Skip to main content

Posts

Masa Kontrak Untuk Bertempur

Sebuah film drama perang konflik kepentingan di Timur Tengah era 2000an karya sutradara Kimberly Pierce. Versi Movielitas, film ini mengingatkan gaya film yang lebih modern yaitu American Sniper . Plot ceritanya berfokus pada seputar traumatis yang dialami oleh pasukan Amerika pasca ditugaskan ke medan perang tanpa mengerti apa yang diperangi. Jika memakai perbandingan American Sniper, di film ini eksekusi plot cerita ke urutan jalan cerita, menurut Movielitas seperti kaku. Konflik yang diangkat terasa hambar dan datar. Overall, konflik yang diangkat sebenarnya cukup menarik. Hanya saja, untuk jalan cerita-nya kurang begitu masuk dengan selera Movielitas. Stop Loss (2008) – 6/10

Sonata for a Good Man

  Alasan Movielitas dulu memilih film ini adalah karena rating imdb- nya yang cukup menarik. Dan, setelah vakum cukup lama, baru bisa Movielitas nikmati. Kesan pertama, sulit. Terutama pada penggunaan istilah yang terasa asing dan bahasa. Mana pihak lakon, mana pihak antagonis, susah diterka awalnya. Dan, setelah menyelesaikan menonton, ada beberapa poin penting yang bisa Movielitas tangkap. Akting dari tokoh utama Gerd Wiesler yang diperankan oleh Ulrich Muhe, sangat baik. Sepanjang film, mimik wajahnya terlihat tenang dan flat . Di awal-awal film, tokoh Wiesler justru terkesan sadis, karena background cerita seputar intelijen Jerman. Tapi, semakin ke dalam cerita, terasa beda meski tetap tampil emotionless . Plot cerita-nya kalau disederhana-kan, berbicara seputar perebutan cinta seorang aktris teater, Christa-Maria Sieland, antara seorang sutradara teater Dreyman dan pejabat negara Grubitz. Di tengah-tengah “perang cinta” tersebut berdiri karakter pusat Wiesler. Overall, Mov

Birthday Girl For Bad Day Man

Sebuah drama crime lawas yang dibalut secara “santai”. Plot cerita nya sangat sederhana. Tentang seorang pria yang berprofesi sebagai bankir, merasa kesepian dalam hidupnya karena men-jomblo, mencoba peruntungan asmara lewat online jadul dengan gadis Rusia. Menurut wikipedia, film ini beraliran erotic-comedy . Dibilang komedi, menurut Movielitas ada sedikit bumbu komedianya. Untuk unsur erotic nya, sayang sekali Movielitas mendapatkan yang versi clean -nya. Sangat clean malah. Sensor habis. Damn it. Entah karena faktor sensor, kesan film yang harusnya beraroma crime , terasa sangat amat santai untuk ukuran tema kejahatan. Contohnya karakter John yang dibawakan oleh Ben Chaplin ini, untuk peran seorang yang telah membawa lari uang bank secara terbuka terang-terangan di siang terang hari pula, terlihat begitu santai berkeliaran di kota bahkan bandara. Overall, biasa saja. Cozy love crime . Serba nanggung. Rasa crime-nya ga begitu dapat maksimal. Romantis-me nya juga tak beras

Bersaksi untuk masa jaya yang terlalu singkat

Sebuah film sejarah yang bisa dibilang salah satu unofficial-sequel dari film J.F.K . Sebelumnya mungkin ada film Bobby, kali ini mengangkat kisah tragedi penembakan Presiden Amerika tahun 1961 dari sudut pandang sang istri yaitu Jacqueline "Jackie" Kennedy. Film ini berfokus pada sisi psikologi seorang ibu negara sekaligus istri pada rentang masa pasca terjadinya peristiwa penembakan J.F.K. Menurut Movielitas, film ini cukup berhasil menyampaikan bagaimana suasana shocking atas peristiwa tersebut. Sejauh yang bisa Movielitas tangkap, ada dua kesan penting dari film ini. Diawali dengan musik yang terdengar fals seolah menyimbolkan ada suasana yang “ganjil” dengan peristiwa tersebut. Didukung dengan kualitas akting aktris Natalie Portman yang tidak perlu diragukan. Overall , film biografi singkat ini untuk ukuran Movielitas, lumayan. Poros utama film ini memang Natalie Portman, dan Natalie mampu tampil bagus. Jackie (2016) 7/10