Skip to main content

Akankah kita dikenang?


Seperti sebelumnya, film ini merupakan film bersejarah buat penulis. Awalnya dulu penulis boleh dikatakan anti film bergenre seperti disini. Tema klasik - kolosal - kerajaan. Penulis kurang begitu meminati jalan cerita film seperti itu. Tapi, kali ini penulis nekat mengambil kotak film bergambar Brad Pitt ini.

Yang pertama menjadi alasan adalah Pitt. Nama besarnya membuat berani mengambil resiko menyimak film bertema kerajaan jaman dahulu. Dan, hasilnya...hampir sempurna. Luar biasa.

Selain itu, ada banyak pengalaman menarik dari film ini. Penulis baru tahu bahwa kisah Trojan War awal mulanya disebabkan oleh seorang wanita, Helen. Lalu, dijadikan senjata alasan bagi raja rakus Yunani saat itu untuk menyerang Troya.

Disini ada pelajaran yang menarik. Tentang hubungan antara raja Yunani saat itu dengan salah satu raja kecil di bawah kekuasaanya, yaitu Raja Myrmidons, Achilles. Achilles, sendiri selain berprofesi raja juga memiliki mental seperti singa, dimana tidak ada rasa takut menghadapi apapun.

Pelajaran pertama dari Achilles disuguhkan di opening. Saat Achilles harus berjuang untuk raja yang tidak pernah berperang sendiri selalu mengandalkan anak buah. Achilles berhadapan dengan raksasa, Boagrius.

Bila dipandang dari sisi lain dan direnungkan adalah keberanian menghadapi tantangan sebesar apapun (Boagrius). Bahkan ketika orang lain pun menganggap mustahil (takut). Mengapa? Karena ketika kita takut menghadapi tantangan maka itulah sebab mengapa nama kita tak akan pernah dikenang.

Kedua, jadilah seperti singa. Tak mengenal takut. Akan tetapi jangan diartikan mentah-mentah menjadi buas seperti singa. Melainkan dari sudut pandang positif. Seperti yang dilakukan Achilles ketika mendapati sepupunya tewas di medan perang.

Ketiga, tidak percaya pada patung dewa. Kalau untuk ini, penulis setuju. Karena bukan patung yang mengabulkan doa tentunya.

Pelajaran berikut dari karakter Achilles adalah anti mainstream. Dimana ketika sang raja Yunani mendatangi Troya - yang terkenal dengan tembok negaranya yang sulit ditembus - harus "ditemani" dengan ratusan ribu bahkan mungkin dibantu komputerisasi terlihat seperti jutaan prajurit. Sebaliknya, Achilles mendatangi tembok Troya hanya seorang diri. Sekali lagi, hanya seorang diri. Tanpa kawalan siapapun.

Lalu, ada kisah kecil yang juga menarik disampaikan melalui karakter Priam. Priam adalah rajanya Troya kala itu. Secara jantan, sama seperti hal nya Achilles, Priam mendatangi kubu Yunani seorang diri. Bahkan usia Priam digambarkan sudah manula dan tanpa kawalan satu prajurit pun. Tujuannya bukan untuk "mengaum" balas dendam seperti Achilles, melainkan mencium tangan pembunuh putranya. Luar biasa.

Pelajaran yang bisa diambil oleh momen Priam ini adalah, momen besar hati. Dan pelajaran dari Priam ini berpusat pada dialog antar Priam dan Achilles. Salah satunya adalah versi penulis "...bahkan kepada musuh sekalipun, hendaknya ada rasa respek (menghormati)..." Seperti yang Priam lakukan, bersimpuh lalu mencium tangan Achilles kemudian merendahkan dirinya meminta kembali jasad putranya untuk dikuburkan secara layak. Lagi, luar biasa. Top.

Pelajaran berikut dari kisah perang Troya adalah "Kuda Troya" (yang sebenarnya adalah "kuda" raksasa yang dibangun oleh prajurit Sparta). Kisah "kuda Troya" ini sebelumnya penulis baca jauh sebelum menonton film ini. Saat itu kisah Kuda Troya penulis baca dari salah satu harian surat kabar di Bali. Di setiap hari minggu akan ada kolom artikel kecil yang ditulis sebagai renungan rohani.

Di artikel tersebut, mengajarkan atau membahas tentang kesabaran. Dimana sebagai simbol contoh yaitu peristiwa Kuda Troya di perang Troya-Sparta. Diceritakan bahwa, pasukan Sparta selama berhari-hari membangun kesabaran di tengah himpitan para prajurit yang bersembunyi di dalam tubuh Kuda Troya. Kemudian, di saat yang tepat, mereka melakukan "eksekusi".

Bila dicocokan dengan momen dalam film ini, ada sedikit perbedaan. Karena momen "kesabaran" tidak menjadi fokus penting di film ini. Film ini lebih menyorot ke kisah keberanian seorang Achilles dan momen besar Achilles bertemu Hector. Lagipula, ternyata bukan "kesabaran" yang menjadi dasar runtuhnya tembok Troya, melainkan memang ada perjanjian tersembunyi antara Achilles dan Raja Troya, yaitu 12 hari perdamaian untuk menghormati kematian Hector. Jadi, menurut penulis bukan kesabaran yang menjadi poin renungan melainkan karena memang harus menunggu 12 hari.

Terakhir, ada kutipan di film ini yang berkesan salah satunya, "pria diburu oleh keabadian, dan ada saatnya kita akan bertanya, akankah sikap kita dikenang hingga berabad kemudian? Akan adakah seorang asing yang ingin tahu siapa kita, betapa gagah berani kita "berperang" atau betapa besar kita mencintai?"

Sebenarnya, masih banyak dialog menarik yang dapat direnungkan. Yang pasti film ini sangat berkesan dan bersejarah. Tak hanya bisa menjadi hiburan menarik dengan kisah yang bagus dilengkapi akting berkelas. Tak hanya menyuguhkan akting tetapi juga visual kolosal yang megah. Tak hanya visual saja, musik pengiring film juga dilantunkan dengan megah. Tak hanya sebatas hiburan film semata tapi juga ada pelajaran di dalamnya.

Nice movie. Two thumbs up absolute.

Troy (2004) - 9/10

Popular posts from this blog

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Korean Pie

18 ++ Film ini termasuk film yang memiliki citarasa komplit meski penampilannya memang bukan untuk kalangan remaja. Karena memiliki unsur "panas membara" di dalamnya yang terbilang berani. Ada unsur komedi, romantis, dan adult scene yang lumayan. Kalau di Amerika ada American Pie , maka Korea punya ini, Sex Is Zero. Disini juga mengangkat kisah anak sekolahan (kuliahan) yang tertarik seksual pada lawan jenis. Komedi yang diangkat seputar seks. Yang menjadi bulan-bulanan disini adalah karakter Eunsik yang jatuh hati pada EunHyo. Romantisnya ada pada kisah mereka berdua. Dan citarasa Korea memang memeras romatis sedalam-dalamnya yang mungkin tak ada di rasa American Pie. Disini ada kisah memilukan dimana meski karakter Eunsik digambarkan sangat konyol namun secara besar hati menerima keadaan apa adanya. Cinta yang bertepuk sebelah tangan kemudian diperparah dengan keadaan sang pujaan hati yang dihamili kemudian ditinggal, namun Eunsik tetap setia deng

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Asmara terlarang yang membakar gairah di kamar 422

Warning for under 24 y.o. !!! ( 24++ ) Dari sisi konsep, film ini cukup kreatif. Tentang percintaan yang "panas" dalam waktu semalam di sebuah kamar hotel di Italia. Drama percintaan yang panas disini bukan antara pria dan wanita, melainkan wanita dengan sesama wanita yang baru saling mengenal satu sama lain. Alur ceritanya sederhana, tidak banyak makan lokasi. Sepaanjang film dihabiskan di sebuah kamar hotel. Otomatis, fokus karakternya pun hanya dua saja. Antara Bela dan Natasha. Alur ceritanya, ngobrol-bercinta-ngobrol-bercinta-ngobrol-bercinta.... Untuk sesi dewasanya, cukup berani dan panas. Untuk sesi konflik dramanya, biasa saja. Yang tertinggal dari kisah di film ini adalah pertanyaan, apakah kedua aktris cantik seksi di film ini tidak merasa masuk angin selama pembuatan film?? Room In Rome (2010) - 6/10

Pelajaran terdalam Huo Yuanjia tentang inti terbesar kungfu

  Film yang sangat kental dengan falsafah kebajikan timur. Dengan alur segitiga terbalik, film ini mengalir seperti gemulai gerakan wushu. Gemulai namun kuat. Banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Filosofi dasarnya adalah padi semakin berisi semakin menunduk. Huo Yuanjia, mempelajari ilmu beladiri semata-mata hanya untuk meneruskan kungfu keluarganya sendiri dan haus akan kemenangan. Kemenangan demi kemenangan akhirnya membawa pada karakter seorang ahli kungfu dari Tian Jin yang sombong. Kesombongan Huan Jia ternyata menemui titik jenuh ketika semua "harta"nya diambil oleh karena balas dendam semata. Huan Jia terkatung-katung dan terdampar di sebuah desa kecil untuk kemudian belajar tentang esensi ilmu beladiri sesungguhnya. Terlepas dari beladiri atau bukan, kesombongan hanya akan menimbulkan kekacauan semata. Dan, mungkin melalui kisah Huo Yuanjia ini mengingatkan bahwa kesombongan pun akan tumbang meski sekuat apapun ilmu atau harta yang dim

Jangan pernah mencuri

Wow....this is cool movie . Dan, Movielitas pun terkecoh. Awalnya mengira akan ada sajian horor (dunia lain) standard namun ternyata di luar dugaan. Tidak heran ketika menyaksikan hingga detik tamat cerita, ada nama Sam Riami di balik layar. Film ini "hanya" menampilkan kisah pencurian oleh dua pria dan satu wanita. Keputusan untuk merampok rumah sasaran adalah karena tidak ada "kehidupan" di sekitar rumah target dan sang pemilik rumah adalah "hanya" seorang lelaki tua dan buta yang tinggal bersama anjingnya. Yang terjadi berikutnya adalah ketegangan demi ketegangan. Dan disitulah poin menariknya. Film ini ternyata bernada seperti horor-thriller standard Hollywood yang umunya bermain simple. Karakter lelaki tua yang harusnya menjadi korban pencurian malah secara mengejutkan berubah menjadi poros teror. Keseluruhan, film ini berbeda. Meski alur ceritanya bisa dibilang sangat sangat sederhana sekali namun punya kesegaran dalam menampilkan

Kasus dalam roll 8mm

Film misteri pembunuhan ini disutradarai oleh Joel Schumacher dan dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Berkisah tentang seorang investigator swasta yang menangani sebuah kasus penculikan dengan kekerasan. Dari segi jalan cerita sangat menarik. Gaya film ini seperti membuka bungkus misteri satu demi satu. Runtun lancar dan terangkai baik. Kemampuan film dalam membungkus misteri mampu membuat betah menyimak hingga akhir. 8mm (1999) - 7/10

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

Perjuangan melepas hastrat tanda dewasa

Film tentang "perjuangan" semalam. Bukan perjuangan mempertahankan, melainkan perjuangan melepaskan virginity . Yang pasti bukan untuk kalangan anak-anak. Konsepnya minimalis seperti low budget . Lokasi cerita tidak banyak. Kalau tidak di kamar, di kamar mandi, atau di halaman. Plot ceritanya biasa saja. Party - chatting - flirt -ngobrol lagi- flirt lagi-ngobrol lagi, dst...Seksi pasti. Vulgar, lumayan. Komedi, garing. 18 Years Old Virgin (2009) - 5/10