Skip to main content

Posts

Cambio residencia

Adalah Laura dan Carlos serta anak mereka, Simon, hidup baru di sebuah "istana kuno" yang merupakan bekas panti asuhan. Berawal dari perilaku Simon yang seolah memiliki teman imajinasi. Sebuah horor Spanyol yang awalnya dikemas secara menarik. Perilaku Simon dan teman imajinasi-nya dibungkus dengan konsep misteri "ada hanya tak nampak". Semakin masuk ke dalam cerita, cerita horor diperkuat oleh konsep lain tentang misteri hilangnya sang anak. Sampai disini bungkusan misteri dan horor masih menarik. Sebuah "belokan" mood terasa ketika film ini mulai memakai gaya paranormal ala teknologi modern. Penulis merasakan film ini tidak lagi sekuat bagian awalnya. Belokan lainnya juga terasa ketika terjadi lompatan waktu cerita hingga 9 bulan dalam kehilangan. Dan semakin jauh semakin menjadi horor yang didramatisir. The Orphanage (2007) - 6/10

From Mumbai with chai-wallah to be a millionaire

  Dulu, penulis tahu film India dari stasiun televisi. Dan ciri yang penulis paling kenal adalah durasi dan tarian. Durasinya dapat sampai 3 jam. Dan cerita panjang karena diselingi tarian-tarian. Lagi, adegan laganya juga khas. Dan penulis kurang begitu menyukai film India saat itu dan pemikiran tersebut bertahan lama. Awalnya, banyak media yang menyorot film garapan sutradara Danny Boyle ini. Terutama setelah memenangkan piala Oscar. Film India memenangkan ajang bergengsi di Hollywood sana. Wow....ya,wow . Penulis pun mencoba menghilangkan sejenak antipati tentang film India. Hasilnya? Dimulai dari titik penyiksaan polisi terhadap pemenang kuis Who Wants To Be A Millionaire , lalu berkembang dengan frame per frame yang maju mundur. Menarik, meski alur cerita berpindah dari satu masa ke masa masih menjadi harmonisasi cerita apik. Kesan pertama yang dimunculkan dapat langsung terserap berbeda dari film India yang umum. Film digerakkan oleh tiap pertanyaan kuis dan menjadi rang

Terjebak ulah sendiri

Dari awal kurang menarik. Terlalu dangkal dalam kisahnya. 6 pemuda-pemudi menemukan sebuah lokasi penelitian yang tidak ada dalam peta. Entah kemana arah cerita film ini dibangun. Suasana mencekam hanya bermain pada pola lokasi yang minim lampu dengan misi mencari jalan keluar terbaik. Ada "tawanan" dalam ruang akuarium. Dialog dilontarkan akting para pendukungnya yang terasa kaku. Akhirnya film ini jatuh ke dalam pemaksaan diri untuk dilabeli horor lengkap dengan bumbu kejutan serangan dan histeria. Incubus (2006) - 4/10

Penghuni baru dalam kisah rumah lama

Pang Brothers goes Hollywood yang mau tidak mau mengingatkan pada gaya The Eye . Dari konsep horornya, film ini memakai gaya umum saja. Rumah terpencil dan memiliki histori kejadian supranatural. Yang kemudian mewariskan kengerian pada penghuni barunya. Untuk penambah rasa film disisipkan selingan konflik rumah tangga dan sedikit romantika cinta remaja. Penulis suka dengan kesan horor yang dibangun melalui media mata sang balita, Ben. Masih cukup berasa dan kena. Namun, pengembangan horor dengan animasi atau dengan gaya penampakan merayap dinding sekaligus make-up mengerikan, penulis rasa terlalu klise. Mungkin kekentalan efek horor ala The Eye terlalu diadaptasi di sini. Jadi, terasa seperti terlalu biasa, sedikit kaku, dan tidak ada yang baru. The Messenger (2007) - 6/10

Perang tidak menyelesaikan masalah

Penulis hanya tahu di IMDB , rating film ini cukup bagus. Tapi pemain pendukungnya kurang familiar. Bukan masalah. Penulis lagi menyukai tema-tema perang dan militerism. Kesan pertama, cukup bagus. Semakin ke dalam, cukup menarik. Visualisasi suasana perang berhasil diangkat apik. Penulis ikut merasakan atmosfer emosional film ini. Film ini juga cukup adil memberikan porsi cerita baik dari sisi warga sipil, gerilyawan, maupun militer. Penulis merasakan ada dilema tersendiri melihat cerita film ini. Tidak ada yang patut dipersalahkan. Ada yang menyerang ada yang menjadi korban. Ada yang merasa nasionalisme ada yang merasa terluka dan membabi buta. Penulis mencoba merangkum pesan dari film ini, warga sipil menjadi korban, gerilyawan maupun prajurit tidak akan menyelesaikan masalah selama sejata masih berpeluru. Battle For Haditha (2007) - 7/10

Pencuri yang tercuri

Ada karakter penjahat ada juga karakter polisi. Sama-sama profesional namun juga sama memiliki kehidupan pribadi yang tak lepas dari masalah. Film ini menampilkan sisi aksi pencuri kelas atas yang mengincar curian bernilai mega. Pelengkapnya adalah sisi drama dari masing pihak. Sayangnya, justru yang berkembang baik adalah sisi konflik drama daripada aksi laga. Konteks cerita akhirnya terkurung seputar hubungan ayah-anak yang kurang harmonis, mencuri barang bukti, atau juga memiliki adik yang bergelut dengan rehabilitasi. Dari sisi aksi terasa biasa saja. Kaitan link cerita yang menjadi penghubung antara polisi-penjahat sudah cukup rapi, namun mentah karena termakan oleh isu tema yang lain yang dalam semakin kompleks dan ironi. Akting para pendukung juga masih biasa saja. Aksi baku tembak yang seharusnya bisa dibikin apik malah dibuat dramatisir dan melow dengan slow-mo . Takers (2010) - 6/10

The Other Guys

Penulis masih gagal paham maksudnya dan sudah lebih dari 2x menonton film ini. Tampil Samuel L.Jackson dengan partnernya Dwayne Johnson yang kemudian karakter mereka "ditutup". Film ini terasa absurd. Tema utamanya adalah crime . Bila melihat ending credit nya menyinggung masalah Ponzi. Dibalut dengan aroma komedi. Komedi yang ditampilkan seperti memparodikan hal-hal yang seharusnya serius. Detektif menangkap penjahat adalah hal serius dan sudah seharusnya, namun disini tampil beda. Selain itu, bentuk komedi disini juga menampilkan keunikan tidak umum pada tiap karakter tokoh. Will Ferell sebagai Adam Gamble, seorang polisi yang tidak seperti polisi. Profilnya lebih ke akuntan. Tapi, memiliki istri dan mantan kekasih yang super hottie. Detektif jantan menari balet untuk marah-marah kepada kekasihnya. Menyuap polisi dengan tiket NBA atau konser. Jalan ceritanya sendiri cukup menarik di sesi awal, semakin ke dalam semakin datar. Balutan komedinya juga semakin ter