Skip to main content

Posts

Pesawat Kertas Dari Film India

Dulu dalam bayangan Movielitas film dari India itu memiliki ciri khas antara lain: durasi panjang (3jam an), banyak diselingi musik dan tari (musikal), koreografi aksi laganya sering kurang realistis, koreografi kisah cinta paling andalan adalah kejar-kejaran di area taman pepohonan, dan jalan ceritanya kurang cocok dengan selera Movielitas.      Lalu lama berselang, munculah film Slumdog Millionaire . Sebuah film India yang digarap oleh sutradara Danny Boyle. Di tangan Danny Boyle, ciri khas film India itu masih ada namun tentunya dicampur dengan gaya barat. Bagi Movielitas, tidak perlu waktu durasi lama untuk menyukai film ini. Gebrakan lagu O… Saya di awal pembukaan film sudah langsung mengena di telinga. Film ini merupakan film India pertama yang Movielitas tonton hingga tuntas. Film ini juga langsung menjadi film favorit. Alasannya, ide ceritanya menarik, alur ceritanya meskipun “maju-mundur” tapi tetap menarik diikuti hingga akhir, kisah cintanya tidak berlebihan, konfliknya me

Masih ada orang baik dalam game poker

Karena lelah bekerja sebagai pramusaji, Rachel Green berniat mencari peruntungan dengan melamar pekerjaan lain. Dari satu konflik itu, secara cerdas dikembangkan dengan kisah permainan poker sembari menunggu hasil lamaran pekerjaan. Dan, menurut Movielitas, semua karakter Friends mendapat spotlight yang berimbang. Bagi Movielitas, episode The One with All The Poker ini salah satu episode masterpiece serial Friends. Kocak cerdas komedinya dan konfliknya memorable.   The One With All The Poker

Ke-salah-an ataukah ke-benar-an?

Sengaja Movielitas memberi nama artikel postingan untuk film The Next Three Days dengan judul “ Mistake ”. Tidak lain karena Movielitas juga menyukai salah satu lagu pengiring cerita ( soundtrack ) dari film garapan sutradara Paul Haggis. Lagu soundtrack milik artis elektronik asal Amerika, Moby, berjudul Mistake. Yang kalau didengarkan menurut selera Movielitas cukup easy listening dan pas dengan adegan di film ini. Sepertinya juga lirik lagu ini juga se-“frekuensi” dengan cerita konflik yang dialami duet aktor-aktris Russell Crowe dan Elizabeth Banks. Seperti di ending film, penonton akan dibiarkan menentukan jawaban sendiri (menggantung), apakah konflik utama di film ini adalah sebuah “ke-salah-an” ataukah "ke-betul-an? Keren filmnya, keren lagunya.

Naik kereta api dengan 99 problems

Bicara soal film The Taking of Pelham 123 produksi tahun 2009, Movielitas punya catatan khusus seputar film remake satu ini. Yaitu film ini seperti memiliki "saudara kembar" dengan film Unstoppable produksi 2010. Keduanya sukses menjadi favorit Movielitas. Konflik film keduanya, memorable . Keren.  Kedua film ini merupakan hasil karya kerjasama apik antara sutradara Tony Scott dan aktor kawakan Denzel Washington. Tahun produksi nya beda tipis.Sama- sama memiliki konflik seputar Kereta Api. Dan opening nya, sama -sama (samar) memakai reverb bel kereta api. Berbicara soal opening, ada hal lain juga yang berkesan dengan opening film The Taking of Pelham 123. Khususnya di bidang soundtrack. Soundtrack pembukaan film duet Denzel-Travolta sukses menarik perhatian rasa penasaran Movielitas dengan hentakan beat yang keras dinamis.  Lagu opening yang dipakai film ini adalah lagu 99 Problems milik Jay Z. sebelumnya, Movielitas kurang begitu paham dengan aliran rap dari Jay Z ini. D

In The Blood (2016)

Yang satu ini memang benar-benar drama banget . Kebangetan dramanya. Konflik utama dalam film ini sangat kalem sekali. Tidak meledak-ledak. Dan, bagi Movielitas, drama film ini terasa datar hambar saja. Sebenarnya film ini menceritakan realita. Movielitas pernah berada di posisi Simon, sang karakter utama dalam film garapan sutradara Rasmus Heisterberg ini. Menceritakan seorang Simon sebagai mahasiswa kedokteran. Memiliki serta hidup di sebuah apartemen bersama ketiga kawannya. Mabuk, merokok, mencuri, dan bercinta seks menjadi gaya hidup.   Dan, pada satu titik ada batas khilaf. Overall, drama remaja yang bisa jadi kaca refleksi bagi yang pernah “nakal” seperti karakter utama di dalamnya. Secara drama, bukan selera Movielitas. In The Blood (2016) - 5/10

Battle Of The Year for Beat boys

Sebuah film dokumenter seputar bagian dari budaya hip-hop yaitu breakdance . Sebelum era tari modern saat ini, pernah ada fenomena yang “mewabah” hampir ke seluruh dunia yaitu breakdance. Menurut Movielitas, breakdance sendiri adalah sebuah seni tari era 90an dengan pasangan beat / irama musik disco/hip hop di era itu. Ambil contoh beat dari lagu milik grup Snap! dengan The Power , atau juga CC Music Factory dengan hits Everybody Dance Now , atau juga gaya beat rap milik 2LiveCrew juga Run DMC . Dimana breakdance ini memerlukan factor kelenturan, kecepatan, kekuatan otot kepala-lengan-perut, dan keseimbangan. Film dokumenter ini mengangkat kisah seputar turnamen breakdance   disebut Battle Of The Year di tahun 2005. Dimana turnamen BOTY saat itu menyaring grup breakdance dari beberapa negara dari benua Asia, Eropa, hingga Amerika untuk kemudian dipertemukan di arena breakdance internasional di Jerman.   Fokus cerita secara bergantian ada pada sudut pandang sisi penggiat breakdanc

Saat perut bumi merespon ambisi ekonomi

Kadang bagi Movielitas sulit menggambarkan kategori sebuah film disebut “menarik” atau bagus. Biasanya mengandalkan indera perasaan. Ciri mudah sebuah film disebut menarik atau bagus atau layak ditonton bagi Movielitas adalah mampu menarik perhatian secara utuh menikmati serta menghayati juga mengerti memahami plot serta alur jalan cerita. Apalagi sekarang di era gawai, dimana seringkali perhatian fokus menonton film akan mudah sekali terdistraksi oleh handphone. Ini adalah kali ketiga Movielitas menikmati suguhan bagus dari duet sutradara Peter Berg dan aktor Mark Whalberg. Sekali lagi harus diakui, keren. Bagus. Dan, ketiga nya film duet Peter Berg-Mark Whalberg yang pernah Movielitas tonton semuanya bagus. Semuanya menjadi favorit Movielitas. Dan, hebatnya lagi, ke-semuanya dari ketiga film itu based on true event . Setelah konflik perang , lalu tragedi   bom di tengah acara kota , kali ini film Peter – Mark berkisah tentang sebuah tragedi kebocoran minyak yang diklaim sebagai ke