Skip to main content

Cara mudah daftar dan menikmati layanan Netflix


Topik malam ini membahas tentang dunia streaming. Kalau jaman dulu, Movielitas mendapatkan film dari satu rental ke rental lain. Pada saat itu seperti menyenangkan bila berkunjung ke tempat rental, kadang juga bingung mendebarkan saat menjatuhkan pilihan sulit mencari film-film yang bagus. Saat itu film bagi Movielitas masih berbentuk fisik. Meski sudah ada internet tapi belum begitu mengenal.

Sejak menjamurnya layanan warnet dan dunia per-download-an. Dunia rental pun pelan-pelan mulai seperti sadar diri. Era harus berganti. Movielitas menikmati era dunia copy-paste download film. Dan, lagi-lagi era dituntut berubah cepat. Internet semakin menjamur, internet pun semakin canggih menghadirkan sistem tonton secara streaming. Meski terlambat, akhirnya Movielitas ikut merasakan dunia streaming-an. Salah satunya adalah layanan Netflix.

Awalnya dulu, Movielitas menganggap bahwa layanan Netflix ini hanya untuk mereka yang memiliki kartu kredit. Dan Movielitas bukan tipe orang ber-kartu kredit. Alhasil, sempat ada masa Movielitas buntu dan menyerah untuk menikmati hobi nonton film. Paling sering menonton film yang sudah pernah ditonton. Stok film baru masih ada namun tidak ada mood.  

HIngga di satu waktu, Movielitas memberanikan diri mencoba daftar di layanan Netflix. Dan, ternyata entah mulai kapan pastinya, layanan Netflix bisa dimulai dengan e-wallet. Jadi, tidak harus memiliki kartu kredit untuk menikmati layanan Netflix. Selain itu juga prosesnya sangat mudah dan cepat.

1. Daftar dimulai dengan isi email. Biasanya bagi yang sudah memiliki Android atau Iphone, harusnya sudah ada dan tahu email masing-masing. Setelah isi email, pilih plan atau rencana biaya bulanan. Bisa disesuaikan sendiri sesuai budget.

2. Pilih plan. Harga plan ini bisa berubah sewaktu-waktu. Tinggal pilih mau dibuat nonton sendiri atau sekampung. Pilihan plan juga berdasarkan kualitas gambar. Hingga saat ini prinsip dasar Movielitas, isi film jauh lebih penting dari "kulit"-nya.  Mau itu kualitas gambar atau apanya, yang paling penting adalah isi ceritanya. Karena itu Movielitas pilih plan termurah di kelasnya.

3. Setelah pilih-pilih plan baru ke tahap cara bayar. Bisa Kartu Kredit atau e-wallet. Gopay atau Dana. ( Gift Code, ini cara baru. Waktu Movielitas daftar dulu, belum ada layanan Gift Code). Ke depannya juga pastinya akan tambahan cara bayar. Misal lewat teller bank atau kantor pos terdekat.

4. Karena Movielitas pakai sistem digital wallet, tinggal ikuti instruksi demi instruksi. Bayar. Selesai. Nonton.

Membership Netflix bisa dihentikan kapan saja. Jadi, tidak perlu takut kebobolan. Cara lain selain klik stop membership, ya tinggal dikosongkan saja saldo e-wallet dan abaikan notif yang masuk.

Bagus tidaknya film pastinya bukan soal layanan Netflix atau lainnya, tapi penilaian Movielitas lebih ke koleksi film di dalamnya. Saat ini Movielitas menilai Netflix cukup bagus dalam hal koleksi filmnya. Banyak pilihan dan kolom search-nya tidak ngawur. Tidak menonjolkan tontonan lokal semata. Porsi film berbagai negara ada meski berbeda. Dan, yang paling menonjol dari Netflix menurut Movielitas saat ini adalah film dokumenter-nya yang bagus-bagus. Overall, bagus. Agak mahal dibandingkan layanan lain merk, tapi sepadan kualitas yang diberikan.
 Selamat menonton.







Comments

Popular posts from this blog

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan

Terdampar di bawah jembatan

Kalau Hollywood punya Cast Away nya Tom Hank, maka Korea punya ini. Yang semuanya serba "terbalik" dengan punya Hollywood. Meski sama-sama terdamparnya, namun disini dibuat komedi. Kalau di Hollywood, Tom Hank terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang dikelilingi luas samudera, disini karakter pria-nya juga sama terdampar. Namun lebih beruntung, karena di kelilingi gedung perkantoran, apartemen, dan aliran sungai Han, yang kadang juga dilewati kapal pesiar kecil. Kalau Tom Hank harus berjuang hidup dan menulis " HELP " di atas pasir pesisir, disini juga. Namun diselipi tambahan, bahkan tak hanya HELP tapi HELLO . Di pulau Korea ini malah bisa bercocok tanam, memiliki sahabat pena, bahkan masih bisa dijangkau delivery black noodles.... Kalau di Cast Away versi Hollywood, Tom Hank mendominasi jalan cerita, disini justru dipecah, dengan tambahan karakter wanita yang hidup "terisolasi" dan aneh. Keseluruhan, menghibur dengan kon

Kasus dalam roll 8mm

Film misteri pembunuhan ini disutradarai oleh Joel Schumacher dan dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Berkisah tentang seorang investigator swasta yang menangani sebuah kasus penculikan dengan kekerasan. Dari segi jalan cerita sangat menarik. Gaya film ini seperti membuka bungkus misteri satu demi satu. Runtun lancar dan terangkai baik. Kemampuan film dalam membungkus misteri mampu membuat betah menyimak hingga akhir. 8mm (1999) - 7/10

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

La Mujer De Mi Hermano

Kali ini sebuah sajian dari Meksiko. Berkisah tentang konflik rahasia percintaan rumit dalam keluarga sendiri. Adalah Zoe yang menikah dengan Ignacio. Namun, apa daya Zoe merasa kurang bahagia lahir dan batin. Apalagi diperparah dengan kondisi yang tak kunjung memiliki momongan. Akhirnya, Zoe pun berpetualang mencari kenikmatan dan sasarannya adalah adik iparnya sendiri, Gonzalo adik Ignacio. Plot ceritanya tidak rumit seperti temanya. Masih mudah untuk diikuti karena tak terlalu banyak karakter yang dimunculkan. Konflik nya lumayan dalam. Tidak dangkal. Namun, olahan ceritanya kurang tensi menarik. Terasa biasa saja. Adegan dewasa memang menjadi hiasan film ini. Apalagi aktris yang ditampilkan sangat "panas". Seksi abis. Tapi kategori ke-panas-an adegan dewasanya masih dalam kategori setengah. Tidak terlalu banyak juga tak terlalu berani vulgar. Masih biasa saja. Yang menarik perhatian penulis, disamping aktris Barbara Mori yang bagai dewi, juga loka

Memburu jejak emas batangan bermotif penari Bali

Dulu, seingat penulis film ini cukup fenomenal pada jamannya. Terutama pada penggunaan mini cooper. Meskipun sebenarnya Mr.Bean sudah lama memakai di serial televisi. Kini, ada kesempatan kembali menikmati sajian film yang disutradarai F.Gary Gray. Dan, yang baru bisa penulis sadari adalah jajaran cast -nya yang ternyata cukup mantab. Mark Wahlberg, Jason Statham, Mos Def, Donald Sutherland, Edward Norton, tak ketinggalan pemanis yang seksi Charlize Theron. Kalau dari template ceritanya, kurang lebih mirip gaya Ocean Eleven . Satu tim dengan gaya santai berusaha "merampok" barang curian jutaan dollar. Banyak bintang tenar yang kemudian diletakkan sebagai tim dengan keahlian. Disini minus anggota dari daratan Asia. Tidak perlu memikirkan caranya atau berapa biayanya. Baik antara tim Ocean maupun tim Charlie disini memiliki kesamaan, semua serba sudah tersedia. Tugas mereka hanya menyajikan hiburan apik aksi pencurian kelas atas. The Italian

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Prahara suami-istri di ruang interogasi

Ada dua nama besar di balik film ini. Tiga, satu lagi nama panas. Ada Morgan Freeman, Gene Hackman, dan Monica Bellucci uughhh...hot . Berkisah tentang seorang Henry Hearst, yang dikisahkan menemukan sesosok mayat seorang gadis di bawah umur. Tidak lama sebelumnya, Henry Hearst pun berada di dekat lokasi ditemukannya sesosok mayat yang lagi-lagi berjenis kelamin wanita dan di bawah umur. Karena dua kali, Henry Hearst ini ditemukan "berdekatan" dengan kasus pembunuhan yang hampir sama pola-nya, akhirnya Henry Hearst dicurigai oleh pihak kepolisian. Tidak hanya dicurigai polisi, Henry Hearst pun ternyata banyak menyimpan rahasia yang membuat pihak polisi semakin curiga dengan gerak-gerik serta latar belakang Henry Hearst. Alur cerita film ini sebenarnya sangat drama sekali. Membuat ngantuk bila tidak mengikuti dengan benar. Memakai gaya plot cerita satu malam dan hanya berputar-putar pada konflik di ruang interogasi polisi. Konfliknya biasa saja, mencari pembunuh di kasus pembu

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang