Skip to main content

Posts

Sisi gelap seorang Kevin Khatchadourian

Paling menonjol dari film ini adalah kualitas akting para pemainnya. Terutama pada karakter utamanya, Eva, dan tentu saja karakter Kevin. Suasana film, khususnya di bagian awal, sangat dipengaruhi oleh akting Tilda Swinton. Sendu. Muram. Tertekan. Penulis lebih menyukai gaya young Kevin disini. Adalah Jesper Newell yang bermain "sadis" dengan tatapan matanya serta gemar memusuhi ibunya sendiri. Secara keseluruhan, film ini seperti mengajak penonton untuk berada di sisi psikologis dari sang ibu (Eva) yang memiliki seorang putra tanpa sebab selalu memiliki perasaan memusuhi. Meskipun begitu, bukan berarti pemeran Kevin remaja, Ezra Miller, bermain buruk. Sama-sama bermain apik dalam memanaskan hawa cerita dengan menyebarkan tatapan sadis. Tapi, yang membuat kagum tentu saja soal usia, dimana usia aktor cilik Jesper masih jauh di bawah usia Ezra. Namun, soal kualitas akting horor, ternyata tak kalah bagusnya. Dan, hasilnya film ini melahirkan nuansa horo

Something alien...

Elemen yang ada film ini, monster, pemandangan alam yang fantastis, dan komedi. Berkisah tentang monster laut yang mendatangi sebuah kota kecil yang sangat indah alamnya. Fantastis. Boleh dikatakan film ini terasa berusaha untuk menjadi film horor-monster sekaligus dicampur dengan rasa komedi. Setidaknya itu kesan yang tertangkap. Horornya otomatis biasa saja, begitu juga dengan komedinya. Tapi, untuk urusan penampilan monster-nya, digarap dengan cukup apik dan halus. Keseluruhan, biasa. Belum ada yang istimewa kecuali pemandangan alamnya. Grabbers (2012) - 6/10

Kisah dramatisasi Andrea Gail menantang badai

Yang menarik dari film garapan sutradara Wolfgang Petersen ini adalah tag based on true story -nya. Berkisah tentang 6 orang nelayan yang menantang badai dalam perjalanan pulang sehabis mencari ikan di samudera. Menurut judulnya, konflik utamanya tentu saja tentang bencana badai di tengah samudera. Akan tetapi, durasi menuju konflik utama terasa terlalu dipanjangkan dengan beragam kisah konflik personal anak buah Billy Tyne. Bahkan, bila penulis perhatikan, konflik para personal awak kapal Andres Gail ini ditampilkan separuh lebih dari durasi utuh film. Untuk babak utamanya, tampilannya cukup baik. Setidaknya mampu mengolah cerita dengan detail badai yang seperti nyata. Dan momen terbaik bagi penulis adalah momen ending -nya. Menurut data, tidak ada yang selamat dalam tragedi The Perfect Storm di Tahun 1991. Apa yang terjadi di darat mungkin bisa dikatakan memang demikian nyatanya, tapi bagaimana dengan kisah yang terjadi di kapal selama perjalanan? Bukankah tidak

Apocalypse Caplounge

Sajian dari Perancis yang berusaha mengangkat gabungan antara komedi dan horor. Komedinya biasa saja. Tidak terlalu lucu, kadang terasa kaku. Horor nya tidak terasa menyeramkan. Seputar dunia zombie yang mengepung sebuah kota di Perancis. Yang menarik teknik efek komputerisasi-nya. Ending-nya memakai gaya kolosal di stadion namun sedikit aneh - janggal melihat para zombie yang diajak bermain sepakbola. Keseluruhan, kurang menarik. Goal Of The Dead (2014) - 5/10

Sejuta masalah dibalik daging burger

Salah ekspektasi. Tidak seperti yang penulis bayangkan tentang judulnya. Dalam bayangan awal, menduga film ini akan bercerita tentang kisah sebuah toko yang menjual makanan cepat saji ala barat yang bisa menggugah selera makan menjadi bergairah. Ternyata keliru. Film ini menceritakan rantai sejuta masalah dibalik sajian makanan cepat saji ala barat. Dibalik sebuah kesuksesan brand fast food ada sejuta masalah. Di film ini mengambil brand Mickey's Burger yang memiliki paket produk sukses Big One. Dimulai dari kualitas salah satu bahan makanan (daging) di salah satu outlet nya yang dikabarkan kurang sehat hingga kualitas pelayanannya juga "menyeramkan". Lalu, dimana daging itu diolah pun juga ternyata "bermasalah" sekaligus juga menyeramkan di area killing field . Diperlihatkan secara dramatis di bagian ending , secuil proses bagaimana sapi disembelih dengan tenaga manusia dan mesin. Tidak berhenti sampai disitu, dibalik tenaga para "

Surga bulan madu tanpa sebuah ikatan

Ada sajian istimewa dari Korea. Sebuah sajian manis yang anti mainstream dengan kenyataan. Kencan-Buta. Sepertinya program kencan buta mungkin hal yang biasa bagi kebanyakan. Disini disajikan dengan manis, minimalis, dan indah. ( Warning 18++! Scene ) Bulan madu pra nikah. Disinilah konflik utama film ini. Dimana umumnya indahnya bulan madu dirasakan pasangn setelah menikah. Tapi tidak begitu yang dirasakan oleh pasangan Joon-Young dan Yeon-Hee ini. Mereka merasakan "bulan madu" tanpa sebuah ikatan pernikahan. Uniknya adalah ramuan kisah bulan madu yang di dunia nyata dianggap "terlarang" ini dapat ditampilkan dengan nada kalem, sepi. Persis seperti karakter pria Joon-Young yang kalem menikmati hubungan panas asmara dengan si cantik Yeon-Hee. Ketika konflik kedua dikeluarkan, irama cerita masih kalem. Joon Young ditinggal menikah oleh Yeon-Hee dengan pria lain. Tak ada konflik keributan yang terjadi. Justru yang ada malah sebuah kisah cinta ber

Misteri sehari sebelum ulang tahun ke 16

Pertama kali mengenal Abigail Breslin di film Definitely,Maybe . Di film itu, Abigail masih anak-anak dan imut. Lincah. Duel aktingnya dengan aktor Ryan Renolds tidak kalah, tapi di film tersebut Abigail tentu saja harus berbagi porsi. Sedangkan disini, Abigail mendapat porsi utama. Di bagian awal, film ini sebenarnya menarik. Suasana horor ditunjang dengan latar belakang rumah tua yang jauh dari pemukiman dan dikelilingi kabut. Cerita horornya dimulai dengan konflik keanehan yang dialami karakter Lisa Johnson dalam menjalani hari sebelum ulang tahunnya yang ke 16. Gaya horornya, standard. Masih memakai gaya "adegan kejut tiba-tiba" saja. Horor menjadi kurang menarik ketika memasuki babak lompat dimensi ruang-waktu. Sebelumnya setting film berada di era tahun 80an "tiba-tiba" meloncat ke era teknologi Ipad. Konfliknya bila penulis artikan seseorang yang hidup tahun 80an berusaha menolong mereka yang hidup di era Ipad. Lewat mimpi. Aneh. Dan, se