup padat dijejalkan sepanjang film. Andalannya adegan asal kaget, asal tiba-tiba, asal sekonyong-konyong. Kalau dari sisi dramanya, khas Korea. Lumayan. Tidak dangkal. Plot dramanya dibuat dengan "tipuan" cerita. Penulis juga salah menebak pada akhirnya. Yang sedikit kurang sreg buat penulis adalah drama flashback dimana seorang wanita seorang diri secara "cepat" mampu melubangi kemudian membangun tembok. Kedua, soal karakter wanita simpanan yang masih usia sekolah. Setelah sekian lama terkubur mati, namun ternyata diceritakan rambutnya masih tumbuh di balik "kubur", kemudian masih bisa membuka mata dan hidup lagi untu

Tempat dimana yang mati dapat berjalan kembali

Apa lagi kalau bukan nama Stephen King yang menjadi alasan utama film ini layak tonton. Klasik. Horor yang dimunculkan tentu saja mengikuti trend dan teknologi kala itu. Era 80an. Masih belum "sehalus" era digital sekarang. Masih juga mengandalkan karakter yang dipoles dengan make-up menyeramkan. Namun plot cerita film ini yang terasa lebih horor. Plot cerita disini bagi penulis cukup bagus. Konfliknya tertata rapi mulai dari "kecil hingga membesar". Berkisah tentang seorang Louis Creed yang memboyong keluarganya pindah rumah. Di rumah baru tersebut, Louis mengetahui bahwa ada rahasia yang menyeramkan bila disalahgunakan. Tapi, demi cintanya kepada keluarga kecilnya, Louis mengabaikan sisi menyeramkan dari The Micmac ground . Pet Sematary (1989) - 7/10

Kesempatan kedua menjadi tameng presiden

Tentu saja nama Clint Eastwood menjadi alasan utama memilih film ini untuk dinikmati. Durasinya panjang. Berkisah tentang seorang Frank Hoorigan yang berprofesi sebagai agen Secret Service. Secret Service sendiri adalah tim yang dibentuk sebagai pasukan pengamanan orang nomor satu di Amerika. Menurut penulis film ini terlalu panjang. Konflik yang dihadirkan sebenarnya mudah namun disetir berkelok-kelok. Plot cerita yang dipakai disini tanpa menyembunyikan identitas sang penjahat. Bagi penulis yang gemar film ringan, melihat gaya plot cerita disini terlalu dibuat rumit. Mengapa? Karena menurut penulis bila film memakai gaya plot dengan karakter penjahat sudah dimunculkan di babak pertengahan harusnya tidak perlu cerita panjang. Tinggal "menunggu" kapan dipertemukan dengan Frank Hoorigan ini. Proses "menunggu" inilah yang kadang bisa membuat kesal karena perjalanan cerita yang dipanjangkan. Maka, kesimpulan penulis, harusnya dengan gaya plot karakter pe

They wouldn't play with us...

Sebuah sajian horor duet negara Perancis-Rumania. Horor yang dipakai merupakan horor dari sebuah teror. Konsepnya minimalis, tak banyak karakter yang dimunculkan dan konflik yang dipakai juga minimalis. Film ini bisa penulis samakan dengan gaya horor teror ala The Stranger milik Hollywood. Tidak perlu mencari tahu siapa penyebab konflik dan motifnya. Antara The Stranger dan film ini pun juga sama-sama mengusung tag based on true events. Hanya disini lebih miris karena faktor usia. Keseluruhan, andalan horornya adalah momen kejutan dan minimalis cahaya. Lumayan. Secara khusus, penulis suka adegan opening horor-nya. Them (2006) - 6/10

The one who sighs

Mencoba citarasa horor buatan Spanyol. Bagi penulis, film ini lebih ke drama misteri saja ketimbang horor. Misterinya ada pada karakter Santi, salah seorang anak yatim piatu yang diceritakan mati dengan kepala berdarah. Drama misteri kematian Santi, dilengkapi dengan drama konflik antar penghuni panti asuhan sendiri. Disini rasa horornya memang ada namun hanya sebatas penampakan, tak seperti rasa horor umumnya yang tak hanya penampakan tapi juga "meminta korban" atau menakut-nakuti dengan porsi dominan. Keseluruhan, drama kejahatan biasa. The Devil's Backbone (2001) - 6/10

Mantan teman sang istri yang juga mantan pacar suami

Film ini merupakan garapan Pang Brothers yang fenomenal dengan film The Eye . Konflik dalam film itu bagi penulis cukup cerdas dan menarik. Kali ini, penulis mendapatkan film garapan Pang Brothers yang lainnya. Horor psikologis, namun sayangnya bagi penulis tidak semantab dengan The Eye. Kesannya memang dibuat horor tapi sepertinya sudah umum. Plot horornya adalah menggiring opini tebakan ke arah yang diharapkan bisa mengejutkan penonton (menciptakan sebuah twist manis). Tapi, gagal. Plot berjalan dengan kisah yang membingungkan setidaknya bagi penulis. Meski penampilan Chalene Choi cukup dominan dan berakting bagus namun ketegangan yang berusaha disajikan masih terasa biasa saja. Kurang powerfull. Diary (2006) - 6/10

Pentingnya ilmu bahasa Inggris

Sebuah sajian drama komedi cinta dari Korea. Sayangnya, unsur komedi Korea kali ini kurang begitu pas dengan selera penulis. Bahkan, kadang terlalu berlebihan dalam melucukan sebuah moment. Begitu juga dengan dramanya yang terasa biasa saja. Seperti ada "hole" dengan chemistry antara karakter pria tampan, Moon-Su, dengan gadis Young-Ju yang dipoles dengan gaya lugu berkaca mata besar dan berponi rata. Keseluruhan, biasa saja. Tidak terlalu menarik. Please Teach Me English (2003) - 6/10

Preman sekolah terjerat cinta

Sebuah hiburan drama romantis dari Korea yang mengisahkan tentang "preman" sekolahan sedang jatuh cinta. Kalau dari sisi dramanya, khas Korea. Lumayan. Tidak dangkal. Kisah cinta Joong Pil, sang "preman" sekolah ini, tidak lurus begitu saja, tapi juga diberi "batu sandungan" agar terasa lebih romantis. Pada akhirnya, Joong Pil harus memilih antara menjadi murid sekolah "umum"-nya yang jatuh cinta di masa muda atau tetap dikenal menjadi jagoan yang tidak lemah oleh perasaan cinta. Ada campuran rasa komedinya juga, yaitu ketika seorang murid berjiwa jagoan dan kerap mem bully ini harus belajar gitar klasik demi mengejar sang pujaan hati. Entah mengapa, film rilis 2002 ini di-setting ke era 80an. Keseluruhan, antara sisi komedi, drama, dan romantisnya cukup menarik. Lumayan menghibur dengan aksi konyol Ryoo Seung-bum yang bermain serius dan bagus di film crime Perfect Number . No Manners / Conduct Zero (2002) - 6/10

Raksasa di balik serbuan kabut

Kalau bagi penulis, film ini (mungkin) akan lebih terasa horor bila fokus pada asap saja. Jadi, sekumpulan orang itu di dalam supermarket, terjebak oleh asap yang mampu "menelan" siapapun yang bergerak. Penulis kira, dengan horor bertema "asap pembunuh" sudah cukup. Akan tetapi karena ini berdasarkan novel, tentu takkan bisa berbelok cerita. Disini, horor asap kemudian ditambahi dengan horor serangan binatang raksasa. Ada konflik antar mereka yang terjebak dalam supermarket. Terasa biasa saja. Penampilan paling menonjol adalah karakter Mrs. Carmody. Penulis masih meraba-raba apa kira-kira maksud simbol dari karakter Carmody ini. Horor serbuan binatang raksasa, bagi penulis juga biasa. Mungkin ini hanya masalah selera, kurang begitu antusias menghadapi kisah horor yang hanya mengandalkan makhluk menyeramkan. Ending. Bagian terakhir yang juga sedikit "mengecewakan". Terlalu di dramatisir. The Mist (2007) - 6/10

Gemulai Wing Chun melawan kekar tinju Barat

Jika penulis memilih, maka penulis lebih suka gaya dan alur cerita Ip Man yang versi perdana . Secara gaya, penampilan Donnie Yen tidak terlalu banyak perbedaan. Hanya, soal bobot cerita, rasanya di seri ini terlalu "dipaksakan" menampilkan kehebatan sosok Yip Man. Seperti menjawab tuntutan suksesnya seri pertama Ip Man. Jadi, seolah rasanya bobot cerita dibesar-besarkan. Tapi, bisa dikatakan sebenarnya, di seri kedua ini, alur dan posisi karakter tokoh yang ditampilkan, hampir mirip dengan seri perdana. Tidak ada yang baru. Biasa saja. Posisi Yip Man masih dipegang Donnie Yen. Masih "cantik" dengan Wing Chun. Satu hal yang tidak bisa atau mungkin belum bisa tergantikan adalah adegan fenomenal Yip Man melawan 10 orang Jepang sekaligus! Adegan itu, sangat mantab buat penulis. Tapi, disini tidak ada adegan tarung yang memorable. Banyak adegan tarungnya, tapi tidak se-natural seperti Ip Man pertama. Selebihnya, hampir sama dengan seri pertama, pos

Suatu hari di saat kita di kampus Middleton

.....dan mengantar, anak kita masuk kuliah.... Done. Sebuah film romantis yang mengambil latar belakang kejadian sehari saja. Simple. Plot ceritanya ramah. Cerah. Tentang dua insan dewasa yang bertemu dalam sebuah acara tur pengenalan kampus. Seorang bapak dan anak lelakinya, berjumpa dengan seorang ibu yang datang bersama putrinya. Yang kemudian membangun kisah cinta kilat adalah para orang tua. Bagi penulis, bila dipandang dari sudut lain, film ini menawarkan fantasi yang bakal langka terjadi. Kisah cinta yang dibangun oleh George dan Edith disini adalah kisah cinta tulus apa adanya. Tanpa melihat latar belakang budaya, pekerjaan, status sosial, apalagi harta. Yang ada mereka bertemu dalam sehari kemudian saling tertarik dan seolah bersama-sama menyanyikan lagu Iwan Fals... kemesraan ini...janganlah cepat berlalu.... #assekk At Middleton (2013) - 6/10

Rencana yang seharusnya sederhana saja

Finally, its done . Yeeahh,...setelah sekian lama, akhirnya selesai juga menyimak film garapan Sam Riami ini. Bagus . Bagus untuk kita renungkan konfliknya. Sepele namun "dalam" maknanya. Berkisah tentang Hank yang hidup sederhana dan (sudah) bahagia dalam kesederhanaannya. Memiliki istri cantik dan bakal menjadi seorang ayah. Yang terjadi kemudian adalah ketika Hank bersama adiknya, Jacob, dan Lou secara tak sengaja menemukan bangkai pesawat dan uang jutaan dollar di dalamnya. Hank, yang sejatinya adalah karakter pria biasa sederhana harus berubah menjadi pembunuh amatir demi "melindungi" uang temuannya. Mulai dari tetangga, teman, hingga saudaranya sendiri, harus merenggang nyawa di tangan Hank. Seperti judulnya, sebuah rencana yang (seharusnya) sederhana, berubah menjadi masalah pelik hingga dibayar nyawa. Di belakang "layar" Hank, adalah Sarah sang istri. Tetangga Hank terpaksa dibunuh atas dasar ide Sarah, begitu pula permaina

Surat untuk Oliver Lang

Bagi penulis, film ini termasuk film yang memiliki plot cerita yang cerdas. Tidak dangkal. Tidak mudah ditebak jalan ceritanya karena tak selalu lakon yang menang. Film ini berkisah tentang seorang Michael Faraday yang masih belum bisa menerima kematian istrinya yang berprofesi sebagai agen FBI. Duka berkepanjangan yang dialami oleh Michael ini akhirnya menjadi "senjata" bagi pihak yang ingin membuat kekacauan level negara. Plot cerita awalnya berjalan susah diselami. Tapi semakin ke dalam, semakin menarik dengan misteri Oliver Lang-nya. Dan, twist yang baik disajikan sebagai antiklimaks di ending . Keseluruhan, menarik dengan misteri dan twist ending -nya. Arlington Road (1999) - 7/10

Meninggalkan masa lalu lewat jalur Pasific Crest Trail

Sajian film drama yang diangkat dari kisah nyata tentang perjalanan seorang wanita yang melakukan hiking atau penulis terjemahkan sendiri perjalanan lintas alam di Amerika. Menurut data yang penulis cari dikatakan bahwa trek yang dipilih oleh Cheryl, karakter utama sekaligus karakter nyata, adalah Pasific Crest Trail . Dan disebutkan juga bahwa panjang trek Pasific Crest Trail kurang lebih 2650 mil atau 4000 km lebih. Sedangkan Cheryl sendiri menyelesaikan 1100 mil. Yang menakjubkan adalah perjalanan itu dilakukan dengan "susah payah". Tentu saja susah payah. Digambarkan bahwa Cheryl awalnya harus jatuh bangun menopang tas hiking. Dan tentu saja, perjalanan ribuan mil ditempuh sebagian besar dengan berjalan kaki. Sendirian. Ekspektasi penulis awalnya adalah menikmati petualangan lintas alam yang keras. Dengan rute terjal, musim ekstrim, perjuangan hidup di alam bebas, pemandangan alam yang eksotis, dan gangguan binatang liar. Hasilnya, scene pemandangan

Ketika Frank Martin tidak bisa melanggar aturan menjaga jarak dengan mobilnya

Di seri ketiga ini, masih ada nama Statham. Masih ada nama Luc Besson. Berarti harapannya masih akan ada sajian aksi laga maksimal dengan sedikit komedi. Dan, hasilnya? Lumayan. Not bad . Disini aksi laganya masih mantab. Hanya porsinya dibuat lebih berbeda dari dua seri sebelumnya. Disini aksi laga tidak hanya seputar tarung rapi bersih ala Frank Martin, tapi juga ada sedikit olahan aksi unjuk gigi mobil Audi. Di samping itu juga, porsi Statham ditambah dengan porsi pamer otot. Konflik cerita di seri kali ini lebih tebal. Lebih matang. Sisi komedinya, lebih berkurang. Keseluruhan melihat aksi laga yang tenang dan mantab ala Frank Martin sejak di Nice, atau Amerika, dan kembali ke Perancis ini, kesannya memuaskan dan menghibur! Transporter is Statham and Statham is The Transporter . That's all! The Transporter 3 (2008) - 7/10

Cara gila mendapatkan uang

Sebuah film horor dari Korea. Tapi horor nya bukan jenis horor tentang makhluk yang menyeramkan atau makhluk dari alam gaib yang balas dendam. Melainkan horor psikologis. Film ini mengajak kita berpikir betapa mengerikan bila ada pihak yang berani berbuat nekat hanya demi imbal balik uang asuransi. Tak tanggung-tanggung, mulai dari memotong tangan sendiri, hingga menggantung anak sendiri. Lalu, mengajukan klaim asuransi. Lagi-lagi, lewat film kita diajak merenung betapa hanya demi uang, manusia bisa melakukan hal di luar logika... Konflik yang "dalam", menampilkan horor dengan cara memancing berpikir bagaimana bila ada manusia yang menghalalkan segala cara hanya demi klaim asuransi, inilah sisi menarik dari film garapan sutradara Shin Tae-Ra ini. Black House (2007) - 6/10

Hukum seorang ibu tak selemah hukum negara

Sebuah karya film Korea yang konon berdasarkan kisah nyata, namun entah benar atau tidak. Hanya di end credit dipaparkan beberapa fakta tentang mental anak remaja di jaman teknologi masa kini. Film ini terasa sangat emosional. Terutama pada sesi pancingan pemerkosaan kepada Eun Ah. Gambaran sedih yang dialami oleh Eun Ah mampu menarik rasa perih secara psikologis. Diperparah dengan kematian yang tragis. Sisi pembalasan seorang ibu yang mengetahui bahwa anaknya diperkosa, kemudian diperkosa untuk kedua kalinya dan dibully dengan ancaman, juga terasa emosional. Di satu sisi, sesi pembalasan terasa "lambat" kurang powerfull , tapi di sisi lain begitulah adanya, karena sisi pembalasan dilakukan oleh seorang wanita lemah secara fisik maupun psikologis menerima kematian anaknya. Film ini mampu mengajak sekaligus membangkitkan rasa geram kepada lemahnya pembalasan yang setimpal bagi anak muda yang sok jagoan. Dan, disitulah letak kekuatan drama psikologis Korea

Gairah membara Cecile

!! 18++ !! Kesan pertama seusai menyimak film ini, wowww... !! Panas. Bukan untuk kalangan 25 tahun kebawah, kecuali boleh untuk remaja yang sudah menikah. Vulgarnya tergolong keras. Bukan hardcore namun tergolong berani . Sang aktris yang bermain panas disini adalah Deborah Revy yang porsi "panas gila"nya cukup besar. Plot ceritanya sendiri biasa. Tentang kehidupan seorang wanita yang berpetualang seks dari beberapa lelaki, entah apa tujuannya yang pasti wanita ini sangat menikmati setiap petualangan gilanya. Di tempat lain, dikisahkan tentang hubungan panas nan malu-malu ala Alice dan Matt. Yang menarik disini bukan film tentang dunia prostitusi melainkan tentang gairah murni yang timbul karena alami bukan karena materi seperti di dunia nyata. Keseluruhan, lumayan buat obat penambah gairah, untuk kalangan yang telah menikah mungkin bisa dijadikan referensi penambah kreativitas dalam keintiman. Deborah Revy, you're so hot !! Mengapa Q? Penulis ber

Frank Martin punya aturan khusus soal janji

Kisah pekerjaan Frank Martin yang kedua kali ini sekilas mengingatkan penulis pada gaya Man On Fire . Menjadi bodyguard anak orang kaya yang diincar penculik. Disini, karakter Frank lebih ditonjolkan dengan aksi laganya tanpa senjata. Porsi Statham memamerkan kemampuan bela dirinya mendapat porsi lebih besar daripada seri sebelumnya. Tapi bila dibandingkan dengan gaya laga Jackie Chan, aksi laga disini masih kalah natural. Masih ada campur tangan Luc Besson. Jadi, untuk urusan hiburan laga dan alur cerita dinamis, terbilang hampir sama kualitasnya dengan Frank Martin di seri perdana . Secara keseluruhan, masih menghibur. Transporter 2 (2005) - 6/10

Manisnya cinta pertama di sekolah

Biasanya favorit penulis untuk Thailand umumnya genre horor. Tidak semua bagus, tapi ada yang satu dua berkesan. Kali ini, berbeda. Kali ini penulis mencoba citarasa film Thailand bergenre drama romantis. Done. Dan, bagus. Like it. Penulis kurang antusias awalnya. Kesannya kaku. Memaksa romantis juga memaksa lucu. Mirip citarasa film memaksa romantis lokal-an. Mungkin terpengaruh gaya karakter Nam, yang dibuat seolah-olah " ugly ". Berkulit gelap, berkawat gigi, dan berkacamata. Bahasa gaul-nya culun. Kutu buku. Geek. Jatuh hati pada pemuda keren, putih bersih tampan. Ada yang mengganjal disini. Perubahan fisik karakter Nam terjadi begitu saja seusai babak pentas Snow White. Karakter Nam langsung berubah menjadi putih, berambut panjang, cantik, imut, maniest... Love it . Terutama babak drum band. Tapi, bagi penulis, film ini baru terasa kuat pada babak Nam berambut panjang. Lebih cerah dan terasa atmosfir romantisnya. Meski begitu tetap saja, film ini adalah

Kisah asmara salesman

Done. Lumayan. Template cerita yang dipakai bermacam-macam. Ada komedi kecil, ada kisah dewasa (bukan untuk kalangan remaja apalagi hiburan keluarga!), lalu ada rasa drama tragisnya. Kalau penulis, suka komedi kecil dan kisah dewasa-nya. Masuk babak drama tragisnya, bawaannya tidak tega. Kasihan secantik itu harus menerima kenyataan penyakit parah. Love And Other Drug (2010) - 6/10

Sebuah naskah sempurna Manchester United tahun 1992

Kala itu Mei 1999 . Bayern Munich bertemu Manchester United di Nou Camp dalam perhelatan akbar final Piala Champion. Pada saat itu juga, tahun 99 berarti penulis masih duduk di bangku SMA. Masih aktif bermain serta mengikuti segala macam tayangan pertandingan sepakbola kapanpun waktunya. Seingat penulis laga Munich versus MU inipun terjadi saat dini hari dan penulis juga menyaksikan melalui televisi. Yang terjadi saat itu adalah kenangan emosional, dimana MU tertinggal 1 gol dan sudah hampir dipastikan kalah. Namun, mendekati masa akhir, Sir Alex memasukkan dua amunisi senior, Teddy Sheringham dan Solksjaer, yang akhirnya lewat mereka berdua lah keajaiban itu terjadi. Manchester United tercatat dalam sejarah sebagai juara Piala Champion tahun 1999 mengalahkan Bayern Munich dengan skor 2-1 dalam masa injury time 3 menit. Dan, belum selesai sampai disitu. Tahun 1999 merupakan tahun emas Manchester United karena sebelum menjuarai Liga Champion, MU sukses menjuarai Liga In

Cerita semalam dengan film Baise Moi

!!! 18++ !!! !! Very high impact violence and sexual content throughout. Lalu, its depictions of sexual violence [that] may cause controversy . Itu kata wikipedia. Percayalah. !! Lagipula dari sudut plot cerita, kurang begitu paham arti dan arahnya. Vulgar, pasti. Tapi banyak momen-momen yang disajikan dengan kaku kecuali bagian vulgarnya. Baise Moi (2000) - 5/10  

Perangkap untuk kolektor kelas kakap

Done. The Best Offer , bagi penulis memang menawarkan penawaran menarik. Awal, penulis salah mengira. Sekilas, terlihat film ini film dengan latar belakang "klasik" atau jaman sebelum modern. Ternyata, sudah ada laptop.... Dan, semakin ke dalam semakin menarik konfliknya. Ada misteri yang dibangun secara apik. (Meski sebenarnya, penulis sudah bisa menebak ada persengkongkolan). Namun, penulis salah menebak kira-kira apa yang akan diambil dari seorang pria berumur kolektor seni kaya raya yang hidup menyendiri. Keseluruhan, menarik. Plot ceritanya mampu menggiring dengan baik ke dalam sebuah kisah pria tua kaya raya bercitarasa seni tinggi sedang dibuai asmara tapi tak sadar bahwa sedang masuk ke dalam sebuah perangkap. The Best Offer (2013) - 7/10