Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Berlari bersama bintang

Sudah hampir lebih tiga kali mencoba menyimak, menyimak, dan menyimak lagi, tapi memang mungkin faktor mood atau memang jalan ceritanya yang kurang simple akhirnya jadi kurang begitu menarik. Konfliknya kurang begitu terasa jelas. Alur ceritanya samar berjalan maju-mundur. Tentang mafia, tas berisi uang, Star yang berambisi jadi star idol, pembunuhan, kejar-kejaran. Kurang ada garis cerita tegas antara flashback dan masa kini. Hanya sisi komedinya yang di beberapa momen bisa terasa, khas Korea. A Millionaire on The Run (2012) - 5/10

Vannacutt yang menakut-nakuti

Sebuah horor yang berkisah tentang sayembara di sebuah istana berhantu. Gaya horor film ini hanya mengandalkan keminimalisan cahaya, make-up seram berdarah, dan komputerisasi. Kesan yang terbangun menjadi horor komputer biasa. Alur ceritanya sederhana dengan konsep horor yang terasa biasa saja tak ada yang istimewa. House On Haunted Hill (1999) - 5/10

Antara cerita, sejarah, dan realita dibalik tembok museum sejarah

Film ini cukup berkesan. Bukan dari kisah di dalamnya melainkan dari "sejarah" dan realitanya. Berkisah tentang drama penyanderaan yang terjadi di Museum of Natural History. Yang bermain di dalamnya ada Dustin Hoffman, John Travolta, dan Alan Alda. Menarik. Sebelum Museum of Natural History terkena krisis kunjungan di Night At The Museum , ternyata penulis baru temukan sejarah berulang. Karena di film ini museum tersebut sudah diceritakan krisis keuangan. *Satu line dialog menarik, "ketika anak-anak malas mengunjungi museum kini bahkan mereka harus menginap (disandera) di dalamnya." Lagi. Jauh sebelum bertemu sebagai besan di Meet The Focker , rupanya, Hoffman dan Blythe Danner sudah bertemu di sini lebih dulu. Lagi sejarah berulang. Kali ini untuk Travolta. Sebelum menjadi penyandera yang emosional di Taking Pelham , rupanya Travolta pernah "belajar" disini. Konflik film ini sebenarnya cukup menarik. Tumpang tindih namun berkaita

Awal cinta dari terdampar

Kali ini penulis mendapatkan filmnya Harrison Ford yang bergaya komedi. Komedinya mengingatkan pada drama Tom Hanks yang terdampar, namun di sini lebih beruntung karena model terdampar yang dialami Ford bertemankan seorang wanita cantik. Momen "terdampar" seperti di film ini juga kadang ikut melabuhkan angan-angan andai saja bisa terdampar dengan seseorang. Tapi tentunya angan-angan tersebut sangat berpengaruh besar pada siapa yang menjadi teman terdampar kita. Komedi di sini juga didukung oleh salah satu karakter yang tak asing bagi penulis yaitu Ross dari sitkom Friends . Dan memang sejak awal aroma komedi cerah sudah tercium. Apalagi tema besar film ini adalah tentang liburan eksotis di pulau surga tropis yang berujung pada tema terdampar romantis. Konflik film ini ringan saja. Tentang terdampar bersama dua sejoli, kemudian selisih paham, lalu saling paham. Juga seolah tak lupa pada karakter Ford yang sering bermain di drama aksi serius, film ini juga

Pelarian dari tanah Irlandia

Yang menjadi alasan utama memilih film ini tentu saja tak lain tak terbantahkan adalah pertemuan dua bintang besar, Harisson Ford dan Brad Pitt. Sayangnya, konflik yang dihadirkan kurang mantab. Terasa kaku. Biasa saja. Berlama-lama di area kehangatan drama keluarga lalu memulai konflik pemunculan identitas. Kualitas akting Brad Pitt dan Ford sama-sama kurang mendukung jalan cerita film ini. Kurang emosional. (Mungkin) film ini ingin menampilkan sisi dilema karakter Frankie yang "berlari" ke negeri Amerika setelah negaranya sendiri melakukan perburuan terhadap dirinya. Di Amerika, Frankie baru menemukan kehangatan keluarga yang tak pernah dirasakannya. Namun, proses dilema tersebut yang berusaha diangkat kurang begitu nampak jelas, akhirnya drama konflik menjadi datar tanpa emosional dari kisah pelarian karakter Frankie. The Devil's Own (1997) - 6/10

Chevy Killer

Fast Furious atau game Need For Speed itu mungkin sudah biasa buat penulis. Sudah mengenal. Tapi kali ini lain. Sebuah film Norwegia yang bercerita tentang balapan mobil. Lumayan. Taste beda. Keren. Setidaknya bagi penulis. Yang berkesan dari film ini adalah bikinan Norwegia ternyata tak kalah dengan hasil Hollywood. Pengambilan gambar demi gambar juga tertata rapi sekali. Pemandangan alamnya, wow! Dua jempol buat alam Norwegia. Indah megah karya-Nya. Perpaduan balap mobil di alam bebas menghasilkan cerita ringan menarik. Dibungkus dengan soundtrack yang easy listening . Dentuman beat rap mengingatkan pada gaya game Need For Speed. Dan, paling suka soundtrack angel voice di ending. Konflik film ini terasa soft . Tidak hard conflict dengan pukulan tembakan atau berdarah-darah memenangkan lomba. Justru sangat simple. Ada konflik dalam keluarga, dan konflik balapan yang dicampur dalam satu cerita yaitu balapan mobil sejauh 3000km lebih. Lalu ditaburi dengan sedikit aroma

Tarian sang dewi di Vegas

Sebuah drama seksi. Ada sisi drama dan ada sisi seksinya. Bila melihat dramanya, karakter dari Nomi ini seperti mewakilkan secara global karakter pendatang di sebuah kota metropolitan dalam hal ini Las Vegas. Dimana Vegas terkenal dengan kehidupan malamnya yang eksotis sekaligus tempat berkumpulnya kemewahan dan kesenangan dunia. Karakter yang diborong peran Nomi antara lain, kebodohan. Nomi beberapa kali terjebak oleh nafsu yang tak lain karena modal Nomi sendiri yaitu kecantikan dan kemolekan semata tanpa diiringi kualitas isi. Kemudian ada karakter penuh emosi atau temperamental frustasisasi di saat menghadapi persaingan, kompetisi mendapatkan perhatian yang digunakan sebagai konflik di film ini. Terakhir, matrealistis yang membuai hati seorang pemimpi di kota mewah. Disini konfliknya seperti mengumbar realita. Karakter Nomi dijadikan cermin yang mengajak berkaca. Bahwa setiap manusia pada dasarnya akan melakukan hal-hal yang diluar norma atau etika ketika berhubungan a

Perilaku menyimpang terbungkus dalam seni

Khusus Dewasa 18+ Film Jepang. Khusus dewasa. Matang, cantik dan seksi pemeran utamanya, sayang "sakit". Temanya seputar penganut gaya perilaku menyimpang S-M dengan diikat berbagai gaya jungkir balik ditekuk kanan kiri. Eeeuw.... Film ini seperti diplot dan dikonsep tidak seperti semi biasa saja. Masih ada line ceritanya, berlokasi di Paris, namun pastinya tak begitu berpengaruh banyak, selain momen intim yang menjadi background adalah keintiman menyimpang eeeeuww ..., faktor lainnya adalah susah mendapat teks nya. Cukup menikmati tebaran "panas" sana-sini yang cukup rapat, vulgar, dan banyak. Flower And Snake 2 (2005) - 5/10

Terminate with extreme prejudice

Setelah menyimak film klasik ini, kesan yang tertangkap salah duga dan berat. Salah duga karena dugaan dasar mencari film ini adalah tema perang Vietnam, namun ternyata lebih ke drama misi pencarian Kolonel Kurtz seorang militer Amerika yang beralih profesi ganda menjadi kepala suku pedalaman. Berat. Misi pencarian oleh Kapten Willard ini melalui banyak peristiwa yang menggambarkan kesuraman suasana perang Vietnam, baik dari pihak Vietnam dan sisi psikologis tentara Amerika yang bertugas. Akhirnya film ini terasa seperti bersuasana teaterikal yang penuh simbol-simbol dalam setiap gerak ceritanya, sesekali baris dialog yang berpuisi menggambarkan suasana hati sang tokoh. Apocalypse Now (1979) - 6/10

Tersesat dan tidak sendiri

Ternyata film ini disutradarai sendiri oleh Denzel. Lumayan. Dan menariknya lagi adalah dibuat dari kejadian nyata tentang kisah hidup seorang Antwone Fisher. Drama. Tepatnya drama perjuangan hidup seorang yang "tersesat dan sendirian". Besar dari kehidupan keras di masa kecil kemudian salah satu prestasi terbaiknya adalah masuk ke militer. Masa lalunya membentuk karakter yang akhirnya harus mendapatkan perawatan psikiater. Namun, justru melalui perawatan tersebut yang tersesat itu bisa kembali menemukan kehangatan keluarga. Meski bukan menjadi favorit penulis, film ini memiliki alur cerita ringan. Dramanya tidak berat. Kualitas akting Derek dan Denzel bisa membentuk chemistry yang bagus. Yang menarik dari film ini adalah keberadaan karakter Denzel sebagai psikiater dimana meski menjabat sebagai psikiater yang notabene ahli dalam hal kejiwaan manusia, bagaimanapun juga hanya manusia biasa yang juga tak lepas dari masalah hidup. *Hanya saja memang penulis akui

Persaudaraan yang tertikam prinsip

Lagi, film yang emosional dari Korea. Kali ini mengangkat tema persahabatan yang harus "terluka" akibat prinsip. Jadi setidaknya serial Friends bikinan Amerika mempunyai tandingan Friend ala Korea. Dan, menurut data, yang semakin membuat film ini semakin menarik adalah berdasarkan pengalaman pribadi sang sutradara. Alur ceritanya beruntung tidak berat. Ditata dengan grafik yang menanjak dengan tempo pelan memberi rasa seimbang. Dimulai dengan perkenalan tentang empat sahabat yang sama-sama tinggal di Busan. Mereka memiliki latar belakang keluarga yang berbeda satu sama lain. Persahabatan mereka tak hanya persahabatan edukatif di sekolah namun juga di luar sekolah, suka duka dilewati bersama. Menjelang dewasa, pilihan hidup memaksa mereka harus terpisahkan. Dua orang memilih karir menjadi anggota mafia, sedangkan satu tidak jelas, satu lagi (mungkin) yang melatarbelakangi film ini. Apa jadinya bila pilihan menjadi anggota mafia harus memisahkan sahabat sejak kecil?

Misteri spiritual Donnie Darko

Apa benar arti cult film itu merujuk pada sebuah karya yang bergaya baru? Penulis juga kurang tahu, melihat data di wiki film ini termasuk salah satu di dalam arti cult . Penulis merasa konsep alur cerita film ini memang tak seperti film drama biasa. Disini lebih "acak" lebih "liar" dalam penataan alur cerita, bahasa dialog, rangkaian cerita, dan nuansa suram-nya. Ini pertama kalinya penulis menyimak film ini dan pada level pertama ini memang terasa berat buat penulis yang masih awam dalam menikmati media seni film. Yang tertangkap dari film ini datar saja, entah kemana maksud cerita film ini. Kurang simple terlalu abstrak terlalu rumit sehingga tak eye watching untuk selera penulis sendiri. Horor atau sekedar drama misteri perjalanan waktu menembus ruang. Mungkin film ini akan lebih sempurna terserapi bila dinikmati lebih dari dua atau tiga kali berikutnya. Pertanyaan terakhir yang muncul, bila memang intinya "sudah tewas" kenapa harus

Pembalasan dendam polisi hingga Meksiko

Nama Vin Diesel menjadi urutan pertama memilih film ini. Gaya Vin cukup khas dengan suara beratnya dan karakter Vin memang cukup pas dengan film gaya ini. Jaminan aksi laga meski akhirnya tidak padat. Cukup. Tidak menjenuhkan tapi juga tak ada yang istimewa. Biasa saja. Konfliknya juga biasa saja. Alur ceritanya rapat merambat dengan drama pembalasan dendam. A Man Apart (2003) - 6/10

Hantu ada dimana-mana

Mungkin film ini berusaha keras dan sangat keras mengikuti jejak 4Bia yang sangat sukses dan bagus. Namun, sayang usaha keras film ini kurang maksimal. Ada 4 cerita yang semuanya hanya mengandalkan minim cahaya, make-up mengerikan, mata mendelik-mendelik, dan sebangsanya dalam menjaga irama horor. Atau mungkin memaksa horor. Nightclub terbakar yang berujung romantisme dunia hantu. Pembunuhan diri sendiri di sel penjara, yang mati keluar diganti penghuni sel yang baru, dihantui. Apartemen yang memiliki penghuni aneh-aneh. Cerita terakhir memaksa hororhumoria layaknya kisah "di tengah" dalam 4Bia. Semuanya memiliki nada dasar yang hampir sama. Mengandalkan kegelapan remang dan remang. Ketakjuban para karakter tiba-tiba kaget terkejut histeria sebuah hantu muncul. Jual tampang cantik seksi persis lokal punya. Entahlah. Terserah. Keseluruhan, kurang menarik. Still (2010) - 4/10  

Dendam kesumat di balik hasil otopsi lama

Kalau sebuah film menghadirkan kisah pembunuhan misterius sepertinya sudah biasa. Namun, entah kebetulan atau memang kebanyakan film Korea yang penulis dapat memiliki nilai lebih. Seperti kisah di dalam film ini, memiliki dasar pemikiran berat untuk jalan ceritanya. Menariknya, pemikiran dalam dan berat tersebut diterjemahkan ke dalam urutan cerita yang mudah diikuti. Konflik yang dihadirkan di film ini awalnya terasa ringan saja, ada pembunuhan serta mutilasi. Kemudian, ada pembunuhnya. Namun, setelah itu tak hanya sesederhana begitu saja. Dibalik pembunuhan, penonton diajak untuk ikut merasakan dilema besar yang dialami oleh Profesor ahli forensik dimana putrinya diculik. Antara profesi, tanggung jawab, serta keselamatan nyawa putri kesayangan. Tak cukup begitu, konflik baru kemudian membanting emosi dimana ada sejarah panjang dibalik dilema sang ahli forensik. Yang menarik dari film Korea kali ini adalah "kerumitan" konflik dalam film ini yang menarik dan

Project A 2

Kurang bisa mengikuti. Menyimak isi cerita film garapan Jackie Chan kali ini seperti terlambat ke stasiun alias ketinggalan kereta. Intinya polisi baik membongkar polisi jahat. Atraksinya lumayan. Khas akrobatik Jackie. Namun, ceritanya yang sulit "dikejar". Project A II (1987) - 6/10

Kesalahan di mata hukum, kebenaran di mata manusia

Sendu. Atmosfir film yang terasa adalah sendu suram. Dibandingkan dengan Panic Room atau Flightplan , penampilan cerita Jodie disini masih kalah. Disini konfliknya terlalu layu. Kurang semangat kurang mantab. Pemasangan Terrence Howard kurang banyak membantu bahkan menurut penulis, ada tidak adanya karakter Mercer disini tidak begitu berpengaruh. Inti ceritanya adalah pembalasan kasus perkosaan, namun di sela waktu pembalasan, karakter Erica Bain meluangkan waktu "berlatih" mental menembak pelaku kejahatan. Alur cerita mengisi waktu luang disini yang membuat kurang menarik karena karakter Erica sejak tragedi-nya tidak terlihat begitu "mengejar" sang pemerkosa dirinya dan pembunuh kekasihnya. Pertemuan antara Erica dan karakter jahatnya pun akhirnya dipertemukan dengan gaya "kebetulan" oleh detektif Mercer bukan usaha keras Erica. Pesan film yang tertangkap adalah berusaha menampilkan dan mengajak menikmati sudut pandang yang penuh dilema. Ant

Kisah perut samudera

Setelah seharian beraktifitas, memeras keringat, membanting otak, pusing stres dan lainnya, perlu penyegaran sejenak. Film berjenis seperti ini yang sepertinya cocok memberi penyegaran. Sedikit banyak membuat otak menjadi lebih fresh. Yang paling suka dari film ini adalah aliran kisahnya. Rapi. Dimulai dari pinggir laut, pelan-pelan masuk ke dalam laut untuk memulai kisahnya dimulai dari spesies terkecil. Beranjak ke besar hingga yang besar sekali. Laut. Pengalaman penulis, selama tidak pernah melihat langsung atau hanya pernah melihat laut dari foto atau layar kaca, tidak akan pernah merasakan menjadi "kecil". Di dekat laut, kita akan merasakan "kecil" dan sama dengan yang lain. Tak kan ada bedanya bagi ombak laut, siapapun akan diterjang. Karena ombak laut tidak memilih kaya atau miskin. Melihat laut di film ini ada pengalaman luar biasa. Tenang. Syahdu. Menampung jutaan spesies yang bisa kita jadikan sebagai pengetahuan baru. Melihat tingkah pola

Kebetulan cinta dalam berduka

Ini adalah salah satu film Harrisson Ford yang memakai gaya drama lembut. Dan tidak terlihat di bagian awalnya. Di bagian depan film, penulis tertarik dengan tema penggambaran karakter polisi yang sudah berumur namun masih gagah, Dutch. Di tempat lain ada Kay, seorang politikus matang nan manis yang berlomba untuk maju dalam pemilu. Kemudian cerita "berbelok" dengan meninggalnya istri Dutch secara "misterius". Bukan bagaimana meninggalnya namun di balik mengapa bisa sampai meninggal di pesawat jurusan Miami. Penyelidikan pun dimulai, masih menarik. Kemudian, barulah ada koneksi antara kisah Dutch dan politikus Kay. Namun, yang terjadi kemudian adalah berbalik. Minat menjadi down ketika cerita yang dibangun dari awal adalah kisah romantisme dua orang yang sama-sama kehilangan orang terdekat di dalam pesawat. Cerita pun berganti arah menjadi cerita cinta... Masih berjalan dengan kisah cinta panas, masing-masing diimbuhi konflik sendiri-sendiri. D

Cerita dalam pesawat United 93

Satu lagi sebuah karya Paul Greengrass yang berhasil penulis tangkap. Dan, sekali lagi film yang berbicara soal terorisme setelah Green Zone , Sunday Bloody Sunday , dan Captain Phillips yang penulis dapatkan lebih dahulu. Dan, Paul Greengrass menampilkan sebuah karya yang baik disini. Bila sebelumnya penulis telah menyimak film dokumentasi dari pemadam kebakaran New York pada saat terjadi tragedi WTC, kali ini sudut yang diambil oleh Paul adalah dari dalam pesawat United 93. Dimana seperti yang menjadi sejarah dunia pada tanggal 11 September 2001 , gedung WTC ditabrak oleh pesawat komersil yang dibajak, kemudian Pentagon. Dan, pesawat United 93 ini termasuk dalam daftar pesawat yang dibajak hanya tidak mencapai targetnya (Gedung Putih). Menurut penulis, meski ditulis no one survived , sepertinya cerita "bagaimana" kondisi pembajakan di dalam pesawat diambil dari serangkaian hubungan telepon via penumpang kepada keluarga kerabat yang berada di darat. Yang menur

Saudara lintas batas

Film Korea ini membuktikan beberapa hal. Bahwa sejatinya keberadaan subtitle itu sangatlah penting dalam sebuah film, minimal bahasa Inggris, terutama bagi yang memiliki pengetahuan bahasa asing sebatas bahasa gaooll nya saja. Kedua, film ini menegaskan bahwa tidak hanya men- judge film dari luarnya saja atau poster teaterikalnya, karena akan membawa ke kekeliruan. Atau juga menilai dari hanya sebatas sepuluh menit pertama film. Setidaknya setengah dari durasi full film, apabila tertidur berarti memang kualitas cerita film di bawah rata-rata.... Penulis pun demikian, sempat tertidur. Hal ini dikarenakan masalah subtitle yang kurang komplit pengadaannya. Menyebabkan beberapa point penting dalam alur cerita menjadi missing. Dan, keberadaan subtitle yang tak sempurna tersebut sukses membuat penulis tertidur sebentar lalu me- rewind kembali. Tapi, semua itu dilibas. Keliru. Apalagi ketika masuk ke momen flashback setelah aksi bunuh diri lewat jendela. Film ini ternyata

Hanya karena terlihat sangat bahagia

Pernahkan berlibur? Pasti pernah. Pernahkah terbayangkan pada saat berlibur bertemu dengan orang asing? Pasti dan banyak. Lalu, apa jadinya bila salah satu dari yang asing tersebut ikut berlibur dengan cara tak bersahabat tanpa alasan jelas? Pastinya membayangkannya pun tak akan pernah. Mengerikan. Setidaknya itu yang dialami sejoli Yoon Hee dan Jung Hyun. Mereka berlibur rencananya namun dirasuki oleh seorang tak dikenal yang membuat liburan mereka menjadi neraka tanpa henti. Film Korea satu ini bermain di horor psikologis dimana konsep ceritanya mengandalkan simpanan twist yaitu hanya sebuah alasan. Dan sepanjang film hanya "dibuat" menunggu kira-kira alasan apa yang ada di dalam hati seorang asing tersebut. #gaya ending film ini mengingatkan pada gaya konsep film yang dibintangi Vinnie Jones di Midnight Meat Train , yang tersiksa menjadi penyiksa. Seperti ada transfer jiwa ke jiwa yang lain. Say Yes (2001) - 6/10

Little Fish Strange Pond

Absurd. Tidak jelas film ini bercerita tentang apa. Ada 3 bagian, 4 sebenarnya, Zach dengan jualan adult movie , polisi mencari Stephanie, duo pejalan kaki Stephen dan Tuan Jack, dan pertunjukkan Dennis River. Entah apa kaitan masing-masing bagian tersebut kurang begitu jelas. Entah pembunuhan atau komedi atau abstrak mungkin. Filmnya terlihat berdurasi singkat entah memang aslinya begitu atau sudah tergunting sensor dimana-mana. Parahnya lagi, jalan cerita absurd ini diperindah dengan goresan di CD nya yang membuat macet error film, sepertinya ada yang salah belajar nge-dj / dj-ing dengan menggunakan keping VCD. Frenemy (2009) - 5/10

The Last Contestant

Sebelumnya, jauh sebelum mendapatkan film ini penulis pernah menikmati sebuah acara televisi yang konsepnya mirip dengan konsep dasar cerita di film ini. Dan, acara televisi tersebut 95% reality show dan 5% nya lagi tidak yakin. Ada 5 orang random yang dimasukkan ke dalam sebuah rumah untuk tinggal bersama selama jangka waktu untuk memperebutkan sejumlah hadiah uang. Kalau versi lokal memperebutkan rumah mewah. Di versi lokal jumlah kontestannya lebih banyak. Sama-sama memakai gaya tangkap momen melalui CCTV pengintai yang dipasang di penjuru sudut rumah. Konfliknya, bila di versi lokal mengandalkan konflik kepribadian antar kontestan. Semakin tidak betah tinggal semakin "diarahkan" sutradara menjadi "keramaian" yang dapat dijual. Itulah gaya umum reality show lokal. Dan nuansa yang ditonjolkan sangat ramah mengingat untuk konsumsi umum. Banyak kru terlibat, game, konflik yang sepele jadi besar, ada iklan. Tapi di sini, dibuat dengan aroma horor.

Demonic of myself

Fight Club. Cukup lama penulis tahu judul dan posternya. Nilainya fantastis. Dan, sekarang kesempatan bisa menyimak film ini. Sejauh perjalanan cerita, penulis hanya paham twist -nya saja. Sedangkan dari awal, justru bingung. Penulis kurang begitu tinggi memahami bahasa dialog serta simbol konsep cerita setiap adegan film ini. Seperti memiliki makna yang dalam. Pada momen twist baru bisa penulis pahami. Model Sixth Sense bagi penulis. Menurut penulis, film ini hanya mengajak merenung bahwa sejatinya setiap orang pasti memiliki alter ego. Atau sesuatu kepribadian yang diinginkan, penulis suka menyebutnya sebagai alter ego. Tergantung bagaimana kita "merawat" alter ego tersebut. Dan disini digambarkan bahwa karakter yang diperankan Norton termasuk salah rawat alter egonya hingga "merusak" kepribadian. Pada bagian self destruction inilah yang kurang begitu sejalan dengan selera penulis. Dan, film dengan konsep cerita seperti ini memang meninggalkan

Romance is nothing, money is pratical...dialog jujur dalam film dunia berkelas

Kaku. Persis sinetron lokal. Hanya jualan tampang rupawan-jelita dengan pamer kesempurnaan lekuk tubuh. Fashion blink-blink dengan jalan memaksa lenggak lenggok high heels. Ceritanya kurang menarik. Akting dangkal. Konflik sinetron. Seksi cantik blink-blink mengkilat. Alur cerita, apalagi gaya akting dan konfliknya persis sinetron lokal-an. Yang muda yang berpesta. Yang kaya yang bercinta. Sedikit-sedikit party , sedikit-sedikit kissing , sedikit-sedikit seksi. Entah film ini hanya film atau promosi sebuah distrik di HK sana. Menurut data wiki, Lan Kwai Fong sendiri adalah sebuah area hiburan malam yang cukup tenar setidaknya bagi para muda-mudi disana. Film ini berusaha membalikkan fakta bahwa dibalik gemerlap dunia malam masih ada cinta abadi membara tanpa harta semata, muntah. Alur ceritanya sendiri berjalan datar dengan akting yang dangkal. Hanya satu yang menonjol, keberanian tampil seksi keberanian beradu ciuman. That's all. Just kiss but everywhere everysec

Rahasia dan misteri tambang di kota Desperation

Film yang didasari dari kisah milik Stephen King kali ini kurang berasa horor. Alurnya sebenarnya sederhana, ada sebuah kota kecil yang dikuasai oleh iblis berwujud sheriff. Satu per satu pendatang diculik dan disekap, konfliknya tentu saja seputar melarikan diri dari sekapan sang iblis. Horornya kurang begitu terasa. Konfliknya pun lemah dalam menarik minat. Biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa di horor ini. Desperation (2006) - 5/10

Pencarian sel teroris terakhir

Awalnya menarik. Momen penyanderaan dan gaya Denzel Washington sebagai aparat sudah klik. Hanya saja ke dalam, jatuhnya biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Alur ceritanya hanya menarik di setengah durasi penuh saja. Berikutnya, sulit terlalu berbelit. Konfliknya seputar mencari sel teroris dengan bahasa pembahasan yang sedikit "tinggi" kurang sederhana. Konfliknya juga terlalu berbelit-belit dengan munculnya Elise alias Sharon dan terakhir Devereaux dengan aksi menggiring militer masuk kota kemudian memblokir satu kota dan menangkapi seluruh penduduk dengan ras tertentu. Seperti di Inside Man , dimana Denzel tampil bersama satu bintang tamu, Jodie Foster. Bintang tamu yang memiliki nama besar diplot dalam alur cerita sebagai pemanis dan sedikit porsi tampil. Kehadiran bintang tamu tersebut seperti "tak berpengaruh" banyak, ada atau tak ada sepertinya tak menjadi masalah dalam cerita. Disini, kehadiran Bruce Willis hampir "senasib" dengan

Ayah baru yang berbahaya

Judulnya ayah tiri, genrenya thriller . Dari situ sudah diketahui bakal menampilkan kisah apa. Dari awal beranda juga sudah dibuka siapa yang menjadi stepfather -nya kemudian apa yang menjadikan karakter stepfather ini "menyeramkan". Berikutnya, tinggal menunggu waktu siapa, apa dan kapan mulai beraksi. Selesai. Standar saja. The Stepfather (2009) - 6/10