Skip to main content

Posts

Tak akan lari melawan sekawanan tamu liar

Film genre ini paling ringan ditonton. Tidak terlalu rumit. Simple. Dari awal, sudah "diberitahu", pihak mana yang berdiri sebagai lakon, dan mana yang berdiri sebagai musuh. Dan seperti terlihat di poster pun, juga sudah dapat ditebak siapa musuhnya. Alhasil, hanya menunggu kapan dan seperti apa gaya horor survival yang menampilkan keluarga kecil hidup di tengah hutan dan mendapatkan sekawanan "tamu" liar. Dan, tidak ada kejutan twist . Bisa ditebak, arah sekaligus endingnya. Yang menarik perhatian buat penulis adalah alam pemandangannya . Australia. Keren . Membayangkan hidup seperti keluarga kecil di film ini, di satu sisi memang "menyiksa", apabila tanpa jaringan sinyal komunikasi, listrik, air, parahnya lagi tidak ada toko kelontong yang menjual rokok. Seramnya, apabila ada "tamu" liar seperti di dalam cerita. Di sisi lain, pasti mengagumkan. Menyegarkan mata dan pikiran. Bebas polusi dan hiruk pikuk suara bising knalpot

Look Who's Back

Film dari negara Jerman yang beraliran komedi. Komedi yang diangkat adalah seputar tokoh yang dulu pernah berkuasa dan ditakuti, Adolf Hitler, tiba-tiba terbangun di sebuah taman pada tahun 2014. Film ini memiliki rating menarik, hanya saja bukan selera penulis. Terutama pada alur ceritanya. Sesi awal, saat pertama kehadiran dan kebingungan Hitler berada di era 2014, memang terasa kocak. Tapi, semakin ke dalam semakin datar. Mungkin karena faktor topik bahasannya adalah seputar pemikiran politik Hitler. Hitler disini digambarkan menjadi viral setelah salah seorang jurnalis meng-upload video ke website "ala" Youtube dan ditonton jutaan pemirsa. Lalu, sosok Hitler disini berubah menjadi artis televisi. Konflik Hitler Modern yang diangkat menjadi tercampur dengan konflik jurnalis. Keseluruhan, menarik di awal saja . Er Ist Wieder Da (2015) - 6/10

Menjemput impian menggapai awan

Banyak yang menarik dari kisah dalam film garapan sutradara Robert Zemeckis ini. Yang utama, kisah yang diangkat adalah kisah nyata akrobatik yang terjadi pada tahun 1974, tepatnya di pembangunan menara World Trade Center, Philippe Petit melancarkan aksi "kudeta" dengan berjalan dari menara 1 WTC ke menara 2. Dan Philippe melakukan aksinya di atas kawat di puncak menara. Gaya ceritanya unik. Santai dengan teknologi visual berkelas. Gaya pergerakan kamera dan pengambilan gambarnya juga bagus sekali. Keren. Sekilas musik score-nya seperti Ocean Eleven ... Disini berlaku hukum alam, journey is everything not destination . Berakrobatik di antara 2 gedung tinggi, entah dengan ijin resmi ataupun tidak, tentu sudah pasti menegangkan. Namun, justru poin yang menonjol atau porsi cerita terbesar di film ini adalah perjalanan Philipe menuju "kudeta"-nya. Dan, akrobatik ala Philippe Petit ini dilakukan tanpa ijin resmi atau ilegal. Banyak hal yang ingin disampa

Terbang "tinggi" di sekolah tinggi

Tobias Hammel, atau akrab dipanggil Toby, adalah remaja rata-rata yang mendapat keberuntungan beasiswa untuk melanjutkan belajar di sekolah favorit. Namun, kesempatan itu justru terbuang sia-sia saat Toby mengenal manisnya dunia usaha narkotika. Film ini satu gaya dengan American Gangster-nya Denzel Washington . Mencari "barang" hingga ke luar Amerika untuk kemudian diolah dan dijual di dalam Amerika. Mungkin, ini adalah versi anak sekolah-nya American Gangster. Apa yang dilakukan Toby hampir sama dengan karakter Frank Lucas di American Gangster. Toby pun harus ke Kolombia untuk mencari "barang" lalu dibawa ke Amerika untuk diolah dan dijual ke pelajar. Begitu pula soal tema, film ini juga berdasarkan kisah nyata yang terjadi di tahun 80an. Menurut film ini, skala kriminalitas nya cukup berpengaruh saat itu. Pesan moral dari film garapan sutradara Joseph Castelo ini sudah cukup jelas tentunya. Semua akan ada waktunya. Mungkin sesaat saja "ti