Skip to main content

Posts

Pintu Menuju Aset Masa Depan

Postingan ini dibuat berdasarkan kisah nyata (Photo : pixabay.com) Kalau dulu, Movielitas memiliki hobi nonton film terasa sekali perubahan dari jaman ke jaman. Karena Movielitas lahir dan besar di era pra milenial, pastinya sumber daya film hanya dari bioskop. Lalu berkembang menjadi VCD, Movielitas menikmati sekali jaman tersebut. Era sewa-menyewa VCD yang penuh romansa. Kemudian era VCD bergeser menjadi era DVD diikuti dengan era Blu-Ray yang Movielitas saat itu tidak bisa mengikuti karena keterbatasan alat dan dana. Era 2005 ke atas, internet mulai merebak pelan dan terus berkembang pesat. Era film dalam bentuk fisik perlahan berubah menjadi bentuk digital. Saat itu, mendapatkan film harus penuh perjuangan dari satu warnet ke warnet lain, download yang dikejar waktu, dan sebagainya. Hingga saat ini, munculah era menonton film via layanan streaming. Non fisik. Internet pun tidak lagi menjadi barang mewah. Berbagai layanan streaming bisa dengan mudah didapat. Intinya, teknologi

Hilangnya seorang gadis Madeleine Mccann

Di suatu hari di bulan Desember 2021 yang kebetulan cerah hingga malam hari. Dikarenakan hal lain hal, Movielitas memilih untuk bolos kerja. Sembari mengisi waktu istirahat di rumah yang berisik, terbesit untuk membuka Netflix dan muncul keinginan untuk memulai kembali perjalanan menonton dokumenter yang sangat panjang yaitu The Disappearance of Madeleine Mccann. Kasus Madeleine Mccann sebenarnya sudah Movielitas ketahui dari beberapa vlog youtuber yang membahasnya. Hanya saja, pada waktu tersebut hanya sepintas saja. Dan kini berkesempatan untuk menonton versi dokumenter panjang dan mengulas cukup tajam.  Malam hari tanggal 03 Mei 2007, keluarga kecil asal Inggris yang berlibur ke Praira Da Luz, Portugal, yang seharusnya melewatkan waktu bersenang-senang malah tertimpa musibah. Keluarga pasangan Gerry dan Kate Mccann harus kehilangan putri kecil mereka bernama Madeleine. Kasus ini ternyata berbuntut panjang dan menggelembung besar saat itu. Menurut salah satu narasumber di dalam film

Lubang yang menyimpan kebenaran

Ekspektasi awalnya adalah bisa jadi bakal sekelas 4bia . Berusaha cari artikel terkaitnya, katanya sempat membuat heboh dunia netizen, masih katanya. Entah netizen mana. Tapi dari awal film sudah terasa "kaku". Terutama akting para pemainnya. Masuk ke dalam cerita, konfliknya lumayan menarik awalnya. Seputar lubang-melubang. Hanya orang "terpilih" yang bisa melihat "lubang" dan dalamnya "lubang". Semakin masuk ke dalam cerita, mulai terasa membosankan. Horor nya ternyata standard saja. Gabungan adegan kaget jumpscare plus audio menggemparkan dan riasan seram. Film ini di bagian akhir berusaha memberikan twist , yang menurut versi Movielitas tidak begitu mengenai sasaran. Kurang greget. Tidak memberi efek apa-apa yang berkesan. Overall, alur cerita film ini mudah dicerna. Hanya saja akting pemainnya kurang natural, style horor yang dipakai standard. Twist kurang maksimal. Di tengah film, Movielitas membayangkan bakal ada twist yang lumayan, mis

Antara kehilangan anak bertemu dengan kehilangan kepercayaan

Sebuah sajian cerita yang datang dari negara Jerman. Berkisah tentang 5 orang pria yang melakukan kegiatan alam menyusuri perhutanan rimba. Entah darimana asal muasal penyebabnya, kehadiran lima orang pria ini diusik oleh penembak gelap yang tanpa alasan jelas memburu dan menembak lima pria ini. Dari plot konflik dasar itu, film ini berjalan pelan pelan menarik. Tapi, begitu semakin ke dalam dan cerita semakin melebar, film ini menjadi kurang menarik lagi. Konflik terpecah di tengah film dimana harusnya menjadi cerita survival dibumbui dengan konflik kehilangan kepercayaan dan kehilangan anak.  Dari awal film ini jelas memancing ingatan Movielitas ke film yang berjudul sama, Prey . Hanya bedanya di film itu, berkisah tentang survival dari serangan hewan buas. Di sisi lain pernah ada film yang bergaya hampir mirip dengan disini yaitu The Ritual yang berkisah tentang sekawan pria yang melakukan kegiatan penyusuran hutan rimba kemudian diserang oleh pihak tak dikenal. Hanya saja berbeda

#AkuHarusBertahan

Sajian kali ini datang dari negara Korea. Kalau dilihat dengan posternya, tentu sudah tidak terlalu berpikir banyak menerka isi film ini. Sudah punya bayangan film in ber-genre apa. Berkisah tentang seorang pemuda yang terbangun dari mimpi semalam dan menemukan dirinya tersendiri di kamar apartemen. Setelah berselang beberapa lama kemudian, pemuda ini menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi di luar kamar apartemen-nya yang memaksa siapapun juga yang kebetulan ada di dalam rumah harus melindungi diri dari serangan virus mematikan. #StayAtHome Plot dasar film ini tidak berat. Tidak memerlukan pemikiran dalam merenungi rangkaian cerita demi cerita. Sangat sederhana. Konsep alur cerita sekaligus tampilannya juga berkonsep minimalis. Tempat setting cerita hanya berada di apartemen itu saja. Fokus dan nyawa film ini ada di permainan akting aktor Yoo Ah In.  Yang menarik perhatian Movielitas dari film garapan sutradara Cho Il Young ini adalah lokasi apartemennya. Mungkin memang di Korea sana

Kisah kecil Mowgli dan hutan rimba-nya

Movielitas kurang yakin dengan versi film Mowgli ada berapa atau berapa kali sudah dibuat versi-versi nya. Yang pasti sekitar tahun 2016 ada versi The Jungle Book garapan sutradara Jon Favreau . Jika dilihat sepanjang film Mowgli versi garapan sutradara Andy Serkis ini, ada banyak perbedaan dengan versi 2016-nya. Secara tokoh dan konflik utamanya, sama. Yaitu konflik sang anak Mowgli dan karakter harimau keji, Shere Khan. Hanya saja ada perbedaan alur cerita antara versi Serkis dan Favreau. Versi Serkis ini, menambahkan sedikit bumbu konflik kecil dengan karakter manusia. Di versi Favreau,Mowgli diceritakan sudah lihai berlari cepat dan menguasai medan perhutanan. Sedangkan di versi Serkis ini, diceritakan "lebih awal" tentang awal mula Mowgli ditemukan yang kemudian diasuh oleh kawanan serigala dan Mowgli disini masih harus dilatih dengan target mampu berlari secepat serigala untuk bisa mengahadapi Khan. Versi Favreau, mungkin karena faktor Disney di belakang film, tampilan

Mengasuh anak salah asuhan

Menyambut Natal tahun ini ada sajian film ber-genre thriller. Garapan dari sutradara Chris Peckover. Berkisah tentang teror yang dialami oleh seorang babysitter atau pengasuh atau penjaga anak berbayar. Itu konflik sederhananya. Alur cerita film ini ringan saja. Khas thriller muda-mudi ala Hollywood. Yang membuat Movielitas tertarik dari film ini bukan dari alur cerita nya melainkan dari faktor luar film. Salah satunya adalah penampilan cantik dari aktris muda Olivia DeJonge. Meskipun aktingnya, masih biasa saja, tapi kecantikannya cukup menonjol. Sepanjang jalan cerita, Movielitas teringat beberapa film yang mungkin similar dengan gaya thriller film ini. Dari sisi pemain di dalam nya, film ini mengingatkan pada film The Visit garapan sutradara kenamaan M. Night Shyamalan. Yang kalau ditengok dari tahun produksinya, film ini adalah duet kedua dari Olivia DeJonge dan Ed Oxenbould. Kalau di The Visit, mereka berdua berpasangan sebagai kakak-adik, disini menjadi pengasuh dan anak asuh.