Skip to main content

Posts

Mengundang tamu yang tak ingin diundang

Mungkin terkena efek paranormal activity yang bergaya found footage atau reality show atau apa namanya, film ini juga memakai gaya sama. Berlatar belakang tentang sebuah acara (persis acara realita lokal mencari makhluk halus) yang kali ini mencoba merekam di sebuah bekas Rumah Sakit Jiwa yang konon berhantu. Dari segi horor, mau tak mau, dengan suasana yang dipakai memang membangun suasana merinding. Sudah bisa ditebak apa yang bakal terjadi. Tinggal lihat bentuk "kehadiran" seperti apa dan bagaimana. Tinggal "menunggu" kapan akan dimunculkan dan bersiap kaget. Itu andalan dari film ini. Hanya saja disini mencoba dipoles seperti sewajar mungkin. Action-cut scene, memberi uang kepada narasumber untuk bercerita benar ada hantu, bergaya paranormal yang dapat merasakan keberadaan hantu, dan sebagainya. Cocok bagi pecinta acara realita mencari hantu. Grave Encounters (2011) - 6/10

500 hari bersama Summer

Yang menarik dari film ini adalah temanya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pastinya ada satu atau sekian banyak kisah nyata yang bisa diklaim serupa dengan cerita di film ini. Tentang siang-malam,pasang-surut,naik-turun,suka-duka, dan banyak lawan kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan pahit-manis sebuah hubungan pria-wanita. Dan dalam sebuah hubungan hukum alamnya pasti akan ada masa suka dan duka. Seperti layaknya lawan kata, alur cerita di film ini, berkali-kali memainkan emosi dengan lawan-kata naik turun. Sama-sama kuat. Sisi suka dan sisi duka bergantian ditampilkan kontras dengan gaya mengambil 500 hari hubungan. Cukup bagus. Gampang dicerna kisah cinta antara Tom dan Summer meski gaya alurnya maju-mundur-maju. Ada rasa manis dan ada rasa pahit. Ada masa romantis ada masa krisis. Cocok sebagai hiburan buat yang sedang atau sudah menjalin ikatan cinta. Pesan moral film ini versi penulis adalah jangan terlalu meratapi terlalu dalam sebuah kehancuran.

Kisah perjaka mencari cinta perawan

Rasa film yang penulis dapat disini adalah konsepnya hampir satu nada dasar dengan Project X . Ada karakter yang jadi bulan-bulanan sebagai peran sentral. Dipilih yang lugu, tak tahu apa-apa, menerima segala perlakuan, ikut hanyut dalam pesta yang kemudian direkam. Karakter Matt. Ada karakter yang menjadi "sutradara" alias kompor provokasi kepada aktor utama. Karakter Zack. Ada karakter yang diisi bintang tamu terkenal. Di Project X, tempat ini ditampilkan dengan aktor Miles Teller, disini ada aktris spesialis adult movie, Sunny Leone yang berhasil memberi petuah bijak melalui gunung. Gaya film dengan memakai gaya ala reality show (kamera dibawa-bawa) dan dialog yang terlihat alami apa adanya spontanitas. Temanya sedikit beda. Samanya adalah yang muda yang penasaran dengan urusan dewasa. Disini tentang cita-cita sekumpulan anak muda yang ingin merekam jejak rekannya, Matt, melepas keperjakaan. Target awalnya adalah dengan kekasih Matt sendiri yaitu

Sejarah mencatat satu lagi usaha kudeta yang gagal

Jauh sebelum kejatuhan rezim Nazi dan Hitler-nya, ternyata sejarah mencatat beberapa kali usaha menjatuhkan Hitler telah dilakukan. Salah satunya yang diangkat di film ini. Menariknya, disini berdasarkan kisah nyata , jadi sambil menonton juga bisa belajar sedikit sejarah. Valkyrie sendiri ternyata merupakan gerakan militer di Jerman sana. Dan Valkyrie inilah yang menjadi gerakan kunci dalam upaya meng-kudeta pemerintahan Hitler. Alur ceritanya, bagi penulis, harus beberapa kali di-rewind agar menjadi sempurna merasakan cerita. Banyak tokoh "asing" dan dunia ke-militer-an yang sedikit berat diterima ketika menonton sekali. Film ini bergaya serius, berbeda dengan "saudaranya" di Inglorious Basterds yang santai dan masih bisa menaburkan komedi sedikit. Yang bisa penulis raba secara garis besarnya yaitu tak hanya dunia yang menjadi musuh Hitler dan paham-nya saat itu melainkan juga tentara Jerman sendiri. #yang menjadi misteri disini adalah bagaimana m

Kenangan kelam dibalik foto

Film ini bagi penulis cukup "fenomenal", horornya fresh, ceritanya bagus, dan ditiru atau di remake atau dibuat versi lain ala Hollywood. Tentunya, Hollywood punya "alasan kuat" mengambil film horor Thailand ini. Versi penulis sebagai orang awam di fotografi, film ini seperti melakukan skak mat sendiri. Film digulir dengan beberapa moment foto "rusak" namun dipatahkan sendiri ketika menjelaskan bahwa negatif foto bahkan sudah "rusak" sejak gambar diambil. Lalu, ketika film menceritakan kegiatan kantor majalah yang memuat foto ghostfake dengan photoshop, kembali lagi dipatahkan ketika memakai polaroid. Tentu saja, horor polaroid bagi penulis yang awam di fotografi takkan bisa menyangkal serta seperti baru menyadari bahwa salah satu cara mencari keberadaan "dunia lain" bisa melalui foto polaroid ini. Karena polaroid terasa sangat mustahil "merekayasa". Moment lainnya yang berkesan, foto snapshot yang diambil s

Menghabisi Nazi

Kata orang kematian Adolf Hitler itu misteri, entah penelitian atau pembuktian siapa yang benar. Yang pasti disini Tarantino membuat fiksi tentang kematian pemimpin besar klub Nazi itu. Sangat menarik. Tarantino seperti membuat komedi seputar kemegahan Nazi pada jamannya. Ringan alur ceritanya, enak sekali diikuti padahal disini Tarantino menggulirkan dua kisah yang berbeda dipertemukan dalam gedung bioskop. Dua kisah yaitu kisah Shoosanna dan tim Basterd. Mereka berjalan sendiri-sendiri, memiliki konflik sendiri, memiliki misi yang sama yaitu mengakhiri rezim Hitler. Tema perang Nazi yang serius dibuat serenyah mungkin ala Tarantino ini. Komedinya cukup cerdas. Paling konyol tentu saja Hans Ladda yang secara ikhlas menyerahkan diri untuk diukir kepalanya.Meskipun begitu, penampilan Christoph Waltz sebagai Hans Landa termasuk salah satu yang menonjol. Inglourious Basterds (2009) - 8/10

Jagoan gangster insaf

Ini merupakan salah satu film keren masa kuliah dulu. Maklum, jaman darah masih muda. Dan, penampilan Ekin Cheng kala itu juga terbilang keren. Memang, laga di sini tak memakai gaya kungfu atau komputerisasi melainkan gaya tarung gang jalanan, tapi justru disitu letak ke-keren-annya. Paling berkesan dari film ini selain gaya cool Ekin Cheng, juga momen solidaritas gangster. Salah satunya ketika karakter A Long (Ekin) menghajar dua pemuda, tak lama berselang muncul serangan balasan dari gangster sebelah. Tak perlu dikomando, puluhan orang bersenjata tongkat muncul di belakang A Long. Goodbye Mr.Cool (2001) - 6/10