Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2023

Dante's Peak

Sebuah sajian klasik era 90an. Sebuah film dengan genre yang "mudah" versi Movielitas. Mengapa mudah, karena tidak ada istilah antagonis disini. "Musuh" lakon utama di film ini adalah alam semesta. Genre yang serupa dengan Armageddon dan sejenis-nya. Kali ini berbicara soal gunung berapi yang aktif. Melihat trailer nya saja, penonton pasti sudah paham konflik cerita akan dibawa kemana. Tinggal bagaimana "menjebak" prediksi penonton dengan alur cerita-nya.  Sebagai penikmat perdana, Movielitas menilai alur cerita film ini cukup bagus. Lumayan susah ditebak arah alur ceritanya. Menebak siapa yang bakal survive pun masih ada salah-salahnya. Overall, bagi Movielitas, film garapan sutradara Roger Donaldson ini cukup enak dinikmati. Dasar penilaian Movielitas setidaknya mampu menjaga rasa penasaran penonton untuk terus menunggu adegan apa yang bakal terjadi selanjutnya. Klasik masih tetap asyik. Dante's Peak (1997) - 6/10

Kembali menjadi ibu untuk menyelamatkan sang cucu

Hal yang membuat Movielitas penasaran awalnya adalah judul. Sangat simple. Lou. Dalam prediksi Movielitas, film ini bakal menyuguhkan cerita se-simple judulnya. Kemudian melirik sedikit premis singkatnya. Kurang lebih menceritakan seorang wanita yang mulai menginjak usia tua, hidup sendirian ditemani seekor anjing... Itu saja.  Wanita tua itu bernama Lou. Hidup menyendiri di sebuah pulau Orcas namanya. Di samping memiliki uang tabungan yang berlimpah, Lou juga memiliki sebuah rumah untuk disewakan. Meski sekilas hidup Lou terasa "tenang", namun tidak demikian adanya. Konflik mulai meletup saat sang penyewa rumah milik Lou meminta pertolongan karena sang anak diculik orang... Dari sisi jalan cerita, bagi Movielitas kurang menarik. Kesannya konflik yang dibangun dan dihadirkan dengan " too easy ". Sangat mudah sekali. Menurut Movielitas, film ini mungkin bisa saja dibandingkan dengan Hanna. Judul mengarah ke sebuah karakter. Di film Hanna, karakter judul ditampilkan d

Semakin aneh semakin bagus untuk melompat?

Banyaknya review yang wara-wiri di timeline akun Movielitas, mau tak mau membuat rasa penasaran timbul. Sekilas dari poster juga terlihat rasa film ini sepertinya "ramai". Tanpa membaca sinopsis singkat atau review berlebihan, akhirnya ada kesempatan menikmati film garapan sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert ini. Berkisah tentang seorang imigran Chinese-American, Evelyn, dan suaminya Waymond yang juga imigran Chinese-American. Mereka bertahan hidup di Amerika dengan membuka bisnis laundry dan hidup bersama anak perempuan semata wayang Joy. Di tengah pergolakan konflik keluarga, bisnis Laundry Evelyn juga sedang dalam tahap audit pajak yang sepertinya "kurang sehat". Kesan pertama yang muncul dalam menikmati film ini adalah bukan genre favorit Movielitas. Dan, ada nama A24 di belakang film ini, yang memang beberapa karyanya pernah Movielitas nikmati. Dan, rata-rata film dari A24 ini memang agak anti-mainstream. Alur cerita dan konfliknya kebanyakan seperti  me

Rumput liar tersayang di halaman cinta sang pangeran muda

Spesial kali ini rewatch serial yang pernah hits fenomenal di era awal 2000an. Yaitu Meteor Garden. Dilihat dari tahun tayangnya, Movielitas waktu itu masih kuliah. Serial ini sangat booming sekali, semua pasti mengenal F4 meskipun pada jaman tersebut belum ada internet semasif saat ini. Ketika rewatch , ada beberapa part yang memang sangat lupa sekali entah saat itu terpotong tugas praktek kuliah yang harus merantau atau memang lupa saja. Yang menarik dari serial klasik ini adalah termasuk salah satu serial yang memiliki afterwatch (kalau di bidang kuliner lazim disebut after taste ) cukup kuat. Dan, meskipun sudah hampir 20 tahun berlalu, serial ini masih sangat menarik disimak dan tidak terasa sisi klasiknya meskipun penggunaan teknologi nya masih terlihat jadul, tapi tidak mengganggu keseluruhan cerita romantisnya. Berkisah tentang seorang wanita Sanchai yang kuliah di kampus Ying De. Dimana di kampus tersebut ada sekelompok pemuda yang terkenal dengan julukan F4 (Dao Ming Se, M

Olimpiade berdarah

Kali ini berkesempatan menikmati film lawas produksi tahun 2005. Ber-tagline based on true event .  Seputar tragedi berdarah yang melibatkan pergelaran olahraga dunia Olimpiade tahun 1972 yang diselenggarakan di Jerman saat itu. Sejumlah peserta yang berasal dari negara Israel disandera dan menjadi korban dalam tragedi Munich. Film garapan sutradara besar Steven Spielberg ini berkisah pasca kejadian Munich tersebut. Israel kemudian mengirimkan tim agen terbaik nya untuk ber-"dialog" balasan lewat jalur underground. Sederet nama yang dianggap menjadi dalang serta bertanggung jawab atas tragedi Munich harus dihukum. Awalnya melihat premis film ini, Movielitas mengira film ini akan membahas seputar tragedi di timeline pagelaran Olimpiade 1972, tapi ternyata keliru. Film ini memiliki genre favorit Movielitas yaitu based on true event, tapi tidak favorit untuk topik bahasan dalam film. Berhubung Movielitas kurang begitu paham serta kurang begitu mengikuti sejarah awalnya dengan ko

Buku Harian Sang Raja

Masih tetap sama, bagi Movielitas salah satu yang menarik dari layanan "plat N Merah" alias Netflix adalah film dokumenter nya. Seperti dokumenter yang baru-baru saja Movielitas nikmati ini, merupakan salah satu seri dari dokumenter kriminal (true crime story) Indian Predator. Di seri kali ini mengangkat kisah nyata kriminal yang terjadi di era tahun 2000an silam dan bertepat di daerah Uttar Pradesh, India. Kisah kriminal ini dimulai dari hilangnya seorang jurnalis tanpa jejak. Setelah ditelusuri oleh pihak berwajib, dugaan kuat mengarah kepada seorang pria warga sipil-, yang juga seorang suami, juga seorang ayah dari tiga anak. Menariknya film dokumenter ala Netflix yang sepanjang Movielitas tonton adalah berimbang. Selalu bisa menghadirkan dua sudut pandang yang saling "bertabrakan". Seperti di dokumenter kali ini, cukup menarik pembahasannya. Meski mungkin di awal-awal cerita terasa agak membingungkan karena faktor nama-nama tokoh terlibat yang khas India. Sepert

Berawal dari Digoxin ...

Dokumenter kali ini memang cukup "gila". Secara kemasan film dokumenter, bagus dan menarik untuk diikuti meski tidak ada unsur misteri yang panjang tersimpan, karena di bagian awal-awal penonton sudah mengetahui siapa pelaku utama, hanya untuk mencapai titik akhir petualangan pembunuh berantai mencari korban, luar biasa. Secara isi, kisah nyata yang mengangkat tragedi pembunuhan berantai di dalam instansi rumah sakit, sangat mengejutkan khususnya bagi Movielitas sendiri. "Bagaimana bisa?" itu mungkin kesan pertama usai menonton dokumenter ini. Bagaimana bisa seorang perawat Rumah Sakit yang seharusnya merawat pasien, malah melakukan tindakan kejam. Bagaimana bisa seorang perawat melakukan tindak kejahatan di dalam area Rumah Sakit tanpa "diketahui" dan bebas berkeliaran di sembilan Rumah Sakit dan satu panti jompo selama berkarir. Bukan karena bagaimana drama kejahatan dalam dunia Rumah Sakit bisa terungkap, tapi jauh lebih ke dalam, yaitu alasan di balik

We are a shark. We don't stop!!

Alasan Movielitas memilih film ini adalah nama Jake Gyllenhaal dan Michael Bay. Kira-kira seperti apa film Michael Bay kali ini. Sengaja tidak membaca sinopsis singkatnya, langsung tonton. Hasilnya lumayan. Meriah. *Diadaptasi dari film Denmark dengan judul yang sama. Berkisah tentang seorang Will Sharp yang sedang membutuhkan dana kesehatan untuk sang istri. Menyadari bahwa mengabdi sebagai anggota marinir sekalipun bukan berarti negara akan bertanggung jawab pada kebutuhan finansialnya. Will Sharp pun galau. Will akhirnya memilih untuk menemui dan menerima ajakan saudara tiri nya, Daniel Sharp yang akrab dipanggil Danny. Danny Sharp justru berprofesi terbalik dengan Will. Danny justru menjadi public enemy atau penjahat yang terkenal dengan aktifitas kriminalitas nya. Kali ini yang menjadi sasaran Danny adalah sebuah bank dan berencana merampok 32 juta US dollar. Dan, Danny sepertinya membutuhkan tenaga handal seorang Will Sharp. Alur cerita film ini berjalan ringan dan cepat langsung

Ketindihan versi Thailand

Sajian kali ini berasal dari negara Thailand. Horor. Kalau dari preview singkatnya sepertinya cukup menarik. Ternyata, dan lagi, ekspektasi terlalu tinggi. Berkisah tentang sebuah keluarga kecil, seorang ayah dan kedua putri-nya, melakukan aktivitas pindah rumah. Mereka bertiga menempati rumah "baru" yang cukup aneh. Tampak kusam berdebu dan kuno. Dan, dilanjutkan dengan beberapa macam "gangguan". Alur ceritanya kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah di bagian opening sudah dimunculkan adegan horor standard. Konflik ceritanya juga kurang menarik, dan Movielitas sendiri kurang begitu paham dengan apa yang ingin diangkat dari konflik nya.  Overall, horor di film ini hanya bermain di suasana rumah kuno, penampakan dengan permainan komputerisasi, serta adegan jumpscare. Untuk kedalaman cerita, minus. The Ancestral (2022) - 5/10