Tentu saja nama besar Dwayne Johnson yang menjadi alasan utama mengambil film ini.
Tapi, sayangnya, plot ceritanya sudah umum. Karena sudah umum, alur cerita pun seperti mudah ditebak arahnya. Disaster yang diselipi dengan aroma cinta-cintaan. Dua cerita besar yaitu karakter Ray sedang patah hati karena "ditinggal" keluarganya. Lalu karakter Blake yang "patah hati" karena mendapatkan ayah baru yang ternyata pengecut. Ke-patah hati-an mereka diperparah oleh patahan di bawah kota mereka yang menimbulkan bencana besar. Gaya film ini mengingatkan penulis pada gaya film disaster seperti The Day After Tomorrow, 2012, Tidal Wave, atau Armageddon.
Namun, tetap saja gaya film seperti ini yang menjadi poin andalannya adalah permainan komputer yang megah. Dan, memang disini cukup megah. Tampilan disasternya memang pas dengan pemilihan karakter body beton ala Dwayne Johnson.
Yang berkesan bagi penulis adalah momen tsunami. Takjub dan masih belum bisa menerima bagaimana membuat film seperti ini. Halus. Detail kehancuran kota-nya dikerjakan dengan menarik.
Momen dramanya yang menarik bagi penulis hanya di bagian akhir, lainnya seperti sudah "biasa" dipakai hanya mengandalkan momen "hampir kena".
Mungkin yang kurang dari film ini adalah soundtrack. Mungkin bila ditambahkan dengan single soundtrack seperti Armageddon akan lebih berkesan lagi.
San Andreas (2015) - 6/10