Skip to main content

Posts

Pelajaran 127 jam

Yang membuat penasaran dari film ini adalah ada 2 nama besar dibaliknya. Danny Boyle dan A.R. Rahman. 2 nama ini penulis kenali dari karya megah fenomenal kontroversial Slumdog . Hal lainnya yang memancing penasaran adalah, based on true story dan James Franco. Jalan ceritanya hampir senada dengan gaya Buried . Hanya saja, disini bukan karena diteror atau dipaksa hingga terjepit, tapi memang terjepit. Sama-sama menggunakan tipikal one man show dan jauh dari mana-mana. Penulis mengambil banyak pelajaran dari film ini, sebut saja yang paling spontan, bahwa hidup itu berharga. Apalagi di saat merasakan himpitan tak berdaya di ujung batas hidup-mati. 127 jam tentu bukan waktu yang sebentar, tapi masih ada yang "memberi air" dan udara bila diterjemahkan secara religi, masih selalu ada kesempatan untuk berusaha. Lalu, dalam hidup, kadang memang ditemukan pilihan sulit. Tinggal bagaimana menjalani. Dan kisah Aron Ralston ini cukup menginspirasi, tergantung sisi mana ki

Wo shi shui

Jauh sebelum karakter Bourne dimunculkan ke media film, sudah ada tema sejenis yang lebih dulu muncul pada tahun 1998 dan merupakan film Asia, Who Am I dengan pemeran utama sang legendaris, Jackie Chan. Penulis bersyukur akhirnya masih bisa mengkoleksi film klasik laga ini. Penulis juga tidak lupa bagaimana perjuangan mendapatkan film yang mulai "langka" ini. Menunggu berjam-jam downloading dengan speed ala kadarnya sampai tenggorokan kering dan asbak yang semakin penuh. VCD film ini mungkin masih bisa didapatkan namun kembali ke masalah fisik yang kadang tidak berkompromi dengan media player versi tua. Temanya seputar amnesia. Tentang seorang secret agent yang mencari jati diri. Ceritanya mudah saja diikuti sekaligus segar ala komedi aksi Jackie. Laga? Tentu saja hal ini juga menjadi daya pikat kuat. Di film ini Jackie masih terlihat powerfull. Aksi laga yang ditampilkan tertata rapi cepat taktis tangkas dan megah. Memorable scene film ini cukup beragam, penulis

What we want is in that room

Garapan David Fincher ini berkisah tentang sepasang ibu dan putrinya yang sedang memulai "hidup baru" setelah perceraian. Mereka membeli sebuah rumah di daerah Manhattan dan acara pindah rumah mereka ikut dirayakan oleh tiga orang tamu. Sebuah racikan film yang sangat manis. Tema film sebenarnya biasa. Simple. One night story . Alur cerita juga memakai formula yang umum. Masuk dengan kondisi cerah lalu bertransisi ke nuansa gelap malam plus ketegangan. Hanya saja yang terasa kuat disini adalah masing-masing karakter peran memberi rasa berbeda pada jalan cerita. Ketegangan di film ini muncul akibat ulah tiga tamu Burnham, Raoul, dan Junior. Cerita kemudian dikembangkan dengan gaya mereka masing-masing. Suasana teror menyeramkan ditebar oleh Raoul yang tak segan-segan melakukan kekerasan. Di sela-sela ketegangan diselipkan komedi-komedi kecil melalui karakter Junior. Dan kualitas akting melawan takut Jodie Foster dan si tomboy Kristen Stewart semakin melengkapi fil

Not another prom movie

Tidak perlu serius karena tidak ada kedalaman cerita yang berarti di film ini. Jalan ceritanya biasa, tentang gadis yang bukan favorit di kampus menjadi bahan taruhan oleh mahasiswa favorit pujaan banyak mahasiswi. Yang menonjol di area komedi-parodi yang menertawakan fisik serta keseksian tubuh para aktrisnya. Hampir setiap frame cerita dijejali dengan komedi yang lebih banyak bermain pada area komedi fisik para karakternya, seperti gadis berkacamata terlihat culun menjadi bulan-bulanan kekonyolan. Komedi dari tampilan-tampilan kontras seperti pemain Football Amerika tapi berkacamata tebal atau telanjang di kampus. Komedi parodi film-film tenar pada jamannya. Kadang terjerumus ke komedi berasa kasar berlebihan. Not Another Teen Movie (2001) - 5/10

Terjebak dalam Deja Vu

Sampai di sesi Aeolus, cerita berjalan baik dan menarik. Kembali lagi dan lagi dan lagi. Unik. Beda. Hanya saja memang, harus ada penggalan paksa agar Sally-Sally berikutnya tidak menumpuk. *Penggalan paksa inilah yang akhirnya menjadi penentuan. Bila ada banyak mayat Sally, lalu harusnya banyak juga mayat Jess di jalan, harusnya banyak juga bangkai mobil terbalik di jalan, dan harusnya juga banyak mayat karakter Tommy tergeletak di jalan.* Triangle (2009) - 6/10

Cinta terbungkus aib

Penulis lupa alasan dulu memilih film ini. Entah karena Will Smith atau cantik Krusiec. Tapi, yang jelas film ini cukup bagus dan menarik. Sang ibu berusia 48 tahun mengakui telah hamil di luar nikah tanpa mau memberi identitas siapa ayah bayi dalam kandungan dan diusir dari keluarga besarnya. Tinggal bersama puterinya yang berprofesi sebagai dokter bedah berbakat dan memiliki kekasih seorang penari balet cantik. Tema dilema cinta dan aib yang bagus dan segar dengan alur cerita ringan untuk diikuti. Komedi dikeluarkan lewat sisi kekakuan dalam menyimpan serta menjalani aib. Joan Chen dan Krusiec bermain apik dan masing-masing bermain dalam porsi pas. Bagian paling menarik bagi penulis adalah chemistry antara karakter Wilhemina dengan Vivian. Saving Face (2004) - 7/10

Cinta di antara pemutih

Film yang lumayan bagus. Tidak terlalu rumit mengikuti jalan ceritanya. Tentang perampok yang bertemu dengan cinta. Konflik yang dihadirkan biasa. Umum. Ada 2 sisi kontras yaitu sang perampok yang sejatinya berhati baja harus bertemu dan akhirnya jatuh cinta kepada wanita yang merupakan bekas korban perampokannya sendiri akhirnya menjadi dilema sulit tersendiri. Konflik umum tersebut diolah dengan gaya arahan Ben Affleck sendiri, dengan bumbu aksi laga, keraguan kegundahan karakter Doug untuk tobat, dan konflik internal perampok. Porsi partial cerita diatur secara pas membuat menarik disimak hingga akhir. Penulis justru (lagi-lagi) menyukai style Jeremy Renner. Di Hurt Locker, gaya akting bengal Jeremy memang sangat kuat berada di posisi antagonis profesional. Benar-benar bandel dan sangat menghidupkan cerita. * Memorable scene film ini adalah ketika Doug dan rekan baru saja merampok dan masih memakai segala atribut topeng bertemu dengan sebuah unit mobil polisi lengka