Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Opini

Rumput liar tersayang di halaman cinta sang pangeran muda

Spesial kali ini rewatch serial yang pernah hits fenomenal di era awal 2000an. Yaitu Meteor Garden. Dilihat dari tahun tayangnya, Movielitas waktu itu masih kuliah. Serial ini sangat booming sekali, semua pasti mengenal F4 meskipun pada jaman tersebut belum ada internet semasif saat ini. Ketika rewatch , ada beberapa part yang memang sangat lupa sekali entah saat itu terpotong tugas praktek kuliah yang harus merantau atau memang lupa saja. Yang menarik dari serial klasik ini adalah termasuk salah satu serial yang memiliki afterwatch (kalau di bidang kuliner lazim disebut after taste ) cukup kuat. Dan, meskipun sudah hampir 20 tahun berlalu, serial ini masih sangat menarik disimak dan tidak terasa sisi klasiknya meskipun penggunaan teknologi nya masih terlihat jadul, tapi tidak mengganggu keseluruhan cerita romantisnya. Berkisah tentang seorang wanita Sanchai yang kuliah di kampus Ying De. Dimana di kampus tersebut ada sekelompok pemuda yang terkenal dengan julukan F4 (Dao Ming Se, M

Sebuah Perjalanan

Karena mental dan mood serta energi yang berantakan, kegiatan menonton film sedang terganggu. Di sela lelah, mencoba merangkai nada meskipun aslinya buta nada. Biarpun tak terdengar indah tapi hati tak meresah. Dengan alat seadanya jadilah single instrumental digital untuk kesekian kalinya. Dan kali ini diberi judul Journey. Latar belakang memilih judul Journey untuk menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang sangat flat dan simple, bahkan mungkin membosankan. Durasi musik menggambarkan perjalanan hidup yang entah sampai dimana titik akhir-nya. Perjalanan hidup yang telah dilalui ada beberapa kelokan yang mungkin terdengar sumbang atau bahkan tidak menarik tergambar lewat progesi chord. Naik turun nada yang flat dan berulang-ulang hingga menjemukan menggambarkan hidup yang dijalani, suka duka ceria menangis histeris frustasi, waktu kemarin dan hari ini. Nothing special.    Dari komposisi susunan nada nya pun sangat too simple . Diulang-ulang. Progresi chord nya juga pakem dan bukan ch

Tetap Berkarya Meski Tidak Harus Berjaya

Di era yang serba canggih saat ini harus diakui mempermudah dalam beberapa hal. Salah satunya berkarya. Saat ini siapa saja bisa berkarya melalui banyak instrumen media. Yang merasa berwajah tampan atau cantik bisa berkarya lewat media foto-foto ala-ala Instagram. Yang merasa memiliki skill photografi bisa berkarya lebih luas dan menjual karya nya lintas negara. Kurang lebih itu contoh saja. Selain di saat ini setiap orang bisa seolah "memiliki" stasiun televisinya sendiri ( atau istilahnya channel ) untuk ditonton jutaan umat manusia di bumi. Dimana dulu, untuk berjaya sebagai artis harus masuk melalui ala-ala seleksi ajang-ajang ini itu. Salah satu yang menarik perhatian Movielitas adalah gebrakan era internet digital di dunia per-musik-an. Di era saat ini, untuk masuk dapur rekaman mungkin bisa lebih mudah dan terjangkau dibandingkan era musik jaman dahulu. Siapapun yang merasa berbakat di dunia tarik melodi bisa berkarya melalui media nya sendiri bahkan bisa publishing se

Forum anonim di dalam aplikasi Twitter

Akhir-akhir ini sering buka aplikasi Twitter. Baca-baca rentetan scrolling   Timeline . Ada keseruan tersendiri baca-baca timeline . Ribuan orang saling bersahut-sahutan men- tweet isi pikiran. Hingga Movielitas menemukan satu dua tweet yang menarik perhatian.  Ada banyak akun berseliweran yang Movielitas lihat memiliki tweet di timelinenya dengan satu kata yang seragam kemudian disambung dengan aneka cuitan bermacam-macam yang dalam satu jam bisa mencapai puluhan tweet atau lebih mungkin. Kesamaan nama akunnya mengandung kata " menfess ". Kalau secara baku, arti menfess diambil dari kata " mention confess " atau kurang lebih pesan kaleng alias anonim. Kalau ada satu akun menfess, kurang lebih berarti akun tersebut berisikan sederetan tweet yang dikirimkan oleh banyak akun twitter personal yang mungkin ingin menyampaikan sesuatu secara anonim di luat akun pribadinya. Istilahnya akun bot ( robot / automated ) Kurang lebihnya begitu. Menurut seorang kawan, sebenarn

Cara mudah daftar dan menikmati layanan Netflix

Topik malam ini membahas tentang dunia streaming. Kalau jaman dulu, Movielitas mendapatkan film dari satu rental ke rental lain. Pada saat itu seperti menyenangkan bila berkunjung ke tempat rental, kadang juga bingung mendebarkan saat menjatuhkan pilihan sulit mencari film-film yang bagus. Saat itu film bagi Movielitas masih berbentuk fisik. Meski sudah ada internet tapi belum begitu mengenal. Sejak menjamurnya layanan warnet dan dunia per-download-an. Dunia rental pun pelan-pelan mulai seperti sadar diri. Era harus berganti. Movielitas menikmati era dunia copy-paste download film. Dan, lagi-lagi era dituntut berubah cepat. Internet semakin menjamur, internet pun semakin canggih menghadirkan sistem tonton secara streaming. Meski terlambat, akhirnya Movielitas ikut merasakan dunia streaming-an. Salah satunya adalah layanan Netflix. Awalnya dulu, Movielitas menganggap bahwa layanan Netflix ini hanya untuk mereka yang memiliki kartu kredit. Dan Movielitas bukan tipe orang ber-kartu kredit

Sekilas Rewind 2021

Di dunia per-youtube-an lokal, baru-baru ini diramaikan dengan konflik seputar kemunculan Rewind 2021 . Tapi sebenarnya Movielitas termasuk kurang update, jadi agak telat menikmati kemunculan Rewind 2021 ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di dunia youtube lokal, setiap tahunnya ada video unggahan yang konsepnya menampilkan apa yang pernah trending selama setahun ke belakang. Movielitas ikuti dari era 2014 an, kalau tidak salah ingat. Dengan begitu, istilah Youtube Rewind biasanya atau umumnya diluncurkan di awal tahun berikutnya atau di akhir tahun bersangkutan. Rewind 2021. Bukan Youtube Rewind 2021. Alasannya, kalau tidak salah, karena konsepnya tahun 2021 ini tidak hanya menampilkan yutuber semata tapi juga tokoh-tokoh yang dianggap penting di tahun 2021 silam. Overall, lumayan. Canggih. Kesan yang Movielitas tangkap dari poster digital yang ada di Google, bentukan nya adalah film. Konsepnya "film". Tapi, bagi Movielitas jatuhnya seperti video klip. Dan itu terasa sudah

Corona Covid-19 dari sisi film

Membahas tentang Corona-virus atau Covid-19 memang tidak akan pernah habisnya. Penuh perdebatan di dalamnya. Seperti di awal pandemi ini, ukuran “awal” ini relatif, sempat ada perdebatan kecil seputar kesamaan pandemi Covid ini dengan film Contagion . Waktu itu, Movielitas merasa pernah menonton film tersebut. Dibilang mirip ya memang mirip. Kemirip-an nya secara pandemic spread – nya. Penyakit yang (biasanya) dipandang sebagai penyakit “sepele” kemudian menulari manusia dari daily things dan menjadi pandemi global. Bahkan ada potongan dialog dalam film Contagion ini yang sama persis dengan pola protokol kesehatan yang digemborkan oleh tenaga kesehatan di seluruh dunia waktu itu. google.com Movielitas memiliki keresahan berbeda tentang Corona atau Covid ini jika diambil dari sudut film. Bisa jadi, pandemi Covid ini “memiliki” kesamaan dengan kisah yang ada di film The Village (2004) disutradarai oleh M. Night Shyamalan. Inti sederhana film The Village ini adalah adanya sebuah per

Jackie Chan : Berkeliling Dunia Dengan Budaya dan Laga

Jackie Chan. Berbicara tentang Jackie Chan maka yang ada adalah totalitas dan kerja keras seorang aktor hingga mencapai titik kesuksesan. Jackie Chan adalah salah satu aktor favorit Movielitas. Selama mengkuti dan menikmati deretan film (tidak semuanya) yang dibintangi Jackie Chan, Movielitas paling tidak mencatat beberapa poin yang melekat setiap menonton penampilan dari seorang Jackie Chan. Totalitas. Semangat dari aktor laga-komedi memang sangat Nampak. Khususnya, yang selalu menjadi ciri khas dari Jackie Chan, adalah selipan Behind The Scene di setiap akhir film. Tidak selalu ada, namun umumnya ada. Gaya laga yang berbeda. Sebenarnya hal ini bukan menjadi nilai plus dari Jackie Chan, namun menjadi kehebatan aktor laga khususnya dari benua Asia sepanjang pengamatan Movielitas. Sebut saja 3 bintang laga besar yang pernah ada, Donnie Yen, Jet Lee, dan Jackie Chan. Masing-masing dari aktor tersebut memiliki setting an gaya laga yang berciri khas sendiri-sendiri dan berbeda satu sa