Skip to main content

Posts

Pukul 3 pagi...

Gaya filmnya seperti 4bia . Berhubung judulnya 3 A.M (pukul 3 pagi) maka yang ada hanya 3 cerita yang dihubungkan dengan tali horor pada kisaran pukul 3 pagi yang dipercaya waktu dmana kekuatan "lain" sedang bergentayangan, dan keterangan tersebut diperkuat oleh film Emily Rose. Film pertama. Judulnya Wig. Suasana horornya karena alasan geografis, memang terasa mirip dan "dekat" dengan gaya lokal. Temanya seputar toko penyedia wig (rambut palsu). *pengalaman pribadi....oow, makanya dulu pas potong rambut panjang sepunggung penulis disisihkan tersendiri, ternyata...* . Dari segi horornya awalnya menarik dipadu dengan konflik drama 2 saudari cantik. Tapi semakin ke dalam semakin jenuh. Seputar kejut-kejutan kaget-kagetan saja. Biasa. Tapi....di bagian ending, ada twist manis yang cerdas. Good. *7 Kedua. Judulnya mayat pengantin. Kalau yang ini, jatuhnya horor klasik biasa. Menjaga mayat sepasang pengantin (yang entah kenapa harus dijaga dan tidak dikubu

Kenangan sekaleng Coca Cola yang terlalu indah untuk dilupakan

Dimulai dari sekaleng Coca Cola.... Ada lahir sebuah genre fantasi romantis manis. Mengapa fantasi ? Karena menceritakan hal percintaan yang mustahil di jaman sekarang setidaknya di negara ini. Antara gadis kaya raya mencintai anak buah bapaknya. Kaya cinta miskin.#langka Romantis? Pasti. Film ini cocok untuk para penggemar film genre drama. Khususnya Korea. Kisahnya manis. Mengharu biru. Dan memang, sayatan ceritanya seolah memaksa keras memeras air mata semata-matanya. Mungkin hal wajib yang harus ada kala menonton film ini adalah tisue... Menikmati sepotong roti tawar yang di dalamnya ada rasa manis coklat lembut akan menyenangkan. Tapi disini, ya disini, sepotong coklat disuguhkan dengan isi rasa pahit di dalamnya Konfliknya, tentu saja drama Korea seolah mampu membuat kisah dengan hook manis di bagian tengah. Di tengah kisah cinta yang bahagia harus ada kenyataan pahit. Dan, sepertinya momen termanis bagi penulis adalah momen saat Su-Jin menunggu Chul-S

In twelve hours, three of you are gonna be kaput

Kali ini sebuah film "unik" dihadirkan. Lagi-lagi, sepanjang yang penulis tahu, aliran film yang menjadi "pilihan" Michael Pitt punya gaya beda dari film berkonsep umum. Seperti disini. Kualitas akting dari Naomi Watts bertempur dengan kualitas akting Michael Pitt yang berperan sebagai pemuda "yang entah darimana dan apa maksudnya" melakukan teror pada saat keluarga George sedang berlibur. Alur ceritanya biasa. Daya tarik terornya juga biasa, tidak terlalu berkesan teror sadis. Diakhiri dengan ending yang tidak biasa. Bahkan sebelum ending juga ada selipan rewind unik untuk menghapus "kesalahan" pemusnahan karakter Tubby. Momen unik diselipkan selama cerita dimana karakter Paul seperti sedang berkomunikasi dengan penonton sendiri. Funny Games (2007) - 6/10

Tak hanya dipecat tapi juga diburu

Film ini berjalan menarik. Tema Farmasi Denning dan Harcourt memang agak rumit dicerna. Penulis hanya mengambil sisi simple-nya saja, ada seorang pembunuh bayaran yang berkeliaran di kantor saat malam hari dan sasaran yang dituju adalah ruang data. Sampai pada tema misteri mengapa ada pembunuh yang berkeliaran di area kantor, ini menarik. Pelarian Tom menyelamatkan diri (tanpa tema farmasi) sebenarnya sudah menarik. Cerita menjadi kurang daya tariknya ketika sang pembunuh menemukan Emmerich yang sedang ada tamu di ruang kerjanya (sedangkan sedari tadi sang pembunuh berkeliaran). Ini menjadi kurang menarik. Bahkan bisa ditebak sebenarnya jalan cerita kemudian. Menurut penulis, akan lebih menarik bila garis misteri keberadaan pembunuh diperpanjang sedikit hingga akhir dengan tema latar belakang yang lebih merakyat. Not Safe For Work (2014) - 6/10