Skip to main content

Posts

Jejak berdarah Michael Myers yang masih mencari sang adik

Film ini terasa justru seperti "menjatuhkan" reputasi  seri yang pertama . Beberapa poin yang melemahkan daya pikat kisah Michael Myers disini adalah dimulai dari beranda film. Disitu tak ada lagi Daeg Faerch yang bermain apik di seri pertama garapan Rob Zombie. Dan "dipaksa" dengan pemeran lainnya yang akhirnya "kurang" pas dan malah terlihat ramah, hanya menang asal gondrong. Lalu, di dalam cerita, dimasukkan unsur mistis. Kehadiran seorang wanita berjubah putih bersih dengan daya efek mengkilat layaknya malaikat dari langit menuntun kuda yang juga putih. Wanita ini sebagai mantan ibu Michael yang menutun jiwa Michael dan menyertai kemanapun Michael beraksi. Penulis kurang suka pada segmen tambahan ini karena dipaksakan untuk menyambungkan cerita ke seri sebelumnya. Sedangkan, tanpa aroma mistispun di seri pertama sudah cukup menarik. Kekerasan. Bicara soal kekerasan, disini sedikit lebih vulgar dan sadis dibandingkan dengan seri pertama. Dan, mem

Ketika Riggs bertemu Murtaugh

Film klasik yang masih asik. Mungkin karena faktor usia film dan banyaknya kompetitor yang hadir setelahnya, film ini bila disimak di jaman sekarang, sedikit terasa kaku. Tiap kali mendengar judul Lethal Weapon, penulis pasti akan teringat gaya komedi dua detektif yang memiliki gaya berseberangan namun kompak. Yang satu rock n roll dan satu lagi kalem. Beberapa film yang berkonsep setidaknya sama dengan gaya duet detektif disini antara lain yang penulis ingat, Heat , Starsky-Hutch , Bad Boys , Cop Out , Other Guys atau juga ada duet serius Se7en. Salah satu nama yang menonjol dari film ini adalah Darlene Love yang ikut andil membesarkan film Home Alone 2 sebagai pengisi soundtrack . Dan, kebetulan lagu pembuka di opening scene memang nuansa-nya sama dengan Home Alone yaitu Natal. Disini menceritakan awal pula pertemuan detektif Riggs yang sedang kacau dengan partner barunya, Murtaugh yang hidup damai bahagia dengan keluarga besarnya. Pertemuan mereka disukai ban

Amarah Saeki yang belum terpadamkan

Jepang punya horor. Di seri kedua ini, kurang menarik. Horornya kurang menggigit. Sedikit terlalu dipaksakan horor. Gaya cerita masih sama dengan yang pertama. Konfliknya juga masih seputar amarah yang belum terpadamkan namun sedikit diperluas. Ju-on The Curse II (2000) - 6/10

Meretas keamanan kepala keamanan jaringan

Lumayan juga film Harrison Ford ini. Alur ceritanya tidak berat dicerna. Konfliknya menarik dengan memakai drama dilema antara profesi dan keluarga. Sisi ironisnya adalah kepala keamanan jaringan komputer namun komputernya sendiri malah bisa disusupi hacker . Firewall (2006) - 6/10

Reputasi misteri berdarah rumah keluarga Saeki

Jepang punya horor. Fenomenal. Karena banyak "ekor"-nya. Memiliki kenangan khas dengan gaya horor-nya. Toshio yang "mengaum" seperti kucing, wanita merangkak dari tangga dengan suara khas. Fenomenal. Karena masuk dalam jajaran film yang terkena parodi Scary Movie . Paling suka dan masih tetap merinding melihatnya adalah gaya Toshio itu. Seperti fresh . Horor segar menampilkan sosok "dingin" seorang bocah. Daripada horor mainstream ala wanita yang dihiasi aneka riasan merah darah, putih bedak pucat, rambut terurai panjang ke bawah (untung bukan ke atas), mata mendelik lebar. Satu lagi, gaya wanita tersembunyi di lemari.... Konflik ceritanya, cukup bagus. Meski banyak cabang cerita dalam satu film tapi tidak memberatkan alur ceritanya. Bagian ending -nya saja yang terasa menggantung. Ju-On (2000) - 7/10

In The Middle Of Nowhere Project

Oktober 1994, 3 orang filmmaker hilang di hutan dekat Burkittsville, Maryland ketika melakukan syuting dokumentasi. Setahun kemudian, rekaman mereka ditemukan. Itu intinya. Paling menarik dan paling terasa aroma horornya sepanjang durasi film adalah momen pencarian karakter Josh di rumah tua yang "mendadak" ditemukan. Ide ceritanya cukup menarik. Dibuat sealami mungkin seperti layaknya dokumentasi nyata. Hanya saja sejak awal film ini kurang begitu terasa horornya. Memunculkan tanda-tanda batu tertata sekitar tenda atau ranting-ranting yang digantung kurang terasa horor. Beberapa momen terasa kosong, seperti "mendengar suara langkah kaki meretak tanah berdaun kering" tapi kurang terdengar jelas akhirnya kurang berasa aroma misterinya. Atau yang katanya ada "anak kecil" juga terlihat kabur. Kurang begitu jelas dalam penampakan. Mungkin akan lebih terasa bila beberapa momen ada sekelebat bayangan atau sosok bayangan yang diam mematung

Misteri di balik gudang garam

Sepanjang film, memang rasa yang muncul serba biasa. Baik alur maupun gaya horornya. Alur ceritanya diarahkan pada sekelompok karakter yang pernah melakukan perkosaan kepada seorang wanita yang kemudian dinyatakan hilang. Kini, diyakini wanita tersebut "membalas dendam". Horor yang dipakai standard. Kejutan tiba-tiba, terlihat di cermin namun ketika ditoleh tidak ada, muncul sekejap namun ketika diulang menghilang, rambut terurai panjang menunduk, merangkak pelan-pelan, dan sebangsanya. Cukup menggelikan adalah sisi "dunia lain" yang semakin modern dengan menyebarkan warning melalui pesan email. ( Bahkan hantu modern bermain email, kirai-kira pesan hosting dimana ya ) Paling berkesan dari film ini adalah twist akhirnya. Cukup bagus menyimpan twist ini. Setidaknya penulis tidak bisa menebak dan sisi twist kuat yang tak bisa ditebak ini memang menjadi nilai unggul. Arang (2006) - 6/10