Skip to main content

Posts

Misteri Lake Idol

Ternyata film ini "berdarah" Italia. Menceritakan tentang sebuah danau yang konon memang nyata ada di Tuscani. Menurut legenda, dipergunakan sebagai sebuah ritual. Keseluruhan, dari segi cerita maupun misteri dan horornya terasa standard. Biasa saja. Tidak ada yang istimewa sekali. Neverlake (2013) - 6/10

Kisah cinta di antara perang klasik yang berkepanjangan

Ternyata film dari Palestina... Awalnya penulis mengira film dari Mesir atau Iraq. Bagi penulis, dramanya kurang kuat. Antara konflik perang saudara berkepanjangan dan kisah cinta yang kompleks. Menurut penulis, kalau lebih berfokus pada satu konflik, akan lebih kuat ceritanya. Fokus pada sisi konflik Israel-Palestina dari sudut warga sipil. Atau fokus pada drama percintaan yang tragis atau bahagia pada masa konflik. Keseluruhan, biasa saja. Omar (2013) - 6/10

Borat punya budaya

Kocak gila. Entah makan apa aktor Sacha Baron Cohen ini, sangat berani tampil polos dan lugu. Kepolosan dan keluguan karakter Borat ini memang di luar logika manusia, bahkan sering juga menyinggung perasaan. Tapi bagaimanapun juga ini adalah sebuah karya seni. Yang paling menarik di film ini adalah membangun kesan natural seolah-olah membuat film dokumenter. Memang tampaknya seperti natural sekali, lawan main karakter Borat jika diperhatikan seperti spontanitas dalam menyikapi sikap unik gila Borat. Sebuah komedi yang kurang cocok sebenarnya untuk hiburan keluarga apalagi anak-anak. Karena Borat bukan Mr.Bean. Di sini justru sarat isu ras, diskriminatif, dan vulgar. Borat (2006) - 7/10

Tetaplah disini, Doraemon....

Tentu nama besar serial televisi Doraemon sudah dikenal baik dari kalangan tua hingga muda. Penulis pun demikian. Penulis mulai mengenal kecanggihan kantong ajaib Doraemon melalui serial televisinya, berikut penulis memiliki satu biji buku komiknya yang sekarang entah dimana keberadaannya. Bagi penulis, bobot cerita antara serial yang biasanya berdurasi 30 menitan, itupun dibagi menjadi 3 sesi cerita pendek, dengan versi layar lebar ini, sama-sama menarik. Berbeda dengan serial televisinya yang memakai teknologi kartun klasik, disini tentu sudah 3D. Cukup halus, rapi, dan detail yang tajam. Bagi penulis juga, film ini lebih mengedepankan kekonyolan Nobita daripada kecanggihan kucing masa depan, Doraemon. Terasa lebih ke drama dewasa. Alur ceritanya sederhana saja. Seekor kucing masa depan ditugaskan untuk membantu Nobita yang sarat dengan sifat kekurangan dan lamban. Misi kucing masa depan ini adalah memastikan bahwa kelak Nobita akan bahagia bersama pujaan hatinya