Skip to main content

Posts

Apa yang membuat kita sampai di titik ini?

Film dari Norwegia. Sebelumnya memang ada beberapa film Norwegia yang memang cukup bagus dan berkesan. Kali ini lagi-lagi Movielitas dapat film Norwegia yang memang lumayan menarik disimak. Bagi Movielitas, film ini keren hanya ada satu yang melemahkan rating film ini. Berkisah tentang sepasang suami-istri, Lars dan Lisa yang melakukan liburan privat di sebuah kabin terpencil. Liburan berdua yang seharusnya romantis kurang begitu harmonis dikarenakan hubungan mereka yang sedang tidak baik-baik saja. Di awal film Movielitas terkecoh dengan konflik suami-istri. Movielitas mengira film ini bakal bercerita tentang konflik suami-istri. Namun di luar dugaan, konflik di film ini berlipat-lipat dan berkembang secara apik. Dari konflik suami istri jadi konflik pembunuhan tak disengaja, lalu berkembang lagi jadi konflik perampokan. Dan uniknya film ini berjalan dengan konflik serius namun ada sedikit komedi yang cerdas. Terutama dari akting pemainnya. Bukan komedi kasar, tapi cukup halus dan pas

Tatap mata membuat mati

Konflik ceritanya antara unik dan konyol tapi sah-sah saja. Kalau di film zombie, jangan sampai tergigit bila tidak ingin tertular. Kalau di dunia kedokteran, jangan lupa kondom bila tidak ingin tertular penyakit seksual. Sedangkan di masa pandemi, jangan lupa memakai masker untuk meminimalisir tertular covid. Di film ini, jangan bertatap mata bila tidak ingin tertular penyakit mematikan. Kalau dulu waktu kecil, Movielitas pernah mendapati mitos, jangan menatap mata orang yang memerah, karena diperkirakan bisa menularkan penyakit mata merah kepada kita. Atau menatap mata orang yang sedang mengalami bintitan pada mata, karena bisa tertular. Entah benar atau salah, tapinya ada pengecualian saat itu, bila sang penyintas memakai kacamata berarti aman.  Berkisah tentang seorang wanita dengan dua anak kecil yang bertahan hidup dari incaran manusia yang tertular penyakit aneh. Penyakit yang menular lewat kontak mata tersebut akan menimbulkan keinginan untuk membunuh orang lain maupun diri sen

Permainan cari apel

Menikmati film yang diangkat dari video game ini memang terasa segmented . Hanya orang-orang yang pernah tahu memainkan atau lebih baik lagi memang penggemar game yang bersangkutan yang mungkin bisa connect dengan cerita film. Sajian kali ini diangkat dari video game dengan judul sama. Dan karena Movielitas tidak pernah sama sekali memainkan game ini, menikmati film ini dari awal terasa blank . Tidak tahu mana lakon mana musuh, tidak paham konflik utama-nya. Benar-benar blank . Dikarenakan setting film menggunakan jaman tahun 1400an kemudian melompat ke 1980an dan berakhir di tahun 2016, film ini menjadi semakin aneh bagi penikmat awam. Lebih aneh lagi ketika melihat nama-nama karakter dan settingan lokasi yang serba fantasi.Secara garis besar yang bisa Movielitas tangkap konfliknya adalah seorang karakter, Cal Lynch, secara tiba-tiba ditangkap lalu dipaksa ke masa lalu untuk menjadi karakter Aguilar untuk mencari apel bukan sembarang apel. Agak aneh melihat settingan suasana 2016 di

Prahara suami-istri di ruang interogasi

Ada dua nama besar di balik film ini. Tiga, satu lagi nama panas. Ada Morgan Freeman, Gene Hackman, dan Monica Bellucci uughhh...hot . Berkisah tentang seorang Henry Hearst, yang dikisahkan menemukan sesosok mayat seorang gadis di bawah umur. Tidak lama sebelumnya, Henry Hearst pun berada di dekat lokasi ditemukannya sesosok mayat yang lagi-lagi berjenis kelamin wanita dan di bawah umur. Karena dua kali, Henry Hearst ini ditemukan "berdekatan" dengan kasus pembunuhan yang hampir sama pola-nya, akhirnya Henry Hearst dicurigai oleh pihak kepolisian. Tidak hanya dicurigai polisi, Henry Hearst pun ternyata banyak menyimpan rahasia yang membuat pihak polisi semakin curiga dengan gerak-gerik serta latar belakang Henry Hearst. Alur cerita film ini sebenarnya sangat drama sekali. Membuat ngantuk bila tidak mengikuti dengan benar. Memakai gaya plot cerita satu malam dan hanya berputar-putar pada konflik di ruang interogasi polisi. Konfliknya biasa saja, mencari pembunuh di kasus pembu

City of Lies

The Notorious B.I.G. Seorang rapper ternama dari Amerika Serikat yang meninggal dunia pada 9 Maret 1997 karena tragedi penembakan oleh orang tak dikenal. Movielitas tidak mengenal kiprah rapper bernama asli Christopher Wallace ini. Movielitas pertama kali mengenal nama beliau dari lagu milik Michael Jackson dimana Biggie mengisi bagian rap di lagu This Time Around. Hingga satu kali Movielitas menonton film berjudul Notorious . Kali ini film garapan sutradara Brad Furman mengangkat kisah seputar pasca pembunuhan rapper The Notorious B.I.G. Menyoroti karakter detektif Russell Poole yang bertahun-tahun mendedikasikan hidupnya berusaha membongkar kasus penembakan tersebut hingga akhir hidupnya. Bagi Movielitas film ini cukup menarik disimak. Terlepas dari duet akting aktor papan atas Johnny Depp dan Forest Whitaker, konflik film ini cukup menarik. Based on true story genre favorit Movielitas. Menyoroti pada isi cerita film ini bahwa pembunuhan yang menimpa rapper The Notorious B.I.G. ini m

Perang yang lucu di atas kapal pesiar Fujimaru

Kalau dilihat dari tahun produksi dan tayang nya, Movielitas masih pada jaman sekolah waktu itu. Yang bisa Movielitas ingat kala itu, film ini jadi perbincangan di antar pertemanan, sudah pasti karena unsur "komedi seksi" nya. Setelah sekian tahun, baru bisa mendapat kesempatan menonton film ini di saluran Netflix.  Pilihan jatuh sudah pastinya karena faktor Jackie Chan. Tapi entah mungkin karena faktor teknologi atau memang karena based on comic, film ini terasa "garing". Jika dibandingkan dengan karya aksi-komedi Jackie Chan era modern, kualitas sinematografinya jelas berbeda. Alur ceritanya disini juga kaku, mungkin jatuhnya genre komedi slapstik. Setiap scene seperti dipaksakan harus ada unsur komedi. Mirip komik. Mengikuti jalan cerita serta memahami konflik film, sangat mudah. Ringan. Tidak perlu berpikir berat mencerna petualangan seksi karakter Ryo Saeba. Di jaman 90an mungkin film City Hunter ini bisa jadi box office, tapi mungkin karena perkembangan jaman,

Ketika bumi tidak berputar

Satu lagi film yang berkisah "menuju kiamat". Dan kali ini, kiamat justru dikarenakan dari dalam inti bumi, kalau biasanya dari luar bumi. Film garapan sutradara Jon Amiel ini berkisah tentang penemuan peristiwa alam yang aneh di berbagai negara secara bersamaan. Diketahui kemudian peristiwa aneh tersebut disebabkan oleh gangguan pada gelombang elektromagnetik bumi. Mungkin bagi yang memahami geofisika atau ilmu sejenis lebih bisa memahami konflik utama dalam film ini. Film ini memakai plot template alur cerita kurang lebih sama dengan Armageddon. Dan, yang telah Movielitas tonton rata-rata plot cerita dan alur cerita kurang lebih sama. Dan soal teknologi, masih wajar kalah dengan teknologi era sekarang. Disini masih terlihat beberapa visual efeknya terasa "belum modern". Alur ceritanya secara garis besar bisa dipahami hanya sedikit berlebihan dalam dramatisasi nya. The Core (2003) - 5/10