Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Memotret pertikaian antar saudara sebangsa

Yang menarik awalnya adalah karena film ini berdasarkan kisah nyata. Tentang sekumpulan fotografer yang memiliki persamaan ketertarikan di dunia fotografi khususnya meliput daerah konflik atau combat photographer . Kisah film ini diangkat dari pengalaman para jurnalis foto di Afrika Selatan pada sekitar tahun 90an yang mana pada masa itu masih bergelut dengan pertikaian antar saudara. Nama grup para jurnalis ini adalah Bang Bang Club, dan ada karya mereka yang akhirnya dihargai penghargaan dunia. Plot cerita film ini yang sedikit kurang menarik. Kaku. Begitu pula pada beberapa momen akting para pemainnya. Alur ceritanya terasa kaku kurang halus, pergerakan dari satu masa ke masa lainnya terasa dikejar dan kurang fokus pada satu konflik. Sudah pasti sebagai pemanis, ada konflik cinta di dalamnya. Terutama pada gaya akting sebagai fotografer. Penulis merasa kurang sreg melihat Ryan Phillipe dan kawan-kawannya berakting sebagai fotografer, kurang natural. The Bang-Bang

Teman dari dunia digital

Film yang menarik. Kisahnya dilempar dalam tiga kisah dengan tiga karakter berbeda dengan tiga dunia masing-masing karakter. Dasarnya dunia tiga cerita disini memiliki kesamaan nada dasar yaitu digital. Dan, karena teknologi digital pula lah mereka semua "terjerat" masalah. Plot ceritanya bagus. Tiga cerita yang ada, baik disambung maupun tak disambung, tidak mempengaruhi kualitas cerita keseluruhan. Kalau dari sisi penulis, film ini seperti menebarkan pesan terselubung seputar bahaya dunia sosial di internet. Dari kisah Nina, awalnya dari camsex sebagai batu loncatan karir-nya. Tentu saja, langkahnya mengangkat dunia chat adult sebagai tema berita menjadi masalah hukum bagi narasumber. Dan, bagaimana dengan dunia Kyle sebagai narasumber berita untuk karir Nina? Ya, begitulah dunia dewasa di dalam internet. Para anak muda direkrut untuk kemudian dijadikan objek pemuas nafsu. Dari kisah Ben yang dikerjai oleh rekan sekolahnya, juga berawal dari d

Tugas di sekolah yang belum terselesaikan

Ternyata film dari Spanyol. Tentang seorang guru bernama Modesto yang memiliki kelebihan dapat melihat makhluk dunia lain. Ketika mengajar di sekolah itu, ternyata baru diketahui bahwa masih ada beberapa arwah murid yang belum "diluluskan". Akibatnya para arwah ini sering membuat ulah sambil menunggu masa "kelulusan". Film ini diolah dengan citarasa komedi horor remaja ringan. Plot ceritanya tidak terlalu berat. Horornya tidak kasar juga tidak pula berusaha keras menjadi kisah horor sungguhan. Balutan komedinya cukup segar, tidak dangkal asal komedi. Konfliknya juga bagus tidak asal-asalan dalam mengolah citarasa horor dengan komedi dan kisah romantis ala remaja. Keseluruhan, film yang cukup menghibur. Ghost Graduation (2012) - 6/10

Jalan terang dibalik hutan terlarang

Dulu pernah sekali menyimak film ini. Tentu yang menarik (dulu) adalah dari sisi predikat "horor"-nya. Kali ini ada kesempatan menyimak kembali. Dan, untuk kali ini (karena sudah pernah menonton) tentu berasa lain. Sisi "horor"nya sebenarnya kurang berasa. Ide plot ceritanya yang menarik sekali. Film ini juga dikenal dengan twist yang sebenarnya bisa dibuat lebih manis dan kuat. Ide cerita yang menarik. Bagi penulis, dipandang dari sudut lain, film ini seperti menyindir tentang mitos. Atau boleh dikatakan juga film ini mengandung nilai inspirasi yang bagus direnungkan. Tentang mitos, sebenarnya tak hanya disini, juga di dunia nyata, kita seringkali dihadapkan pada mitos atau ajaran dari para orang tua. Mitos atau ajaran ini, ketika beranjak dewasa, akan terasa seperti "penjara". Tidak boleh ini itu, dilarang begini atau begitu, jangan ke arah sana dan sini, dan sebagainya. Bila melanggar, maka akan celaka. Sama, seperti yang dialami d

Amukan naga kecil di tanah Han

Sengaja memilih film klasik ini ditonton. Sederhana saja alasannya, karena Bruce Lee. Jujur saja, baik pada masa jaya hingga tutup usianya, penulis malah belum lahir. Tapi, untuk karyanya paling tidak masih bersemi hingga sekarang. Film ini merupakan karya layar lebar Bruce Lee. Yang membuat penulis penasaran adalah bagaimana akting dan kehebatan Bruce Lee yang terkenal itu. Tidak bisa disamakan. Dari alur cerita, akting, gaya tarung film Bruce Lee disini terasa beda jauh dengan teknologi sekarang. Melihat film klasik ini tentu saja berbeda pada jamannya. Disini hampir semua terasa kaku. Alur ceritanya, akting, dan koreografi beladirinya. Yang menonjol disini adalah fisik Bruce Lee sendiri. Kalau dari kehebatan kungfunya, menurut penulis justru kurang terlihat di film ini karena gaya beladirinya terasa kaku. Berbeda sekali dengan koreografi beladiri ala Jet Lee atau Jackie Chan di jaman modern. Fisik Bruce Lee disini boleh dikatakan kecil dan kurus. Tapi, soal otot

Gempa cinta

Adalah sebuah drama yang menghibur dari Korea. Awalnya terasa komedi. Menarik. Gaya karakter utama pria (Doo Hyun) sebagai pria yang jatuh cinta kemudian menikah dengan wanita cantik (Jung In). Setelah 7 tahun pernikahan....jenuh! Padahal kecantikan Jung In boleh dikatakan tidak main-main. Cantiknya pakai sekali. Namun, karakter Jung In yang serba otoriter dan sarat kritikisasi membuat Doong Hyun tertekan ke bawah dunia. Memaksa Dong Hyun menyewa seorang Casanova untuk menjauhkan istrinya... Aksi lucu Dong Hyun memang menghibur. Lalu, dibanting menjadi drama serius ketika Jung In mulai "ada hati" kepada Casanova. Pergerakan plot ceritanya cukup bagus ditata rapi. Konfliknya pun cerdas tidak dangkal. Keseluruhan, bagus. Menghibur. Pesan moral film ini, seberapa pun "mengganggunya" orang terdekat atau orang yang kita kasihi, akan terasa sepi bila mereka tak ada. Hargai cinta. All About My Wife (2012) - 6/10

Cerita dari film 2 Guns

Masih terjebak dalam rangka "ekspektasi yang meleset", kali ini menimpa film yang dibintangi 2 aktor kelas dunia, yaitu Mark Wahlberg dan Denzel Washington. Sayangnya, konflik film ini menurut penulis kurang simple. Terlalu padat dan berliku-liku karena "banyak"nya karakter pendamping dari dua aktor utama. Plot ceritanya terlalu berputar-putar. Antara seteru penyamaran DEA-militer, uang, drugs, CIA, marinir. Terlalu berbelit-belit. Gaya komedi-aksi, meski komedinya tak terlalu "besar", untuk Mark Wahlberg tak menjadi masalah. Gaya koboinya memang masih sanggup melebur dalam cerita, tapi tidak untuk kelas Denzel Washington. Denzel kurang cocok untuk film dengan plot komedi-aksi seperti ini. Lagi-lagi, mungkin karena faktor IHSG yang baru saja "terpukul tersungkur" jatuh ke bawah dan dollar yang sedang "naik daun", mood penulis terbanding terbalik dengan rating dunia. 2 Guns (2013) - 6/10

Roulette games

Kalau sudah melihat Buried , tentunya tidak akan asing dengan gaya film disini. Tapi, bila belum sempat menyimak Buried mungkin saja, film ini akan terasa lain. Tapi, buat penulis, jika dibandingkan dengan Buried disini masih kurang terasa powernya. Karena di Buried, total sendirian. Disini, karakter in tight space -nya masih "beruntung" karena masih ada komunikasi dan masih bisa melihat dunia luar. Bagian ending, sedikit rumit, penulis sampai harus mengulang, sepertinya " roulette " tetap berlaku dan serius. Bukan sekedar latihan belaka. Brake (2012) - 6/10

Gelombang serbuan virus mayat hidup

Salah satu alasan utama memilih film ini adalah faktor Brad Pitt tentu saja. Awesome and he tooks name " Gerry " for his character..uhhuy.. Ya, memang cocok banget Pitt memakai nickname Gerry disini. Meski sekilas justru penampilan Pitt malah lebih mirip Kurt Cobain. Mengikuti jejak cerita disini mengingatkan penulis pada dua film yang lain yaitu War Of The World -nya Tom Cruise dan I Am Legend dengan Will Smith. War Of The World dan World War Z, dari judulnya hampir mirip. Lalu faktor seorang ayah bersama keluarga melarikan diri dari kehancuran kota. Kurang lebih sama konfliknya. Tapi, yang jauh lebih mirip lagi adalah gaya Will Smith di I Am Legend. Karena di I Am Legend, juga menggunakan zombie pandemic sebagai konflik utama. Film ini berjalan tanpa banyak basa-basi untuk menyajikan konflik utama. Tidak perlu berlama-lama, langsung action. Dan, suasana chaos di New York ini menjadi salah satu adegan spesial, permainan efek visual chaosnya cukup bagus.

Bekerja sama melawan Pompe

Film ini sebenarnya kurang begitu tepat dengan ekspektasi. Di awal pembukaan film ini berkesan inspiratif. Menarik, karena pertama adalah berdasarkan kisah nyata. Kedua, karena ada nama besar Harrison Ford yang kali ini "menantang" akting Brendan Fraser. Harapan di awal film, akan ada kisah inspiratif dari pasangan John dan Aileen melawan penyakit Pompe yang diderita oleh kedua anaknya. Penyakit Pompe sendiri adalah penyakit genetis. Untuk penyakit ini sendiri, penulis kurang begitu tahu persisnya. Hanya saja tangkapan penulis dari cerita disini, pengidapnya adalah anak-anak dan beresiko pada kematian karena ilmu pengobatan yang ada masih belum tepat. Kisah berikutnya bila ditimbang, lebih berbobot pada kisah membangun sebuah bisnis melawan penyakit ketimbang kisah perjuangan melawan penyakit. Plot cerita diisi dengan alur cerita yang melompat dari satu masa ke masa lain dengan cepat. Seperti kisah John disini, diawali dengan bekerja sebagai karyawan biasa, m

Saat butuh uang, baju ditanggalkan

Ada Dev Patel yang terkenal di Slumdog . Fisik Dev sekilas mengingatkan pada Ross di Friends . Kisah yang diangkat di film ini menurut penulis classic but real. Lagi-lagi, konflik yang diangkat tidak akan pernah lepas dari hukum alam, yaitu uang. Semua masalah di film ini diawali dari uang. Butuh uang. Lalu apa yang dilakukan oleh karakter Cherry inilah menjadi tema film ini. Cherry remaja berpetualang ke dalam dunia dewasa demi mendapatkan uang. Lari dari broken home, dan berkelana dengan "menjual" paras wajah cantik nan tubuh seksi. Apa yang dilakukan karakter Cherry sendiri adalah cerminan kehidupan nyata . Sama seperti di Showgirl , karakter Cherry mencari uang dengan modal kecantikan. Tapi, setidaknya dari karakter Cherry ada pelajaran yang bisa dipetik, yaitu kejujuran bahwa memang butuh uang. Tidak semata modal kecantikan paras dan fisik aduhai namun sembunyi di balik cap "wanita baik-baik". Masih banyak di dunia ini yang sebenarnya s

Misteri pembunuhan di balik badai salju

Whiteout sendiri di film ini sebagai bencana badai di kutub sana. Plot ceritanya sudah umum. Banyak yang memakai gaya plot seperti di sini. Sebuah misteri pembunuhan dilempar, kemudian diputar-putar dengan konflik yang berujung pada menebak kira-kira siapa pelaku utamanya. Dan kekuatan yang diandalkan sebagai penarik minat adalah twist atau kejutan karakter pelaku utama yang ternyata sudah "dekat". Whiteout (2009) - 6/10

Kupu malam hinggap di harum uang

Seksi. Monica Belluci tampil hot. Ceritanya lumayan. Ada seorang pria yang "katanya" menang lotere, yang lalu mengunjungi sebuah bar untuk menyewa penghibur. Cocok. Kaya bertemu penghibur. Alur cerita kemudian berlanjut dengan sedikit citarasa komedi-komedi kecil. Kecil karena dibawakan dengan tidak konyol. Cukup cerdas. Gaya ceritanya seperti tercermin lewat alunan back song opera. Jadi, seperti menonton pertunjukan sandiwara panggung. Menarik, hanya terlalu "berat". Se"berat" Monica Belluci... How Much Do You Love Me (2005) - 6/10

Kasih ayah seluas samudera raya

Dan, ini adalah salah satu film favorit penulis. Istilahnya "kartun" tapi sudah naik level ke kelas 3 Dimensi. Dan, untuk soal animasinya, tidak perlu diragukan lagi. Luar biasa. Hampir sempurna memanjakan mata. Detail demi detail, pencahayaan-atmosfir-gerak gerik tubuh-dan penampilan karakter demi karakternya nyaris sempurna. Bagus. Dari segi cerita. Animasi adalah biasanya memang ditujukan untuk anak-anak. Biasanya. Disinipun memang terlihat seperti dunia anak-anak, penuh warna-warni. Tapi, soal pesan moralnya, luar biasa. Jujur, penulis kagum dengan bobot cerita film ini. Luar biasa. Tak hanya sekedar menjual "kemewahan" animasi yang bagus tetapi diimbangi dengan pukulan cerita yang bila direnungkan akan terasa indah. Setidaknya ada dua pelajaran penting yang bisa dipetik dari karakter Nemo dan ayahnya, Marlin. Bila mengambil sudut pandang Nemo, maka akan ada pelajaran bahwa orang tua (baik ayah maupun ibu) memiliki kasih yang luar biasa luas. Kebetul

Ventris

Sepertinya ada kekeliruan. Yang penulis harapkan adalah Hidden yang ratingnya bagus, malah mendapatkan Hidden versi 3D ini. Konfliknya seputar sekelompok orang yang ingin melihat sebuah gedung biara tua, namun akhirnya mereka terjebak oleh labirin misteri. Yang kemudian, diolah dengan horor jatuhnya satu per satu karakter dengan berbagai macam kejadian horor. Alur ceritanya, standard. Sudah banyak film yang memakai gaya alur yang serupa. Sekelompok orang dengan beberapa gaya-nya kemudian bersama-sama terjebak horor dan dimatikan satu per satu. Horornya, kurang menarik salah satunya karena beberapa spot akting justru terasa "lucu". Gaya horornya sendiri hanya mengandalkan sekelebat bayangan, kaget-mengkaget,komputerisasi, dan make up menyeramkan. Bisa ditebak arah dan gaya horornya. Hidden 3D (2011) - 5/10

Rebutan uang yang tak pernah ada

Entah apa yang ingin disajikan film ini. Film ini layaknya nasi putih. Tidak ada rasa apa-apa. Hambar. Perlu ada lauk sebagai pelengkap, minimal kecap. Alur ceritanya membuat bingung. Maju- flashback , sekarang-mundur. Dan bertele-tele, bahkan saling menodongkan pistol, bisa dari tengah film hingga akhir film, saling menodongkan pistol. Konfliknya terlalu berputar-putar. Kontribusi Bruce Willis dan Forest Whitaker, kurang berfungsi banyak. Tetap saja alur konflik film ini kurang menarik. Yang bisa penulis simpulkan, intinya segala akar masalah dimulai dari ingin uang. Catch.44 (2011) - 4/10

Valentine Blues

Mungkin lagi-lagi ada yang salah dengan mood ini atau memang kurang konsentrasi. Film ini seperti bermain cerita maju-mundur, kini-masa lalu. Penulis sendiri kesulitan menangkap cerita karena penampilan karakter Cindy seperti berhubungan dengan 2 pria sekaligus, karena penampilan akting Ryan Gosling berbeda. Buat penulis, kesulitan membedakan antara jalan cerita masa lalu dan kini. Tumpang tindih. Mungkin perlu dua tiga kali menyimak agar lebih dapat meresapi jalan ceritanya. Blue Valentine (2010) - 6/10

Neraka di pedalaman

Kali ini pilihan film jatuh pada sebuah film klasik. Klasik karena bila dilihat dari tahun rilisnya adalah 1980. Yang membuat penasaran dari film ini adalah kontroversialnya. Tak lebih. Kontroversialnya adalah vulgar yang menurut penulis ada pada sisi kekerasan dan seksualitas-nya. Sedangkan dari sisi bobot cerita, penulis rasa kurang diimbangi oleh akting yang kuat. Vulgar memang, namun di beberapa spot terlihat kurang maksimal, kesan natural-nya hilang. Namun, di spot yang lain, justru terlihat sangat natural. Seperti salah satunya di bagian pembunuhan kera dengan dipenggal. Konfliknya seputar penelusuran rekaman sebuah kelompok pria-wanita yang menjelajahi sebuah pedalaman hutan dan berbuat onar di daerah pemukiman suku primitif. Hasilnya, mereka ditemukan tewas. Yang sedikit "aneh" mungkin pemasangan lagu theme -nya yang terlalu soft pada film bertema "keras". Cannibal Holocaust (1980) - 6/10

Berpacu dengan shelby

Nama Ethan Hawke menjadi alasan pertama memutar film ini. Konsep plot ceritanya sebenarnya merupakan favorit penulis. Plot konflik ceritanya bersetting sehari semalam saja. Ringan. Tak bertele-tele. Tiba-tiba diculik. Dan demi menyelamatkan yang diculik ini, ada seorang pria yang terpaksa membabi-buta memacu mobil sport di tengah keramaian kota. Lalu, muncullah seorang wanita muda sebagai partner. Di titik inilah, penulis kurang begitu nyaman dengan plot cerita. Chemistry cerita yang dimunculkan semakin aneh. Kehadiran Selena Gomez sebagai wanita bersenjata yang kemudian diketahui memiliki intelektual canggih di bidang IT yang kemudian juga secara sukarela ikut campur ikut repot, kurang menarik. Terlalu "cepat" dan aneh. Aksi laganya, memang lumayan padat merapat. Hanya jeda sebentar lalu beraksi, jeda sebentar beraksi lagi. Namun, bila dibandingkan dengan aksi mobil ala Fast Furious , penulis rasa kehebohan aksi laga disini masih kalah dibawah Torneto cs. Te

Pulau indah penuh siksaan

Film Korea satu ini cukup "keras" dan emosional. Beberapa "pemandangan" di dalamnya ada yang vulgar dan perih untuk dilihat. Terutama untuk hal yang dialami oleh karakter Bok Nam yang diperankan secara maksimal oleh aktris Seo Young Hee. Kisah karakter Bok Nam ini cukup tragis dan "mengerikan". Apa yang dialami mengerikan, begitu pula ketika Bok Nam memberontak juga mengerikan. Lawan main karakter Bok Nam, adalah wanita cantik yang dari Seoul. Modern dan eksotis. Namun, sayangnya karakter eksotis ini seperti lemot bahwa dirinya sebenarnya "dilindungi". Lalu dimana sisi " devil "-nya? Menurut penulis, sisi " devil "-nya disini ada pada karakter Bok Nam yang secara brutal "tersakiti". Lalu, film Korea kembali bermain pada area abu-abu memainkan psikologis, ketika yang tersakiti memberontak - dapat dibenarkan atau justru salah? Disitulah letak kekuatan drama Korea umumnya. Akting maksimal dilengkapi

Menggambar masa lalu

Kali ini ada horor dari Korea. Menurut penulis horor Korea kali ini kurang begitu maksimal. Yang menjadi andalan dari horor ini adalah momen kaget-mengkagetkan semata. Cukup banyak "jebakan" horor dengan bermain ala "sekonyong-konyong". Andalan lainnya adalah di make-up yang menyeramkan. Kalau dari sisi drama konfliknya, penulis terbentur pada nama ala Korea serta rantai cerita yang sempat membuat bingung. Tak ada yang istimewa ditawarkan oleh film ini. Masih biasa saja. Konfliknya terlalu luas, banyak kisah flashback dari banyak karakter, yang punya latar belakang horor sendiri-sendiri, dimunculkan pelan-pelan membuat sedikit berat diikuti. Sebenarnya, film ini juga menawarkan double twist, hanya saja kurang mantab. Killer Toon (2013) - 6/10

Berdiri di tengah amukan massa

Mencoba "citarasa" Italiano dengan sebuah film drama yang mengisahkan tentang kelompok polisi anti huru-hara. Dramanya cukup berbelit. Kurang fokus pada satu konflik utama. Terpecah-pecah menjadi beberapa konflik menyesuaikan porsi jumlah karakter yang ditampilkan. Beberapa aksi huru-hara yang ditampilkan juga terasa seperti sedang simulasi penanggulangan huru-hara, kurang natural. A.C.A.B (2012) - 6/10

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih

Menyeramkan atau menghibur?

Ada saatnya memasuki fase "pemaksaan". Dan benar-benar memaksa. Seperti beberapa saat terakhir, mood tidak pernah berada di tempat yang pas. Acara menonton film pun menjadi sering acara "ditonton" film alias ketiduran. #so-tired-with-all... Sejenak, melepas penat, penulis kembali menyapa rindu kepada idola penulis pada jaman remaja dulu, Michael Jackson. Kali ini, bahasa penulis, film-drama-musikal ala Jacko. Mengapa drama? Karena memang ada plot cerita. Yaitu tentang sekumpulan warga (desa) yang mengunjungi sebuah rumah yang dihuni oleh Maestro. Yang terjadi selanjutnya, sang Maestro membuktikan mana yang lebih tepat tentang keberadaanya, apakah menakutkan atau justru menghibur? Banyak yang menarik dari film pendek powerfull ini. Pertama, tentu saja Sang Maestro Michael Jackson. Plot cerita mengingatkan pada gaya Thriller yang menampilkan tarian kolosal bersama "hantu". Kedua, pastinya lagu dan tarian. Lagu-lagu yang dimunculkan semua

Cerita seksi dari sekolah

Film tentang masa remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan menuju kuliah. Konflik datar saja,  seputar seksualitas semata,  adu seksi berbikini, cinta-cintaan.  Komedinya garing. American High School (2009) - 4/10

Catatan pertigaan cinta

Sebuah drama percintaan yang diselipi citarasa komedi ala Korea. Tentang seorang wanita Jin Hee yang berlabuh di hati tiga orang pria. Yang pertama, seorang religius, lalu seorang yang dinamis, terakhir lelaki "daun muda". Tragisnya, semua kandas dan Jin Hee dapat dikatakan masuk dalam kategori "dicampakkan". Lalu, selanjutnya yang terjadi adalah drama pembalasan. Dari sisi cerita, rasanya biasa saja. Tidak jelek tapi masih bisa menghibur. Tidak ada yang istimewa. Komedinya tidak terlalu konyol. Konfliknya, masih bisa dicerna dan diikuti. Keseluruhan, film drama biasa yang menghibur dengan konflik dan komedi kecilnya. S-Diary (2004) - 6/10

Sejatinya setiap orang memiliki kekuatan untuk menolong orang lain

Lagi-lagi, terjebak dalam mood yang benar-benar tak sesuai. Bila dirujuk pada situs info film ternama di dunia internet, film ini mendapatkan rating cukup bergengsi. Namun, tidak buat penulis. Malah jatuhnya meleset dari ekspektasi. Nama besar sang aktris Jun Ji Hyun lah yang menjadi alasan dasar mengapa penulis memilih film ini. Berharap akan ada komedi romantis ala Jun Ji Hyun, tapi ternyata tidak. Konflik dalam film ini seputar seorang lelaki dengan masa lalu kelam yang berakibat pada situasi menjadi karakter "abnormal". Sisi abnormalnya adalah merasa dirinya adalah Superman yang sedang terkena Kryptonite alias tak berdaya, hilang kekuatannya. Karena karakter utamanya diceritakan sebagai karakter aneh, tak pelak alur cerita juga gaya komedinya menjadi "aneh". Kurang mantab. Lebih ke arah drama kemanusiaan. Belum lagi, gaya karakter Jun Ji Hyun yang sebagai karakter reporter juga terasa "lemah gemulai". Seolah tak bisa bercampur deng

Sisi hitam ambisi berkuasa

Sudah sekian lama penulis tidak melirik film ini. Ekspektasi awal adalah kurang menarik, dan penulis juga lupa alasan mengapa film ini harus disimpan sekian lama. Sekarang, saatnya memberanikan diri membuka film ini. Di atas ekspektasi. Karena ternyata pendukung film ini "tidak main-main". Kali ini , kualitas akting Russell Crowe diadu dengan kualitas akting drama Mark Wahlberg. Tentu saja menarik. Konfliknya juga tidak asal sederhana, namun semakin ke dalam, penulis merasa konfliknya mulai berlika-liku. Awalnya konflik menarik, yaitu seputar misteri perselingkuhan dicampur dengan ambisi politik. Tapi, jujur saja, daya tarik film ini "mengendur" pelan saat di bagian momen pembunuhan Paul Andrews. Penulis seperti mulai goyah kehilangan link serta alur cerita, apalagi bentuk ending-nya yang ternyata begitu saja terutama pembongkaran kasus selingkuh. Kurang daya. Broken City (2013) - 6/10

Terdampar di bawah jembatan

Kalau Hollywood punya Cast Away nya Tom Hank, maka Korea punya ini. Yang semuanya serba "terbalik" dengan punya Hollywood. Meski sama-sama terdamparnya, namun disini dibuat komedi. Kalau di Hollywood, Tom Hank terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang dikelilingi luas samudera, disini karakter pria-nya juga sama terdampar. Namun lebih beruntung, karena di kelilingi gedung perkantoran, apartemen, dan aliran sungai Han, yang kadang juga dilewati kapal pesiar kecil. Kalau Tom Hank harus berjuang hidup dan menulis " HELP " di atas pasir pesisir, disini juga. Namun diselipi tambahan, bahkan tak hanya HELP tapi HELLO . Di pulau Korea ini malah bisa bercocok tanam, memiliki sahabat pena, bahkan masih bisa dijangkau delivery black noodles.... Kalau di Cast Away versi Hollywood, Tom Hank mendominasi jalan cerita, disini justru dipecah, dengan tambahan karakter wanita yang hidup "terisolasi" dan aneh. Keseluruhan, menghibur dengan kon

Dilema cinta dan patriotisme

Film Korea yang berkisah tentang perseteruan antara Utara dan Selatan. Sayangnya di tengah perseteruan panjang duo Korea itu, ada pihak lain yang menyusupi. Bagi penulis, entah memang kurang pas mood-nya, atau memang kadar cerita yang berat, film ini terasa biasa. Intrik konfliknya biasa saja dan kurang simple karena konfliknya memakai banyak pihak, ada Korut-Korsel ditengah-tengahnya ada Arab, Israel, Germany, CIA. Yang menarik bagi penulis justru aksi laganya. Karena aksi laga Korea seperti punya ciri khas sendiri. Mampu berbeda dari aksi laga mandarin. Mantab dan anggun dalam setiap gerakan. The Berlin File (2013) - 6/10

Tada, Kimi o Aishiteru

Film dari Jepang yang pastinya akan cocok dinikmati bagi para penggemar kisah melankolis dramatis. Mengharu biru. Awalnya, seperti campuran dua rasa, unik dan romantis. Rasa unik dihadirkan dalam hubungan cinta bertepuk sebelah antara Shizuru dan Segawa. Terutama untuk gaya childish yang ditampilkan lewat karakter Shizuru. Rasa romantis dihadirkan melalui kisah cinta malu-malu antara Segawa dan Miyuki ( sembah sujud padamu Miyuki, cantiknya menggeleparkan bumi nusantara ...... ). Manis. Kisah cinta yang ditampilkan antara lelaki biasa yang malu-malu karena secara beruntung disentuh malaikat mendapatkan kesempatan menjalin hubungan dengan gadis yang cantiknya meruntuhkan khayangan bumi... Alur cerita, bagi penulis, awalnya memang terasa biasa. Ada cinta segitiga di antara ketiga karakter. Saling cinta, ada yang bahagia ada yang terluka. Baru terasa "dapat" sekitar 3/4 film, dimana Segawa mengunjungi New York untuk bertemu Shizuru. Dan sepertinya memang alu