Skip to main content

Posts

Janji suci sebelum lulus...

Film ini termasuk film yang menjadi kesan tersendiri buat penulis karena pada jaman rilis-nya film ini termasuk fenomenal karena kategorinya teen sex and its comedy . Banyak momen yang dulu sering menjadi bahan guyonan dari film ini. Like warm apple pie .... Tapi, film ini juga layaknya baterai, yang beberapa kalinya penulis tonton, kehilangan powernya. Namun tetap meninggalkan kelucuan tersendiri. Menurut penulis, yang membuat film kuat dan berkesan dalam adalah pemasangan karakternya yang pas. Tentu saja, tema yang dipakai sebenarnya sudah sangat umum, namun film ini punya warna tersendiri. Dimulai dari Jason Biggs. Karakter yang dibawakan Jason adalah Jim, yang kerap kali tertimpa kesialan karena menaksir cewek. Akan tetapi pembawaan Jason terlihat natural tidak dibuat berlebihan meski harus malu beberapa kali. Chemistry dengan sang ayah yang diperankan oleh Eugene Levy disini juga punya kelucuan tersendiri yang unik. Dan satu karakter lagi yang pas.... Stifler!!

Petualangan Wolfpack di Alantown

Setelah berpesta gila-gilaan di Vegas , kini giliran Thailand sebagai ladang petualangan pesta bujangan The Wolfpack , Alan-Phil-Stu. Gaya cerita, konflik, dan komedinya disini hampir sama dengan edisi sebelumnya. Perbedaannya disini, posisi Stu sejajar dengan karakter Alan. Karena selain sebagai "korban" kegilaan Alan, juga sebagai calon pengantin. Kalau di edisi sebelumnya, calon yang punya hajat diberi porsi kecil. Disini petualangan gila Stu diperbesar tidak hanya sebatas cabut gigi sendiri, tapi memasang tato mirip Mike Tyson, hingga....ada sperma di dalam tubuhnya...* wkwk * Penampilan Zach disini masih menghibur, hanya saja karena sudah "terbaca" dengan gaya sebelumnya, sepertinya menjadi kurang fresh . Menurut pendapat penulis, film ini akan jauh lebih fresh bila menampilkan bintang tamu baru. Seperti yang dilakukan dengan "menarik" Mike Tyson bernyanyi, namun sebenarnya sudah dilakukan di Vegas "kemarin". Keselu

Teka-teki dalam hari-hari Linda

Bagaimana rasanya bila Anda menerima kabar duka tentang seseorang yang Anda sayangi lalu tidur di Kamis malam dan terbangun di Senin pagi kemarin dimana orang yang Anda sayangi masih hidup? Kemudian lelap di Senin malam dan terbangun di Sabtu pagi saat pemakaman tiba. Pertanyaan film ini adalah apakah sebuah musibah bila Anda masih diberikan kesempatan kembali ke masa lalu? Atau bagaimanapun kerasnya usaha memperbaiki masa lalu tak akan bisa mengubah takdir masa depan? Nasib dan takdir memang berbeda. Meski tak berating bagus di dunia IMDB, namun film ini cukup berkesan buat penulis pribadi. Judulnya sama dengan film Jepang, Premonition . Namun lain tema. Disini lebih ke horor namun bermain di area psikologis. Film ini seperti memberi pandangan sekaligus mengajak berpikir bila berada di posisi Linda. Apa yang bisa dilakukan hari ini untuk esok hari? Permainan teka-teki acak-acak hari disini terasa menarik. Paling tidak, gaya alur cerita film ini diluar kebiasaan standar. Ada pe

Alasan mengapa David Dunn tak pernah cedera atau sakit

Film ini adalah yang kedua setelah The Sixth Sense dimana Bruce Willis bekerja sama dengan sutradara M. Night Shyamalan. Disini masih Night Shyamalan menghapus kesan action yang melekat pada Bruce Willis. Film ini juga merupakan film kedua yang penulis simak setelah Die Hard 3 dimana Bruce Willis berduet dengan Samuel L.Jackson. Letak menariknya film ini terletak pada gaya Night yang menciptakan formula atmosfir film sendu. Kelam. Misterius. Hingar bingar aksi laga Die Hard 3 dengan kericuhan dua karakter utamanya disulap oleh Night menjadi dua karakter yang misterius dengan keunikannya masing-masing, disitulah letak kepiawaian Night. Bruce menjadi karakter David yang bekerja sebagai tenaga sekuriti namun memiliki kekuatan superhero, sedangkan Samuel diplot sebagai karakter yang rapuh, Mr.Glass sang kolektor komik. Paling berkesan bagi penulis dari film ini adalah justru di beranda depan film. Penulis suka dengan gaya momen dalam kereta sebagai pengenalan karakter Da