Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Review

Tembak dua kali

Sepuluh tahu sudah berselang. Empat sekawan yang terhubung dengan cara dan chemistry unik, Tallahassee-Columbus-Wichita-Little Rock, kembali dimunculkan di tengah kepungan zombie yang menyerang Amerika. Film Zombieland, termasuk salah satu film zombie yang cukup unik. Keseriusan menghindari zombie dibumbui dengan komedi. Dan disini, masih tetap sama gayanya hanya ditambah lebih banyak tokoh baru. Alur ceritanya, ringan-ringan saja. Konfliknya bukan fokus ke zombie, tapi lebih ke konflik hubungan percinta-cintaan. Zombie-zombie disini cuma bumbu penyedap saja.  Menurut Movielitas, film ini lumayan sebagai hiburan ringan saja. Tidak ada yang istimewa kecuali penampilan Emma Stone yang masih bidadari dan Abigail yang terlihat paling beranjak dewasa. Sedangkan Woody atau Jesse, terlihat tidak banyak berubah. Soal spesial efek, tidak perlu dibahas. Overall, dari segi alur cerita dan konflik, biasa saja. Movielitas lebih menyukai film perdana-nya, Zombieland 2009. Zombieland : Double Tap (20

Mencari gelang kecil berujung perang besar

Film yang keren dan bagus disini. Recommended untuk dinikmati. Gabungan plot yang tidak berat, komedi, dan aksi laga yang mumpuni. Berani berbeda. Film ini digarap oleh sutradara Ilya Naishuller yang pernah menyutradari film Hardcore Henry . Unik. Plot ceritanya berhasil membujuk penonton. Sesuai judulnya, di bagian awal memang akan diperkenalkan tokoh utama, Hutch Mansell seorang ayah sekaligus pekerja kantoran biasa yang sering berkutik dengan program Excel input data. Setiap hari rutinitas Hutch rumah-kantor-rumah-kantor dan seterusnya. Kegiatannya, bekerja, menikmati kopi, olahraga, makan, tidur, dan seterusnya. Persis dengan kehidupan Movielitas. Semua gambaran tentang Hutch Mansell sebagai ordinary man tiba-tiba berubah di tengah film hanya gara-gara sang anak mencari gelang kucing. Baru lah terkuak siapa sebenarnya Hutch Mansell ini. Plot di atas benar-benar membujuk Movielitas sebagai penonton. Twist karakter Hutch sangat enak dinikmati kelanjutannya. Tema ke-bukan siapa-siapa

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Misteri untuk penulis buku misteri

Sebuah sajian film yang cukup mengecewakan sekali. Mengangkat tema yang sedang menjadi realita saat ini. Berkisah tentang seorang penulis buku yang mendapati adiknya dibunuh saat melakukan live hot streaming . Selanjutnya, sang penulis buku mencari tahu siapa pembunuh adiknya. Konfliknya sederhana. Cuma alur cerita dan gaya ceritanya sangat kaku. Mirip produk sinetron lokal. Dari akting pemainnya konflik misteri pembunuhan berantai jadi terasa biasa saja, sama sekali tidak menegangkan. Mau digiring ke arah erotis juga tidak jadi, ke arah drama romantis tidak cocok, ke arah crime story juga garing. Trik memunculkan banyak tokoh dengan ciri-ciri serupa pembunuh untuk memancing emosi penonton kurang berhasil. Tidak ada emosi apa-apa. Overall, tidak menarik. Brazen (2022) - 3/10

Makna maut bagi Maud

Dari aksen logat dialognya harusnya bisa ditebak asal muasal film ini. Dari daratan Inggris. Kalau dari trailernya seperti ada hawa horor, harusnya. Judulnya apalagi, mendekati kata " maut ".  Dan memang film ini berkisah tentang karakter tokoh Maud atau Katie sebagai suster pengurus wanita dewasa yang mengalami penyakit berat. Karakter Maud/Katie disini tampilan awalnya cukup agamis. Sangat taat pada agama nya. Akan tetapi, setelah di permalukan oleh pasiennya sendiri, Katie menjadi kecewa dan kembali sebagai Katie seperti dulu. Bagi Movielitas, konflik film ini kurang mengena. Dibikin horor kurang terasa horornya sama sekali. Gebrakan horor nya hanya terasa pada satu adegan saja. Selebihnya hanya bermain pada konflik batin dari karakter Katie/Maud sendiri. Selain itu, bagi Movielitas ada plot hole disini.  Setidaknya Movielitas tidak bisa memahami konflik apa yang sebenarnya dialami oleh karakter Maud ini. Dari awal sudah digambarkan karakter Maud yang taat beragama, kemudi

Bumi akan ditabrak dalam waktu enam bulan ke depan

Kali ini menikmati sajian film bergenre satire. Menertawakan sesuatu yang harusnya serius secara cerdas (atau juga sedang melemparkan kritikan atau sindiran secara halus?), kurang lebih demikian Movielitas mengartikan film garapan sutradara Adam McKay ini.  Film ini merupakan gaya terbalik dari film klasik Armageddon . Kalau di Armageddon bercerita serius tentang upaya mencegah bumi ditabrak komet, disini digambarkan dengan suasana "kacau" terbalik. Mulai dari tingkah pola ke-presiden-an yang harusnya digambarkan penuh wibawa tapi ternyata tidak, hingga penamaan karakter yang unik-unik. Berkisah tentang seorang mahasiswi calon PhD, Kate Dibiasky, secara tak sengaja menemukan sebuah komet sedang berada di orbit angkasa dan sedang mengarah ke bumi. Bersama dosennya, Dr. Randall Mindy, berupaya keras memperingatkan Amerika terhadap bencana yang mengancam. Sayangnya, kepentingan politik dan uang menjadi penghalang sekaligus penghambat bagi keselamatan manusia. Pesan moral film in

Tanggung jawab sang Pretty Bull

Film yang berkisah tentang seorang petarung MMA memutuskan pensiun. Harus terpaksa kembali ke atas ring dikarenakan kondisi kehidupan, kehadiran sang anak dan himpitan ekonomi. Alur ceritanya standard saja. Akting para pemainnya di beberapa titik terasa kaku. Konflik ceritanya biasa saja. Tidak terlalu istimewa. Yang paling menarik perhatian bagi Movielitas adalah di belakang layar film ini. Ada nama Halle Berry, aktris cantik anggun eksotis. Di film ini Halle Berry berdiri sebagai sutradara sekaligus bintang utama. Dan, mengubah penampilan demi peran, Movielitas menilai Halle Berry yang berperan sebagai petarung MMA, cukup bagus. Di antara semua pemain, Halle Berry pastinya yang menonjol baik penampilan fisik maupun akting. Overall, Movielitas menilai film drama olahraga ini kurang maksimal sebagai keseluruhan. Baik alur cerita dan konflik yang disajikanbelum istimewa sekali. Hanya saja untuk karya Halle Berry sebagai pemain-sutradara sekaligus, cukup bagus. Satu lagi, sisipan adegan

Lubang yang menyimpan kebenaran

Ekspektasi awalnya adalah bisa jadi bakal sekelas 4bia . Berusaha cari artikel terkaitnya, katanya sempat membuat heboh dunia netizen, masih katanya. Entah netizen mana. Tapi dari awal film sudah terasa "kaku". Terutama akting para pemainnya. Masuk ke dalam cerita, konfliknya lumayan menarik awalnya. Seputar lubang-melubang. Hanya orang "terpilih" yang bisa melihat "lubang" dan dalamnya "lubang". Semakin masuk ke dalam cerita, mulai terasa membosankan. Horor nya ternyata standard saja. Gabungan adegan kaget jumpscare plus audio menggemparkan dan riasan seram. Film ini di bagian akhir berusaha memberikan twist , yang menurut versi Movielitas tidak begitu mengenai sasaran. Kurang greget. Tidak memberi efek apa-apa yang berkesan. Overall, alur cerita film ini mudah dicerna. Hanya saja akting pemainnya kurang natural, style horor yang dipakai standard. Twist kurang maksimal. Di tengah film, Movielitas membayangkan bakal ada twist yang lumayan, mis

Antara kehilangan anak bertemu dengan kehilangan kepercayaan

Sebuah sajian cerita yang datang dari negara Jerman. Berkisah tentang 5 orang pria yang melakukan kegiatan alam menyusuri perhutanan rimba. Entah darimana asal muasal penyebabnya, kehadiran lima orang pria ini diusik oleh penembak gelap yang tanpa alasan jelas memburu dan menembak lima pria ini. Dari plot konflik dasar itu, film ini berjalan pelan pelan menarik. Tapi, begitu semakin ke dalam dan cerita semakin melebar, film ini menjadi kurang menarik lagi. Konflik terpecah di tengah film dimana harusnya menjadi cerita survival dibumbui dengan konflik kehilangan kepercayaan dan kehilangan anak.  Dari awal film ini jelas memancing ingatan Movielitas ke film yang berjudul sama, Prey . Hanya bedanya di film itu, berkisah tentang survival dari serangan hewan buas. Di sisi lain pernah ada film yang bergaya hampir mirip dengan disini yaitu The Ritual yang berkisah tentang sekawan pria yang melakukan kegiatan penyusuran hutan rimba kemudian diserang oleh pihak tak dikenal. Hanya saja berbeda

#AkuHarusBertahan

Sajian kali ini datang dari negara Korea. Kalau dilihat dengan posternya, tentu sudah tidak terlalu berpikir banyak menerka isi film ini. Sudah punya bayangan film in ber-genre apa. Berkisah tentang seorang pemuda yang terbangun dari mimpi semalam dan menemukan dirinya tersendiri di kamar apartemen. Setelah berselang beberapa lama kemudian, pemuda ini menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi di luar kamar apartemen-nya yang memaksa siapapun juga yang kebetulan ada di dalam rumah harus melindungi diri dari serangan virus mematikan. #StayAtHome Plot dasar film ini tidak berat. Tidak memerlukan pemikiran dalam merenungi rangkaian cerita demi cerita. Sangat sederhana. Konsep alur cerita sekaligus tampilannya juga berkonsep minimalis. Tempat setting cerita hanya berada di apartemen itu saja. Fokus dan nyawa film ini ada di permainan akting aktor Yoo Ah In.  Yang menarik perhatian Movielitas dari film garapan sutradara Cho Il Young ini adalah lokasi apartemennya. Mungkin memang di Korea sana

Kisah kecil Mowgli dan hutan rimba-nya

Movielitas kurang yakin dengan versi film Mowgli ada berapa atau berapa kali sudah dibuat versi-versi nya. Yang pasti sekitar tahun 2016 ada versi The Jungle Book garapan sutradara Jon Favreau . Jika dilihat sepanjang film Mowgli versi garapan sutradara Andy Serkis ini, ada banyak perbedaan dengan versi 2016-nya. Secara tokoh dan konflik utamanya, sama. Yaitu konflik sang anak Mowgli dan karakter harimau keji, Shere Khan. Hanya saja ada perbedaan alur cerita antara versi Serkis dan Favreau. Versi Serkis ini, menambahkan sedikit bumbu konflik kecil dengan karakter manusia. Di versi Favreau,Mowgli diceritakan sudah lihai berlari cepat dan menguasai medan perhutanan. Sedangkan di versi Serkis ini, diceritakan "lebih awal" tentang awal mula Mowgli ditemukan yang kemudian diasuh oleh kawanan serigala dan Mowgli disini masih harus dilatih dengan target mampu berlari secepat serigala untuk bisa mengahadapi Khan. Versi Favreau, mungkin karena faktor Disney di belakang film, tampilan

Mengasuh anak salah asuhan

Menyambut Natal tahun ini ada sajian film ber-genre thriller. Garapan dari sutradara Chris Peckover. Berkisah tentang teror yang dialami oleh seorang babysitter atau pengasuh atau penjaga anak berbayar. Itu konflik sederhananya. Alur cerita film ini ringan saja. Khas thriller muda-mudi ala Hollywood. Yang membuat Movielitas tertarik dari film ini bukan dari alur cerita nya melainkan dari faktor luar film. Salah satunya adalah penampilan cantik dari aktris muda Olivia DeJonge. Meskipun aktingnya, masih biasa saja, tapi kecantikannya cukup menonjol. Sepanjang jalan cerita, Movielitas teringat beberapa film yang mungkin similar dengan gaya thriller film ini. Dari sisi pemain di dalam nya, film ini mengingatkan pada film The Visit garapan sutradara kenamaan M. Night Shyamalan. Yang kalau ditengok dari tahun produksinya, film ini adalah duet kedua dari Olivia DeJonge dan Ed Oxenbould. Kalau di The Visit, mereka berdua berpasangan sebagai kakak-adik, disini menjadi pengasuh dan anak asuh.

Tawaran yang sulit ditolak tapi terlambat disesali

Satu hal yang membuat Movielitas tertarik menonton film ini awalnya adalah melihat poster film nya. Sepintas ada aura horor yang tersirat dengan sekilas mirip dengan film horor klasik Rosemary Baby, yang Movielitas kurang ingat apakah pernah menonton nya. Berkisah tentang seorang remaja putri yang menerima pekerjaan sebagai asisten rumah tannga dari pasangan suami-istri yang hidup "sederhana" tanpa anak. Tanpa basa-basi lama, pasangan suami-istri itu menawari sebuah tawaran yang sulit ditolak oleh asisten baru mereka. Film non Hollywood ini memiliki gaya cerita yang berjalan lambat awalnya. Semakin ke dalam juga masih lambat-lambat saja. Horor nya tidak mengenai ekspektasi. Tidak menyeramkan. Konflik inti nya dapat dipahami namun kurang mendapat dukungan maksimal dari alur cerita dan teknik horor-nya. Alhasil, film garapan sutradaraAli Abbasi ini jatuhnya biasa-biasa saja. Keseluruhan, tidak ada yang istimewa. Film drama-horor ini jauh dari ekspektasi Movielitas. Meskipun gay

Virus seksual yang horor

Sebuah sajian horor. Lebih tepatnya sexy-horror. Suatu ketika, entah kapan pastinya, Movielitas seperti pernah membaca sebuah ulasan yang menyatakan bahwa film ini cukup menarik. Entah karena unsur sexy-nya atau karena unsur horor nya, lupa.  Konyol, boring , wasting time . Setidaknya itu kesan bagi Movielitas saat menonton film ini. Plot ceritanya dangkal dan sangat konyol. Alur ceritanya standar. Gaya horor nya jauh dari menakutkan. Konflik utamanya adalah ada sebuah virus tercipta di muka bumi. Entah berasal darimana, dipercaya virus itu akan hinggap ke manusia setelah berhubungan badan. yang pasti berhubungan badan lawan jenis, kalau sampe sesama jenis wahhh gacau .... Alkisah, virus ini hinggap di seorang pria muda tampan. Kemudian, ditularkannya lah ke sang kekasih wanitanya. Hingga akhirnya sang wanita tersebut ikut menjadi tertular. Bukannya harus di-vaksin atau karantina 14 hari di rumah, syarat bebas virus adalah harus sukses mengajak berhubungan intim dengan pria lain. Kekon

Tagihan pra nikah

Sajian dari Korea. Sebuah drama misteri tentang seorang pria yang tanpa ada angin tanpa ada hujan, tiba-tiba harus kehilangan kekasih yang akan dinikahinya sebulan ke depan. Dari kehilangan tersebut, pria ini akhirnya mengetahui siapa sebenarnya kekasihnya tersebut. Sebenarnya plot misteri film produksi 2012 ini sangat bagus. Detik-detik awal, film berjalan dengan misteri yang menarik untuk diikuti. Tapi, kembali lagi, Movielitas kesulitan mengikuti jalan cerita di tengah perjalanan film. Kang Seon-yeong,Cha Gyeong-seon, belum lagi nama-nama kota, dan karakter-karakter lain yang namanya susah sekali untuk Movielitas ingat, membuat sedikit membingungkan. Intinya, hutang piutang, namun karena dibarengi dengan nama-nama karakter dan kota, Movielitas kurang bisa mengerti detailnya. Overall, terlalu rumit. Kurang simple bagi Movielitas meski plot dasarnya menarik yaitu pencurian identitas karena sejarah masa lalu. Pesan moral film ini, mungkin, adalah bila ingin bahagia selesaikan dahulu hu

Kasus West Memphis Three 1993

Pastinya alasan Movielitas memilih film ini adalah karena berdasarkan kisah nyata. Kisah nyata yang juga Movielitas baru tahu yaitu kasus West Memphis Three. Sebuah kasus pembunuhan tiga anak kecil yang agak kabur dalam pemecahannya. Atau juga boleh dikatakan salah eksekusi. Secara film, Movielitas melihat alur cerita film ini kurang menarik disebabkan ada beberapa bagian cerita terasa kaku dalamakting maupun perpindahan dari satu scene ke scene yang lain. Di awal film juga terasa kedodoran mengikuti jalan ceritanya. Akhirnya, untuk melengkapi film ini, Movielitas harus mencari literasi wikipedia dan juga sedikit melihat-lihat youtube. Dan, ternyata cukup banyak ulasan tentang kasus West Memphis Three ini. Begitu pula di wikipedia, ulasan nya sangat sangat panjang dikarenakan pelik nya penangan hukum pada kasus ini yang sedikit "ganjal".  Film garapan sutradara Atom Egoyan ini berkisah tentang tiga orang anak kecil, Stevie - Christopher - Michael, yang hilang pada saat ijin

Berawal dari rasa ingin muntah...

Versi Movielitas, film yang diedarkan oleh layanan streaming Netflix ini memiliki dua babak. Babak pertama babak menarik, dan babak selanjutnya kurang begitu menarik lagi. Gaya horor yang ditampilkan pada paruh babak cukup menarik. Karena karakter "jahat" yang ditampilkan adalah alam dan anak kecil misterius dengan karakter minimalis, yaitu kakak-beradik. Sampai poin itu, film ini berjalan dengan nuansa horor yang bisa menegangkan. Semakin ke dalam, semakin liar dengan horor penuh fantasi yang terlalu "tinggi". Karakter tokoh ditambah dan gaya horor nya sudah mulai tidak natural lagi.  Overall, yang membuat horor ini cukup menarik di awalnya ternyata memang dilatarbelakangi oleh nama besar gaya horor terkenal dari Stephen King. Konflik dalam film ini boleh dibilang senada dengan konflik pada film Triangle . Sayangnya, Movielitas kurang begitu antusias lagi ketika alur cerita horor mulai dibumbui oleh gaya horor yang terlalu berlebihan. In The Tall Grass (2019) - 6/1

Petaka berkunjung Pulau Harta Karun

Tontonan hari ini berkisah tentang seorang pria yang mengajak liburan keluarga kecilnya tapi berujung petaka. Simple. Secara plot, film garapan sutradara Phil Volken ini sangat menarik. Sederhana tapi kompleks menegangkan dengan menampilkan kesan paradoks. Tetapi entang mengapa, Movielitas melihat alur ceritanya semakin ke dalam semakin bertele-tele dan menjadi kurang menarik.   Salah satu nilai jual dari film ini adalah nama Barkhad Abdi yang sukses bermain sebagai pembajak di film Captain Phillips . Dan memang fisik serta gaya akting Barkhad ini terasa cocok bila memerankan karakter penjahat. Overall, Movielitas suka dengan plot cerita nya namun kurang dalam eksekusi nya. Alur cerita menjadi kurang menarik. Extortion (2017) - 6/10

How to be a perfect daddy?

Menyambut Natal, setelah The Other Guys dan Daddy's Home pertama , kali ini dilengkapi dengan Daddy's Home 2. Formula andalan yang tetap dipakai adalah duet Mark Wahlberg (karakter pria tough) dan Will Ferrell (karakter lelaki soft). Bedanya di film kali ini, ada penambahan formula untuk karakter "kakek" tough dan "kakek soft". Menurut Movielitas, formula andalan duet Mark dan Will ini tidak sedahsyat bagian pertama-nya. Konflik dalam film ini pun sangat ringan. Khas untuk hiburan keluarga bahagia yang selalu menyempatkan diri berkumpul dan menonton film dengan aneka makanan cemilan di hari yang hangat. Overall, tidak terlalu istimewa. Konflik dan gaya humornya juga standar saja. Penambahan karakter garang Mel Gibson dan John Cena pada film genre soft, sebagai keluarga besar Mayron-Whitaker, juga tidak berpengaruh banyak. Daddy's Home 2 (2017) - 6/10

Karir cemerlang sang kurir yang kehilangan waktu di usia senja

Pastinya nama Clint Eastwood yang membuat Movielitas tertarik memilih film ini sebagai tontonan kali ini. Dan, lagi tidak bisa dipungkiri bahwa Clint Eastwood memang seniman film yang berkualitas tinggi meski usianya kini sudah berkepala sembilan. Disini Clint Eastwood sebagai produser sekaligus sutradara. Berperan sebagai Earl Stone yang dulunya berprofesi sebagai petani bunga bertipikal "kuno". Usaha bisnis nya yang dulu maju, harus rela terlindas oleh perkembangan jaman. Tidak saja kehilangan ladang bisnis, tapi juga kehilangan keharmonisan keluarga, memaksa Earl Stone mengambil profesi kurir sebagai penyambung hidup. Cerita yang dipilih oleh Clint Eastwood disini cukup menarik karena berdasarkan kisah nyata. Peran tokoh nya terinspirasi oleh kisah hidup Leo Sharp. Dan, hebatnya dari film ini adalah tidak ada penghakiman mana yang benar atau salah. Sisi cerita yang dipilih oleh Clint Eastwood lebih ke sisi manusiawi. Justru Clint Eastwood terasa lebih ingin memberi pesan m