Skip to main content

Posts

Membangun otot membangun komunikasi keluarga

Kalau ada yang menggeluti dunia arsitek seputar membangun rumah atau gedung, tentu film ini bukan referensi. Karena film ini berbicara seputar dunia bodybuilding . Membangun tubuh. Menarik dari film ini adalah pemain yang digunakan bukanlah atlet muda fresh, justru aktor yang tak lagi muda. Tapi, soal otot wowww... masih terbentuk dan menonjol tak karuan. Drama. Tidak ada aksi laga. Total drama seputar dunia kontes bodybuilding dan drama keluarga. Arah cerita terbagi dua, tentang seorang pria muda yang terjerat hutang sana-sini tanpa harapan. Dan seorang ayah yang berprofesi sebagai pengusaha fitnes sekaligus atlet binaraga. Hubungan antara anak-ayah disini digambarkan "kurang" harmonis. Namun, bagaimanapun buruknya sifat sang anak, sang ayah tetaplah sayang anak. Dari segi daya tarik cerita, film ini masih kurang. Konfliknya biasa saja. Bagian paling emosional buat penulis adalah ketika sang ayah mendatangi para pem- bully anaknya dengan segerombol

Cerita tentang film Lethal Weapon 2

Masih seperti yang pertama , film ini mengandalkan sedikit aksi laga, drama berliku, dan rasa komedi. Sisi dramanya berkisah seputar kejahatan cuci uang yang dilakukan oleh konsulat. Komedinya masih seputar duo partner berbeda kontras dalam gaya. Yang satu malu-malu formal, satu lagi rock n roll . Ditambahi dengan Joe Pesci yang banyak bicara. Tidak terlalu serius juga tak terlalu konyol. Mungkin karena faktor rilisnya tahun 90an, alur cerita dan gaya film ini masih terasa kaku belum tersentuh oleh teknologi modern. Lethal Weapon 2 (1989) - 6/10  

Anak ayam turun sepuluh pergi satu tinggal sembilan

Teringat pada lirik anak ayam turun sepuluh mati satu tinggal sembilan. Ada mantan artis dan supirnya, ada satu keluarga terdiri bapak,ibu, dan anak. Lalu ada wanita cantik pulang kampung, ada sepasang kekasih tak bahagia. Kemudian, muncul sepasang polisi bertampang penjahat dan penjahat yang memang bertampang penjahat. Terakhir, penjaga motel. Bila dijumlah, maka ada 10 karakter. Menariknya sekaligus unik, adalah proses alur ceritanya. Maju mundur dan pecah-pecah. Bisa jadi membingungkan namun juga memunculkan gaya baru. Kebingungan yang menarik. Kemudian satu per satu diulang untuk dibuka kaitan menjadi satu kesatuan dan ditemukan oleh kecelakaan dan cuaca buruk di sebuah motel. Konflik, menjadi hal yang menarik di film ini. Pertama, tercium aroma nama Malcolm River sebagai "buron" yang masih berkeliaran. Kedua, 10 karakter di atas satu per satu dimatikan dengan teka-teki aneh. Apakah Malcolm yang membunuh? Bisa jadi. Atau orang lain? Bisa juga. Apa

Last night last dance, let's make it unforgetable

Spontan melihat gaya film ini teringat film remaja klasik 10 Things I Hate About You . Gaya Joseph Gordon Levitt ada di karakter Lucas yang malu-malu suka pada Simone. Gaya ali topan yang cuek namun halus dulu dipakai oleh Heath Ledger, disini diplot pada karakter Jesse yang selalu perang sinis dengan karakter utama Nova. Itulah sisi beranda film ini. Seperti 10 things I Hate About You versi modern. Para pemerannya adalah bintang-bintang muda yang mungkin saat ini belum dikenal. Namun siapa tahu? Dulu ada Heath Ledger di 10 Things I Hate About You, dan kini dikenal sebagai legenda Joker di serial film Batman. Warna-warni, banyak karakter mulai athletes , overachieves , drama queens , misfits , joker , mulai dari Asia-Amerika semua campur diberi porsi-porsi kecil yang pas dengan satu tema menuju malam Prom. Malam perpisahan masa SMU. Malam yang akan menjadi kenangan. Malam bergengsi yang anti jomblo. Malam yang harus menemukan cinta. This is your last chance to make anyo

Monstrule of N'Gai Zamu meramaikan malam Hollywood

Sebuah film hiburan fantasi tentang seekor satwa yang berukuran raksasa. Gorilla. Film ini cukup ramah. Tidak berat. Alur ceritanya biasa saja. Konfliknya pun ringan saja seputar kekaguman manusia kepada ukuran gorila, konflik habitat, dan dendam lama. Yang kurang menarik dari film Disney kali ini, dramatisasinya terlalu dipaksakan. Gaya interaksi antara karakter manusia-gorila disini juga terlalu dibuat-buat. Seperti memaksa menampilkan pemandangan manis bisa "menyetir" satwa sebesar Joe. Bentuk Joe sendiri memang sudah mirip namun pola respon, berpikir dan perilakunya masih mendekati gaya manusia, ini yang menjadi poin kurang menarik. Kurang halus masih terlalu kasar. Dramatisasinya terlalu dipaksa seperti di momen perkenalan di tenda pesta tinggal sekali pukul sudah sangat dekat malah ditembak jatuh. Momen "memaksa" untuk menampilkan kemegahan ukuran Joe di tengah kerumunan kota. Momen ending menolong seorang anak yang terjebak di sebuah permaina

Sekilas film Rush Hour 2

Jika dibandingkan dengan yang pertama, seri kali ini berada di bawah seri pertama. Ceritanya agak "berat" dan kurang simple. Kalau soal actionnya, lumayan. Hanya sisi komedinya masih kalah kocak dengan seri sebelumnya. Rush Hour 2 (2001) - 6/10

Tujuan akhir hidup

Skemanya dan formulanya masih sama dengan pertama , 2 , dan III . Penglihatan, histeria, kejadian, histeria, bingung, tak ada yang percaya, yang selamat kemudian mati one by one , seksi dulu, bingung lagi, urutan, memutus rantai urutan, terlihat "sudah selesai", ternyata belum juga putus. Tapi, yang menonjol sekaligus bikin perih adalah gaya mematikan karakter demi karakter-nya. Terlalu sadis. Menarik komputerisasinya tapi terlalu berlebihan. Final Destination 4 (2009) - 5/10