Skip to main content

Posts

Menculik yang masih tersisa hidup

Film ini dari judulnya sudah bisa diterka ada kaitannya dengan Cloverfield . Dan memang masih ada nama J.J.Abrams di belakang panggungnya. Menarik. Alur ceritanya samar mempermainkan dugaan. Sepintas awal terlihat seperti pentas drama penculikan biasa. Lalu, dibantahkan dengan kemunculan adegan seperti ada virus zombie mewabah. Alur cerita kemudian diputar lagi ke dugaan awal yaitu drama kejahatan seorang campuran paranoid dan psikopat yang mengurung diri di bawah tanah. Dan, akhirnya disimpulkan dengan kehadiran sebuah pesawat udara yang tidak lazim. Jika dibandingkan dengan proyek Cloverfield, disini lebih simple karena tidak banyak karakter. Minimalis. Lokasi setting tidak di hingar-bingar chaos perkotaan, melainkan di ruang bawah tanah dan daerah perladangan luas. Jauh dari hingar-bingar chaos dan jauh dari kesan "ramai" di Cloverfield. Dapat dikatakan temanya mirip namun menariknya dipentaskan dengan situasi yang berbalik 180 derajat dari sebelumn

#WhereIsCat?

Judulnya mungkin ingin ikut trend serba hastag ala twitter atau bisa jadi ingin membonceng hastag #horror secara global. Dan dari situ seharusnya sudah bisa ditebak arah film ini yaitu horor. Tapi, sayangnya kurang mengena. Tema film yang diangkat sudah seharusnya horor tapi prakteknya kurang menarik. One day story . Horor yang diterapkan pada alur cerita yang juga diwarnai dengan warna-warni urusan online sosial media (entah apa nama sosial media yang dipakai) seperti dipaksakan menyatu dengan tren gaul sosial media. Berusaha menawarkan twist pada ending, tapi tidak mantab. Biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Yang menarik dari film ini hanya setting lokasinya yang sebagian besar dihabiskan di sebuah villa bergaya modern minimalis penuh seni artistik dan nyaman sekali. #Horror (2015) - 5/10

Memorializing An Account

Kesan pertama setelah menyimak film ini : kreatif. Terlepas dari isi ceritanya, namun memakai gaya group video call Skype ini cukup unik dan fresh . Teknik chat pun tidak dibuat mulus tapi dibuat seperti dalam kenyataannya, sering putus-putus (gambar terkotak-kotak) menandakan koneksi internet sedang tidak labil. Dari sisi cerita, lumayan. Tidak terlalu mainstream bisa ditebak arahnya. Setidaknya misteri apa yang sedang terjadi dan alasannya bisa dijaga hingga akhir. Dari sisi horor, khas. Jika melihat nama di belakang layar film ini, ada nama Blumhouse, maka menyaksikan gaya horor disini tidak jauh berbeda. - Style horor dengan low budget . - Tidak banyak makan lokasi karena setting cerita berada di dalam kamar dan di depan laptop milik Blaire. - Tidak banyak karakter yang dimunculkan. Hanya 7 karakter utama yang di atas panggung. Membuat film ini tidak terlalu berat dengan alur cerita dan horornya. Meski kadang perpindahan cepat klik demi klik antara main

The Legend of Ramadi

Jangan sampai terlintas karakter Phil " The Hangover " dalam film ini. Karena disini Bradley Cooper "disulap" menjadi anggota SEAL dengan fisik tinggi besar dan berjanggut. Yang membuat film ini semakin menarik adalah dramatis nya. Film ini diangkat berdasarkan kisah tokoh nyata. Tentang seorang pria dari Texas yang memilih berkarir di dunia militer dan dikirim ke medan tempur Iraq. Prestasi Chris Kyle adalah menjadi sniper - penembak jitu Amerika dengan tingkat akurasi yang mumpuni dan jumlah korban tidak hanya puluhan yang berhasil dilumpuhkannya. Kehebatan Chris dalam menembak membuat dirinya mendapat julukan The Legend . Film ini dominan menceritakan tentang "sedikit" petualangan Chris dalam tour of duty di Iraq selama empat kali. Sisi samping menceritakan sedikit kehidupan rumah tangga. Sisi samping lainnya film ini juga mengangkat kisah " Juba " atau disini memakai nickname Mustafa. Sedikit tentang Mustafa / Juba ad

Keajaiban dari Delta Sierra One Alpha Victor Oscar

Film ini langsung mengingatkan pada gaya film Frequency yang dimainkan oleh Dennis Quaid dan Jim Caviezel. Bedanya, kalau di Frequency bermain-main di area lintas ruang dan waktu antara ayah dan anak, di sini bernuansa romantis kisah bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya dari awal, film ini mampu membuat penasaran bagaimana akhirnya. Apakah bahagia atau sedih, karena kartu as (inti cerita) sudah dibuka hampir di bagian tengah. Tidak bisa diharapkan romantis karena di babak pertengahan sudah jelas bagaimana garis hubungan dua anak manusia yang hidup berbeda tahun bisa secara ajaib bertemu lewat radio CB. Tinggal menunggu, mengapa justru karakter utama tidak kebagian porsi happy ending -nya. Apakah "dimatikan" atau justru akan ada kisah romantis ajaib beda usia yang terpaut jauh. Ternyata dugaan itu meleset semua. Bagian paling datar dari film Korea ini adalah endingnya. Kurang mantab dan begitu saja. Tidak ada efek apa-apa. Bila digambarkan dengan grafik, al

20 jam drama penculikan sang artis

Di jaman serba googling atau serba wikipedia ini, sebenarnya mudah saja menebak akhir sebuah film. Tapi, justru tidak akan ada asyik-nya karena inti dari seni hiburan film adalah mengikutinya kemana alur cerita mengalir. Seperti di film Mandarin ini, alasan pertama penulis memilih film ini tentu saja nama besar Andy Lau di dalamnya. Sebagai bonus, ternyata film ini juga based on true events . Genre favorit. Pembukaan film langsung diceritakan tentang sebuah penculikan. Tidak tanggung-tanggung korban adalah seorang aktor besar (di daratan Hongkong). Alhasil, tangan pun menjadi gatal untuk membuka ponsel dan segera mencari data terkait film ini. Untunglah hingga akhir cerita, penulis bisa menahan diri untuk tidak mencari tahu siapakah sebenarnya aktor Hongkong yang mengalami tragedi penculikan selama 20 jam tersebut. Dari sisi film, alur cerita yang dipakai adalah maju-mundur. Kadang ada flashback untuk menceritakan waktu sebelum kejadian dan setelah kejadian. Tidak te

Menyongsong Era Digital Dengan Lebih Produktif

Merujuk data dari kominfo.go.id bahwa pengguna internet di Indonesia saat ini sudah menembus angka ratusan juta orang, dimana data tersebut tentunya akan terus bertambah mengingat manfaat internet yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari untuk generasi sekarang. Dengan layanan serta kualitas koneksi internet yang masih harus terus ditingkatkan serta pengguna internet yang semakin hari semakin terus bertambah, di era serba digital saat ini ada kesempatan besar untuk siapapun, baik kalangan individu ataupun bisnis, untuk tumbuh produktif bersama. Banyak cara untuk menjadi individu ataupun bisnis yang lebih kreatif dan produktif di era internet saat ini, salah satunya adalah aktif di berbagai sosial media. Namun, jika berbicara tentang branding , dengan aktif di dunia sosial media saja rasanya masih belum sepenuhnya lengkap tanpa memiliki sebuah website. Sebelum dunia digital berkembang dengan sangat cepat dan pesat layaknya saat ini, orang akan mengira bahwa me