Skip to main content

Saatnya pelajar perlu menulis blog

Setelah dinyatakan lulus beberapa minggu lalu sebagai pelajar, penulis merasa perlu dibudidayakan blog di kalangan pelajar, karena sebagai mantan pelajar tentu penulis punya pengalaman dan beberapa alasan

- Sebagai media untuk berbagi. Berhubung masuk di jurusan IPS karena menghindari angka dan rumus fisika, ternyata masih harus bertemu dengan Kas dan Neraca yang terasa seperti Neraka. Rumitnya memang kuadrat. Ini perlu diberdayakan jenis blog yang khusus membahas mata pelajaran Akuntansi (Atau matematika. Atau fisika, kimia, biologi. Bisa juga geografi atau sosiologi.) Ini penting. Tentunya sang penulis harus dari kalangan pelajar agar bahasa penyampaiannya mudah dipahami. Selain itu, agar tugas dapat dikerjakan secara lancar tanpa harus mengandalkan teman yang pintar sebagai dewi penolong.

- Sebagai media pengingat. Pengalaman pribadi penulis yang baru saja lulus SMA, rasanya sulit sekali mengingat kejadian demi kejadian indah yang terjadi selama masa SMA. Contohnya, saat dikejar-kejar 3 teman sekolah wanita sekaligus. Penulis ingat siapa saja yang mengejar, yang lupa adalah alasannya. Entah karena hutang di kantin atau karena buku pe-er yang belum dikembalikan. Kisah-kisah indah seperti ini akan sulit diingat bila sudah mencapai usia dewasa, percayalah...

- Sebagai media kenangan. Selain cerita indah, tentu harus ada foto kenangan. Karena bila hanya mengandalkan path, instagram, atau juga facebook, rasanya akan "kurang" bebas karena batasan jumlah karakter dan koneksi yang makan kuota, apalagi parahnya kalau lupa password dan username. Tapi, kalau di blog, akan lebih leluasa menaruh foto dan kisah dalam satu media saja.

- Sebagai sarana menyatakan cinta... Cocok buat yang termasuk jenis pemalu-malu (in). Tentunya akan sulit, gugup, berkeringat, gemetar, demam, pusing, mual, tersedak ketika harus menyatakan cinta. Nah, di blog akan lebih lega mencurahkan isi hati tentang siapa yang ditaksir, kapan ditaksir, alasan kenapa naksir. Bisa juga menuliskan pengalaman setiap kali ditolak. Diharapkan melalui blog dapat berbagi atau juga dibagi tips dan trik mendekati pelajar impian kita guys...

Sumber : google.com
Menurut hemat penulis selama bersekolah setiap media aplikasi sosialitas yang kekinian memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Misal ingin pamer sedang berada dimana - dengan siapa - lagi apa lewat path, tentu saja memerlukan paket pulsa tersendiri... (lagian siapa juga yang nanya sedang dimana, lagi apa, berbuat apa...)

Misalkan lagi, ingin eksis pamer kemesraan lewat foto instagram, tidak saja beresiko menjebol keuangan tapi juga menjebol bahkan meremukkan hati bagi yang naksir tapi ga kesampaian... Kasihan kan?

Berbagi tips trik pelajaran geografi lewat twitter. Habis diputus atau ditolak lalu curhat "beratnya" perjuangan cinta selama semester lalu lewat twitter.... apa ga capek tuh nulis dibatasi dan bolak-balik tweet menghiasi timeline orang lain.....

Tapi tentu saja, setiap ada kekurangan pasti akan ada kelebihan. Kelebihan memakai aplikasi Path dan bangsanya (insta,Facebook,tweet) adalah...tidak dikucilkan teman sekelas, tidak dihina teman sekolah, meningkatkan gengsi, meningkatkan prestise bukan prestasi, dan memperbesar persentase kemungkinan rasa suka kita kepada kakak atau adek kelas akan sukses diterima karena menyandang predikat kekinian. Pokoknya diinstall saja semua aplikasi kekinian hingga hang...

Intinya, baik blog atau media sosial lainnya memiliki keunggulan dan kelemahan tinggal bagaimana kita menggunakannya secara bijak atau tidak.

Comments

  1. Katakan Cinta melalui Blog.. Ide menarik itu buat pelajar. Belum pernah lihat juga. :D

    ReplyDelete
  2. hehe untung saya sekolah di lingkungan yang tidak mengenal media sosial. karena full day kegiatan. ---> pesantren. bisa pegang Gadget kalau pulang 1-2 bulan sekali haha. jadi ga ada gengsi-gengsian karena kurang eksis. Semakin dia aktif di kegiatan sekolah semakin dia eksis dan dikenal civitas akademika. begitu kalo sekolahku dulu sistemnya

    @adibriza

    ReplyDelete
  3. maaf mas, mau koreksi sedikit.

    "penulis merasa perlu dibudidayakan blog di kalangan pelajar"

    mungkin lebih tepatnya "membudidayakan" yaa.

    eh, sebentar baru lulus sekolah ?? astaga, saya merasa tua

    ReplyDelete
  4. Ya ampun neraca , kas :D

    @umimarfa

    ReplyDelete
  5. Hehehe bagus nih katakan cinta ditulis di Blog daripada langsung ke orangnya belum tentu diterima, hehehe

    @amma_chemist

    ReplyDelete
  6. katakan cinta lewat blog, hehehe lumayan yak, syukur-syukur yang ditaksir baca postingan kemudian ninggalin komentar :D

    @gemaulani

    ReplyDelete
  7. @elisa, belum pernah lihat mungkin belum banyak yang berani nulis cinta di blog x ya hehehe thx comment nya

    ReplyDelete
  8. @adib,saya juga tidak terlalu banyak pakai medsos. Bukan tidak suka tapi handphone yang tidak memungkinkan :) thx commentnya

    ReplyDelete
  9. @andhika, "eh, sebentar baru lulus sekolah ?? astaga, ssttt...jangan keras2....
    Thanx koreksi dan koment nya :)

    ReplyDelete
  10. @amma_chemist, betullll

    @ummi, Ya ampun Rugi Laba, Selisih...

    ReplyDelete
  11. @gemaulani, amit-amit yang ditaksir baca postingan kemudian ninggalin komentar menolak....#jleb..

    thx comment nya

    ReplyDelete
  12. uy..uy,,sarana menyatakan cinta itu ga kuku banget. tapi setuju blog bisa menjadi moment kenangan karna video,foto dan tulisan bisa masuk di dalamnya sebanyak yg dimau

    @siethi_nurjanah

    ReplyDelete
  13. Sebagai media kenangan, itu yang paling bisa jadi penyemangat ngeblog :)

    @f_nugroho

    ReplyDelete
  14. Yuppp, kita kudu bijak dalam menggunakan sosial media
    @rin_mizsipoel

    ReplyDelete
  15. udah nggak pelajar lagi, semoga ngeblognya tetep jalan ya :)

    @QuelleIdee07

    ReplyDelete
  16. @siethi, siapa tahu bisa seromantis di film-film Korea.

    @farid + @rinrin , yup betul...:)

    @quelldee, pasti donk.... :)

    thanx comment nya to all

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi.

USS Tiger Shark yang terkutuk

Film ini termasuk salah satu film yang cukup berkesan meskipun rating internasional-nya biasa saja. Penulis suka dengan gaya horornya. Ada beberapa adegan horor yang menurut penulis bagus dan pas dengan situasi cerita di kapal selam. Namun, untuk bagian latar belakang masalah-nya kurang begitu mengerti. Sejauh yang bisa penulis tangkap persoalan di dalam kapal selam tersebut bermuara dari adu argumen soal sasaran lawan perang yang berujung pada kudeta lokal. Keseluruhan, film drama misteri yang menarik dari sisi misteri horor-nya. Below (2002) - 6/10

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih

Senyaman-nyamannya hidup di istana orang lain, lebih nyaman tinggal di rumah sendiri

Film ini mengangkat tema yang cukup sensitif, yaitu tentang kehidupan sepasang lelaki yang menikah (sesama jenis). Sebatas yang penulis tahu, selama ini yang sering beredar di media sosial internet, seorang atau komunitas yang "mengaku" penyuka sesama jenis, biasanya memasang foto atau gambar lelaki berotot atau six pack . Dan, ada juga akun-akun profil atau grup yang mengusung tema "suka sejenis" ini memanaskan diri dengan gambar atau video vulgar (dewasa). Tapi disini, semua itu akan terbalik. Drama yang diangkat cukup halus. Tidak ada kesan seperti memuja hubungan sejenis secara berlebihan. Tidak ada karakter muda yang berotot kemudian memamerkan body gempal atau dijejali dengan adegan-adegan vulgar sesama jenis. Yang membuat kesan film berlatar belakang percintaan sesama pria ini menjadi "lembut" salah satunya karena yang diceritakan adalah karakter pasangan yang bisa dikatakan sudah manula. Lainnya yang menarik adalah konfliknya yang

Sejarah India di Liga Baseball Amerika

Pertama kali melihat pembukaan ala Disney, sempat bertanya-tanya mengapa ada embel-embel Disney di film ini, dengan intro backsong India ... Semakin ke dalam, hingga film berakhir, penulis baru menyadari, memang ini ciri khas Disney yaitu selalu berbagi inspirasi. Dan, memang nyata film ini menginspirasi. Dan, memang nyata film ini berdasarkan kisah nyata. Mungkin memang sejarah Disney, yang konon menjadi "raksasa" di dunia hiburan anak, berangkat dari " ke-tidak mungkin-an ", besar dari keajaiban bila kita percaya pada keajaiban. Film Disney kali ini menceritakan tentang Dinesh dan Rinku yang menjadi atlet India pertama di Liga Baseball Profesional di Amerika. Mereka direkrut melalui kontes Million Dollar Arm yang unik dari ide seorang Mr. JB sir. Dan, film ini bukan berbicara pada bentuk kontes unik tersebut melainkan tentang siapa Dinesh dan Rinku sebelum menjadi pemain baseball internasional. Disinilah titik inspirasi yang dibagikan oleh D

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10