Skip to main content

Mencoba mengambil jantung hati sang jagoan tua

Mengulang sukses dari seri perdananya, kini hadir seri keduanya. Tapi sayangnya, kurang memenuhi ekspektasi Movielitas. Movielitas sendiri cukup menikmati sajian perdana yang dulunya digarap sutradara Fede Alvarez. Di seri kedua ini, dipercayakan kepada sutradara Rodo Sayagues.

Berbeda dengan yang pertama dan harus diakui, bahwa penampilan tokoh lelaki tua yang buta, The Blind Man,cukup menarik perhatian dan cukup bersinar. Di seri kali ini, posisi The Blind Man diubah dari antagonis menjadi lakon utama. Masih tetap keren, hanya dari segi plot cerita, bagi Movielitas kurang menarik dibandingkan seri perdana.

Diceritakan kali ini The Blind Man hidup dengan seorang anak kecil bernama Phoenix. Dan, ternyata keberadaan Phoenix bersama The Blind Man ini menyimpan rahasia yang mengusik ketenangan hidup mereka berdua. Hampir "dipaksa" serupa dengan konflik yang dialami The Blind Man di seri perdana, disini muncullah sekumpulan "penjahat" mencoba mengambil Phoenix dari sisi The Blind Man.

Ada dua poin minus besar yang Movielitas tangkap selama menonton film ini. Pertama, pemindahan posisi The Blind Man menjadi lakon utama. Dimana, pada seri perdananya, posisi tokoh The Blind Man bisa disebut antagonis meskipun tidak sepenuhnya dibenarkan. Posisi tokoh The Blind Man saat itu hanya sebagai lelaki tua buta yang berusaha mempertahankan properti rumahnya dari kedatangan para maling muda-mudi. Nuansa "salah tempat dan waktu untuk mencari gara-gara dengan orang asing" disini sudah tidak nampak sama sekali. Dimana di seri perdana, nuansa tersebut menjadi hal yang paling menarik sepanjang film.

Poin kedua yang membuat film ini kurang menarik adalah, tidak ada hubungan cerita antara seri pertama dan kedua. Disini plot dan konflik cerita benar-benar berdiri sendiri. Tidak ada satu tokoh pun yang dimunculkan dari seri pertama. Kalau berandai-andai misalkan tokoh Roxanne/Rocky yang berhasil selamat dari cengkeraman The Blind Man bisa dimunculkan dan dibuat konlik lanjutan, mungkin akan lain cerita, meskipun sedikit aneh. Karena bagaimanapun juga posisi Roxanne pada seri pertama adalah posisi tokoh yang berbuat salah awalnya.

Overall, bagi Movielitas, Don't Breathe 2 kali ini termasuk salah satu film yang masih gagal mencoba mengulangi kesuksesan seri perdananya. Tokoh The Blind Man yang dimainkan apik oleh Stephen Lang masih menjadi karakter unik dan berkesan. Lelaki tua buta yang tangguh dalam membela diri. Hanya saja di seri kali ini seperti muncul dengan plot cerita yang kurang menarik. Unsur ketegangan dan keseruan di seri pertama, jauh lebih berkualitas dibandingkan di seri kali ini.

Don't Breathe 2 (2021) - 5/10

Comments

Popular posts from this blog

Manorgate

Kali ini Jason Blum dengan Blumhouse Prod. nya melahirkan satu karya lagi. Kali ini bukan genre biasanya, horor, melainkan thriller. Secara konsep atau ide cerita, Movielitas suka. Keren.  Berkisah tentang sekelompok orang, menurut sinopsis yang beredar berjumlah sebelas dua belas, hanya karena Movielitas lemah dalam menghitung tokoh, jadi sebut saja sekelompok orang pria-wanita tua-muda yang terbangun dari pingsan di sebuah hutan belantara. Mereka semua bersamaan tersadar dengan kondisi mulut dibekap. Setelah berhasil melepaskan ikatan mulut, satu-per satu dari mereka pun ditembak di tempat. Dan cerita pun mengalir dengan tanda tanya besar apa yang sebenarnya terjadi. Alur cerita film ini dijalankan memakai konsep akibat-sebab. Mereka yang menjadi korban merupakan warga dari negara-negara bagian yang ada di Amerika sana. Bukan tanpa alasan mereka "terpilih" untuk dijadikan pesta pembunuhan. Dari akibat dibunuh satu per satu, akhirnya muncul dua konflik yaitu mencari dalang d...

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba...

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan...

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun...

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih ...

Mendalami pikiran seorang Anna

Done . Bagus. Drama psikologis yang berisikan konflik dalam, cerdas, pelik tapi menarik sekaligus cantik. Sepanjang film, kisahnya terus meluncurkan dugaan-dugaan siapa yang bersalah, Anna atau mereka yang di sekitar Anna. Berkat akting Mark Strong dan Taissa Farmiga, penulis dibuat terus terjaga menikmati misteri demi misteri yang bergulir. Film ini juga melahirkan sebuah kisah kecil yang menarik perhatian penulis, coba disimak... Alkisah, ada seorang gadis cantik nan seksi yang menghadiri pemakaman ibunya. Salah satu pengunjung pemakaman tersebut adalah seorang lelaki asing yang ternyata sangat menarik perhatian gadis cantik nan seksi ini. Namun, apa daya, sebelum mereka bertukar nomor telepon, mereka harus berpisah. Tak lama kemudian, gadis cantik nan seksi ini membunuh adik kandungnya sendiri... Apa yang bisa kita dapat dari motif gadis cantik nan seksi ini? Bisa jadi... Gadis seksi nan cantik inilah yang membunuh ibunya sendiri alias saiko (baca:p...

Mimpi buruk yang basah

+18 Dari judulnya tentu saja terlihat gaya film ini akan kemana. Tentu saja erotis menjadi jualan utamanya. Alur cerita juga seputar fenomena erotisme. Tidak ada istimewa. Beberapa segmen terasa "kocak" dengan gaya akting yang kaku. Bekal utamanya adalah badan langsing, putih bersih, genit, meliuk-liuk, mimik wajah serta desahan eksotis. Heran saja melihat ada Anthony Wong disini. Erotic Nightmare (1999) - 5/10

Pembunuh profesional sekaligus penyembuh impoten

Dari judulnya yang menantang memang film ini hanya menjual keseksian klasik semata. Dicampur aroma laga namun masih kalah besar porsinya dengan adegan seksi yang hanya "setengah". Alur ceritanya cukup bagus dibuat berliku. Yang berkesan dari film ini adalah mengingatkan pada jaman Sekolah Dasar dulu. Gaya rambut Simon Yam memang cukup trendy pas jaman itu. Nama Simon Yam sendiri cukup dikenal sebagai aktor film seksi. Naked Killer (1992) - 6/10  

Presecutor innocent

Sebenarnya kalau disimak hingga akhir, film ini sederhana konfliknya. Hanya saja di dalam konflik tersebut, di-rumit-kan, apalagi dengan pengetahuan bahasa hukum di Amerika. Berkisah tentang seorang jaksa, Rusty Sabich, yang memang telah melakukan "kesalahan" berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, Carolyn Polhemus. Dan, kesalahan Rusty tersebut semakin menjadi rumit ketika Carolyn ditemukan terbunuh. Semua bukti mengarah pada Rusty sebagai tersangka utama. Ada 2 konflik dalam film ini. Pertama, konflik internal keluarga dan eksternal dalam kehidupan Rusty Sabich sebagai bawahan kandidat Raymond Horgan. Juga proses hukum yang menimpanya dalam kasus pembunuhan. Kedua, tentang siapa yang sebenarnya membunuh Carolyn Polhemus. Awalnya, menarik. Tapi, semakin ke dalam semakin rumit. Terutama seputar dialog proses hukum di Amerika. Baru kemudian menjadi terasa sangat sederhana di bagian akhir. Keseluruhan, drama yang terasa berat dan kurang simple. Bila dit...