Skip to main content

Posts

12787

Film ini boleh dibilang bagus, cerdas, dan menarik di kedalaman konfliknya. Tanpa disadari film ini sudah menawarkan sisi misteri bercampur sedikit aroma horor bahkan di permulaan cerita. Di awal film, akan terasa film ini berbicara tentang ironisasi seorang Peter yang berprofesi sebagai psikiater yang sedikit terguncang jiwanya akibat kematian putrinya. Pada kisi lain, justru setelah kematian putrinya dan setelah didatangi oleh "tamu-tamu" kereta dari masa lalu, akhirnya membawa Peter terpaksa kembali ke kampung halaman, untuk membongkar misteri yang terkubur hampir 20 tahun lamanya. Paling menarik adalah konfliknya yang berlipat-lipat dalam misteri dan bumbu horor. Alur ceritanya memang tidak begitu menggebu-gebu, hanya mengalir lambat. Selain itu, penampilan drama Adrien Brody cukup bagus dalam membawakan karakter Peter yang tertekan dengan kematian sang putri dan masa lalunya. Backtrack (2015) - 7/10

Somewhere called Inseagac

Sebuah sajian film horor dari negara Turki. Berkisah tentang kejadian spiritual berdarah yang dialami 5 orang polisi. Bila ditilik dari sisi horor, film ini memiliki gaya yang cukup meyakinkan dalam membangun suasana horor. Setting malam hari, dipadu musik, dan lokasi gedung tua yang aneh dan gelap. Tapi dari sisi cerita, agak aneh. Agak sulit menangkap maksud inti ceritanya dengan fenomena katak, fenomena mimpi, atau dengan upacara spiritual di bawah gedung tua. Tapi, bagian paling menarik adalah endingnya dimana memakai gaya kisah berputar ala Triangle . Keseluruhan, kembali lagi ke selera masing-masing. Karena bagaimanapun juga karya seni film asal Turki ini juga mendapat respon positif di Amerika. Baskin (2015) - 5/10

Rumah yang belum sempat "dibersihkan"

Sayangnya, hingga saat ini, penulis belum berhasil menemukan versi original dari film Poltergeist tahun 1982. Jadi, agak kesulitan membandingkan versi original dengan versi remake ini. Bila sudah pernah atau paling tidak terkesan dengan gaya horor ala Insidious, maka melihat film yang diproduseri Sam Riami ini, sepertinya akan terasa familiar. Karena menurut penulis, template horor di film ini kurang lebih sama dengan gaya Insidious. Mengangkat tema seputar keluarga kecil yang dihantui oleh penghuni gaib yang hinggap di rumah baru mereka. Tak hanya menghantui, penghuni gaib ini juga "sanggup" menculik Maddie, penghuni rumah paling muda. Tentunya, Maddie cilik diculik dan disekap di dunia lain yang bisa "nampak" keberadaannya lewat TV LED modern. Demi menyelamatkan anak mereka, akhirnya pasangan Eric dan Amy Bowen memutuskan untuk memanggil "orang pintar" lengkap dengan peralatan modernnya. Yang menarik dari film ini adalah mainan pesa

Memori ingatan yang terpecah belah

Film yang bergaya alur cerita diacak sedemikian rupa. Acak mengacak alur cerita ini sekaligus untuk memperkuat tema film yang mengangkat kisah seorang Gwen yang mengalami fugue state . Fugue State adalah kondisi kelainan jiwa dimana sang penderita melupakan identitas aslinya. Alur cerita yang seharusnya utuh dan runtun, akhirnya dipecah menjadi kecil-kecil dan acak untuk memperjelaskan keadaan karakter Gwen yang sedang lupa ingatan. Pelan-pelan satu demi satu memori Gwen kembali dan menyadari bahwa kekasihnya telah terbunuh. Penggunaan gaya acak disini, tergantung selera dan kemampuan menangkap serta merangkai pecahan cerita. Kalau versi penulis, sedikit berat dan membingungkan. Meskipun begitu, film ini tetap ada nilai lebihnya. Paling tidak ada pembelajaran baru tentang istilah fugue state . Ada sisi twist yang lumayan menambah bobot film. Penampilan Katharine Isabelle cukup bagus, selain berani tampil seksi juga mampu memerankan 2 karakter sekaligus dengan baik

Hardcore Henry

Gaya filmnya mungkin terinspirasi dari game console ala FPS First Person Shooter . Sudut pandang kamera berasal dari "mata" sang karakter utama. Kurang lebih begitu. Dari sudut cerita, agak berat dan aneh. Tapi dari sudut kreatifitas, cukup patut diapresiasi menggunakan gaya FPS sepanjang film. Unik. Berani beda. Koreografi aksi laga serta komputerisasi-nya juga digarap dengan cukup halus, tidak terlihat kaku dan kasar memang membawa pengalaman ala bermain game console FPS. Keren. Mungkin film ini kurang cocok bagi mereka yang sensitif terhadap gaya FPS. Bukannya menikmati hiburan malah bisa menyebabkan pusing dan mual. Selain gaya kamera yang "tidak tetap" dan selalu bergerak cepat, film ini juga menyajikan tontonan berdarah-darah yang cukup sadis. Hardcore Henry (2015) - 6/10

Drama kehidupan dibalik panggung perampokan 7 menit

Dari judul kurang lebihnya bisa ditebak konflik dalam kisah film ini. 7 menit. Yang terjadi adalah kisah perampokan selama 7 menit untuk membayar hutang selama 48 jam. Dari rencana yang seharusnya sederhana hanya 7 menit, menjadi kekacauan akibat rencana tersebut diendus oleh niat jahat orang lain. Dan pokok persoalannya masih klasik, yaitu uang. Skema film ini dibuat tidak mendatar. Sebagai permulaan, film melempar konflik perampokan yang direncanakan sederhana, kemudian baru dijelaskan kisah dan hubungan antara karakter-karakter di balik rencana 7 menit. Keseluruhan, tidak buruk juga tidak terlalu istimewa. Biasa saja. Yang diunggulkan film ini adalah kedalaman konflik di belakang panggung drama perampokan. 7 Minutes (2015) - 6/10

Pasar tradisional yang tidak ditinggal

Pasar tradisional kalau diterjemahkan secara umum adalah tempat bertemunya banyak penjual dan pembeli di satu tempat. Barang yang diperjualbelikan biasanya seputar barang kebutuhan pokok sehari-hari atau bumbu dapur untuk keperluan pangan. Seperti beras, bawang, cabe, buah-buahan atau juga sayur mayur. Di sini ada beberapa pasar tradisional yang sudah dikenal dan mudah diingat. Terakhir kali mengunjungi pasar tradisional waktu masih duduk di bangku sekolah. Itupun kebetulan diajak teman yang orang tuanya memiliki bedak di pasar tersebut. source : www.sophiamega.com Meskipun saat ini banyak gempuran dari konsep pasar modern, tapi sepertinya keberadaan pasar tradisional disini belum banyak berubah. Masih tetap dengan bentuk dan keramaian yang sama. Karena (versi pribadi), tidak atau belum semua barang kebutuhan pokok bisa dimasukkan ke konsep pasar modern. Kalaupun ada, mungkin masalah harga masih menjadi pertimbangan. Masalah umum dengan pasar biasanya seputar kebersiha