Skip to main content

Sejuta masalah dibalik daging burger

Salah ekspektasi. Tidak seperti yang penulis bayangkan tentang judulnya. Dalam bayangan awal, menduga film ini akan bercerita tentang kisah sebuah toko yang menjual makanan cepat saji ala barat yang bisa menggugah selera makan menjadi bergairah.

Ternyata keliru.

Film ini menceritakan rantai sejuta masalah dibalik sajian makanan cepat saji ala barat.

Dibalik sebuah kesuksesan brand fast food ada sejuta masalah. Di film ini mengambil brand Mickey's Burger yang memiliki paket produk sukses Big One. Dimulai dari kualitas salah satu bahan makanan (daging) di salah satu outlet nya yang dikabarkan kurang sehat hingga kualitas pelayanannya juga "menyeramkan".

Lalu, dimana daging itu diolah pun juga ternyata "bermasalah" sekaligus juga menyeramkan di area killing field. Diperlihatkan secara dramatis di bagian ending, secuil proses bagaimana sapi disembelih dengan tenaga manusia dan mesin.

Tidak berhenti sampai disitu, dibalik tenaga para "pemeras" sapi, ternyata juga menyimpan masalah. Disimbolkan bahwa tenaga kerja para pekerja jagal sapi hingga menjadi daging nikmat di antara roti, ternyata merupakan pekerja asing yang melarikan diri dari negaranya (pendatang) dengan sejuta masalah ekonomi.

Bagi penulis film ini terlalu melebar topik bahasannya. Kurang lebih pesan moralnya adalah sebagai bahan protes sosial terhadap sajian fast food yang dinilai kurang sehat. Yang menjadi pertanyaan, mengapa Mickey's Burger yang dijadikan tema. Mengapa bukan raksasa McDonald?

Plot jalan ceritanya terpecah-pecah. Ada cerita dari pejabat Mickey's. Ada drama dari karyawan outlet Mickey's. Lalu tentang kisah tragis perjuangan hidup imigran Meksiko yang beralaskan alasan ekonomi mempertaruhkan segalanya di tanah Amerika. Inti konfliknya menjadi pecah dan tidak terfokus.

Tetap saja film ini memiliki sisi menariknya. Setidaknya penulis merasakan sensasi kejutan akibat "tak pandang siapa aktor/aktris pendukungnya". Asal ambil.

Kejutan datang dari Bruce Willis yang meski hanya tampil sejenak tapi setidaknya sudah menghibur dengan gayanya.

Lalu Ethan Hawke, yang tampil entah sebagai posisi apa. Dan, menurut penulis, ada tidak adanya Ethan Hawke tidak mempengaruhi plot cerita. Hanya menghibur dengan tampilnya nama besar Ethan Hawke.

Kemudian, nama besar lainnya yang dimunculkan adalah sang penyanyi imut Avril Lavigne...sempat tak percaya, namun nyata. Avril tampil sebagai karakter salah satu aktivis lingkungan.

Keseluruhan, biasa saja. Dari sisi cerita, film ini biasa saja. Fokus konfliknya kurang sederhana dan terlalu lebar. Kalau dari sisi pemeran pendukungnya, banyak bintang yang tampil disini. Tidak berpengaruh pada jalan cerita hanya menghibur saja.

Fast Food Nation (2006) - 6/10

Popular posts from this blog

Manorgate

Kali ini Jason Blum dengan Blumhouse Prod. nya melahirkan satu karya lagi. Kali ini bukan genre biasanya, horor, melainkan thriller. Secara konsep atau ide cerita, Movielitas suka. Keren.  Berkisah tentang sekelompok orang, menurut sinopsis yang beredar berjumlah sebelas dua belas, hanya karena Movielitas lemah dalam menghitung tokoh, jadi sebut saja sekelompok orang pria-wanita tua-muda yang terbangun dari pingsan di sebuah hutan belantara. Mereka semua bersamaan tersadar dengan kondisi mulut dibekap. Setelah berhasil melepaskan ikatan mulut, satu-per satu dari mereka pun ditembak di tempat. Dan cerita pun mengalir dengan tanda tanya besar apa yang sebenarnya terjadi. Alur cerita film ini dijalankan memakai konsep akibat-sebab. Mereka yang menjadi korban merupakan warga dari negara-negara bagian yang ada di Amerika sana. Bukan tanpa alasan mereka "terpilih" untuk dijadikan pesta pembunuhan. Dari akibat dibunuh satu per satu, akhirnya muncul dua konflik yaitu mencari dalang d...

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba...

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan...

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun...

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih ...

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Mendalami pikiran seorang Anna

Done . Bagus. Drama psikologis yang berisikan konflik dalam, cerdas, pelik tapi menarik sekaligus cantik. Sepanjang film, kisahnya terus meluncurkan dugaan-dugaan siapa yang bersalah, Anna atau mereka yang di sekitar Anna. Berkat akting Mark Strong dan Taissa Farmiga, penulis dibuat terus terjaga menikmati misteri demi misteri yang bergulir. Film ini juga melahirkan sebuah kisah kecil yang menarik perhatian penulis, coba disimak... Alkisah, ada seorang gadis cantik nan seksi yang menghadiri pemakaman ibunya. Salah satu pengunjung pemakaman tersebut adalah seorang lelaki asing yang ternyata sangat menarik perhatian gadis cantik nan seksi ini. Namun, apa daya, sebelum mereka bertukar nomor telepon, mereka harus berpisah. Tak lama kemudian, gadis cantik nan seksi ini membunuh adik kandungnya sendiri... Apa yang bisa kita dapat dari motif gadis cantik nan seksi ini? Bisa jadi... Gadis seksi nan cantik inilah yang membunuh ibunya sendiri alias saiko (baca:p...

Mimpi buruk yang basah

+18 Dari judulnya tentu saja terlihat gaya film ini akan kemana. Tentu saja erotis menjadi jualan utamanya. Alur cerita juga seputar fenomena erotisme. Tidak ada istimewa. Beberapa segmen terasa "kocak" dengan gaya akting yang kaku. Bekal utamanya adalah badan langsing, putih bersih, genit, meliuk-liuk, mimik wajah serta desahan eksotis. Heran saja melihat ada Anthony Wong disini. Erotic Nightmare (1999) - 5/10

Pembunuh profesional sekaligus penyembuh impoten

Dari judulnya yang menantang memang film ini hanya menjual keseksian klasik semata. Dicampur aroma laga namun masih kalah besar porsinya dengan adegan seksi yang hanya "setengah". Alur ceritanya cukup bagus dibuat berliku. Yang berkesan dari film ini adalah mengingatkan pada jaman Sekolah Dasar dulu. Gaya rambut Simon Yam memang cukup trendy pas jaman itu. Nama Simon Yam sendiri cukup dikenal sebagai aktor film seksi. Naked Killer (1992) - 6/10  

Presecutor innocent

Sebenarnya kalau disimak hingga akhir, film ini sederhana konfliknya. Hanya saja di dalam konflik tersebut, di-rumit-kan, apalagi dengan pengetahuan bahasa hukum di Amerika. Berkisah tentang seorang jaksa, Rusty Sabich, yang memang telah melakukan "kesalahan" berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, Carolyn Polhemus. Dan, kesalahan Rusty tersebut semakin menjadi rumit ketika Carolyn ditemukan terbunuh. Semua bukti mengarah pada Rusty sebagai tersangka utama. Ada 2 konflik dalam film ini. Pertama, konflik internal keluarga dan eksternal dalam kehidupan Rusty Sabich sebagai bawahan kandidat Raymond Horgan. Juga proses hukum yang menimpanya dalam kasus pembunuhan. Kedua, tentang siapa yang sebenarnya membunuh Carolyn Polhemus. Awalnya, menarik. Tapi, semakin ke dalam semakin rumit. Terutama seputar dialog proses hukum di Amerika. Baru kemudian menjadi terasa sangat sederhana di bagian akhir. Keseluruhan, drama yang terasa berat dan kurang simple. Bila dit...