Skip to main content

Posts

Diperindah lewat musibah

Ada sebuah drama manis yang patut direnungkan di film ini melalui karakter Henry yang terkena musibah. Sebelum musibah menimpa, Henry adalah seorang pengacara sukses kaya dan makmur. Ekonomi gengsi dan profesinya membuat Henry menjadi pribadi yang angkuh. Setelah penembakan itu, Henry menjadi pribadi yang berbeda. Lewat musibah, semua diperindah. Mulai dari sikap angkuh Henry yang mau tidak mau menjadi "melunak", menjadi lebih ramah bersahabat, masalah rumah tangga yang dulunya penuh intrik menjadi lebih terbuka, dan masalah profesi yang profesional (tak peduli benar salah yang penting bayarannya bila perlu membela yang salah). Bagaimanapun akhirnya musibah tersebut membuat nurani berbicara. Ada pesan indah di film ini, bahwa kadang profesi, harta, dan uang memang mengaburkan nurani. Film ini berpendapat bahwa untuk kembali ke nurani putih (kadang) perlu ada sebuah moment untuk kembali ke bawah. Film ini juga mengajak merenung bahwa karakter Henry setelah musibah

Alice in Lilian

Ada dua kisah besar yang diangkat di film karya JJ Abrams ini. Satu, tentang kisah cinta bocah yang malu-malu kucing. Dua, tentang bad thing . Di antara keduanya, penulis paling suka dengan tema pertama. Kisah cinta sepasang bocah. Luar biasa manis. Chemistry akting yang dibangun karakter Joe Lamb dan Alice Dainard sangat terasa. Mengingatkan penulis dengan mantan yang juga dulu malu-malu kucing. Namun minus acara kunjungan tengah malam lewat jendela kamar (sial, Alice memang sukses membuat iri). Dan, Elle Fanning, adalah kesegaran utama film ini. Cantik. Kecantikan mudanya sangat sadis. Tajam. (Entah dulu dikasih makan apa hingga menjadi cantik sekali seperti ini) Mirip mantan dulu (mimpi). Biarpun didandani ala zombie sekalipun, Elle masih cantik dan memikat (sudilah tuk digigitnya). Joel Courtney, he's so so lucky . Penampilan Elle memang membuat betah menonton film ini. Momen paling manis adalah momen ketika para sineas cilik melakukan shooting di stasiun kere

Supernatural barang obral

Yang membuat penasaran besar adalah tag berdasarkan kisah nyata dan dituliskan bahwa dialami oleh sebuah keluarga selama 29 hari. Masuk beranda awal grafik cerita pelan menanjak. Gaya sudut ambil gambarnya terlihat modern dan berkelas. Horornya juga terasa kental. Namun menurut penulis kekuatan horor di film ini masih banyak terbantu oleh komputerisasi. Memasuki babak ke penghujung terutama di segmen pengusiran, terasa kurang menarik. Terlalu beraroma "film" dan kurang terlihat natural. Konflik pemanis tambahan yaitu konflik keluarga disini juga tak berpengaruh banyak. Tanpa bertikai atau bercerai pun sepertinya tak berpengaruh terhadap inti cerita. The Possession (2012) - 6/10

Chimera

Di seri kedua, ada kejutan kecil. Pertama, John Woo. Langsung terbayang bakal ada aksi laga yang megah dan ada aksi saling todong pistol di wajah. Sayang sekali, aksi laga yang diharapkan kurang begitu banyak. Lebih dominan drama intrik. Paling sering dimainkan moment pakai topeng wajah yang menipu khas serial televisinya dulu. Aksi laganya seperti "tertutup" oleh nuansa drama. Hanya beberapa bagian kecil aksi laga dipadu dengan slow-mo terlihat menarik. Kemudian, aksi laga yang sebenarnya disimpan di pamungkas film. Cukup megah terutama di bagian mengendarai motor. Saling tembak saling kejar. Disini, penampilan Tom Cruise, lebih dewasa dan lebih elegan dibandingkan dengan seri pertamanya. Aksi laga untuk porsi Tom juga lebih modern apalagi dipadu dengan aksi bela diri yang lumayan-tak kalah dengan aksi silat Asia. Yang ditarik sebagai adegan khas dari seri pertama adalah menahan diri gaya terjun payung dengan seutas tali. Kejutan lain, bagi penulis di sini ad

Pengkhianatan dalam misi mustahil

Entah kenapa melihat film rasanya kurang begitu menarik. Padahal untuk serial televisi-nya dulu, penulis termasuk suka dengan serial ini. Aksi laganya boleh, berbeda dengan laga ala serial televisi. Hanya konfliknya punya tingkat bahasan yang level cukup rumit. Menyerah. Ini mengkhianati ini, yang ini terlihat bukan pengkhianat tapi akhirnya mengkhianati, mencari tim baru yang ternyata pengkhianat juga, yang mati hidup lagi, dan sebagainya. Mungkin perlu lebih dari sekali menonton aksi Tom Cruise menjalankan misi mustahil ini. Sedikit lengah membaca dialognya menjadi sulit dan berat jalan ceritanya. Yang bisa penulis tangkap hanya masalah pengkhianatan teman satu tim. Mission Impossible (1996) - 6/10

Our battle will be legendary

Andaikan sebuah masakan, film ini menghadirkan citarasa baru yang berbeda. Sederhana dalam cerita, ada pesan bijak, dihadirkan dengan teknologi kualitas tinggi. Pas. Seperti masakan yang enak dinikmati, bumbu pembentuknya menjadi dasar untuk menciptakan citarasa tinggi. Disini, ada panda yang memang aslinya merupakan binatang khas Cina, gemuk, lucu, bergaya bos saat makan, menggemaskan. Dipadu dengan animasi yang lebih modern dari kartun klasik. 3 dimensi. Diisi dengan suara pas ala Jack Black. Kemudian dihadirkan dalam bentuk pendekar kungfu. Konsep ceritanya mudah dicerna. Tentang karakter Po, yang sangat jauh sekali dari kesan pendekar kungfu, namun ditunjuk dan ditakdirkan sebagai Dragon Warrior yang bakal dikaruniai sebuah rahasia besar tentang ilmu kungfu dalam skroll di mulut naga. Rahasia tersebut ternyata juga menjadi incaran macan jahat, Tai Lung, yang sangat kuat perkasa dan menurut kepercayaan Shifu, hanya Dragon Warrior lah yang mampu mengalahkan Tai Lung. Pan

Menutupi kebrutalan

Film ini mengingatkan pada gaya In The Valley of Elah , tidak seratus persen mirip hanya temanya hampir senada. Ada sebuah kematian yang berhubungan dengan profesi sebagai tentara yang berdinas di Iraq. Gaya ceritanya, sekarang- flashback -sekarang lalu flashback lagi. Ada clue yang memakai media handphone. Tapi, di In The Valley of Ela, ceritanya lebih ringan dan mudah diikuti. Tidak disini, agak lebih berat dan kurang simple. Kurang menarik. Banyak cabang banyak karakter, harus lebih dari sekali menonton untuk mengerti film ini. Route Irish (2010) - 6/10