Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2016

Setelah tujuh tahun di penjara

Sebuah (ternyata) drama dari negara Belgia. Dan, bagus. Temanya sederhana saja, seorang ayah ingin kembali ke keluarganya. Tapi, plot-nya disajikan berbeda. Penuh makna mendalam. "Menipu". Awalnya terasa seperti film dewasa seputar hiburan dewasa di dunia maya, hotcam(dot)be . Seorang mantan napi yang baru bebas, "melampiaskan" hastratnya dengan bermain camsex . Tapi, ternyata tidak sedangkal itu. Justru, menariknya kisah disini memiliki nilai drama yang dalam. Sayangnya, penulis merasa "berat" di bagian tengah cerita. Mungkin kurang fokus pada jalan cerita. Tapi, momen paling mengharukan adalah endingnya. Keseluruhan, film drama Belgia ini cukup menarik. Kualitas plot ceritanya bagus . Offline (2012) - 6/10

Kisah The Concubine

Yang terjadi adalah beberapa kali harus rewind back untuk mendapatkan arah link cerita. Terasa berat dengan konsep cerita kerajaan. Siapa menelikung siapa, siapa mengkhianati siapa, siapa jatuh cinta siapa, siapa kekasih siapa, siapa raja dan ratu, anak raja dan ratu, ratu selingkuh siapa. Intriknya seputar perebutan kekuasaan kerajaan. Mungkin perlu lebih dari dua kali menyimak film ini. Kalau dari sisi adult-nya, cukup berani vulgar, namun tidak padat menjejali jalan cerita. Hanya sebagai bumbu penyedap saja. The Concubine (2012) - 6/10

Uang,Kenyang,Senang-Senang

Film yang menarik sekaligus "menyegarkan". Khusus dewasa dan bukan untuk konsumsi jiwa labil di saat muda. Film ini berkisah tentang seorang Brandon yang hidup sendiri di New York. Eksekutif muda. Berkecukupan. Tinggal di apartemen dengan rutinitas serasa surga dunia. Konsep film ini seperti menceritakan kisah 24 jam seorang Brandon. Tanpa awal, tanpa akhir. Pagi, bangun. Beraktivitas, bersosialisasi, dan bersenang-senang di malam hari. Irama hidup karakter Brandon ini terasa berimbang. Antara karir dan hidup pribadi. Nice . Konfliknya adalah ketika irama kehidupan Brandon seorang diri "diusik" oleh kehadiran sang adik. Hastrat pelepasan penat rutinitas seksual Brandon yang selama ini menjadi penyeimbang menjadi terganggu dan membuat depresi. Tanpa harus sok religi, menurut penulis, film ini mengajarkan bahwa pikiran atau sudut pandang menciptakan surga dan neraka di dalam kehidupan. Shame (2012) - 7/10

Drama cinta manusiawi dari keluarga penulis

Sebuah drama yang manis disajikan di film ini. Drama yang ringan dan manusiawi tanpa harus sok religi. Berkisah tentang sebuah keluarga penulis yang retak. Bill Borgens berkarier sebagai mantan penulis yang ditinggal istrinya. Lalu, anak putrinya, Sam, mengikuti jejak sebagai penulis dan memulai kesuksesan. Tak ketinggalan anak putra, Rusty, juga berkarir sebagai penulis. Tiga karakter besar dalam film ini disajikan dengan konfliknya masing-masing, seputar cinta-cintaan. Paling berkesan adalah konflik yang dialami karakter Bill. Menduda. Dan sangat beruntung, memiliki fvckbuddy yang cantik sekaligus energik, Tricia. Hubungan mereka just sex . Nothing else . Manusia juga butuh seks. Tapi, di satu sisi, Bill masih "berharap" pada mantan istrinya untuk kembali. Karakter putri Bill, Samantha, juga mengalami konflik percintaan. Sama seperti konflik ayahnya, konflik Sam juga digambarkan slow, soft, tak ada konflik perseteruan hebat di sela-sela percintaannya

Saat Frank Martin melanggar aturan nomor tiga

Film yang ikonik . Mengingat film ini pasti muncul nama Jason Statham. Banyak yang menarik di film perdana Transporter ini. Statham, pasti. Gaya Statham pas dengan karakter Frank Martin yang sebagai tenaga pengantar tak terlalu banyak bicara tapi banyak aturan. Aksi laganya, lumayan. Dibumbui sedikit komedi di dalamnya yang menghibur. Pemandangan alam Nice, wow kerenz!! Sebagai pemanis, ada Shu Qi - Pamela Anderson-nya Asia. Sebagai pemanis audio, dentuman bas sepanjang film, lagu-lagu soundtrack-nya asyik dan pas dengan adegan demi adegan. Luc Besson!! Bicara Luc Besson pasti kebanyakan bicara hiburan laga yang maksimal. Tidak tanggung-tanggung soal hancur-hancuran properti film. Pengaturan kamera saat aksi laga punya sentuhan khas, keren dan dinamis. Alur ceritanya, simple. Tidak terlalu berat dengan konfliknya. Kadang plot cerita film yang "disentuh" Besson memang rata-rata punya plot yang khas juga. Simple. Film ini meninggalkan je

Kenikmatan sesaat untuk vonis seumur hidup

Memang, film ini kontroversial. Kontroversialnya adalah menampilkan dunia remaja yang bangga dengan aktivitasnya seputar seksual, ganja, dan kekerasan. Tapi, mau tidak mau itulah sedikit kenyataan yang ada. Meskipun kontroversial, bila dilihat dari sudut kualitas cerita, film ini tergolong bagus. Sutradara Larry Clark tidak hanya mengekspos seputar seksual secara vulgar saja melainkan ada penyeimbang dengan kualitas kisah dan pesan moralnya. Gaya film memakai setting-an one day story . Film yang menceritakan kejadian dalam sehari. Dari pagi sampai malam hari. Film berjalan dengan dua jalur. Jalur pertama diisi kisah lucky bastard Telly. Dalam sehari, Telly sukses menjebol keperawanan dua gadis remaja sekaligus. Dan, dia bangga. Pada hari yang sama, di jalur cerita lain, ada seorang gadis. Namanya, Jenny. Di hari itu, Jenny divonis positif HIV dan menurut pengakuan Jenny, dirinya hanya melakukan hubungan intim dengan Telly. Dari momen vonis Jenny inilah film m

Sudut kelam hingar bingar Thailand

Ryan Gosling kali ini "terbang" ke daratan Thailand untuk film ini. लबघिचजटैडतँक्षषो Sayangnya, mungkin bukan termasuk selera. Jenis film ini terasa "asing". Alur ceritanya-nya yang asing atau seperti dibuat unik, tidak biasa. Butuh "ruang" sedikit lebar untuk memahami maksud ceritanya. Sejauh yang penulis tangkap, film ini berisi konflik tentang seorang -pencari bakat, atau makelar- petinju Muay Thai, yang berurusan dengan polisi jahat. Lalu, ada pemanis wanita bening dari daratan Thailand yang aduh-hai ... Yang menonjol buat penulis disamping beningnya May juga gaya tarung bos polisi yang sangar untuk ukuran usia-nya. Setelah penulis telusur ternyata memang aktor Thailand (Vithaya Pansringarm) ini menguasai beladiri sabuk hitam, keren... Keseluruhan, film yang "tenang" namun berat. Only God Forgives (2013) - 6/10

Melarikan diri ke surga kecil

Sebenarnya film ini menarik, dan penulis suka. Tema pelarian tiga remaja ke sebuah "surga" hutan, lalu bersama-sama mendirikan rumah kayu, menikmati kebebasan kecil mereka, buat penulis sudah indah. Beberapa konflik pelengkap tentang perseteruan dengan orang tua, justru memberatkan. Kurang paham betul untuk konflik ini. Keseluruhan, penulis suka alamnya. Indah. Sejuknya damai. The Kings Of Summer (2013) - 6/10

Mencari jejak anak yang "dihilangkan"

Melihat judulnya sudah sering, namun belum ada niatan menontonnya. Alasannya sederhana, sepertinya sudah bisa ditebak arah ceritanya bakal bercerita seputar penjara atau narapidana. Well , ternyata salah besar dan fatal. Justru sebaliknya, film ini menyimpan kisah misteri-kriminal yang luar biasa hebat. Reccomended. Tidak banyak waktu yang disediakan untuk berbasa-basi, film ini langsung menggebrak dengan misteri hilangnya dua anak gadis yang masih kecil. Misteri yang dibangun disini sangat apik. Menarik diikuti. Lika-likunya juga enak, setiap cerita membuka lembar harapan terungkapnya kasus penculikan anak. Tapi dengan cerdasnya, arah cerita berubah seperti menipiskan harapan menjadi pesimis akan berakhir dengan happy ending . Nice and smart. Siapa lagi kalau bukan Jake Gyllenhaal yang bermain cemerlang sebagai detektif yang kalem. Gayanya sekilas bila dilihat dari samping seperti "meniru" El Loco Christian Gonzales, striker sepakbola. Aktingnya duet dengan Hugh

Pembunuh berantai yang sadis membuat korbannya mati tertawa

Awalnya penasaran dengan film ini, karena nama besar Jet Li. Dan penulis termasuk salah satu fans karya film Jet Li. Kali ini berbeda, karena Jet Li harus bermain dengan film bergaya komedi. Menurut penulis, Jet Li kurang pas bila harus bermain film bergenre seperti ini. Gaya komedinya kurang mantab. Berbeda halnya bila bermain dengan tipe film serius, apalagi kalau genre action-crime. Pasangan Jet Li adalah Wen Zhang, yang disini mendapatkan porsi utama dan menjadi karakter bulan-bulanan karena gayanya yang diplot sebagai detektif sok jagoan. Wen Zhang, penulis "mengenali" namanya dari film pendek yang manis romantis yaitu The Law Of Attraction . Disitu, karakter Wen Zhang terlihat pas. Tapi, disini lagi-lagi gaya Wen Zhang kurang pas juga. Film ini bergaya komedi-aksi yang dilengkapi banyak sekali efek komputer. Dan, bagi penulis, gaya komedi film-film lawas milik Stephen Chow masih lebih lucu daripada ini. Mimik serta gaya Stephen Chow juga lebih pas berma

Aksi pemuja rahasia di kala tidur sang pujaan hati

Sebuah karya apik dari negara Spanyol. Ada Luis Tosar yang penulis kenal di Cell 211 . Dan, sama berkelasnya. Film yang punya gaya plot berbeda dengan konflik cerdas, tidak dangkal, dan tidak terduga jalan ceritanya. Kisahnya tentang karakter Cesar, seorang pegawai biasa di sebuah apartemen, yang sedang stres karena merasa "tidak bahagia". Secara diam-diam, Cesar jatuh cinta kepada salah satu penghuni apartemen, yaitu Clara. Konfliknya dapat dibilang unik dan menarik, bagaimana cara Cesar "menyatakan cinta" inilah yang bermasalah. Dan, irama konflik film ini selaras dengan karakter Cesar yang kalem dan tenang. Berjalan pelan namun kuat terasa konflik yang dialami Cesar, di satu sisi memuja seorang penghuni cantik secara diam-diam, di sisi lain justru malah diperas oleh seorang bocah gadis cilik yang "nakal". Dan, yang menarik adalah tentu saja akting Tosar yang kalau diibaratkan dengan pepatah yang pas adalah air tenang menghanyutkan. Tosa

Berjuang melawan asap dan api

Kalau di Hollywood,penulis pernah simak Ladder 49 . Kali ini dapat kesempatan menyimak kisah kepahlawanan petugas pemadam kebakaran versi Mandarin. Begitu opening , ada sidang kecil. Sidang disiplin. Langsung ditebar nama ini-ini-ini membuat "masalah". Jujur saja, moment ini seperti pukulan KO ke mood. Terlalu cepat, terlalu banyak nama, dan terlalu dini. Berat. Karena bagi penulis, seragam dan suasana film - yang diutamakan pada bagian aksi melawan kepungan asap - tentu saja dominan gelap membuat berat mengikuti gerak cerita. Semua karakter utama terlihat sama dalam seragam. Dan, dengan banyak karakter tapi tak bersama-sama. Jadi, ekstra konsentrasi untuk memperhatikan karakter dan alur cerita. Bahkan Simon Yam penampilannya membuat pangling dengan seragam kuningnya. Penulis hanya familiar dengan Nicolas dan Simon disini. Untuk Nicolas, masih bisa dikenali karakternya, tapi selebihnya - apalagi ketika memakai topi - menjadi "gelap". Megah. Dram

Tragedi tsunami di bawah kesibukan kota Moscow

Dari Rusia. Meski subtitle nya sedikit membingungkan, namun apa daya ternyata plot ceritanya menarik juga. Tidak kalah dengan plot cerita ala Hollywood. Disini ada tragedi, dilema, konflik rumah tangga yang nyaris hancur, konflik cinta pada pandangan pertama yang manis. Tragedi yang dimaksud adalah tragedi kecelakaan kereta subway bawah tanah. Lumayan bagus penggambarannya. Mungkin memakai spesial efek, tapi tetap saja tidak kalah dengan gaya Hollywood. Penggambaran tragedi yang ditampilkan bisa menarik emosi ikut tegang merasakan gerakan kereta yang tergelincir akibat air dan rem. Suasana chaos di dalam gerbong didokumentasikan dengan detail dan sudut-sudut yang pas hingga mampu menyajikan suasana seperti ikut bersama merasakan apa yang terjadi di dalam gerbong. Bertahan dari serbuan air seukuran bak kamar mandi, mungkin ringan saja. Tapi, disini, air bisa menjadi "pembunuh" massal. Dimana air berukuran masive, tidak hanya mampu menyeret atau merusak gerbong k

Kisah di balik patung Natali yang tak terbeli

18++!! Ini film dewasa. Dan kadar "alkohol"-nya boleh dibilang cukup lumayan tinggi memabukkan. Maka berbahaya jika dikonsumsi jiwa-jiwa labil yang gemar terpengaruh, mengaku gaooll , dan banyak tingkah. Bilang mamamu dulu kalau masih tetap nekat mau menonton. Ini adalah film dari Korea. Kisahnya seputar "misteri" dari sebuah patung seksi yang dinamakan dengan Natalie. Dan, ternyata, di balik patung Natalie tersebut, ada sebuah kisah penuh gelora hastrat membara antara dua anak manusia. Adegan intim yang ditampilkan, cukup berani dan ditebar padat di awal-pertangahan. Menyegarkan... Bukan Korea kalau tidak bermain cantik. Beruntung film ini tidak hanya jadi film panas yang hanya jualan kisah desahan panas sepanjang cerita dengan konflik yang asal-asalan. Tetapi juga menyajikan drama penyeimbang yang lumayan. Drama cinta dan nafsu Natali yang diperebutkan oleh 2 pria. Ada kisah nafsu membara juga ada drama cinta berakhir tragis. Natalie (2010) - 6/

Balas dendam seorang Parker

Yang pasti disini bukanlah kisah tukang parkir atau seputar tempat parkir, tapi Parker. Nama karakter yang dibawakan oleh Jason Statham. Dan, memang faktor nama Statham ini yang menjadi alasan utama memilih film ini untuk masuk watching list . Plot nya sederhana, namun dijabarkan dengan cerita yang melebar dan sedikit pecah alur. Intinya, balas dendam karena setelah merampok bersama ternyata justru malah disingkirkan. Pemasangan Jennifer Lopez-pun terasa menggantung, perannya kurang begitu berpengaruh pada cerita. Semisal dibuat aksi Parker seorang diri pun, sudah bisa. Praktis, penampilan Lopez terasa hanya sebagai "penarik" dan "pemanis" visual. Soal seksi? Wow, absolutely... Keseluruhan, aksi Statham disini kurang maksimal. Konsep ceritanya biasa saja, aksi laganya minim dan tidak megah. Kurang mantab. Parker (2013) - 6/10

Sweet revenge and smooth criminal by Oceans

Di episode ketiga ini, lagi-lagi tim Ocean yang dikepalai Danny Ocean ini menampilkan kisah yang segar - masih seputar kasino - kembali ke selera asal seperti layaknya seri pertamanya. Juga tentunya yang menjadi kekuatan film Ocean ketiga ini adalah taburan bintang, kisah ringan menghibur, kerjasama tim yang berkelas, dan kejutan bintang tamu! Kali ini yang menjadi dasar konflik adalah karakter Ruben yang ditipu jutaan dolar investasinya oleh pengusaha rakus Will Bank. (Ruben sendiri adalah salah satu "senior" di anggota Ocean yang juga bermain sebagai ayah Ross di Friends ) Disini kali ini minus Julia Robert dan Zeta Jones. Tapi, digantikan oleh Al Pacino!! Wwwooo... Two thumbs up! Aktor watak berkelas. Dan, kali ini Al Pacino kebagian peran "jahat" sebagai pengusaha rakus tadi yaitu Will Bank. Plot ceritanya sederhana. Kompleks namun dapat dicerna dan diikuti dengan ringan. Tetap bergaya santai dalam misinya. Dan, paling menarik disini adalah

Terjebak bersama teroris di dalam gerbong kereta

Film genre thriller-horror yang standard. Mengambil isu terorisme yang terjadi di Amerika, dan kali ini terjadi di sebuah kereta api. Ledakan bom teroris meninggalkan kisah sekumpulan korban yang selamat dan diantaranya ternyata adalah sang pelaku bom bunuh diri. Arah plot cerita sudah bisa ditebak. Standard. Sekumpulan korban diisi dengan berbagai karakter berbeda ras. Ada satu bintang cantik seksi sebagai pemanis pemandangan. Menggiring opini berdasarkan rasis ras tertentu untuk ditebak sebagai teroris. Lebih sayang lagi, justru rahasia siapa pelaku malah dibuka di pertengahan. Kurang greget. RedLine (2012) - 6/10

Perjuangan seorang ayah membebaskan jerat hukum anaknya

Yang membuat menarik dari film ini adalah Dwayne Johnson, inspired by true events , dan posternya. Dugaan awal sebelum menuju ke TKP, film ini akan menyajikan laga, melihat poster though ala Dwayne dan karakter Dwayne selama ini di dunia film kebanyakan "dekat" dengan aksi laga. Akan tetapi sesampainya di TKP, ternyata dugaan awal penulis melenceng. Bukan saja melenceng sedikit tapi melenceng jauh sekali. Disini, Dwayne bermain soft . Bermain drama. Gaya itu didukung penuh oleh tampilan Dwayne sepanjang film yang selalu menggunakan pakaian lengan panjang menutupi otot tangan dan tatonya. Meski begitu, tetap saja kostum Dwayne disini masih belum mampu "menutupi" kebesaran badannya. Dwayne diplot sebagai seorang pengusaha sukses namun "gagal" dalam membina keluarga (bercerai) dan anak kandungnya tersandung masalah narkoba. Film ini mencoba mengangkat pesan moral, versi penulis, tentang kasih sayang seorang ayah dalam berkorban demi

Kisah perjalanan Sal Paradise

Sebuah film yang harusnya bila merujuk ke judul bercerita tentang sebuah pengalaman perjalanan. Tapi, sepertinya ekspektasi penulis keliru. Film ini terasa berat dengan konfliknya. Plot cerita seperti syair puisi tentang pencarian jati diri, hingar bingar kebebasan dalam berinteraksi, kegilaan dalam pertemanan. Memang kisahnya berganti-ganti lokasi seperti layaknya travelling, namun yang menjadi inti konflik bukan apa yang terjadi di travelling itu sendiri melainkan konflik kebebasan masa muda. Keseluruhan, berat. Kurang menggigit. Dibumbui adegan-adegan intim yang biasa saja, hanya "menjual" keberanian Kristen Stewart untuk berfantasi dewasa. On The Road (2010) - 5/10

Romantisme gagah dua negara yang berseteru

Benar-benar "tertipu". Korea kali ini punya kisah yang menelikung tajam. Awalnya, film ini terasa serius. Apalagi ada momen assasins sadis yang menghabisi korbannya. Temanya adalah assasins dari Korea Utara menyusup dan membunuh di tanah Korea Selatan. Yang terjadi kemudian adalah film ini justru kehilangan momen serius. Beberapa adegan penyegar justru menjadi kekocakan. Namun, ternyata bukan sepenuhnya drama "politik" Utara-Selatan menjadi komedi. Tapi, lagi-lagi citarasa film Korea memang lain. Lika-liku konflik disini diolah dengan rapi. Dramanya menyentuh, komedi kecilnya menyegarkan, aksi laga-nya khas ala Korea yang cepat-rapi-bersih-mantab. Tema Utara-Korea khususnya bagian dramanya sekejap mengingatkan penulis pada film Joint Security Area . Tapi, bila dibandingkan dengan JSA, film ini lebih mudah "masuk" karena lebih merakyat. Plot ceritanya mengambil sisi kehidupan kota yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan di JSA,

What is your emergency?

Bahasan film kali ini adalah film yang mengangkat kisah seputar layanan publik. Terutama layanan publik darurat. Seperti disini adalah 911. Nomor panggilan darurat untuk bidang kejahatan. Paling tidak yang dapat dipetik dari film ini adalah kita dapat memiliki gambaran (setidaknya) bagaimana suasana kerja "penerima telepon" untuk pelayanan publik. Bagaimana "ramai"nya kantor para penerima telepon melayani situasi darurat yang dialami orang lain. Tapi, mungkin akan sulit jika membandingkan teknologi yang dipakai di lokal dan seperti di sini. Plot ceritanya sederhana saja. Mudah dicerna. Konfliknya juga tidak rumit. Yang menonjol, buat penulis, Abigail Breslin. Penulis "mengenal" Breslin dari filmnya Definitely,Maybe . Disitu Breslin cilik tampil centil dan "dewasa" menginterogasi ayahnya. Disini Breslin cilik telah menjadi remaja. Untuk aktingnya, khususnya disini, cukup bagus sebagai "korban". The Call (2013) - 6/10

Kill the Bodachs

Di film ini, bagi penulis, ibaratnya makanan katakan nasi pecel. Dimakan oleh dua orang, mungkin bisa jadi akan ada dua pendapat. Satu akan bilang enak, satu lagi bisa jadi sebaliknya. Selera. Rasa. Tak'kan bisa sama. Film ini, mungkin bukan selera penulis. Awalnya, terasa menarik. (Seharusnya) film ini adalah horor. Karena temanya adalah seputar karakter Odd Thomas yang memiliki kemampuan unik, yaitu mampu melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. Tapi, racikan ceritanya ternyata tidak selaras dengan horor. Justru lebih "cerah" daripada horor umum yang dominan malam hari, gelap, sendirian. Disini tidak demikian. Lalu, untuk karakter evil -nya disini memakai bantuan animasi spesial efek. Yang menurut pendapat penulis, menyerupai robot yang dijuluki " bodachs " Konflik cerita-nya inilah yang membuat rasa film ini "berat". Kurang simple. Intinya, karakter Odd ingin melawan bodachs. Penjabarannya yang kesana-sini terlalu j

Diburu hantu cemburu

Dari pembukaan, sisi horornya memang lumayan. Kemudian berlanjut dengan gaya horor standard, kaget-kagetan. Tapi peran efek masih besar. Kalau dari sisi konflik ceritanya terasa biasa saja. Ada sebuah dendam lama yang sepertinya belum terbayarkan. Yang kurang menarik adalah bagian mendekati endingnya. Apalagi dengan teknik horor yang menampilkan karakter devil yang super menyeramkan, bisa terbang melayang, make-up hancur-hancuran. Standard. Mama (2013) - 6/10

Mencuri perhatian publik untuk memancing pelaku pembunuhan

Kalau disimak dari judulnya artinya "pengakuan pembunuhan". Dan, memang kisahnya seputar pembunuhan yang belum terungkap hingga puluhan tahun. Dan, berdasarkan judul juga, maka ceritanya seputar seseorang yang tiba-tiba secara terbuka kepada media mengaku telah melakukan pembunuhan kepada 10 wanita. Plot cerita film ini seakan ingin menggiring opini penonton untuk kemudian dikecoh dengan twist manis. Lumayan, hanya saja ketika karakter "J" dimunculkan memang seolah mulai terbaca arah film ini. Lika-liku konfliknya sebenarnya lumayan, hanya di beberapa titik cerita, terasa membingungkan karena selipan-selipan flashback-nya yang muncul tiba-tiba. Yang agak kurang pas mungkin sisi keluarga korban yang dimunculkan beramai-ramai. Bagi penulis, pengaruh karakter detektif Choi dan "pembunuh" Lee Do Seok, sudah cukup kuat membawa cerita misteri ini. Dan, kemunculan karakter "J" yang benar-benar baru di tengah-tengah film ini akhirnya tid

Inspirasi untuk dunia dari Naga Kecil

Sebuah persembahan film dokumentari untuk mendiang Bruce Lee. Mengambil sudut pandang dari orang-orang terdekat (istri,anak, dan keluarga), orang-orang yang pernah merasakan secara langsung bekerja sama dengan Bruce Lee, penggemar hingga orang-orang yang terinspirasi oleh prinsip, pemikiran, dan gaya Bruce Lee. Buat penulis, lebih suka pada pemikiran dan bodybuilding -nya. Seperti yang dikisahkan disini, secara garis besar penulis menerjemahkan bahwa dulu Bruce Lee pernah membuka kelas kungfu untuk orang non-chinese . Kegiatan Bruce Lee ini serta merta ditentang bahkan ditantang duel oleh sesama petarung Asia. Pemikiran Bruce Lee inilah yang menarik buat penulis bahwa sebuah ilmu (apapun) baik bila disebarkan tanpa radikal rasis. Tidak ada disini, namun sering terngiang di benak penulis. Lupa persisnya, namun pernah ada kalimat inspiratif yang berbunyi dari Bruce Lee yaitu "...Saya tidak takut dengan orang yang berlatih 1000x tendangan dalam 1 hari, melainkan deng

Trik sulap The Four Horsemen yang tak hanya lihai mencuri perhatian

Film yang menghibur. Konsep ceritanya tergolong segar karena menggabungkan para karakter pesulap yang tak hanya pandai mencuri perhatian. Ada laga yang tak hanya seputar aksi tembak-menembak atau baku pukul, tapi juga trik-trik magic ala mentalis, hipnotis, atau juga ala David Copperfield. Yang menarik dari film ini - buat penulis - gaya Jesse yang mau dirubah apapun bentuk rambutnya, tetap saja aksennya punya ciri khas yang unik. Gaya tarung ala Dave Franco disini tidak kalah keren dengan Jackie Chan. Apik. Cepat, lugas, bersih. Konfliknya menarik di awalnya. Gaya cerita seperti berlari cepat dan bergerak dinamis. Perlu konsentrasi. Dan, penulis sempat "kehilangan" momen di beberapa titik cerita yang akhirnya membuat plot konflik cerita menjadi sedikit "membingungkan". Selipan-selipan kecil bumbu komedinya terasa mengigit. Terutama pada gaya detektif Dylan yang sepertinya dijadikan bulan-bulanan oleh Four Horseman. Dan, twist film ini

The Great Red Dragon and the Woman Clothed in Sun

Yang pertama keluar tahun 1991 , dilanjutkan tahun 2001 , lalu ini selang setahun berikutnya tahun 2002. Hanya kalau diurutkan berdasarkan plot cerita, maka plot cerita disini merupakan awal atau sebelum film tahun 1991. Prekuel. Asal muasal mengapa Hannibal Lecter dipenjara di seri pertama. Karena, melompat jauh (produksi tahun 2002, sedangkan plot cerita harus sebisanya sesuai dengan kondisi tahun 1991) maka terlihat "aneh". Fisik Anthony Hopkins, mau tidak mau lebih gemuk dan lebih tua pastinya. Pernak-pernik di seri pertama kembali dimunculkan, Dr.Chilton, perawat Barney, suasana penjara. Mau tidak mau juga, di sini atmosfir nya lebih modern. Kali ini bukan Foster, atau juga Julianne Moore, tapi Edward Norton. Anthony Hopkins, masih tetap tak tergoyahkan membawakan karakter berdarah dingin sang Hannibal. Skema alur cerita, kurang lebih sama dengan seri pertama. Posisi Hannibal, awalnya di plot untuk membantu memecahkan misteri pembunuhan berantai yang dijuluk

Sejarah Denmark melawan Jerman

Sebuah film berlatar belakang perang dunia dulu tahun 40an. Film ini merupakan film Denmark yang kala itu bertempur melawan keperkasaan Jerman. Bagi penulis, film ini terasa "layu". Kurang mantab. Konfliknya sederhana, memakai sudut pandang tentara Denmark yang ingin mempertahankan negaranya dari serbuan Jerman. Tapi olahan ceritanya kurang begitu megah. Moment peperangan pun terasa sederhana saja, tidak banyak, tidak kolosal, juga tidak megah. Biasa saja. Yang mengecewakan adalah endingnya. Tidak ada momen heroik. Senyap. Sedangkan ekspektasinya adalah akan ada momen heroik dimana pasukan kecil Denmark yang bersenjatakan sederhana dan hanya bersepeda kayuh mampu memukul mundur atau setidaknya merepotkan tentara Jerman yang memakai Panzer. 9 April (2015) - 6/10

Simba Raja Rimba

Kartun musikal lawas yang masih asyik untuk disimak sekali lagi. Kartun yang dipakai masih 2D, belum seperti Kungfu Panda . Penulis rasa, bila film ini digubah baru, jadi bukan hanya ditambah embel-embel 3D semata, dengan plot cerita baru tentunya akan tambah menarik. Meski lawas, tetap saja karya Disney lagi-lagi terasa ramah dan penuh makna positif . Ada pesan-pesan bijak yang disampaikan bukan hanya untuk kalangan anak-anak (yang biasanya gemar menonton film kartun) tapi juga para dewasa. Film ini mengirim pesan tentang cinta orang tua lewat karakter Musafa yang berkorban demi sang anak. Pelajaran Musafa ke sang anak, Simba, pun diolah dengan bahasa yang mudah dicerna. Dari sisi plot ceritanya mudah diikuti, tidak terlalu rumit dengan konflik di dalamnya. Tidak berbelit-belit. Momen musikal cukup bagus, namun buat penulis, hanya lagu hits Elton John yang terasa easy listening. Keseluruhan, film ini masih menarik disimak ulang. The Lion King (1994) - 6/10

Perjuangan melepas hastrat tanda dewasa

Film tentang "perjuangan" semalam. Bukan perjuangan mempertahankan, melainkan perjuangan melepaskan virginity . Yang pasti bukan untuk kalangan anak-anak. Konsepnya minimalis seperti low budget . Lokasi cerita tidak banyak. Kalau tidak di kamar, di kamar mandi, atau di halaman. Plot ceritanya biasa saja. Party - chatting - flirt -ngobrol lagi- flirt lagi-ngobrol lagi, dst...Seksi pasti. Vulgar, lumayan. Komedi, garing. 18 Years Old Virgin (2009) - 5/10

Lingkaran misterius di ladang jagung

Bila sudah pernah melihat The Sign , pasti mudah menyimak film ini. Karena memang konflik ceritanya sama. Ada lingkaran di ladang jagung. Hanya saja disini diolah dengan rasa lain, yaitu dengan citarasa thriller remaja ala Hollywood. 3 putra 3 putri pergi bersama ke sebuah rumah di tengah ladang jagung yang misterius. Tentu saja olahannya, dibuat dengan grafik cerita pelan-pelan meningkat. Diolesi bumbu seksi-seksi sedikit. Dibandingkan dengan The Sign, tentu saja kalah jauh padahal di The Sign minus scene seksi. Disini plot-nya standar. Mudah ditebak arah horornya. Gaya horor alien yang dimunculkan terasa kaku dan menggelikan. Silent Warnings (2003) - 5/10

Sisa cerita di akhir perampokan permainan kartu

Lagi-lagi "penyakit" ini datang lagi. Kurang bisa konsentrasi. Mood sedang tidak pada posisi yang pas. Film yang dibintangi Ray Liotta dengan Brad Pitt, lalu ada Richard Jenkins dan James Gandolfini. Kurang begitu bisa penulis ikuti alur plot nya. Hanya bisa menarik garis kesimpulan saja mendekati posisi ending-nya. Ada perampokan di sebuah perkumpulan permainan kartu, lalu entah siapa menyewa seorang pembunuh bayaran untuk memburu para perampok tadi. Sederhana. Namun penjabarannya di alur cerita terasa berputar. Bagi penulis film ini arahnya ke Burn After Reading, karena ada pertemuan dua pemainnya, Pitt dan Jenkins. Tapi, serumit-rumitnya Burn After Reading, masih bisa diikuti. Sedangkan disini, terasa terlalu berat dengan kisahnya yang sebenarnya sangat sederhana. Killing Them Softly (2012) - 6/10

Jan yang terbuang

Ada cerita eksotis disini dari Thailand. Tentunya juga film ini bukan untuk kalangan jiwa labil atau jiwa peniru. Dari sisi dramanya, biasa saja. Plotnya juga biasa. Konfliknya pun biasa. Tak ada istimewa hanya saja film ini setidaknya mampu menjaga porsi antara drama dan erotisme. Kapan harus drama, kapan harus erotis, memiliki porsi dan tatanan yang rapi. Jadi, tidak jatuh ke "film (asal) hot biasa". Yang istimewa disini adalah sisi erotisme-nya yang "berani" dan visual ceritanya yang seperti dongeng. Gaya erotisnya digarap "eksklusif" tak hanya asal mendesah kasar. Dan, untuk para aktrisnya dari Thailand ini memang memiliki pesona fisik yang istimewa pula. Jan Dara The Beginning (2012) - 6/10