Skip to main content

Posts

Cinta untuk semua, kapanpun, dan dimana-mana

Richard Curtis menyutradarai sebuah film yang berkesan. Tema Natal. Tentang cinta yang terjadi dimana-mana dan bertepatan dengan Natal dimana Natal adalah saat berkata sebenarnya. Pesan moral film ini sebenarnya ditaruh di awal. Bahwa sesungguhnya bila kita benar-benar mau mencarinya, akan sadari bahwa sebenarnya cinta ada dimana-mana. Tak ada sekat ruang waktu atau kasta untuk cinta. Cinta untuk siapa saja dan cinta ada dimana-mana. Entah mengapa, film ini sangat berkesan. Selain ceritanya menarik ringan renyah ramah sekaligus kocak. Banyak memori yang seperti menjadi "teman" bagi kehidupan di dunia nyata. Selain bertebaran bintang, yang paling berkesan bagi penulis adalah kisah cinta tak berbalas Mark (Andrew Lincoln) dengan Juliet (Kiera Knightley). Tak berbalas. Bertepuk sebelah tangan. Paling memorable adalah adegan ketika Juliet memaksa menonton video perkawinannya dengan Peter yang notabene adalah sahabat Mark. Seketika ketika itu juga rahasia cinta Mark

Petualangan Liss mencari kata-katanya

Tidak ada alasan lain penasaran dengan isi film ini adalah Bali. Sejauh mana pulau yang indah natural-nya ini diletakkan dalam posisi film Hollywood dengan bintang sekelas Julia Robert, James Franco, dan Javier Bardem ini. Bangga juga menonton Bali disini. Porsi Bali disiniboleh dibilang cukup besar. Kehadiran Christine Hakim dan Hadi Subiyanto semakin membuat bangga. Paling suka adalah pemandangan sawahnya yang menakjubkan mata. Eat Pray Love . 3 kata. Makan. Doa. Cinta. Seperti judulnya film ini juga terdiri dari 3 babak besar. Dimulai dari New York karakter Liss Gilbert mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Dan sebagai obat untuk perubahan itu, petualangan Liss dimulai dari Italy kemudian India dan terakhir Bali. Selain Bali, yang menonjol disini adalah sesi makan-makan di Italy yang benar-benar menggugah selera. Apalagi spaghetti-nya nyamm . Kalau dari alur cerita dan isi ceritanya kurang begitu mengena minat penulis. Topik penyembuhan dari perceraian Liss

Masih keliru memilih jalan

Dibandingkan dengan seri sebelumnya, disini jauh ke bawah kualitas ceritanya. Kalah menarik sangat jauh. Di seri pertamanya, terlihat lebih natural dan lebih mencekam konfliknya. Tapi, disini terlihat digarap asal berdarah, asal sadis, dan tentunya lebih menjual keseksian aktris pendukungnya semata. Wrong Turn 2 (2007) - 5/10

Perjuangan di dalam nafsu

Kesan pertama usai menyimak adalah memuaskan. Durasinya panjang. Jalan cerita berliku dengan hook di luar dugaan. Bagus menarik. Ang Lee, Tony Leung, dan Tang Wei adalah bintangnya disini. Dalam satu film jalan cerita selain berliku juga padat. Karena banyak tema yang terpancar. Cinta, ada cinta tak sampai dan cinta terlarang. Memburu pengkhianat atas nama negara, ini pun harus dijalankan dalam dua kali misi. Mr. Yee diketahui sebagai sekutu Jepang dan dicap pengkhianat oleh kaum pelajar China. Adalah Kuang Yumin sang "sutradara" yang menyusun rencana membunuh pengkhianat negara dengan menyusupkan Wong Chia Chi ke dalam kehidupan pribadi Mr.Yee. Tema diatas kemudian diolah dengan durasi hampir 160 menit atau 2 setengah jam dengan alur yang menarik tidak membosankan. Apalagi tentunya dengan "hiburan" panas Tony Leung - Tang Wei. Akting tentu memegang peran vital. Paling berkesan adalah gaya serta gestur Tony Leung disini. Tak banyak aksi, tapi d

Beban dibalik insiden friendly fire

Melihat film ini mengingatkan pada gaya 2 film yang lebih baru namun ditonton lebih dulu. Gaya film ini seperti gaya John Travolta di film Basic dengan Samuel L.Jackson. Jadi ada sebuah kasus dalam tugas kemiliteran yang kemudian berbuntut menjadi misteri. Misterinya kemudian dibuka satu-per satu melalui kesaksian demi kesaksian. Kekuatan cerita dalam film terletak pada kesaksian yang ternyata berbeda satu sama lain. Hanya saja bagi penulis, konflik misteri dalam film ini masih kalah dibandingkan dengan Basic. Kedua, sejauh perhatian penulis gaya seorang militer kembali ke rumah. Berseragam lengkap. Membawa tas besar. Berjalan menuju pintu rumah. Kemudian sejenak membenarkan posisi sepeda anak-anak yang tergeletak di halaman. Adegan kecil tersebut mengingatkan pada gaya Kevin Bacon seusai tugas mengantar Private Chance di Taking Chance . Lainnya yang menarik di film ini adalah penampilan Matt Damon. Terutama fisiknya. Sangat jauh berbeda dengan karakternya sebagai

Wanita di antara Jurang Merah

Besar. Megah. Itu kesan yang muncul menyaksikkan karya hebat dari sutradara John Woo. Epik. Kolosal menawan dari tanah Asia yang tak kalah dengan barat. Dengan durasi kurang lebih 4 jam yang terbagi menjadi 2 seri menghasilkan karya film yang luar biasa. Liu Bei . Menyaksikkan karakter Liu Bei ini simbol keberuntungan di tengah kekurangan. Liu Bei harus menyaksikkan rakyatnya terusir oleh rezim Cao-Cao, namun beruntung karena dikelilingi oleh prajurit terbaik dan sangat setia. Zhuge Liang . Adalah bawahan dari Liu Bei yang menarik perhatian dengan gaya kipas sayap angsanya dan piawai dalam membuat strategi. Tenang dan sangat cerdas. Paling memorable salah satunya adalah strategi mengumpulkan anak panah. Zhou Yu . Dari karakter yang dimainkan apik oleh Tony Leung ini memunculkan kesan kebijakan seorang pemimpin. Ilustrasi kerbau rakyat yang dicuri melambangkan kedekatan sang pemimpin dengan rakyatnya. Karakter Zhou disini ditampilkan adil bijaksana. Bahkan pada saat pi

Hiburan legenda naga

Libur. Siang. Cerah. Santai. Menonton film klasik Jackie Chan-Sammo Hung-Yuen Biao. Yang menarik tentu saja aksi laga beladiri mereka bertiga yang dicampur dengan citarasa komedi. Dragon Forever (1988) - 6/10