Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2022

Sejarah Yarnell Hill Fire

Film yang disutradarai oleh Joseph Kosinski ini berkisah tentang sebuah grup pemadam kebakaran yang bernama Granite Mountains Hotshots. Salah satu yang menarik dan membuat penasaran di awal adalah tag based on true story . Mengangkat tentang tragedi kebakaran hutan yang terjadi di Bukit Yarnell, Amerika Serikat. Beberapa hal yang membuat film ini terasa berat bagi Movielitas adalah plot cerita. Intisari cerita film ini mengangkat kisah tragedi kebakaran hutan, sedangkan untuk menuju ke intisari cerita ini seakan perlu membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Di satu sisi gaya plot cerita yang "panjang" ini mungkin untuk membangun chemistry agar tidak hanya menyorot tragedi kebakaran saja, tapi juga konflik ego personal yang dialami oleh masing-masing karakter tokoh di dalamnya. Alur cerita dibuat bercabang sedemikian rupa untuk membangun kesan adanya tali persaudaraan yang kental di dalam grup Granite Mountains Hotshots ini. Menurut Movielitas juga akan lebih bisa meni

Bila kita tidak mencurangi hidup, maka hidup lah yang akan mencurangi kita

Ini namanya film berkualitas. Yang paling menarik perhatian Movielitas sejak film dimulai hingga akhir adalah, kalau benar istilahnya, sinematografi. Keren. Berbeda dan modern. Tidak kalah dengan Hollywood punya. Konflik ceritanya, konon menurut wikipedia diinspirasi dari kejadian nyata, pun sangat sederhana sebenarnya. Konflik yang diangkat sangat lumrah terjadi di dunia nyata, yaitu contek-mencontek antara siswa. Bila terjadi aktifitas contek-menyontek dalam lingkup sekolah, mungkin masih biasa. Namun menjadi luar biasa ketika mulai menyentuh level ruang lingkup internasional. Konflik drama per-sekolahan ini juga sedikit melenceng dari ekspektasi Movielitas. Tidak ada adegan romantis percintaan kisah kasih di sekolah. Dan, bagi Movielitas, film ini mungkin akan lebih menarik bila ruang lingkup cerita hanya sebatas sekolah. Karena menurut Movielitas, konflik cerita menjadi agak "berlebihan" ketika memasuki babak ujian masuk kampus Amerika. Sampai berbekal percetakan barcode

Saat Abalam benar-benar belum mau pergi

" Sangat aneh bila mendengar judul The Last Exorcism atau pengusiran setan Terakhir menjadi sekuel. Bila ada "terakhir" kenapa dibuat sekuel? Mungkin karena faktor edisi sebelumnya cukup sukses di pasaran, akhirnya mau tidak mau secara bisnis harus ada sekuelnya. Kali ini Movielitas berkesempatan menonton sekuelnya yang ternyata masih tersimpan di rak daftar tayang Netflix. Karena lupa dan benar-benar sangat lupa detail seri pertamanya, awal menyimak cerita film ini memang terasa hambar dan bingung. Film ini masih menyambung dari seri sebelumnya, yaitu seputar tokoh Nell Sweetzer, yang dikisah sebelumnya mengalami kerasukan. Kali ini Nell diceritakan tinggal di sebuah penampungan. Merasa bahwa bayangan kegelapan yang hinggap di diri Nell telah pergi, namun dugaan tersebut salah. Nell kembali mengalami gangguan-gangguan selama di penampungan. Gaya horor film garapan Ed Gass Donnelly ini masih standard saja. Lebih bermain di adegan jumpscare atau adegan kejut dengan dentum

Keluar dari Dunkirk

Kali ini dapat jatah film berlatar belakang perang Jerman lawan Inggris. Dan, Movielitas yang sedikit lemah geografinya, baru tahu kalau ternyata Dunkirk ini adalah nama tempat. Kalau di literasi resmi, Dunkirk ada di Perancis sana. Bagi Movielitas, film ini berat di alur cerita. Merajuk pada rating IMDB, film ini cukup bagus. Namun, Movielitas kurang bisa mendapatkan yang menarik dari film garapan sutradara kenamaan Christopher Nolan ini.  Di awal film, hal yang membingungkan untuk Movielitas adalah nama karakter dan sepintas terlihat mirip susah membedakan. Alur film ini, yang Movielitas lihat, seperti berjalan dengan tiga sudut pandang dengan masing-masing konfliknya.  Pertama, dari sudut pandang tentara Inggris, yang nama karakter-nya kurang begitu jelas, menyelamatkan diri dari kejaran tentara Jerman, lalu dilanjutkan dengan konflik perjuangan melarikan diri dari Dunkirk. Kedua, dari sudut pandang dua orang pilot. Pilot ini bertugas menghalau pesawat Jerman yang berusaha menghancu

Drama penyanderaan yang "ganjil"

Kalau membaca dari ulasan singkat yang tertera, lumayan menarik rasa penasaran. Sebuah film dokumenter yang berisi rekaman asli langsung dari Tempat Kejadian Perkara. Tepatnya kejadian perampokan disertai penyanderaan yang terjadi di Jerman Barat pada 16 Agustus 1988. Perampokan dan drama penyanderaan ini dilakukan oleh tiga orang (dua pria dan satu wanita) dimulai dari sebuah bank di pagi hari yang sangat cerah. Drama penyanderaan selanjutnya berlangsung selama 54 jam lamanya dan memakan korban dari pihak sandera. Entah karena pada era tersebut, teknologi belum secanggih saat ini atau bagaimana, kesan yang muncul saat menonton dokumenter ini ada sedikit rasa aneh sekaligus "menggelikan". Drama penyanderaan yang berlangsung di bank kemudian berlanjut di sebuah bus umum, berhasil diliput oleh banyak media baik cetak maupun televisi dan radio. Tidak tanggung-tanggung, para awak media ini berhasil meliput dari jarak yang sangat dekat bahkan seperti disambut hangat oleh pelaku de

Teknisi tua mendapat tugas di angkasa

Gaya film ini mengingatkan Movielitas pada gaya film Hangover kemudian ada versi "gaek" nya yaitu Last Vegas . Jika dilihat dari tahun produksinya, film ini terbit 2 tahun setelah Armageddon rilis. Sebut saja ini adalah versi "gaek" dari Armageddon . Disutradarai dan dibintangi sendiri oleh Clint Eastwood. Entah kenapa, dibandingkan film Clint lainnya, Movielitas kurang begitu masuk dengan gaya film ini. Mungkin karena jaman yang sudah berbeda. Berkisah tentang seorang veteran Frank Corvin yang secara khusus diminta membantu NASA untuk memperbaiki sistem satelit ciptaannya. Seperti di Armageddon, Fank Corvin disini memberi penawaran balik kepada NASA untuk membawa tim nya sendiri. Tim yang berisi rekan seperjuangan Frank saat masih aktif di militer. Konflik ceritanya terletak mengapa satelit yang sudah dianggap berusia tua menjadi begitu penting bagi militer Amerika. Overall, secara plot cerita, film ini bisa ditebak. Dramatisasinya pun bisa ditebak arahnya. Untuk

He knows things before we do

Sajian kali ini merupakan sekuel dari The Equalizer. Masih dengan favorit Movielitas, Denzel Washington, melanjutkan petualangan sang Robert McCall sebagai The Equalizer. Dan juga masih diarahkan oleh sutradar Antoine Fuqua. Kali ini kisah tentang Robert McCall langsung menggebrak dengan 3 konflik sekaligus dalam satu film. Dua konflik kecil, satu konflik utama. Konflik kecil nya seputar hubungan Robert McCall  sebagai driver dan penumpang yang sudah sangat tua dan kehilangan saudaranya. Konflik kecil lainnya adalah seputar hubungan Robert McCall dengan tetangga kos. Serta satu konflik besarnya adalah seputar tokoh Susan, yang di episode perdana sebelumnya juga ikut tampil dengan porsi kecil sebagai teman sekaligus sumber informasi bagi Robert McCall. Kisah Robert McCall ini diangkat dari sebuah serial televisi era 80an. Movielitas sendiri tidak pernah tahu serial tersebut, tapi pastinya tokoh Robert McCall kali ini sudah diadaptasi ke jaman sekarang. Robert McCall kali ini ditampilkan

Dendam yang belum terlupakan dibalik pestisida dan arak beras

Jujur saja, awal pembukaan film, Movielitas tertarik. Cukup bagus kisah misteri pembunuhan dengan racun yang dilempar. Berkisah tentang sebuah acara penghormatan terakhir kepada orang meninggal di sebuah pedesaan Korea yang berakhir tragedi keracunan minuman. Dari tragedi keracunan minuman arak beras tersebut, lahir cerita baru yang bercabang antara kisah cinta, konflik keluarga, dan nuansa politik. Namun sayang, semakin ke dalam film ini berjalan kurang menarik. Plot cerita misterinya cukup bagus namun berjalan dengan alur cerita yang kaku. Konflik pembunuhan dibuat bercabang semakin membuat film terasa datar dengan alur ceritanya. Dramatisasi khas ala Korea juga masih ada tapi tidak banyak membantu. Overall, kurang menarik. Innocence (2020) -5/10

Annie dan segala kehilangannya

Sebuah sajian drama penuh perasaan. Konflik yang diangkat disini sangat manusiawi sekali.Karena setiap manusia tidak akan luput dari salah dan lupa. Kunci cerita ada pada tokoh Annie yang bertubi-tubi menerima "cobaan" dari kesalahannya sendiri. Mulai dari kehilangan biduk rumah tangga, berselingkuh dengan suami teman, dan kehilangan anak. Bagi Movielitas cukup bagus. Konfliknya tidak "keras" menggebu-gebu, tapi lembut mengena. Dan nyawa film ini ada pada kualitas tinggi akting aktris Kate Beckinsale. Alur ceritanya tercabang-cabang, untungnya masih bisa dicerna tidak membingungkan. Keseluruhan, film ini cocok bagi pecinta drama yang mengangkat seputar kehidupan manusia tanpa bumbu fantasi sisi kemanusiaan yang berlebihan. Snow Angel (2007) - 6/10

Misi mengantarkan sang anak kepada manusia

Kali ini memilih film semi horor. Kenapa dibilang "semi", karena menurut Movielitas tema film ini "seharusnya" bisa menjadi horor tapi tidak ditonjolkan sedemikian rupa. Lebih ke konflik internal keluarga saja.  Berkisah tentang sebuah keluarga kecil, yang tiba-tiba saja diceritakan telah berada di atas kapal, di sebuah sungai mengalir tenang di tengah-tengah padang rumput luas di daratan Australia. Baru kemudian diketahui bahwa keluarga Andy Rose ini adalah sedikit dari manusia yang masih bisa bertahan hidup sebagai manusia normal di tengah gempuran virus "mayat hidup" alias zombie. Beberapa poin yang bisa menarik perhatian Movielitas antara lain, konflik cerita film ini bisa dikatakan mirirp dengan I Am Legend . Atau 28 Days Later . Atau juga Zombieland . Bedanya, konflik per-zombie-an di film ini tidak ber-porsi besar dan keras seperti di I Am Legend apalagi Zombieland. Di film garapan sutradara Ben Howling dan Yolanda Ramke ini, konflik zombie "ka