Skip to main content

Mannequin serial killer


Sebenarnya tak terlalu dengan istilah slasher. Tapi karena predikat film ini termasuk dalam kategori slasher, sepertinya boleh dikatakan jenis film yang kesadisannya "sakit".

Temanya seputar petualangan Frank yang menjadi serial killer dengan target para wanita. Sikapnya dipengaruhi oleh masa kecil yang sering melihat hal dewasa oleh karena perilaku ibunya sendiri.

Gaya ceritanya sebenarnya unik. Kamera berjalan diplot sebagai mata Frank. Hanya, irama konfliknya terasa datar-datar saja. Tidak ada gebrakan apa-apa. Kenalan-flirting-bunuh-kenalan-flirting-bunuh-dan seterusnya.

Maniac (2012) - 6/10

Popular posts from this blog

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi.

Jangan pernah mencuri

Wow....this is cool movie . Dan, Movielitas pun terkecoh. Awalnya mengira akan ada sajian horor (dunia lain) standard namun ternyata di luar dugaan. Tidak heran ketika menyaksikan hingga detik tamat cerita, ada nama Sam Riami di balik layar. Film ini "hanya" menampilkan kisah pencurian oleh dua pria dan satu wanita. Keputusan untuk merampok rumah sasaran adalah karena tidak ada "kehidupan" di sekitar rumah target dan sang pemilik rumah adalah "hanya" seorang lelaki tua dan buta yang tinggal bersama anjingnya. Yang terjadi berikutnya adalah ketegangan demi ketegangan. Dan disitulah poin menariknya. Film ini ternyata bernada seperti horor-thriller standard Hollywood yang umunya bermain simple. Karakter lelaki tua yang harusnya menjadi korban pencurian malah secara mengejutkan berubah menjadi poros teror. Keseluruhan, film ini berbeda. Meski alur ceritanya bisa dibilang sangat sangat sederhana sekali namun punya kesegaran dalam menampilkan

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan

Terjebak di "kandang" singa

Temanya mirip Cujo . Hanya beda di pihak villain -nya. Bila di Cujo digambarkan seekor anjing yang terkena gigitan kelelawar dan kemudian menjadi predator, disini justru memang asli binatang predator yaitu singa. Tema cerita dibubuhi dengan sedikit konflik tambahan seputar keluarga. Hanya saja tidak selebar di Cujo. Disini lebih simple. Alur cerita dijalankan cepat masuk ke inti. Dari sisi ketegangan cukup lumayan. Setidaknya penggambaran attack scene -nya terlihat "halus" dan cukup natural hingga kesannya tidak kaku. Prey (2007) - 7/10  

Terdampar di bawah jembatan

Kalau Hollywood punya Cast Away nya Tom Hank, maka Korea punya ini. Yang semuanya serba "terbalik" dengan punya Hollywood. Meski sama-sama terdamparnya, namun disini dibuat komedi. Kalau di Hollywood, Tom Hank terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang dikelilingi luas samudera, disini karakter pria-nya juga sama terdampar. Namun lebih beruntung, karena di kelilingi gedung perkantoran, apartemen, dan aliran sungai Han, yang kadang juga dilewati kapal pesiar kecil. Kalau Tom Hank harus berjuang hidup dan menulis " HELP " di atas pasir pesisir, disini juga. Namun diselipi tambahan, bahkan tak hanya HELP tapi HELLO . Di pulau Korea ini malah bisa bercocok tanam, memiliki sahabat pena, bahkan masih bisa dijangkau delivery black noodles.... Kalau di Cast Away versi Hollywood, Tom Hank mendominasi jalan cerita, disini justru dipecah, dengan tambahan karakter wanita yang hidup "terisolasi" dan aneh. Keseluruhan, menghibur dengan kon

Pengkhianatan yang kompleks

Film yang memiliki ruang cerita lebar dan kompleksifitas yang cukup tinggi. Bagi penulis sendiri, jalan cerita film ini berat. Rangkaian drama tingkat kepresidenan dengan bumbu aksi sedikit serta intrik pengkhiatan di dalamnya cukup membuat rumit. Penulis tidak hanya menonton sekali tapi tetap perlu ekstra perhatian dalam menyimak dialog cerita hingga meninggalkan kesan kurang sederhana dan terlalu kompleks. Susah merangkai serta mengingat karakter-karakter di dalamnya. Selalu mengalami missing story . Clear Present Danger (1994) - 5/10