Skip to main content

Posts

Gertakan dari Alcatraz

Michael Bay sutradara, ada Nicholas Cage,Sean Connery, dan Ed Harris. Sebuah aksi penyanderaan wisatawan dilakukan oleh sekelompok militer di penjara Alcatraz. Mungkin faktor masa, film Michael Bay ini terasa kurang halus. Banyak titik cerita yang seperti didramatisirkan. Di tengah laga yang super hancur-hancuran berusaha diselipkan dengan teror ancaman rudal nuklir yang bisa menghancurkan kota. Dan di sela-sela keadaan serius genting tersebut berusaha dihiasi oleh komedi-komedi kecil. Penampilan kontras antara karakter Nicholas Cage sebagai agen spesialis biokimia FBI yang sama sekali tak terampil dalam urusan tempur harus berpasangan dengan mantan anggota intelijen Inggris sedikit berlebihan. Sean Connery harus berakting sangat tenang dalam keadaan kacau balau, sedangkan gaya junior tanpa ilmu tempur Nicholas disini berupaya keras memaksa komedi dengan keluguannya. Dari aksi laga memang cukup menggiurkan namun akhirnya jatuh seperti memaksa harus super bombastis. Mem

Siang di taman Grace and 9th

Sebelum Phone Booth ada film ini dengan gaya yang kurang lebih sama. One day story . Sniper. Tersandera dan didikte oleh suara. Bedanya: - Tema Phone Booth lebih simple disini jauh lebih kompleks dengan cerita latar belakang karakter mengapa ada drama penyanderaan dan siapa yang disandera. - Motif sniper disini balas dendam. Di Phone Booth kurang jelas. - Sandera dalam Phone Booth adalah satu laki-laki. Disini yang disandera adalah seorang wanita chuntiq dan kekasih gelapnya. - Sisi misteri guest di Phone Booth terjaga hingga akhir, sebaliknya disini sudah diungkap sejak awal. - Phone Booth berlokasi di tengah keramaian New York. Disini taman dekat teater. - Pengusik di Phone Booth adalah para penghibur yang berada di TKP. Disini pengusik acara penyanderaan adalah polisi yang jual beli narkoba dan wartawan yang merupakan anak senator. - Phone Booth dengan kotak telepon. Disini di gerai hotdog. Lumayan sambil disandera bisa sambil jualan hotdog.

The Orchid Warrior

Setelah Angelina Jolie lalu ke Saoirse Ronan sekarang dengan Zoe Zaldana yang digandeng Luc Besson dengan Colombiana. Seorang gadis kecil berusia 9 tahun menyaksikan keluarganya dibantai oleh gembong penjahat, Don Luis. Dengan bekal password memori card, gadis cilik itu transmigrasi ke Amerika dan dilatih untuk menjadi beautiful killer . Gaya Luc Besson yang terlihat menonjol disini hanya aksi laganya. Aksi laga yang diolah cukup keren hanya penempatan laga dalam alur cerita terasa renggang tidak padat rapat membuat kesan film laga menjadi kabur. Sedangkan jalan cerita sendiri berlangsung seperti berjalan dengan gigi satu. Lambat. Membuat jenuh. Terlalu kental dengan unsur drama. Akting para karakter juga terasa biasa saja tidak dapat menciptakan feel yang kuat. Banyaknya target yang diburu menjadi film ini kurang fokus padahal inti perjalanan Cataleya adalah hanya menuju Don Luis. Setelah marathon dalam koleksi pribadi 3 aksi film tentang wanita terampil tangkas ful

Kacau di angkasa

Sehabis kerja menonton film ini ada lajur kemungkinan. Membunuh amnesia atau semakin membakar suntuk. Mereka remaja berlima melakukan travelling menggunakan pesawat pribadi. Di tengah ketinggian mendadak cuaca buruk mengepung dan turbulence. Ceritanya membunuh mood. Tapi pilot cantik. Unik menyegarkan mata. Tapi kebanyakan ambil gambar secara kaku. Suasana berada di kapal terbang tidak terasa. Yang terasa adalah seperti di dalam mobil tanpa tujuan. Banyak titik yang membunuh mood. Bencana kurang terlihat natural. Kesan yang ingin dibangun seperti thriller dengan gaya falling one by one . Namun dicampur dengan horor misteri siapa yang mengeram di luar sana. Campur aduk. Konflik dibangun juga dengan campuran antara ingin selamat juga konflik remaja dengan emosi meledak-ledak seputar beda pendapat. Lainnya, the comic? Semua telah tertulis di buku komik? Gurita? Sembari menjadi pilot masih sempat menangis meninggalkan ruang pilot. Dan mengusir awan dengan kiss ala Rome

Little town with big shocking secrets

Seekor lumba-lumba berenang mendekat. Berhasil melalui jaring yang dipasang. Berenang dengan susah payah. Sedangkan darah terus mengalir di belakangnya. Dokumenter yang telah menyabet penghargaan bergengsi di arena bergengsi pula. Sebuah dokumenter fakta yang sangat kuat menyobek rahasia yang mungkin belum banyak diketahui dunia (setidaknya penulis juga baru mengetahui) Adalah Ric O'Barry yang juga mantan punggawa serial Flipper juga seorang pecinta lumba-lumba berusaha mengabarkan kepada dunia bahwa ada sebuah rahasia besar yang terjadi di sebuah teluk kecil di kota yang kecil di Jepang, kota itu Taiji. Penulis terpukau pada banyak kenyataan yang dipaparkan di dokumenter ini. Sangat berani dalam memberitakan fakta berdarah. Dengan diawali perkenalan siapa Ric dan kontroversinya sebagai aktivis pecinta lumba-lumba, film ini kemudian berbelok menusuk dengan fakta konflik yang dihadapi oleh para pembuat film ini. Perlawanan keras dilakukan oleh pemerintah daerah, po

Eden Lake yang tak seindah Eden

Sepasang kekasih melakukan liburan di daerah Eden Lake yang jauh dari keramaian kota. Sayangnya, daerah yang mereka kunjungi bukanlah daerah yang ramah. Sederhana saja. Dengan 3 kunci film ini dimainkan dengan alur cerita tidak lamban. Diawali dengan nuansa kemesraan ini....lalu terjadi gesekan konflik dan escape and try to survive . Cukup keras dalam visual kekerasannya. Menonjok dan sakit. Yang membuat film ini menonjok adalah karakter villain-nya yang masih seumuran remaja belia. Tentu saja penulis harus mengagumi akting para teenagers yang cukup natural karena mereka yang membakar cerita dalam film ini. Terutama karakter Brett. Dari sisi konflik ditata dengan tingkatan yang menanjak mulai konflik sepele hingga melebar kriminal. Alhasil, ketegangan yang ditampilkan dapat terasa feel -nya. Eden Lake (2008) 7/10

7 dosa yang dimatikan

Film ini akan selalu menjadi kenangan. Perjuangannya mendapatkan film ini sangat luar biasa. Bergerilya dari satu rental ke rental lainnya dari satu warnet ke warnet lain. Hasilnya? Setimpal. Benar-benar dua jempol untuk film David Fincher ini. Luar biasa. Berkisah tentang misteri pembunuhan yang memakai simbol berantai. Kasus ini ditangani oleh pasangan detektif senior-junior. Sommerset sebagai detektif senior yang mendekati pensiun dan David Mills sebagai calon penggantinya. Kasus pembunuh "7 dosa" ini tak hanya menunda pensiun Sommerset tapi juga menunda kebahagiaan Mills. Yang penulis rasakan ketika menyimak film ini adalah kedalaman cerita misterinya mampu menggiring emosi. 1 korban, 2 korban, terisyaratkan bakal ada 7 pembunuhan. Ketika terfokus pada petualangan teka-teki dari perpindahan satu TKP ke TKP berikutnya, ternyata sang pembunuh pernah dekat. Tak berhenti disitu, lagi-lagi " twist " cerita juga terjadi di 2 mayat sebagai pelengkap 7 dosa