Skip to main content

Posts

Are We Ever Going To Be Better Than This?

Film yang cocok sekali untuk pecinta dunia clubbing, penyuka dunia Disc Jockey, atau penggiat DJ Electronic Dance Music . Karena memang film ini berkisah seputar Cole Carter yang memiliki passion di dunia DJ khususnya aliran digital elektronik. Karena berkisah seputar DJ-ing, tentunya film ini sarat dengan dub dub dub beat clubbing music dan goyangan seksi para penikmatnya. Dari sisi konflik, biasa saja. Tidak terlalu istimewa. Begitu pula dengan konsep alur ceritanya. Meskipun demikian, tetap film ini menawarkan sedikit ilmu di dunia per-DJ-an. Bagi para pelaku DJ terutama yang masih pemula atau tertarik dengan dunia irama clubbing, apa yang dilakukan oleh Cole dalam menemukan first track-nya, bisa dibuat inspirasi tersendiri. Bahwa sejatinya, suara "sekitar kita" bisa dijadikan sebuah harmonisasi yang menghibur orang lain. Pesan moral film ini... " if you are a DJ, you're gonna need to start with one track...maybe that's your ticket to eve

Ada penculikan di balik penculikan

Finally, done! Film ini salah satu film yang susah sekali disimak hingga ending credit . Selalu ada saja hadangan. Tertidur di tengah-tengah cerita, ada sms masuk, ada berita tidak menarik di twitter atau facebook, dan paling parah banyak nyamuk. Liam Nesson sepertinya cocok dengan gaya Taken. Ketimbang disini, aksi laganya berkurang drastis. Hampir tidak ada. Misteri pembunuhan dilengkapi dengan penculikan yang dibangun kurang menarik karena banyak tarikan cerita. Intinya adalah menyelidiki hilangnya seorang istri kaya dan raya. Tapi kemudian, jalan cerita "berbelok" menyelidiki penculikan-penculikan lain yang terjadi di masa lalu. Belum lagi tuntas misteri, ada drama kehidupan dari karakter lain. Belum selesai, ada lagi penculikan lagi. Konfliknya terlalu berbelit dan tidak sesederhana Taken, juga tidak banyak aksi laga, ini yang membuat film Liam Nesson kali ini menjadi kurang menarik dan penuh "perjuangan" menyaksikan sampai akhir. A Wa

Pemberontakan sang istri dalam bisnis suami

Lewat film ini kita setidaknya mendapat ilmu 2 kosakata baru dalam bahasa Belanda. Kalau diterjemahkan dari Inggris, judul film ini adalah Tangan Bersih. Atau juga bisa berarti "cuci tangan" yang bermakna tidak ikut campur. Schone itu artinya bersih. Sedangkan tangan dalam bahasa Belanda mirip bahasa Inggris, hande . Sekarang, dari sisi cerita. Kalau diiikuti sebenarnya standard. Misteri tentang kehidupan seorang Eddie. Bahkan anak-anak Eddie pun kurang paham apa yang sebenarnya profesi ayahnya. Konfliknya berbicara seputar drug. Akibat drug meskipun tidak menggunakan hanya sebagai pengedar, tetap memiliki imbas yang buruk. Contohnya keluarga Eddie ini. Keseluruhan, biasa saja. Drama kehidupan rumah tangga yang limbung gontai akibat obat terlarang. Clean Hands (2015) - 6/10

Aksi tipu daya pencuri berparas bening

Film dari Korea yang berdarah Pop. Aktornya bening begitu juga aktrisnya. Fashionable dalam keadaan laga sekalipun. Bergaya boyband, seperti itulah. Setting sinema-nya juga berkesan "bersih". Template ceritanya, biasa saja. Tidak ada yang istimewa sekali. Alur cerita yang berlika-liku khas Korea, tidak terlalu memberi kejutan berarti. Jika ditimbang, film Korea jenis ini lebih mengedepankan sisi fisik. Bobot ceritanya masih kalah dengan aksi panggung-nya. Keseluruhan, cocok untuk para pecinta aktor-aktris K+Pop muda kekinian. Enjoy. The Technician (2014) - 6/10

Antara kampung halaman dan kampung perantauan

Sebuah sajian film drama kehidupan seorang wanita Irlandia yang mencoba hidup merantau di Amerika. Film ini memakai gaya alur cerita yang tenang. Drama kehidupan biasa, merantau, bersosialisasi, berkarir, dan bercinta. Hampir tidak ada gejolak konflik apa-apa. Satu-satunya konflik adalah dilema Eilis yang harus memilih antara tinggal di Irlandia atau Amerika. Bagi pecinta drama romantis, film ini mungkin cocok untuk disimak. Satu yang mencuri perhatian dari sini adalah Saoirse Ronan, akting dramanya menarik. Sangat feminim dengan penampilan dewasanya. Dan "sulit" membayangkan bahwa dulunya Ronan pernah bermain apik di genre laga dengan Hanna . Brooklyn (2015) - 6/10

Lesson in easiness

Seperti yang kita tahu bahwa industri berbasis internet sudah berkembang pesat. Tidak hanya menyentuh bidang informasi, edukasi, atau bisnis, tapi juga bidang finansial yang dikenal dengan istilah Financial Technology atau disingkat FinTech. Merujuk pada situs finansialku.com, penulis mempelajari bahwa keberadaan industri FinTech ini tidak hanya mempermudah akses seputar finansial baik berita ataupun personal, tapi juga meningkatkan percepatan transaksi dalam berbisnis (jual-beli) sekaligus dapat mengedukasi user dalam bidang finansial. Ada dua hal yang menarik perhatian dari keberadaan FinTech ini. Dari sekian banyak industri FinTech yang hadir dapat dirumuskan dua hal penting yaitu kemudahan dan edukasi. Dengan berbekal PC ataupun smartphone , user dapat memakai aplikasi berbasis FinTech seperti salah satunya Doku.com yang merupakan perusahaan penyedia layanan pembayaran elektronik atau istilahnya Payment Gateway . Dengan aplikasi ini bisnis online lebih praktis

Tidak ada yang benar dalam pusaran kasus Arthur Denning

Dari sisi konflik cerita yang ditawarkan, rumit. Gaya misteri pembunuhan-nya, berat. Drama perseteruan tiga pihak dengan latar belakang pembunuhan, berjalan lamban sekaligus membingungkan. Ada pelengkap twist di ending , tapi sepertinya "terlambat" untuk merubah keadaan. Tapi, ada sisi menarik yang harus dicatat dari film ini. Sebelumnya ada Chow Yun Fat, Jackie Chan, lalu Jet Li, mereka adalah beberapa nama bintang Asia yang berhasil "menembus" Hollywood. Sebatas pengetahuan penulis yang pernah menyaksikan sendiri adalah Jet Li yang pernah berpasangan dengan aktor berkelas Hollywood senior, Morgan Freeman . Lalu dilanjutkan dengan proyek Expendables -nya Stallone dan kawan-kawan laga-nya. Kali ini, adalah Lee Byung Hun. Aktor Korea yang bermain apik di I Saw The Devil , film mental psikopat yang jadi favorit penulis. Memang, sebelumnya Lee Byung Hun sudah menembus Hollywood dan pernah sepanggung dengan Bruce Willis, Arnold Schwarzenegger, lalu Dway