Skip to main content

Kisah kecil Mowgli dan hutan rimba-nya

Movielitas kurang yakin dengan versi film Mowgli ada berapa atau berapa kali sudah dibuat versi-versi nya. Yang pasti sekitar tahun 2016 ada versi The Jungle Book garapan sutradara Jon Favreau.

Jika dilihat sepanjang film Mowgli versi garapan sutradara Andy Serkis ini, ada banyak perbedaan dengan versi 2016-nya. Secara tokoh dan konflik utamanya, sama. Yaitu konflik sang anak Mowgli dan karakter harimau keji, Shere Khan. Hanya saja ada perbedaan alur cerita antara versi Serkis dan Favreau. Versi Serkis ini, menambahkan sedikit bumbu konflik kecil dengan karakter manusia.

Di versi Favreau,Mowgli diceritakan sudah lihai berlari cepat dan menguasai medan perhutanan. Sedangkan di versi Serkis ini, diceritakan "lebih awal" tentang awal mula Mowgli ditemukan yang kemudian diasuh oleh kawanan serigala dan Mowgli disini masih harus dilatih dengan target mampu berlari secepat serigala untuk bisa mengahadapi Khan.

Versi Favreau, mungkin karena faktor Disney di belakang film, tampilan hewan sebagai cameo terlihat jauh lebih beragam, pergerakan animasi, detail spesial efek serta pengambilan gambar dan gabungan kesemuanya sebagai satu kesatuan penampakan detail yang jauh lebih baik daripada versi Serkis. Yang menarik perhatian Movielitas dari Mowgli versi Serkis adalah tampilan serigala-nya yang tampak kurang garang, bentuk hewan yang kadang terasa kurang proposional dengan sosok anak kecil Mowgli, dan gerakan animasi hewan-nya kadang terlihat kaku. Di versi Favreau, detail nya sangat tajam dan diperhatikan sekali.

Di versi Favreau, masih mungkin karena ada Disney, alur cerita lebih terasa komedi daripada versi Serkis yang serius. Versi Disney bahkan ada musikal, disini sangat sangat serius dalam menampilkan konflik nya. 

Perbedaan mencolok lagi, mungkin karena faktor Disney yang terkenal dengan "tontonan sarat pesan dan inspirasi ramah anak-keluarga", umumnya tidak akan ditemukan muncrat-an darah atau menampilkan adegan dengan penampakan darah.

Baik versi Favreau ataupun Serkis, penampilan akting karakter Mowgli, sama-sama berkualitas tinggi. Aktor cilik yang terpilih memang bagus. Baik Rohan Chand (versi Serkis) ataupun Neel Sethi (versi Favreau) sama-sama bermain apik. Perbedaan akting mereka, seperti yang disebut sebelumnya, Rohan berakting lebih serius, sedangkan Neel bermain lebih soft.

Rohan Chand sendiri ternyata bukan pemain baru di Hollywood, setelah sepersekian durasi, Movielitas merasa pernah menyaksikan akting Rohan kecil ini. Rohan pernah beradu akting dengan Mark Wahlberg di Lone Survivor. Hanya saja, saat itu, porsi akting Rohan masih sangat kecil.

Untuk "persaingan" nama besar pengisi suara, baik versi Serkis ataupun Favreau, sama-sama memasang nama aktor besar. Disini mulai Christian Bale, Cate Blanchett, Benedict Cumberbatch, Naomie Harris, hingga nama aktris cantik dari film Slumdog Millionaire, Freida Pinto.

Mengenai Freida Pinto, Movielitas melihat ada kelemahan di Mowgli versi Serkis ini. Penampilan Freida disini terasa sangat hambar. Lebih tepatnya, tidak berfungsi, ada tidak ada sosok karakter yang dibawakan Freida ini tidak berpengaruh sama sekali. Terkesan mubazir. Penambahan karakter Pinto sendiri ada karena munculnya konflik Mowgli dengan manusia.

Overall, Movielitas lebih menyukai kisah Mowgli versi Favreau yang lebih soft tapi bisa menghibur. Secara kualitas spesial efek dan animasi, kedua versi sama-sama menampilkan kualitas tinggi. Secara konflik dan alur cerita, versi Favreau yang lebih cocok untuk Movielitas.

** Entah sampai kapan akan terus bermunculan kisah Mowgli dengan "perang" kualitas spesial efek komputerisasi-nya. Kenapa tidak ada sekuel layaknya superhero atau film lain, Batman 1 ,lanjut ke Batman 2, dan seterusnya. Sedangkan kisah Mowgli, seperti pengulangan, dan terus dengan kisah yang intinya sama. Menunggu film modern untuk Mowgli versi remaja, pemuda, hingga dewasa yang saling menyambung. **

Mowgli : Legend of The Jungle (2018) - 6/10



Comments

Popular posts from this blog

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Pelajaran terdalam Huo Yuanjia tentang inti terbesar kungfu

  Film yang sangat kental dengan falsafah kebajikan timur. Dengan alur segitiga terbalik, film ini mengalir seperti gemulai gerakan wushu. Gemulai namun kuat. Banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Filosofi dasarnya adalah padi semakin berisi semakin menunduk. Huo Yuanjia, mempelajari ilmu beladiri semata-mata hanya untuk meneruskan kungfu keluarganya sendiri dan haus akan kemenangan. Kemenangan demi kemenangan akhirnya membawa pada karakter seorang ahli kungfu dari Tian Jin yang sombong. Kesombongan Huan Jia ternyata menemui titik jenuh ketika semua "harta"nya diambil oleh karena balas dendam semata. Huan Jia terkatung-katung dan terdampar di sebuah desa kecil untuk kemudian belajar tentang esensi ilmu beladiri sesungguhnya. Terlepas dari beladiri atau bukan, kesombongan hanya akan menimbulkan kekacauan semata. Dan, mungkin melalui kisah Huo Yuanjia ini mengingatkan bahwa kesombongan pun akan tumbang meski sekuat apapun ilmu atau harta yang dim

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Memburu jejak emas batangan bermotif penari Bali

Dulu, seingat penulis film ini cukup fenomenal pada jamannya. Terutama pada penggunaan mini cooper. Meskipun sebenarnya Mr.Bean sudah lama memakai di serial televisi. Kini, ada kesempatan kembali menikmati sajian film yang disutradarai F.Gary Gray. Dan, yang baru bisa penulis sadari adalah jajaran cast -nya yang ternyata cukup mantab. Mark Wahlberg, Jason Statham, Mos Def, Donald Sutherland, Edward Norton, tak ketinggalan pemanis yang seksi Charlize Theron. Kalau dari template ceritanya, kurang lebih mirip gaya Ocean Eleven . Satu tim dengan gaya santai berusaha "merampok" barang curian jutaan dollar. Banyak bintang tenar yang kemudian diletakkan sebagai tim dengan keahlian. Disini minus anggota dari daratan Asia. Tidak perlu memikirkan caranya atau berapa biayanya. Baik antara tim Ocean maupun tim Charlie disini memiliki kesamaan, semua serba sudah tersedia. Tugas mereka hanya menyajikan hiburan apik aksi pencurian kelas atas. The Italian

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

Tali persaudaraan di tengah hutan

Yang membuat penasaran dengan film ini pertama kali adalah kata " forest " -nya. Karena Movielitas berekspektasi akan ada banyak scene yang menampilkan keindahan alam natural hutan belantara. Kedua, tentu saja nama Ellen Page. Bintang cantik ini bagi Movielitas punya daya tarik tersendiri yang unik. Bisa main komedi, thriller, apalagi drama. Disinipun, penampilan Page bagi Movielitas juga tergolong unik. Berdiri sebagai produser juga poros karakter utama sebagai remaja yang hidup di hutan dengan ayah dan seorang (terlihat) kakak wanita. Bahkan di usianya yang kepala tiga, penampilan Page masih seperti remaja. Tapi, sayangnya film ini berjalan kurang begitu menarik. Bahkan seperti judulnya dapat dikatakan seperti bingung menentukan arah di dalam hutan. Secara singkat film ini berkisah tentang sebuah keluarga kecil hidup terpencil di tengah hutan dengan teknologi tinggi (bernuansa masa depan). Konflik (yang terasa dari awal cerita) adalah hilangnya tenaga li

Gairah membara Cecile

!! 18++ !! Kesan pertama seusai menyimak film ini, wowww... !! Panas. Bukan untuk kalangan 25 tahun kebawah, kecuali boleh untuk remaja yang sudah menikah. Vulgarnya tergolong keras. Bukan hardcore namun tergolong berani . Sang aktris yang bermain panas disini adalah Deborah Revy yang porsi "panas gila"nya cukup besar. Plot ceritanya sendiri biasa. Tentang kehidupan seorang wanita yang berpetualang seks dari beberapa lelaki, entah apa tujuannya yang pasti wanita ini sangat menikmati setiap petualangan gilanya. Di tempat lain, dikisahkan tentang hubungan panas nan malu-malu ala Alice dan Matt. Yang menarik disini bukan film tentang dunia prostitusi melainkan tentang gairah murni yang timbul karena alami bukan karena materi seperti di dunia nyata. Keseluruhan, lumayan buat obat penambah gairah, untuk kalangan yang telah menikah mungkin bisa dijadikan referensi penambah kreativitas dalam keintiman. Deborah Revy, you're so hot !! Mengapa Q? Penulis ber

Hit hit hit and kick, control your breath

Konsep yang dipakai disini standar saja. Pernah ada. Contohnya Karate Kid milik Jackie dan Jaden. Ada pendatang. New boy in the school . Di bully . Lalu, fall in love ma cewek manis. Latihan. Tanding. Lalu, dari segi audio juga memasang banyak background lagu-lagu rock alternative dinamis seperti film-film ala romantic comedy . Paling menonjol adalah penampilan Djimon Hounsou sebagai suhu. Kalem tapi sangat powerfull. Lalu, ada jenis beladiri yang bagi penulis belum banyak ditemui (setidaknya bagi penulis) dalam media film. Mungkin jenis beladiri ini pernah dipakai di film Thailand. Never Back Down (2008) - 6/10