Skip to main content

Posts

The Alcove

Film ini berjalan dengan kalem. Ada dua orang, Ray dan Ken (profesi mereka disembunyikan), yang diberi instruksi untuk ke Bruges oleh seorang bernama Harry. Nada ceritanya pelan bahkan jenuh. Datar. Persis dengan situasi yang dialami oleh karakter Ray disini ketika menginjakkan kaki di Bruges, Belgia. Beberapa selipan humornya terasa cerdas dan bagus. Baru terasa beat-nya ketika memasuki babak baru dengan Yuri. Konflik terjadi di antara Ray dan Ken. Sayangnya, ending-nya kurang greget. In Bruges (2008) - 6/10

Darah di tengah pesta hippies

Sebenarnya yang paling menarik awalnya adalah karena nama besar di belakang layar film ini. Karena penulis adalah fans serial televis Friends. Bukan karena horor ataupun temanya. Dan, memang film ini malah terasa absurd. Kurang jelas maksud cerita. Alur cerita dan visualnya dikesankan untuk horor sekaligus crime . Tentang pesta hippies di tengah hutan sebuah kota yang kemudian menjadi pesta bagi karakter obsesi Reagan. Memang, Courtney hanya untuk Monica. The Tripper (2006) - 5/10

Niat jahat salah tempat

Film ini sebenarnya cukup unik. Menertawakan "kesalahan" John Taylor dalam pelariannya. Namun, lebih unik lagi, gantungan kisahnya. Alurnya sederhana. Mudah diikuti. Konfliknya seputar pelarian seorang penjahat dan masuk ke dalam fantasi liar karakter Warwick. Konflik tersebut awalnya diolah menarik, namun semakin ke dalam, sedikit jenuh. Baru sedikit terangkat ketika dihadirkan kejutan twist dengan karakter Warwick ini. Keseluruhan menarik di awal, namun turun sejenak, terangkat sedikit. Unik. The Perfect Host (2010) - 6/10  

Jejak berdarah Michael Myers yang masih mencari sang adik

Film ini terasa justru seperti "menjatuhkan" reputasi  seri yang pertama . Beberapa poin yang melemahkan daya pikat kisah Michael Myers disini adalah dimulai dari beranda film. Disitu tak ada lagi Daeg Faerch yang bermain apik di seri pertama garapan Rob Zombie. Dan "dipaksa" dengan pemeran lainnya yang akhirnya "kurang" pas dan malah terlihat ramah, hanya menang asal gondrong. Lalu, di dalam cerita, dimasukkan unsur mistis. Kehadiran seorang wanita berjubah putih bersih dengan daya efek mengkilat layaknya malaikat dari langit menuntun kuda yang juga putih. Wanita ini sebagai mantan ibu Michael yang menutun jiwa Michael dan menyertai kemanapun Michael beraksi. Penulis kurang suka pada segmen tambahan ini karena dipaksakan untuk menyambungkan cerita ke seri sebelumnya. Sedangkan, tanpa aroma mistispun di seri pertama sudah cukup menarik. Kekerasan. Bicara soal kekerasan, disini sedikit lebih vulgar dan sadis dibandingkan dengan seri pertama. Dan, mem