Skip to main content

Posts

Gilaakk masih lagi aksi taksi lagi

Seperti biasa duet kompak kekonyolan Gilbert sang komisaris bertaut mesra dengan Emilien sang anak buah. Mereka membawa tamu ke Stadion Marseille untuk sebuah pertandingan bola. Seperti yang ditebak mereka terhadang, sedangkan waktu kick off semakin dekat. Tak ada pilihan lain kecuali memanggil super taxi yang disupiri Daniel untuk membawa Djibrill Cisse . Formula sama dengan seri satu dan dua. Tak ada seriusnya dalam alur cerita. Setiap lini scene selalu ada saja masalah ada saja kekonyolan. Terlebih dengan gaya Gilbert yang masih memakai kacamata lengkap dengan label harga. Kedalaman cerita masih sedikit kaku dan sangat ringan. Tempelan kekonyolan juga masih sama. Dentuman musik house lembut juga masih menghias hampir sepanjang film. Aksi sedikit mengendur dibandingkan seri ketiganya. Disini lebih menonjolkan sisi kekonyolan semata. Sayangnya karena film yang penulis dapatkan ternyata di- dubbing dalam versi Inggris. Pertama masuk komedi masih bisa terasa namun semaki

Jam analog pada dunia digital

Penulis terkesan dengan kalimat dialog sinis Gabriel kepada John Mclane yang mengatakan bahwa John seperti ibarat jam analog pada dunia digital. Bagi penulis kalimat tersebut memiliki makna yang cerdas sekaligus dalam. Di seri ke-empat ini, petualangan John memang mengikuti arus global. Kali ini musuh John adalah hacker . Bicara hacker pasti berhubungan dengan internet dan itulah simbol dari "digital". Sedangkan "analog" dimunculkan menggambarkan aksi John Mclane yang memang "klasik". Karena dari seri pertama hingga keempat ini tetap sama, menampilkan aksi laga. Bruce Willis, entah mengapa penampilan Bruce kurang menarik ketika di Cop Out juga Set Up . Kurang pas. Kurang greget. Tapi begitu memegang karakter John, Bruce seolah menyatu dengan karakter John. Penampilan Bruce disini lebih kalem, tenang, dan dingin. Penambahan karakter partner untuk John sudah dimulai dari seri ketiga. Disana ada Samuel L.Jackson yang sebagai Zeus. Disini mema

Jual Beli Cinta

Berkisah tentang permainan balas-membalas dua pemain cinta kelas atas. Mewah eksklusif. Kesan pertama yang muncul selama menyimak, ini film tentang apa sebenarnya. Komedinya masih bisa sedikit demi sedikit memancing tawa. Tema (jual beli) kebohongan romantisnya dibalut dalam serba kemewahan khas sinetron. Cocok untuk (diadaptasi sebagian atau total) bahan dasar sinetron atau tema film lokal yang berbumbu jual beli cinta. Art Of Seduction (2005) - 5/10

Ketika rahasia Madison Elizabeth Frank ingin diungkapkan

Malam ini menyimak karya Robert Zemeckis. Kesan setelahnya menarik namun sayangnya ada sedikit yang mengganggu terutama di bagian ending . Kurang terasa balance dengan keseluruhan jalan cerita. Berkisah tentang pasangan suami-istri yang tinggal di rumah peristirahatan indah sebelah danau. Dan masalah mulai timbul sejak mereka melihat pertengkaran tetangga. Keunikan jalan cerita memang mampu menggiring persepsi. Awal terasa datar-datar saja. Pelan lalu bertransisi ke konflik. Selama menonton alur ceritanya justru fokus perhatian misteri ada pada "masalah tetangga". Nuansa horor muncul sedikit demi sedikit pada titik cerita yang pas. Akhirnya dari sisi horor mampu terasa dengan baik. Mulai dari sekedar pintu terbuka sendiri, adegan papan ouija, hingga goresan kalimat " you know "-lah. Tepat pada pertengahan durasi utuh film, alur cerita mulai tergeser. Jalan cerita langsung berbelok pada misteri masa lalu. Pada area tema baru ini suasana horor jauh leb