Movielitas

Tahun 1994, itu jaman penulis baru masuk sekolah menengah pertama. Dan, kalau tidak salah jaman itu merupakan jaman keemasan televisi swasta yang "berani" mengudara. Film ini adalah salah satu film idaman yang seperti harta bila ditayangkan. Sangat berkesan. Sekian tahun berselang, kini ada kesempatan lagi untuk menontonnya. Tanpa iklan. Nice. 2 thumbs and up. Jet Lee. Awesome . Keren. Gaya tarungnya khas. Menurut penulis, kehebatan Jet Lee adalah kecepatannya dan ukuran fisiknya. "Kecil" namun tangguhnya luar biasa. Plot ceritanya simple. Alur ceritanya juga biasa. Konfliknya seputar perlawanan Cina terhadap penjajahan Jepang jaman dulu. Konflik tersebut biasa, kurang lebih seperti di Ip Man . Yang membuat megah sisi konflik biasa tersebut adalah aksi laganya. Dan, porsi Jet Lee untuk memamerkan kungfu nya boleh dibilang cukup besar namun berimbang dengan plot dramanya. Yang penulis suka dari Jet Lee di film ini adalah sikap dinginnya, ga

Film ini awalnya memiliki tensi cerita yang terbilang baik. Misterinya cukup menarik dengan mengambil sebuah lokasi di daerah aliran sungai yang konon berhantu. Sampai pada babak perselingkuhan, tensi cerita menjadi menurun. Antara ada horor dan drama perselingkuhan kemudian menjadi konflik pembunuhan misterius. Sepertinya mudah ditebak arah cerita misterinya. Nuansa horornya sebenarnya bagus, hanya saja terlalu sering memakai gaya penampakan bayang hitam menjadi jenuh. Keseluruhan, horor yang bagus di awalnya tapi kemudian mudah ditebak arah ceritanya. The Canal (2014) - 6/10

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Sebuah sajian drama dengan konflik yang cerdas. Di bagian awal, terbuai dengan pembacaan cerita dari sebuah buku harian milik Barbara, seorang guru senior. Barbara menceritakan tentang perkenalannya dengan seorang guru muda dewasa yang cantik jelita, Sheba. Kisah kemudian menjadi "pedas" ketika memasuki babak guilty pleasure ... Disini ada sajian guilty pleasure yang dialami oleh Sheba. Dia menjalin hubungan terlarang dengan salah seorang muridnya yang masih berusia belasan tahun. Akan tetapi konflik film ini tidak terjebak dalam soal skandal murid dan guru saja. Di balik itu, ada konflik yang jauh lebih pedas dengan karakter Barbara yang selama ini hidup menyendiri dan memiliki catatan hitam dalam pertemanan. Plot ceritanya menarik. Konflik yang disajikan menghadirkan dilema. Di satu sisi, kita mungkin akan dipaksa berdiri di sudut Barbara yang sedang bercerita soal kawan baiknya, Sheba. Di sisi lain, penulis merasa "seram" sendiri ketika meli

Tag " From the producer of The Texas Chainsaw and Insidious... " Lumayan buat menambah "daya tarik". Sekarang ke Insidious , tag-nya adalah " From the Makers of Paranormal Activity ... " Kalau diruntut dari tag ke tag, dan diperhatikan gaya horor-nya kurang lebih sama semua. Mirip. Tidak ada yang baru. Hanya mengandalkan sisi adegan "tiba-tiba" suara berdentam, tiba-tiba muncul... Dari sisi plot cerita, bercerita tentang sebuah papan Ouija yang sepertinya sudah banyak diketahui (umum) sebagai media komunikasi dengan dunia arwah. Konfliknya, biasa saja. Tidak ada yang istimewa sekali dari film ini. Biasa saja. Standard. Keseluruhan, film ini rasanya masih "terkunci" pada gaya horor mainstream saat ini. Belum mampu menciptakan gaya horor baru. Ouija (2014) - 6/10  

Kali ini mendapatkan salah satu film yang tergolong unik dan keras. Kesannya, seperti film drama dewasa. Tapi, tidak demikian menurut hemat penulis. Memang ada beberapa adegan dewasa, tapi atmosfir cerita lebih kental ke sisi dramanya. Uniknya adalah film ini seperti ingin romantis namun dengan cara berbeda. Hal yang unik didapatkan pada karakter Han-Gi. Seorang pria yang mewakili judul film. Seorang bad guy . Dari potongan fisik, sudah terlihat bahwa Han Gi adalah pria yang keras dan sulit untuk lembut. Profesinya sendiri adalah preman lokalisasi. Yang membuat unik juga adalah hampir sepanjang film, karakter Han-Gi ini memiliki dialog yang minimalis. Pendiam akut. Tidak pernah tersenyum. Bahkan saat tertusuk pun, Han-Gi tak banyak "berkomentar". **Melihat gaya Han Gi merokok, rasanya nikmat sekali dalam setiap hisapan... Penjiwaan Cho Jae Yun sebagai karakter Han Gi ini memang luar biasa. Keras. Romantisme yang disajikan terbilang keras. Romantisme yang be

Film klasik milik Stephen Chow lagi. Temanya tentang dunia masak-memasak. Plot ceritanya digarap serius kali ini, dimana alur ceritanya ada naik dan turun. Karakter yang dibawakan Stephen adalah namanya sendiri yaitu Chef Stephen Chow, yang sukses dengan usaha restorannya. Namun, karir Stephen dijatuhkan oleh pengusaha (Ng Man Tat) dan chef Bull Tong yang kemudian ditasbihkan sebagai Dewa Masak baru menggantikan Stephen. Andalannya masih menggunakan daya komedi ala Stephen Chow dengan tampang lugu sekaligus konyol. Keseluruhan, lumayan menghibur. Sisi komedi konyolnya dibarengi dengan sisi drama pembalasan yang porsinya berimbang. The God Of Cookery (1996) - 6/10