Skip to main content

Posts

Preman tenor melepas jubah gangster

Dari judulnya memang mirip dengan salah satu nama penyanyi tenor yang pernah ada yaitu Luciano Pavarotti. Dan, memang kisah di dalam film ini membahas dunia penyanyi tenor. Yang menarik adalah film ini dibuat berdasarkan kisah nyata. Singkatnya film ini membahas tentang karakter Jang-Ho yang dikenal sebagai preman atau anggota gangster di Korea. Meskipun sering dikeluarkan dan pindah sekolah, Jang-Ho memiliki talenta di dunia tarik suara khususnya di dunia tarik suara tenor. Latar belakang kehidupan keras di dunia gangster, pertemuannya dengan seorang guru musik yang mau peduli dengan hidup dan talenta terpendamnya, serta perjuangan di dunia tarik suara akhirnya membuat kisah nyata dari Kim Ho Joong menjadi dasar cerita film ini. Dan selalu keunggulan karya Korea adalah mampu memadukan cerita dengan apik dan pas. Ada porsi untuk komedi, ada porsi untuk romantis, dan ada porsi untuk emosional yang mengharukan. Seperti di sini juga, film ini berjalan dengan awal yang

Tiba saatnya membuka lembaran masa lalu

Sebuah sajian film dari daratan Inggris. Genre yang diusung adalah drama. Sebuah drama kehidupan yang menarik diikuti. Movielitas menyukai drama disini. Kompleks dan unik dalam konflik. Poros utama cerita dalam film ini adalah karakter Chynthia Purley dan Hortense. Cynthia Purley adalah sosok ibu dari keluarga menengah yang bekerja sebagai buruh dan tinggal bersama putrinya. Sedangkan karakter Hortense bekerja sebagai optometrist (ahli mata) yang ingin mencari keberadaan ibu kandungnya setelah kematian ibu angkatnya. Bagi Movielitas, kekuatan film ini adalah kualitas akting. Adalah Brenda Blethyn yang paling menonjol aktingnya sebagai Cynthia Purley. Kekuatan lainnya adalah mampu menata konflik-konflik dari karakter pendukung tanpa "mengganggu" konflik inti. Dan, terakhir tentu saja kekuatan dilema saat seorang ibu setelah sekian lama bertemu dengan anak kandung yang menjadi aib. Kesimpulan, genre film drama kehidupan seperti disini sebenarnya bukan favorit Mo

Tandusnya taman pembunuhan massal

Film dengan gaya cerita yang simple. Seorang wanita salah tempat dan waktu menjadi korban bagi 2 pihak jahat sekaligus dalam satu hari. Setelah menjadi sandera perampokan bank, wanita ini dengan malang jatuh ke tangan pembunuh massal. Paling enak menikmati film bergenre ini adalah mudah diikuti. Tidak terlalu banyak konflik dalam yang memutar otak. Tinggal menikmati sajian bagaimana survive dari tekanan yang diberikan oleh pihak jahat dan survive seperti apa yang dilakukan. Untuk disini tidak ada yang istimewa. Hanya berlari di tengah-tengah bukit padang tandus di California dari kejaran pembunuh maniak. Carnage Park (2016) - 6/10

Everyone is kungfu fighter

That's nice.... Film ketiga dari seri KungFu Panda. Untuk seri ketiga ini, pendapat Movielitas masih tetap keren. Tapi, Movielitas lebih prioritas tentang teknologi dan pesan moral di dalam film ini. Karena dari sisi alur cerita, Movielitas lebih memilih Kungfu Panda seri original atau perdana-nya. Disini terasa lebih kompleks dan lebih imajinatif dengan penambahan karakter Kai, Li (ayah kandung Po), dan banyak lagi dari kampoeng Panda. Inti masalah dari petualangan Po sebagai Dragon Warrior disini kurang lebih juga "kembali" ke selera asal (seri pertama). Ada kemunculan Oogway sang guru besar yang bijak. Lagi-lagi, Po mengalami krisis gagal paham dan krisis percaya diri ketika didapuk untuk mengajarkan kungfu. Dari kualitas humor, lumayan menghibur dengan tingkah pola sosok panda yang menggemaskan kemudian ditambah bumbu humor lainnya dari sekampung panda yang senada seperti Po. Soal teknologi. Speechless . Awesome . Luar biasa. Halus. Teduh.