Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2021

Petaka berkunjung Pulau Harta Karun

Tontonan hari ini berkisah tentang seorang pria yang mengajak liburan keluarga kecilnya tapi berujung petaka. Simple. Secara plot, film garapan sutradara Phil Volken ini sangat menarik. Sederhana tapi kompleks menegangkan dengan menampilkan kesan paradoks. Tetapi entang mengapa, Movielitas melihat alur ceritanya semakin ke dalam semakin bertele-tele dan menjadi kurang menarik.   Salah satu nilai jual dari film ini adalah nama Barkhad Abdi yang sukses bermain sebagai pembajak di film Captain Phillips . Dan memang fisik serta gaya akting Barkhad ini terasa cocok bila memerankan karakter penjahat. Overall, Movielitas suka dengan plot cerita nya namun kurang dalam eksekusi nya. Alur cerita menjadi kurang menarik. Extortion (2017) - 6/10

How to be a perfect daddy?

Menyambut Natal, setelah The Other Guys dan Daddy's Home pertama , kali ini dilengkapi dengan Daddy's Home 2. Formula andalan yang tetap dipakai adalah duet Mark Wahlberg (karakter pria tough) dan Will Ferrell (karakter lelaki soft). Bedanya di film kali ini, ada penambahan formula untuk karakter "kakek" tough dan "kakek soft". Menurut Movielitas, formula andalan duet Mark dan Will ini tidak sedahsyat bagian pertama-nya. Konflik dalam film ini pun sangat ringan. Khas untuk hiburan keluarga bahagia yang selalu menyempatkan diri berkumpul dan menonton film dengan aneka makanan cemilan di hari yang hangat. Overall, tidak terlalu istimewa. Konflik dan gaya humornya juga standar saja. Penambahan karakter garang Mel Gibson dan John Cena pada film genre soft, sebagai keluarga besar Mayron-Whitaker, juga tidak berpengaruh banyak. Daddy's Home 2 (2017) - 6/10

Karir cemerlang sang kurir yang kehilangan waktu di usia senja

Pastinya nama Clint Eastwood yang membuat Movielitas tertarik memilih film ini sebagai tontonan kali ini. Dan, lagi tidak bisa dipungkiri bahwa Clint Eastwood memang seniman film yang berkualitas tinggi meski usianya kini sudah berkepala sembilan. Disini Clint Eastwood sebagai produser sekaligus sutradara. Berperan sebagai Earl Stone yang dulunya berprofesi sebagai petani bunga bertipikal "kuno". Usaha bisnis nya yang dulu maju, harus rela terlindas oleh perkembangan jaman. Tidak saja kehilangan ladang bisnis, tapi juga kehilangan keharmonisan keluarga, memaksa Earl Stone mengambil profesi kurir sebagai penyambung hidup. Cerita yang dipilih oleh Clint Eastwood disini cukup menarik karena berdasarkan kisah nyata. Peran tokoh nya terinspirasi oleh kisah hidup Leo Sharp. Dan, hebatnya dari film ini adalah tidak ada penghakiman mana yang benar atau salah. Sisi cerita yang dipilih oleh Clint Eastwood lebih ke sisi manusiawi. Justru Clint Eastwood terasa lebih ingin memberi pesan m

Di balik tembok dan di balik tumpukan sampah

Sebenarnya gaya film garapan sutradara Doug Liman ini cocok dengan selera Movielitas. Minimalis. Sayangnya, konfliknya kurang begitu menggigit. Jatuhnya terasa biasa saja.  Tampilan film ini ber-setting one day story in one place . Suatu hari di padang gurun. Mengambil konflik bekas perang Iraq, dua orang tentara Amerika masuk ke jebakan sniper Iraq. Dan, sepanjang film dominasi hanya dua karakter yang dimunculkan. Itupun salah satunya hanya sekedar "suara" tanpa wujud fisik.  Yang membuat kecewa dari film ini mungkin karena "jebakan" menjual nama besar John Cena, tetapi porsi tampil John Cena dalam film ini juga amat sangat minimalis. Tidak ada pamer otor atau tarung bebas ala smackdown . Dan, sebagian besar akting Cena di film ini hanya "tiarap". Akhir kata, film bergaya minimalis ini kurang begitu menarik. Alur cerita dan gaya cerita nya masih biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Satu hal saja yang Movielitas suka dari keseluruhan film ini adalah bagian

Catatan yang tertinggal tentang ritual penyambutan sang ayah

Pertama kali Movielitas mengetahui kasus Burari adalah dari kanal Youtube. Hanya saja, waktu itu Movielitas tidak terlalu antusias mengikuti kisahnya. Setelah beberapa waktu kemudian, Movielitas menemukan dokumenter-nya di kanal Netflix. Dan, Movielitas sedikit teringat lalu mencoba menonton dokumenter tentang Burari Deaths. Berbeda dengan kisah di kanal Youtube, kisah dokumenter Netflik seputar kasus Burari Deaths yang menewaskan 11 orang secara misterius tergantung diri ini terasa jauh lebih detail, jauh lebih  "menggigit" sekaligus membuat speechless . Entah apa yang ada di benak para korban gantung diri sekeluarga ini. Sangat disayangkan. Burari Deaths adalah sebuah kasus bunuh diri massal yang dilakukan oleh sekeluarga, Chundawat. Kasus ini terjadi di India, diperkirakan pada tanggal 30 Juni 2018 silam. Pada 1 Juli 2018 pagi, keluarga Chundawat sebanyak 11 orang dari tiga generasi yang hidup serumah, ditemukan tewas dengan cara gantung diri (bunuh diri). Dikatakan bunuh

Memahami Waham

Sebuah garapan film dari negara Austria. Movielitas tertarik menonton ini karena pernah membaca sebuah ulasan dan dinilai cukup bagus. Film ini terdiri dari dua babak. Babak pertama, kesan yang tertangkap adalah lamban. Bahkan Movielitas pun harus sempat tertidur mengikuti alur ceritanya. Berkisah tentang dua anak yang terlahir kembar, Elias dan Lukas, dan mereka (harus) tinggal di sebuah rumah mewah jauh dari "peradaban" di daerah pegunungan dan hutan liar bersama ibu mereka. Keseharian mereka berdua hanya bermain dan bermain namun diceritakan ada sedikit tekanan dari sang ibunda. Film garapan sutradara Veronika Franz dan Severin Fiala ini baru mulai "menggigit", ketika alur cerita memasuki babak kedua. Yaitu babak "perlawanan" sang anak yang meragukan identitas ibu nya sendiri. Dimata Elias dan Lukas, sang ibu yang bersama mereka saat itu bukanlah ibu kandung mereka. Dan, jalan cerita film terasa mulai berkesan "sakit".  Movielitas di separuh b

Kasus pembunuhan berantai yang menunggu dipecahkan

Kali ini kembali dengan selera utama Movielitas, yaitu kisah film dengan tag Based On True Event . Jika mencari di kolom pencarian Youtube, dengan mengetik " Long Island Serial Killer " maka akan muncul banyak sekali cerita di sana. Sampai saat Movielitas menulis ini masih berstatus " remains unsolved ". Belum terpecahkan. Film ini diangkat dengan sudut pandang dari ibu salah satu korban pembunuhan berantai di Long Island, Mari Gilbert. Mari Gilbert adalah ibu dari salah satu korban pembunuhan di kasus Long Island Serial Killer. Dari peran akting yang sangat bagus oleh Amy Ryan, penonton setidaknya bsia ikut merasakan atau juga melihat dan menilai apa yang ada dirasakan oleh Mari Gilbert sebagai seorang ibu dari anak yang dinyatakan hilang. Tragis. Movielitas, awalnya tidak mengetahui kisah asli Long Island Serial Killer ini. Film garapan sutradara Liz Garbus ini setidaknya mampu membawa kisah asli ke sebuah film dengan alur cerita yang mudah dimengerti. Mungkin ba

Focus on detail

Selesai menonton, menurut Movielitas tag yang tepat untuk film ini adalah " focus on detail ". Dan, keren. Sangat bagus. Tidak kalah dengan kisah di Hollywood punya. Film produksi tahun 2016 dari Spanyol ini sukses membuat Movielitas terus terjaga mengikuti alur cerita. Kisah besarnya adalah seputar tokoh Adrián Doria (diperankan oleh Mario Casas). Doria ini adalah seorang pria idaman saat ini, kaya raya, sukses dengan bisnisnya, memiliki keluarga kecil, dan pastinya tampan. Dikarenakan faktor tersebut, Doria tidak hanya memikat Sonia yang kemudian sukses menjadi sang istri, tapi juga memikat hati Laura Vidal yang rela menjadi selingkuhan Doria. Konflik dimulai saat selesai ber-selingkuh ria, Doria dan Laura mengalami kecelakaan mobil yang mereka tumpangi. Kecelakaan tersebut berakhir dengan terpaksa pada kasus pembunuhan. Demi menjaga reputasi serta nama baik, Doria akhirnya harus tega untuk melakukan apapun juga kepada siapapun juga. Jalan cerita di film ini bisa dibilang b

Menempuh resiko demi permintaan terakhir sahabat

Film horor garapan sutradara David Bruckner yang berkisah tentang sekawan sahabat yang melakukan perjalanan mendaki pergunungan di pedalaman pelosok negeri Swedia. Hiking ini merupakan untuk mengenang serta mengabulkan permintaan terakhir sahabat mereka sebelum meninggal dunia. Drama psikologis serta dicampur dengan plot horor di film ini terasa memiliki dua babak sensasi. Untuk separuh babak pertama, Movielitas menyukai nya. Aneka peristiwa horor tentang pedalaman hutan yang menjadi background jalan cerita terasa sangat mendukung. Namun, memasuki separuh babak berikut, film jadi terasa kurang menarik lagi. Overall, film horor ini tidak terlalu menarik. Masih standard dan biasa saja. Campuran horor yang diangkat terasa terlalu fantasi. The Ritual (2017) - 6/10

Dari Fast And Furious, tapi bukan Fast And Furious

Tidak bisa dihindari bahwa nilai jualan film ini adalah nama besar dari seri Fast Furious. Versi keren nya adalah spin-off. Dengan membawa karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw yang sebelumnya dikisahkan sebagai karakter yang berlawanan, di film ini justru "disatukan".  Yang menarik dari film ini tentu saja bertemunya dua aktor laga kenamaan saat ini yaitu Dwayne Johnson dan Jason Statham. Dari segi cerita, Movielitas menilai cukup ribet dan kurang sederhana. Terlalu berbelit. Dan dari segi tampilan serta tempelan, film ini berasa jauh lebih futuristik dibandingkan dengan gaya Fast And Furious.  Tapi, sebagai hiburan dan sebagai penggemar Jason-Dwayne, film ini bisa menghibur. Soal spesial efek serta tempelan kecanggihan teknologi lainnya, pastinya sangat apik. Hobbs & Shaw (2017) - 6/10

Dendam masa lalu yang harus dingatkan kembali

Kalau soal film Korea, Movielitas akui banyak sekali film Korea yang bagus. Sangat original. Seperti salah satunya film ini. Sebuah film thriller, yang berlipat-lipat. Di satu sesi, penonton akan diajak bersimpati pada tokoh utama, sesi kedua akan diajak bersama-sama "membenci", sesi berikutnya akan diajak untuk bersimpati dalam. Keren .  Film ini berpusat pada karakter Jin-Seok yang diceritakan hidup nyaman bahagia bersama ayah,ibu dan seorang kakak lelakinya. Cerita sesungguhnya dimulai ketika kakak Jin-Seok, Yu-Seok, diculik oleh segerombolan orang tak dikenal dan baru kembali ke rumah setelah 19 hari lamanya menghilang. Yu-Seok kembali ke rumah membawa misteri sebagai sosok yang sangat berbeda dari sebelumnya. Movielitas suka dengan gaya cerita film garapan sutradara Jang- Hang Jun ini. Tidak membuat mengantuk serta bisa terus menjaga rasa penasaran sepanjang film. Twist demi twist dibuka secara apik dan sesi endingnya, tidak bisa berkomentar selain bertanya, apakah uan

Lifeguard is not just a job, but the way of life

Bagi generasi 90an pastinya, sebagian besar, pasti mengenal serial televisi berjudul Baywatch. Sebuah serial televisi yang memiliki daya pikat sensual cukup kuat dan menarik uggh.. Serial yang berpusat pada kisah keseharian para penjaga pantai ( lifegurad ). Konfliknya sudah pasti tidak akan jauh-jauh dari bibir pantai. Karena berpusat di area pantai tentunya banyak keindahan yang ditampilkan tidak sekedar view debur ombak ataupun sunset. Aksi para penjaga pantai ini menjadi daya tarik serial Baywatch ini saat para penjaga pantai wanita bertugas dan... berlari. Uuughh... Kali ini serial Baywatch kembali diangkat dengan versi dan tampilan aktor aktris modern. Dibintangi oleh Dwayne Jhonson sebagai Letnan Mitch Buchannon. Seperti serial televisi nya, film ini tidak begitu rumit untuk diikuti. Sangat ringan saja. Konflik nya pun tidak rumit, berjalan lancar, dan sederhana. Sangat standard. Overall, bagi Movielitas, film ini bisa sebagai pengingat bahwa generasi 90an pernah ditemani oleh

Permainan berbahaya yang belum diselesaikan

Sebuah sajian dari negara Spanyol. Berkisah tentang tragedi yang dialami seorang gadis belasan bernama Veronica. Di suatu hari pada tahun 1991 bertepatan dengan momen gerhana matahari total di Spanyol, Veronica bersama dengan dua orang teman sekolahnya, bermain dengan papan ouija. Dimana diketahui papan ouija adalah sebuah media yang dipercaya bisa memanggil serta sebagai alat komunikasi dengan dunia arwah. Dari permainan papan ouija tersebut, yang konon tidak diselesaikan sebagaimana mestinya, meninggalkan sisa-sisa horor yang dialami oleh Veronica.  Dari segi plot cerita, film garapan sutradara Paco Plaza ini tergolong horor standard. Tapi ada dua hal yang menarik bagi Movielitas, yang menjadikan film ini istimewa. Tag "based on true event" membuat film ini memiliki nilai jual yang membuat penasaran menontonnya. Film ini diinspirasi oleh kejadian nyata yang dialami oleh seorang gadis 16 tahun, Estefania Gutierrez, pada tahun 1991 silam. Konon, kisah tragis spiritual yang di