Skip to main content

Posts

Showing posts from 2023

Reality on June 03, 2017

Tanpa sengaja Movielitas memencet sebuah poster film. Tanpa membaca keseluruhan sinopsi singkat, hanya kata " based on true event..." dan Movielitas memilih untuk melanjutkan menekan tombol play... Film ini tidak berhubungan langsung dengan judul nya meskipun apa yang dikisahkan di film ini merupakan kejadian nyata. Film ini diklaim menggunakan dialog yang persis dengan saat kejadian. Berkisah tentang seorang wanita bernama Winner yang didatangi oleh dua petugas dari FBI. Tidak ada nada tinggi ataupun emosi apapun saat petugas demi petugas dari FBI mendekat ke kediaman Winner. Begitu juga saat Winner mulai "disidang" alias diinterview oleh pihak FBI. Tanpa intimidasi apapun akhirnya semua menjadi jelas. Film garapan sutradara Tina Satter ini cukup unik dan menarik. Dan...berkualitas. One day story alias film ini mengadopsi gaya plot cerita yang berlangsung hanya dalam satu hari singkat saja. Konflik nya pun sangat lembut cukup bisa dimengerti kecuali unsur politik n

Something that makes you feel alive without your feet on the ground ...

Akhirnya bisa juga mendapatkan kesempatan menonton film ini setelah banyak melihat seliweran review di media sosial beberapa waktu yang lalu. Banyak postingan yang "memuji" film ini, dan membuat Movielitas terpaksa untuk penasaran. Karena dari tampilan poster film nya cukup "menjajikan sebuah kisah menarik. Film ini berkisah tentang seorang Becky yang kehilangan energi hidup karena tragedi yang menimpa suaminya. Di tengah kegalauan yang melanda, Becky diajak untuk kembali memompa adrenalin agar kembali "hidup". Pompa adrenalin yang ditawarkan Becky terlihat sederhana dibanding dengan mendaki terjalnya perbukitan, namun tidak kalah "menakutkan" jika salah langkah sedikit saja. Dan, memang harus terjadi salah perhitungan... Film ini memakai gaya "mencari permasalahan sendiri dan akhirnya jadi repot sendiri". Intro film garapan sutradara Scott Mann ini mengingatkan Movielitas dengan intro film Vertical Limit , sebuah film klasik yang juga berki

Togo

Kali ini Movielitas berkesempatan menonton sebuah sajian tentang hewan favorit Movielitas, yaitu seekor anjing. Dari Disney dan bila boleh berpendapat bisa Movielitas katakan hampir "mirip" dengan Eight Below . Berkisah tentang seekor anjing milik Seppala. Awal mulanya Seppala bukanlah seorang pecinta anjing namun karena "kegigihan" Togo kecil untuk terus membuntuti kemanapun Seppala pergi dengan kereta anjing-nya, akhirnya Seppala pun luluh dan harus mengakui "kelebihan" yang dimiliki oleh Togo. Hingga sampai di suatu masa, terjadilah sebuah epidemi diphteria yang menyerang anak-anak di daerah Seppala tinggal. Epidemi Diphteria ini membutuhkan serum untuk penangkalnya dan karena keterbatasan transportasi serta area yang sulit dijangkau disertai cuaca buruk, akhirnya diputuskan bahwa yang akan menjemput serum dari kota adalah Seppala dan kereta anjingnya. Based on true event, ini yang membuat Movielitas tertarik untuk menonton selain faktor anjing. Namun j

Project Aries

Kali ini berkesempatan menuntaskan seri ke sembilan. Benar, sembilan. Petualangan Dominic Toretto dkk dalam membasmi kejahatan dengan skill berpacu dalam kecepatan mobil mereka. Kali ini judul film ke sembilan dari Fast & Furious bukanlah sebuah tombol di keyboard tapi memang begitu adanya judulnya. Di seri kali ini dipegang sutradara Justin Lin mengangkat kisah Dominic Toretto yang mendapatkan "musuh" saudara kandungnya sendiri, Jakob. Dom dan Jakob memperebutkan sebuah "bola" yang kemudian disebut Project Aries, yang konon dapat meng-hack komputerisasi dunia. Ternyata, tidak hanya "bola hijau" saja yang akan bisa menguasai dunia komputer namun harus ada kunci untuk mengaktivasi. Kunci nya ini ternyata bersama dengan Han, yang justru dikisahkan di seri sebelumnya meninggal dunia. Bagi Movielitas, semakin ke sini semakin biasa saja sejauh ini. Justru kurang menarik lagi. Konflik dalam seri sembilan ini, terasa sangat smooth tanpa berarti apa-apa. Setia

Lembar hidup baru di tengah taman satwa

Kali ini pilihan jatuh ke sebuah film based on true story tentang kisah Benjamin Mee yang membeli sebuah kebun binatang untuk kemudian diambil alih. Film garapan sutradara Cameron Crowe dan dibintangi duet Matt Damon - Scarlett Johansson dan yang menarik perhatian adalah si cantik Elle Fanning. Berkisah tentang seorang Benjamin Mee yang hidup bersama dengan dua anaknya pasca sang istri meninggal dunia. Sepeninggal istrinya, Benjamin Mee dengan konflik single parent akhirnya memutuskan untuk memulai lembar hidup baru dengan membeli sebuah rumah baru. Rumah baru yang ternyata adalah berlokasi di tengah kebun binatang yang telah ditutup. Film ini bergenre film keluarga yang "ramah". Jalan ceritanya sederhana saja. Konfliknya cukup bercabang tidak hanya satu arah. Ada konflik culture shock dengan tinggal dan mengelola kebun binatang, konflik ayah dan anak, konflik percintaan remaja yang manis, dan konflik pembukaan kembali kebun binatang yang kemudian dikenal sebagai Dartmoor

Every Con Has Its Pros

Sudah pasti film ini akan tertebak akan mengikuti jejak pendahulunya dari judulnya, Ocean. Dan memang film garapan sutradara Gary Ross ini merupakan sisi lain dari trilogy Ocean milik George Clooney dkk. Dan, Movielitas memang sangat penasaran dengan film ini. Debbie Ocean, yang merupakan saudara perempuan dari Danny Ocean, baru saja bebas dari masa tahanan. Selepas dari penjara, seperti yang pernah dilakukan Danny, Debbie pun langsung menghubungi rekan nya, Lou untuk mengabarkan sebuah rencana pencurian perhiasan yang katanya bakal terbesar dalam sejarahnya. Seperti yang telah dilakukan Danny pun, Debbie dan Lou kemudian mulai memilih anggota untuk menjalankan aksi smooth criminal di perhelatan Met Gala. Bagi Movielitas, jika dibandingkan dengan Ocean Eleven, film ini kurang lebih senada. Bertabur bintang film. Sederet cameo yang terkenal. Background musik nya pun dibuat semirip mungkin. Alur ceritanya dan konfliknya tidak jauh berbeda. Ringan dan serba smooth, mulus tanpa halangan.

Gonker

Karena Movielitas adalah salah satu penyuka jenis hewan anjing maka dipilih lah menonton film ini malam ini. Dan sebenarnya bahkan sebelum diputar, Movielitas sudah bisa menebak atmosfir film ini. Yaitu film untuk hiburan keluarga. Salah satu jenis film yang "ramah" ditonton bersama keluarga. Berkisah tentang karakter Fielding yang baru saja mengalami putus cinta. Demi menghibur diri sendiri, Fielding ingin segera mencari pengganti pasangan lamanya. Pilihannya jatuh kepada seekor anjing dari sebuah penampungan hewan. Diberi nama Gonker. Gonker diambil dari tempat penampungan saat masih kecil, hingga beranjak besar, Gonker menjadi teman hidup terbaik Fielding. Hingga satu saat, Gonker lepas berlari mngejar seekor rubah dan tidak bisa menemukan jalan pulangnya ke Fielding. Film ini berjalan normal biasa saja. Konflik utamanya adalah hubungan manusia dan anjing, tapi dikemas dengan tambahan konflik kecil lainnya yaitu konflik psikologi pemuda yang baru lulus kuliah. Lalu ada kon

Janji cinta yang terlupakan

Akhirnya selesai sudah rewatch Meteor Garden season 2. Di season ini Movielitas bisa mengingat lebih banyak dari yang dulu pernah Movielitas tonton lewat media televisi. Dan, ya memang pantas film ini menjadi fenomenal di jaman 2002. Di season kali ini meski tetap mendapat pertentangan dari sang ibunda, Dao Ming Se tetap menjalin hubungan dengan Sanchai. Setelah lulus dari Ying De, Dao Ming Se melakukan perjalanan tamasya merayakan kelulusan berdua dengan pujaan hati Sanchai. Namun di tengah tamsya, Dao Ming Se mengalami kecelakaan dan terpisah lama dengan Sanchai. Secara kemasan, menurut Movielitas season dua Meteor Garden ini jauh lebih baik daripada season pertamanya. Secara konflik lebih "rumit" dan menggemaskan mengikuti konflik lupa ingatan yang dialami Dao Ming Se. Drama percintaan Sanchai yang berlayar jauh tanpa arah juga mampu menarik emosi patah hati. Setidaknya bagi Movielitas konflik Dao Ming Se dan Sancahi ini mampu menarik ulang memori-memori yang tumbuh kemban

Julie dalam dua belas babak kisah hidupnya

Sebuah sajian drama pencarian jati diri dari negara Norwegia. Berpusat pada karakter Julie, seorang wanita muda yang sedang "bimbang" menentukan arah tujuan hidupnya. Dari dokter bedah, psikolog, fotografer, hingga pegawai toko buku adalah sederet profesi yang sempat menarik hatinya untuk digeluti. Julie, di tengah pencarian jati diri nya bertemu dengan karakter Aksel seorang kartunis. Mereka pun bercinta dan saling mengikat janji satu sama lain. Di tengah perjalanan cinta mereka, Julie bertemu dengan seorang pria lain yaitu Elvind. Kehadiran Elvind yang awalnya bersifat "one night stand" berujung jatuh cinta. Karena mungkin berlatar belakang profesi Julie sebagai pegawai toko buku, plot cerita film ini dibuat selayaknya "membaca" buku. Terdiri dari 12 babak dan tambahan. Bagi Movielitas, drama percintaan juga perjalanan hidup Julie ini cukup menarik. Alur cerita berjalan lembut dan bisa berkembang menjadi rangkaian cerita yang menarik. Konflik nya lebih k

Hadiah dari hutan

Sajian kali ini berasal dari negara Perancis. Berkisah tentang seorang ayah, Stephane, dan putrinya, Victoria, yang sedang berduka kehilangan seorang istri sekaligus ibu bagi Victoria. Awalnya hubungan Stephane dan Victoria yang renggang akibat suasana duka membawa mereka berpindah lokasi tempat tinggal di sebuah daerah pegunungan terpencil. Hingga satu hari, Victoria mendapat sebuah hadiah "kecil" dari seorang pria yang tak dikenal, yaitu seekor "anjing". Anjing tersebut konon datang dari arah hutan yang berada di pegunungan tersebut. Dan, hadirnya anjing, yang kemudian diberi nama Misteri, tersebut memberi suasana baru bagi hubungan ayah-putri yang sempat retak.Akan tetapi hadirnya Misteri pun membawa suasana lain bagi penduduk sekitar. Drama ringan tentang kisah cinta manusia dan binatang ini sebenarnya biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Movielitas memang menyukai film yang bertemakan anjing, tapi untuk film ini ada nilai plus tersendiri karena jenis "anji

Labirin sempit menuju surga kebebasan

Meander (bacanya mungkin "minder" tapi bukan minder rendah diri) jika dilihat artinya secara kasar adalah sungai yang berkelok-kelok. Dan film ini boleh dibilang kurang lebih demikian. Berkisah tentang seorang wanita, sebut saja Lisa, yang mengaku tersesat. Di tengah perjalanan Lisa bertemu Adam. Sebuah siaran radio menyampaikan tentang kabar pembunuhan dengan ciri-ciri pelaku yang ternyata hampir sama dengan ciri-ciri orang di sebelah Lisa saat itu... Lisa terbangun di sebuah ruangan kecil, jika Movielitas boleh bilang mirip dengan cerobong asap yang sering ditemukan di restoran. Pakaian Lisa sudah berganti dengan pakaian ala baju renang dan kini Lisa memiliki gelang penunjuk waktu untuk bergerak. Bagi Movielitas, awal pembukaan film ini cukup menarik. Nuansa misteri. Situasi yang dimiliki Lisa mengingatkan pada gaya film Buried . Bedanya, jika di Buried karakter utamanya "terjepit", tapi karakter Lisa disini lebih beruntung karnea bisa sedikit leluasa bergerak maj

Hilangnya Simon Werner

Sajian kali ini berasal dari negara Perancis. Disutradarai oleh Fabrice Gobert. Bertemakan misteri hilangnya seorang Simon Werner. Film ini berkisah tentang sekelompok siswa sekolah yang menerima kabar tentang hilangnya teman sekolah mereka, Simon Werner. Film kemudian berjalan dengan gaya cerita sudut pandang dari berbagai karakter. Dari sudut promosi nya, film ini termasuk "high rated". Tapi, bagi Movielitas justru sebaliknya. Film yang berkonflik utama misteri ini justru berjalan dengan tensi yang sangat lamban dan pelan. Tidak ada tensi misteri sama sekali yang berhasil dibangun dari sudut manapun. Justru atmosfir yang dibangun terasa film romantis percintaan anak sekolah. Dan mungkin karena faktor bahasa, Movielitas kesulitan untuk melihat akting para pemainnya. Overall, tidak menarik. Harapan munculnya sebuah drama misteri tidak ada sama sekali. Tensi konflik yang ada malah seperti berjalan lamban dan datar saja. Lights Out (2010) - 4/10

Sisi putih dalam dunia hitam

Akhirnya, setelah mencari disana-sini, ketemu juga. Film klasik era 90an yang pernah jadi referensi gaya anak muda saat itu. Gaya gangster anak jalanan yang tampan. Saat itu lumayan bisa meniru gaya anak jalanan gangster-nya, yang tidak bisa ditiru hingga saat ini adalaj sisi ketampanannya. Film garapan sutradara Wong Jing dengan bintang film Andy Lau sebagai Cheung Dee. Cheung Dee sebagai seorang anggota triad yang disegani oleh abak buahnya sendiri yang setia. Cita-cita Cheung Dee sebagai ketua gangster pada satu kesempatan berhasil dicapai namun dengan bayaran cukup mahal. Meskipun sebagai anggota triad yang pernah menolong bos nya sendiri, reputasi Cheung Dee di hadapan bos besar gangster terlihat sangat hina. Kesabaran Cheung Dee sebagai anggota gangster Hongkong, Triad, pun menemui batas akhir. Film klasik ini jika dinikmati saat era sekarang memang terasa "kaku". Penataan adegan satu ke adegan berikutnya, aksi laga, komedi, akting dan sebagainya, yang mungkin pada era

Mencari gara-gara dengan capit Kepiting Raja

Sepertinya Movielitas memiliki idola baru kekinian. Meski usia aktor ini boleh dibilang tidak muda, namun penampilannya cukup berkesan di beberapa film nya. Don Lee atau Ma Deong Seok. Bisa dikatakan postur Don Lee ini cukup gemuk dan terlihat "lambat" tapi memiliki aura powerfull.  Kali ini film yang dibintangi Don Lee berkisah tentang seorang pengusaha perikanan, Dong Chul, yang dikenal seumur hidupnya selalu ditipu. Watak karakter Dong Chul sebagai pengusaha hasil laut dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan sayangsekaligus takut istri. Namun, watak tersebut berubah drastis ketika sang istri disakiti. Peringai asli Dong Chul seketika muncul begitu mengetahui sang istri diculik. Movielitas suka dengan gaya film ini. Harusnya berkesan serius tentang cerita kriminal, tapi mampu diolah dengan bumbu komedi segar yang menghibur. Plot ceritanya sederhana saja. Pada awal-awal film, jalan cerita terasa seperti film romantis komedi. Lalu dibanting ke arah misteri penculikan namun

The festival that occurs only once every 90 years

Begitu banyak review tentang film satu ini. Sebagian besar mengatakan film ini bergenre horor. Movielitas pun penasaran dengan kadar horor film garapan Ari Aster ini. Berkisah tentang sekelompok anak muda dari negara Amerika yang ingin melakukan perjalanan ke Swedia. Film ini berpusat pada karakter wanita, Dani, dan kekesih nya, Christian. Alasan utama meilih Swedia adalah ajakan teman untuk ikut festival yang diadakan oleh sebuah komunitas di Swedia, Harga. Setelah beberapa waktu bergabung dalam komunitas Harga, Dani dkk mulai merasakan ada keganjilan dengan keberadaan festival tersebut. Bagi Movielitas, kesan pertama dalam menikmati film ini adalah berat. Film ini bukan genre favorit Movielitas. Plot cerita, secara garis besar bisa ditangkap tapi untuk detail konflik nya cukup membuat bingung. Terasa banyak sekali adegan-adegan ataupun dialog yang merupakan "simbol-simbol". Suasana cerita ataupun akting berasa seperti menonton panggung teaterikal yang seolah-olah menyimpan

Meliput kehidupan di perut kapal selam

Akhirnya setelah cukup lama berdiam di hard drive, bisa tuntas juga menonton tuntas film satu ini. Durasinya cukup panjang, kalau dimenitkan memakan hingga 200 menit. Dan beberapa kali percobaan, Movielitas gagal menuntaskan hingga saat ini akhirnya berhasil. Jauh sebelum era film Troy... Film garapan Wolfgang Petersen ini berkisah tentang sekelompok pelaut Jerman yang ditugaskan untuk melaut dengan kapal selam. Film ini berfokus pada karakter Letnan Werner yang bertugas sebagai jurnalis peranng dan bertugas meliput kehidupan di dalam kapal selam dari titk berangkat hingga titik kepulangan. Bagi Movielitas, film ini sangat bagus. Meskipun ada poin minus, seperti kendala bahasa dan subtitle, banyaknya karakter yang dimunculkan bisa membuat sedikit bingung. Tapi itu semua bisa terpinggirkan dengan penggambaran suasana setting kapal selam serta kualitas akting para pemain yang cukup bagus. Suasana fil hampir 95 persen berada di "dalam" kapal selam yang sempit dengan puluhan awak

Ada apa dengan Calder Road?

Cukup penasaran dengan dokumenter satu ini, karena dulu pernah ada film dengan judul yang mirip, Texas Killing Field. Movielitas sudah lama menonton film tersebut dan agak lupa jalan ceritanya. Dokumenter kali ini berisi tiga episode yang lumayan menarik. Tentang tragedi misteri pembunuhan berantai tanpa tersentuh hukum untuk waktu yang lama. Misteri pembunuhan berantai tersebut terjadi di  Sangat kompleks mengingat jumlah korban yang cukup banyak dan rentang waktu kejadian yang tidak "rapat" berdekatan melainkan rentang tahunan dan pelaku tidak hanya satu. Misteri pembunuhan tersebut dikenal dengan sebutan Texas Killing Field yang terjadi tahun 1980-1990 an di area Interstate Highway 45 League City, Texas America. Korban kesemuanya adalah wanita muda. Area TKP dalam dokumenter ini (pada era tersebut) memang cukup "mendukung", terletak di pinggir jalan tol yang umunya area kosong dan gelap pada malam hari. Tidak ada pemukiman penduduk. Bahkan tidak ada yang peduli b

Polyhexamethylene Guanidine di udara

Sajian kali ini dari negara Korea. Dan yang membuat lebih menarik adalah tag based on true story . Kejadian nyata yang terjadi di negara Korea sekitar tahun 2006 hingga 2011. Berkisah tentang keluarga kecil, Jung Tae Hoon yang memiliki istri dan seorang putra. Tidak perlu lama, film ini langsung ke pokok masalah dimana sang anak mengalami penyakit paru-paru, fibrosis paru. Dalam hitungan hari kemudian, Jung Tae Hoon yang berprofesi sebagai dokter harus kehilangan sang istri. Antara kematian sang istri dan penyakit aneh yang menimpa putra-nya, Jung Ta Hoon menemukan keganjilan. Kisah dokter Jung Tae Hoon ini menggambarkan kondisi outbreak di negara Korea yang dikenal dengan PHMG caused lung disease outbreak. Kejadian tersebut pecah di era 2011 dimana ada kecurigaan setiap musim semi dimulai sekitar era 2006, angka kasus penyakit khususnya pada ibu dan anak secara drastis meningkat. Overall, film ini berjalan menarik di bagian awal. Menurut Movielitas, grafik film ini kemudian menurun se

Kenangan wisata yang terhapus abu

Sebenarnya film dokumenter ini masih jauh dari perhatian Movielitas. Namun karena dicoba, akhirnya ditonton sampai tuntas. Dan, seperti biasa lagi-lagi, dokumenter Netflix, menarik. Berkisah tentang tragedi yang terjadi di negara Selandia Baru, tepatnya di daerah "wisata" White Island. 09 Desember 2019. White Island, begitu pulau tersebut diberi nama. Whakaari , itu nama asli nya. Whakaari sendiri adalah sebuah gunung aktif di tengah laut yang mana bagian pucuk gunung muncul dan bisa berfungsi seperti layaknya "pulau". Seingat Movielitas dari beberapa artikel ataupun mungkin vlog, Whakaari ini memang bisa difungsikan sebagai tempat wisata dengan daya tarik kawah aktif nya. Seputar "pulau gunung" tersebut menurut para turis cukup indah dengan aneka warna-warni. Namun, tetap yang perlu diingat, "pulau gunung" ini masih berstatus aktif. Tragis. Dan, tidak ada yang harus disalahkan. Semua yang terjadi, khususnya dalam peristiwa Whakaari ini memang bu

Amarah yang menjadi kekuatan super

Ada yang tahu karakter Teth Adam sebelumnya? Atau sudah pernah tahu komik nya? Atau juga mungkin pernah menonton film Shazam? Kalau sudah pernah tahu karakter Teth Adam, sepertinya mengikuti film ini akan lebih mudah. Sedangkan Movielitas, belum pernah tahu karakter komik ataupun karakter dalam film superhero lainnya. Karena genre superhero fantasy seperti ini bukan genre favorit, jadi kurang begitu update. Alasan jatah menonton kali ini jatuh ke film garapan sutradara Jaume Collet Serra ini adalah Dwayne Johnson. Movielitas termasuk salah satu penggemar Dwayne sejak kemunculannya di dunia perfilman. Dan kali ini Movielitas mencoba menikmati sajian fantasy superhero. Berkisah tentang seorang manusia dengan kekuatan super yang lahir sebagai budak di sebuah negara Kahndaq. Teth Adam yang kemudian muncul sebagai pahlawan bagi rakyat Kahndaq memiliki kekuatan yang lahir dari amarahnya. Dalam kekuatan amarah dan misi balas dendamnya, Teth Adam harus terkurung selama ribuan tahun. Di jaman y

Berangkat dari bawah tanah di lingkungan miskin, berakhir di bawah tanah rumah orang kaya

Sutradara Bong Jon Hoo dan aktor Song Kang Ho pernah bekerja sama di beberapa film antara lain yang pernah Movielitas tonton seperti The Host dan Memories Of Murder . Kedua film tersebut bagi Movielitas cukup menarik, original, dan berkualitas tinggi. Kali ini kembali duet Bong Jon Hoo dan Song Kang Ho melahirkan karya yang dihajar beragam penghargaan bergengsi salah satunya adalah Academy Award. Berkisah tentang sebuah keluarga Kim yang hidup sebagai keluarga ekonomi bawah tinggal di sebuah basement yang mungkin bisa dibilang kurang layak untuk hidup sehat. Sebuah kesempatan mampir di anak tertua keluarga Kim, Kim Ki Woo, yang ditawari pekerjaan sebagai guru les untuk seorang siswi cantik dari keluarga Park yang kaya raya. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Kim berhasil mengambil hati keluarga Park tempat dia bekerja sebagai guru les. Tak perlu lama bekerja, Ki Woo berhasil merayu keluarga Park untuk merekrut seorang guru seni untuk anak kedua keluarga Park. Guru seni yang direkome

Don't have a good day, have a great day!!

Kesan pertama, unik. Dan seperti biasa, Movielitas yang selalu menikmati film secara "terlambat", baru menikmati film garapan sutradara Shawn Levy ini setelah melihat aneka ragam review di media sosial. Dari gambar posternya, unik dan warna-warni. Bintang utama, Ryan Reynolds yang sukses dengan Deadpool yang kocak abis. Berkisah tentang dunia hiburan yang sedang marak saat ini yaitu gaming. Baik itu mobile atau PC dan sebutan keren saat ini adalah para gamers. Dikisahkan salah satu game yang sedang booming adalah Free City. Bagi Movielitas, mungkin saja Free City itu diambil dari perpaduan Sim City dan Free Fire. Para player game Free City ini bisa memiliki karakter andalan mereka dengan berbagai aneka skin pilihan. Apa itu skin? MOvielitas paham namun susah menjelaskan secara detailnya. Bagi para gamers pasti akan paham apa itu skin. Salah satu player di dalam Free City adalah Guy yang merupakan karakter NPC alias Non Player Character atau karakter dalam game yang tidak dima

Memanggil yang telah pergi

Tidak ada alasan lain kecuali penasaran. Terlalu banyak seliweran review atau tulisan singkat mengenai film garapan sutradara Ari Aster ini. Movielitas sangat penasaran dengan kualitas horor disini. Berkisah tentang satu keluarga kecil Graham yang terdiri dari ayah,ibu, dan dua anak putra-putri yang masih berumur sekolah.Cerita dibuka dengan cerita duka yang dialami oleh keluarga Steve Graham.Ellen, ibu dari Annie Graham istri Steve Graham, dikisahkan meninggal dunia. Tak lama berselang, keluarga Graham ditimpa musibah berikutnya yaitu kecelakaan mobil yang menewaskan putri bungsu mereka, Charlie. Konflik selanjutnya yang menurut Movielitas merupakan konflik utama. Dan sekilas spontan Movielitas teringat pada konflik di dalam film Pet Sematary (1983) . Kurang lebih bila bisa dibilang demikian. Kesan yang Movielitas dapatkan, belum ada yang spesial. Paling menonjol adalah kualitas akting dari para pemeran. Khususnya pada Toni Collette sebagai Annie, Alex Wolff sebagai Peter, dan Milly S

Menjaga martabat bangsa melalui seni bela diri

Akhirnya, komplit. Dibilang komplit selama memang benar sesuai judul " finale ". Entah kalau satu saat ada produser atau sutradara iseng yang punya ide menerbitkan karya " aftermath finale ". Kali ini adalah seri keempat dari petualangan Ip Man. Di seri kali ini, dikisahkan Ip Man memberanikan diri ke Amerika atas undangan sang murid, Bruce Lee. Sekaligus juga membawa misi mencari sekolah di Amerika untuk sang putra semata wayangnya. Sesampainya di Amerika, Ip Man menemui jalan terjal untuk menyekolahkan anaknya di Amerika dikarenakan persyaratan administrasi yang sulit bisa dipenuhi. Kesan yang Movielitas dapat selama menikmati cerita Ip Man, cukup beragam. Dari awal permulaan, pada kesan lokasi, terasa kurang relaistis untuk menggambarkan masa era tahun 1960-70an. Jujur, terlalu rapi ala studio. Meskipun secara pewarnaan memang sudah dibuat maksimal untuk menggambarkan jaman dulu. Dari sisi plot cerita, kesan yang didapat selama mengikuti alur cerita Ip Man disini

Cerita satu malam menjadi supir sang pembunuh bayaran

Kali ini berkesempatan menikmati sajian lawas, produksi tahun 2004 silam. karya sutradara Michael Mann. Diisi dengan berbagai tampilan bintang besar antara lain Tom Cruise, Jamie Foxx,Jada Pinkett,Mark Ruffalo, dan spesial guest yang tampil cuma beberapa detik saja Jason Statham. Berkisah tentang perjalanan satu malam oleh seorang supir taxi yang harus menerima penumpang seorang pembunuh bayaran dengan target lima orang. Tema singkat tersebut kemudian dibuat dalam cerita drama yang sangat apik. Permainan alur cerita kisah satu malam dipadu dengan perang akting Tom Cruise dan Jamie Foxx. Bagi Movielitas kualitas film ini luar biasa. Menarik diikuti dari awal hingga akhir. Gaya akting dingin ala Tom Cruise cukup bagus sebagai pembunuh bayaran yang serba taktis, terlatih, dan rapi. Konflik sederhana mencari lima target dalam satu malam disajikan dengan dialog yang dalam dan berkesinambungan dengan alur cerita, sedikit aksi laga yang menarik, sinematografi yang berkualitas, dan perputaran

Menggambar cerita horor dari apartemen Gwang Lim

Sebuah sajian dari Korea kali ini kembali bertema horor. Berkisah tentang seorang kartunis yang mencoba menggali cerita dari sebuah gedung apartemen Gwang-Lim. Kisah horor apartemen tersebut dipecah menjadi beberapa bagian seperti layaknya bab dalam buku. Ada kisah dari penulis buku, penjual barang, apoteker, dan siswa. Secara garis besar, horor yang disajikan dalam film ini masih tergolong sangat standard saja. Tidak ada yang istimewa. Dari alur cerita pun, tidak seperti umumnya kisah cerita film Korea yang kadang penuh dramatisasi. Senjata horor yang digunakan sangat umum yaitu gebrakan adegan jumpscare. Overall, bagi Movielitas, tidak ada yang istimewa. Serba biasa saja. Mencari data film ini agak susah, bahkan judul aslinya pun banyak versi. The Night Shift? The Grostoque Mansion? Ghost Mansion? Mungkin bagi pecinta horor Korea, bisa cocok dinikmati atau bagi yang mengenal salah satu pemeran dan merupakan penggemar berat-nya bisa juga sebagai bahan koleksi tontonan. Ghost Mansion (

Uji nyali karena tergiur sponsor live streaming

Dulu, ulasan serta kesan film ini pernah mondar-mandir di timeline dan cukup membuat Movielitas penasaran sejauh mana nuansa horor yang dibawa oleh film garapan sutradara Jung Bum Shik ini. Dan baru kali ini setelah sekian tahun sejak kemunculan nya Movielitas baru bisa menonton. Film ini menggunakan gaya cerita seperti Grave Encounter atau The Blair Witch Project . Film ini memakai pendekatan era milenial yaitu mengadakan live streaming selama menelusuri bangunan bekas rumah sakit jiwa Gonjiam di Korea sana. Dan utnuk keberadaan Rumah Sakit Gonjiam ini sepertinya memang benar (pernah) ada di dunia nyata, tapi untuk saat ini apakah masih ada atau sudah tidak, Movielitas kurang tahu. Bagi Movielitas, film ini juga mengadopsi gaya "akibat mengundang horor" alias horor yang dibuat karena ulah sendiri. Secara konflik, nuansa horor yang dibangun dari awal cukup mengena. Meski senjata utama yang dipakai juga sudah sangat umum yaitu mengandalkan kegelapan dan aneka jumpscare. Untu

Menghidupkan kembali kisah Simba penguasa rimba

25 tahun berlalu begitu cepat. Karya yang dulu dengan teknologi canggih saat itu kini dicoba untuk di daur ulang. Di ceritakan kembali dengan teknologi saat ini. Sebuah kisah yang pada jamannya menjadi hits box office meskipun jika dipandang pada saat kini, karya kisah tersebut masih dua dimensi atau lazim disebut kartun. Jon Favreau, adalah orang yang kemudian dipercaya untuk mendaur ulang kisah raja rimba, Simba. Tidak bisa dipungkiri, Jon Favreau adalah orang dibalik kesuksesan daur ulang karya Jungle Book , yang menurut Movielitas juga sangat luar biasa epic. Keren. Di kisah Simba ini, lewat tangan Jon Favreau lagi-lagi menjadi sutradara berdarah dingin yang mampu "menghidupkan" kisah Simba. Dari segi cerita, menurut Movielitas hampir sama dengan karya di tahun 1994 . Tapi yang benar-benar harus diapresiasi disini adalah detail teknologi-nya yang luar biasa "hidup".Movielitas harus akui, kagum. Luar biasa memang teknologi serta kisah yang dimiliki Disney ini. Fi

Tugas polisi jujur yang dihadang polisi korup

Lagi, tambahan koleksi film-film dibintangi Jackie Chan. Boleh dibilang sebelum film Shinjuku , ini adalah film "serius" yang dibintangi Jackie Chan, setidaknya bagi pengalaman Movielitas menikmati karya Jackie Chan. Tidak ada komedi sama sekali di dalamnya. Kalau dilirik dari ending film serta sumber wikipedia, film ini seperti terinspirasi dari kejadian nyata. Untuk kebenarannya, Movielitas tidak perlu membahas lebih jauh. Bercerita tentang seorang polisi yang ditugaskan untuk mengawal seorang konglomerat. Namun, sayangnya tugas pengawalan tersebut harus berakhir kacau hingga melibatkan kepolisian lintas negara. Secara keseluruhan, film ini kurang menggigit. Akting serius Jackie Chan disini sudah lumayan. Hanya saja secara kedalaman cerita, kurang menggigit. Masih terasa film kriminal biasa. Bisa jadi karena faktor "usia" film yang pada jaman itu teknologi belum secanggih saat ini. Tidak ada plot twist. Tidak perlu berlama-lama penonton akan tahu siapa yang jahat

Police Story 2

Akhirnya setelah sekian lama, Movielitas bisa melengkapi seri Police Story. Sebuah film legend milik aktor yang legend juga, Jackie Chan. Sebelumnya, terasa sangat susah sekali menonton film ini, pernah sekali waktu mendapatkan tapi kurang pas dengan subtitle -nya yang mengakibatkan malas untuk ditonton. Masih seputar tentang tokoh polisi yang dinilai "kontroversial" dalam menangkap penjahat, Ka-Kui. Kali ini Ka Kui mendapat perlawanan dari segerombolan penjahat yang mengancam akan melakukan peledakan bom. Dari segi konflik, biasa saja. Dari gaya aksi laga masih tetap bagi Movielitas adalah Die Hard versi Asia. Cukup menghibur dengan bumbu komedi. Keseluruhan, masih menghibur. Movielitas masih betah menonton dari durasi awal hingga durasi khas akhir film Jackie Chan yang selalu menampilkan sedikit behind the scene . Keren. Police Story 2 (1988) - 6/10

Apakah mereka sedang bertengkar?

Kali ini berkesempatan menonton film yang tahun ini sepertinya "diganjar" lumayan banyak penghargaan. Film yang disutradarai oleh Martin Mcdonagh dengan aktor utama duet antara Collin Farrell dan Brendan Gleeson. Sedikit info saja, trio sutradara dan dua aktor ini pernah juga menggawangi film In Bruges (2008) . Film ini berkisah tentang persahabatan antara Padraic dan Colm. Tanpa angin tanpa hujan di suatu hari, Colm mendadak berubah sikap kepada Padraic. Colm secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya sudah tidak berminat untuk berteman dengan Padraic lagi. Bagi Colm, sosok Padraic hanyalah sosok yang "menghambat" dirinya dengan cerita-cerita mimpi kosong. Tentu saja, Padraic tidak tinggal diam diperlakukan oleh sahabatnya. Dengan sejuta cara Padraic berusaha membangun kembali komunikasi dengan Colm. Keren. Film ini berjalan dengan satu konflik unik. Dibawakan dengan kualitas akting dan chemistry akting yang brilian dari Collin dan Brendan. Dua-duanya bermain

Bean vs Bee

Setelah sekian lama menjadi legenda, kini Rowan "Mr.Bean" Atkinson kembali menyapa para penggemar-nya. Lewat sebuah hiburan ringan yang berkisah tentang petualangan penjaga rumah (housesitting) mengawal rumah mewah yang ditinggal pemilik-nya untuk liburan. Sederhana sekali tema nya. Konfliknya sederhana juga. Gaya Rowan disini kembali menggunakan gaya ala Mr.Bean namun kali ini ber-dialog berbeda dengan kesuksesan Rowan mengadaptasi gaya James Bond di Johnny English . Dan, "film" ini ini dibuat ala serial bukan film satu kesatuan utuh. Menurut Movielitas, tidak ada yang baru di sini. Gaya Rowan murni mengadaptasi kekonyolan ala Bean . Bahkan di salah satu dialog-nya, menyebutkan kunci kesuksesan Mr.Bean yaitu terlalu ter-obsesi pada hal sepele. Jika dipikir-pikir memang demikian adanya, Movielitas baru menyadari bahwa konflik utama kesuksesan Mr.Bean adalah pada masalah yang sepele dan secara jenius mampu diolah menjadi tontonan yang menyegarkan mood penonton. Namun

Misi menuntaskan ambisi negara yang tersisa sebelum lonceng perdamaian

Sebenarnya alasan utama memilih menonton film ini adalah berita dan aneka review yang Movielitas lihat sekilas di timeline. Banyak dan sering menemukan bahasan seputar film ini. Pastinya akan menarik bila menonton tanpa membaca review orang lain terlebih dahulu. Juga, film ini masuk dalam beberapa nominasi penghargaan bergengsi. Berkisah tentang karakter Paul Baumer, seorang remaja sipil yang menjadi salah satu remaja yang direkrut negara Jerman untuk maju ke medan perang. Rekrutan angkatan Paul Baumer ini nantinya akan dikirim ke negara Perancis. Bersama ketiga rekannya, Paul dengan penuh semangat terbakar dengan pidato nasionalisme dari pihak sekolah dan negaranya, berangkat ke medan perang melawan serdadu Perancis. Film dari negara Jerman bertemakan Perang Dunia garapan sutradara Edward Berger, menurut Movielitas, memang kembali ke selera masing-masing. Bagi Movielitas yang awam dan bukan kritikus ataupun pengamat juga bukan praktisi dunia perfilman merasa biasa saja menikmati film