Skip to main content

Putra krypton melawan kelelawar Gotham

Sebuah sajian film superhero yang sempat fenomenal. Mempertemukan dua superhero yang punya banyak fans berat. Sama-sama dari komik, sama-sama tokoh penegak kebenaran, dipertemukan dengan judul provokatif, "versus" alias duel. Posternya pun mirip promosi pertandingan tinju.

Dari segi alur cerita, katanya mem follow up cerita Man Of Steel. Movielitas kurang begitu tertarik dengan alur cerita disini. Terlalu banyak cabang dan rumit. Konflik yang dijalankan bercabang antara, konflik Clark Kent yang tidak mau menurut perintah atasannya di surat kabar. Lois Lane yang pergi ke gurun dan punya masalah sendiri. Bruce Wayne yang sibuk menangkap penjahat tapi dituduh terlalu main hakim sendiri oleh media. Lex Luthor, musush bebuyutan Superman, yang berambisi menguasai kota. Meskipun hilir nya ke satu titik konflik, tapi menurut Movielitas terlalu ribet dan rumit sekali.

Perbedaan dengan film Batman ataupun Superman di jaman klasik dulu, selain menangkap penjahat, konflik kecil lainnya yang membuat menarik dari kisah Superman-Batman adalah menutupi identitas sebagai orang biasa. Yang satu sebagai wartawan yang jatuh hati pada rekan wartawan sendiri. Yang satu sebagai pengusaha kaya raya. Tapi itu semua sudah tidak berlaku lagi disini.

Sepanjang film berjalan, muncul banyak pertanyaan di kepala. Menurut Movielitas film komik-fiksi ini banyak melahirkan keganjilan. Dari awal film, menceritakan asal-usul sosok Batman. Pertanyaan nya adalah kenapa hanya cuma asal-usul Batman yang ditampilkan? Seolah-olah menjadikan film ini sebagai panggung lakon Batman. Entahlah.

Momen bertemunya sosok Clark Kent dan Bruce Wayne adalah moment yang krusial dan ditunggu-tunggu pastinya. Anyway, entah bagaimana ceritanya Superman bisa berada di kota Gotham ini? Entahlah lagi. Dengan kemampuan super, salah satunya memiliki telinga super yang bisa mendengar apa saja, kenapa Clark Kent hanya bisa mendengar suara rahasia antara Bruce Wayne dan pembantu setianya, Alfred? Entahlah lagi.

Dari judul Batman vs Superman ini konotasinya tentu ingin menarik minat penonton yang berharap akan ada duel canggih antara Batman dan Superman. Dan ternyata, adegan duel memang ada, namun hanya porsi kecil. Kecil sekali. Dan konflik dibalik duel Batman-Superman pun sangat "aneh". Anehnya menurut Movielitas adalah kenapa tidak dibuat Lex Luthor me-manipulasi Batman untuk melawan Superman. Misal, demi menghancurkan Superman yang selalu menjadi penghalang Lex Luthor sejak jaman komik, kenapa tidak dibuat plot cerita Lex Luthor menculik Alfred dan menggunakan ancaman bagi Batman untuk menghancurkan Superman dengan tombak Kriptonite. Yang terjadi di film adalah Lex Luthor ingin menghancurkan Batman.

Masih seputar judul dan cerita, menurut Movielitas yang dari kecil sudah mengenal karakter Batman, Bruce Wayne sebagai Batman dalam menumpas kejahatan tidak mengandalkan kekuatan super. Lebih menggunakan kecanggihan perlengkapan saja. Terutama penmapilan Bat-mobile yang selalu menjadi topik berita bila ada film Batman rilis. Cara Batman menumpas musuh, dengan berkelahi biasa dan tidak bisa terbang sana kemari.

Sedangkan Superman, dengan kekuatan super segalanya ini dan itu, lebih cocok bila mendapatkan musuh yang juga punya kekuatan super. Misal Superman vs Hulk, tentu akan lebih masuk akal dan imbang darpada Superman vs Batman yang hanya manusia biasa. Dan untuk Batman, mungkin akan lebih cocok bila Batman vs Deadpool atau Batman vs Daredevil yang juga tidak bisa terbang. Konflik Batman-Superman ini jadi terasa terlalu dipaksa untuk bisa dipertemukan.

Satu lagi superhero yang dipaksa tampil disini yaitu Wonder Woman yang menurut Movielitas juga tidak paham fungsi nya apa dengan porsi tampil yang sangat minor. Konflik Wonder Woman sendiri pun unik, hanya ingin minta foto lawasnya dikembalikan. Untungnya oleh Lex Luthor belum di-upload ke jagat maya.

Kalau dilihat sepintas, ada adegan Bruce Wayne menggunakan teknoligi handphone. Komputerisasi di tempat rahasia Batman pun sangat amat canggih sekali. Anehnya ada adegan seorang waiter sedang menonton televisi dan televisinya masih bentuk cembung bukan LED. Dan Clark Kent masih harus bekerja di media surat kabar koran Daily Planet. Bekerjanya pun menggunakan komputer layar datar. Di era internet dan kecanggihan tampilan alat-alat modern, kenapa masih ada surat kabar koran? Kenapa Daily Planet tidak membuat website saja untuk menampilkan berita sedangkan karywannya sudah punya komputer? Entahlah.

Overall, kurang menarik. Soal kecanggihan spesial efek, tentu tidak bisa dibantah lagi. Luar biasa. Tapi soal alur cerita, terlalu rumit dan bertele-tele. Tidak sesuai judul, konflik yang harusnya mengarah ke duel abad ini antara Batman vs Superman, tidak terasa sama sekali. Juga kurang cocok bila harus dipaksakan antara manusia biasa (Batman) melawan manusia super (Superman). Tapi, pastinya film ini akan sangat cocok untuk dinikmati oleh fans berat Batman atau Superman yang benar-benar memahami serta mengikuti kisah dua superhero ini sejak lama.

Batman vs Superman : Dawn Of Justice (2016) - 5/10

Comments

Popular posts from this blog

Cerita tentang film The Last Mohicans

Sajian klasik seeputar kisah pada jaman pra-modern. Mungkin karena faktor perbedaan jaman, film ini terasa kaku pada gaya battle -nya. Yang bisa Movielitas tangkap inti ceritanya adalah konflik antara Inggris Raya melawan Perancis yang terjadi di tanah Amerika. Konflik kerajaan tersebut disusupi oleh kepentingan balas dendam oleh suku Huron. Penampilan suku Huron ini mengingatkan penulis pada penampilan suku pedalaman di Apocalypto. Entah sama atau tidak, Movielitas juga kurang begitu memahami. Judul The Last Mohicans sendiri merujuk pada tiga orang suku Mohawk yang ikut terlibat di pertempuran antara Inggris dan Perancis, yang sejatinya lebih dikarenakan oleh kisah cinta pria-wanita lintas ras. Dari segi konflik, cukup bagus. Tidak datar dengan satu konflik saja. Hanya soal gaya battle yang sedikit kelihatan kaku. Ada satu yang memorable dari film ini yaitu theme song -nya yang easy listening dan megah. The Last Mohicans (1992) - 6/10

20 jam drama penculikan sang artis

Di jaman serba googling atau serba wikipedia ini, sebenarnya mudah saja menebak akhir sebuah film. Tapi, justru tidak akan ada asyik-nya karena inti dari seni hiburan film adalah mengikutinya kemana alur cerita mengalir. Seperti di film Mandarin ini, alasan pertama penulis memilih film ini tentu saja nama besar Andy Lau di dalamnya. Sebagai bonus, ternyata film ini juga based on true events . Genre favorit. Pembukaan film langsung diceritakan tentang sebuah penculikan. Tidak tanggung-tanggung korban adalah seorang aktor besar (di daratan Hongkong). Alhasil, tangan pun menjadi gatal untuk membuka ponsel dan segera mencari data terkait film ini. Untunglah hingga akhir cerita, penulis bisa menahan diri untuk tidak mencari tahu siapakah sebenarnya aktor Hongkong yang mengalami tragedi penculikan selama 20 jam tersebut. Dari sisi film, alur cerita yang dipakai adalah maju-mundur. Kadang ada flashback untuk menceritakan waktu sebelum kejadian dan setelah kejadian. Tidak te

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Kecemburuan seorang Henry

Film ini termasuk salah satu film yang menarik karena menampilkan cerita umum yang berbeda. Bila pemeran utamanya seorang dewasa dalam cerita psikologi thriller itu sudah biasa, dan menariknya disini drama psikologi thriller menampilkan karakter anak-anak. Konsep seperti di film ini dipakai juga dalam The Orphan , namun karakter evil dalam Orphan ternyata hanya fisik semata yang "menyerupai" anak-anak. Bagus. Disini berbeda lagi karena karakter ceritanya memang seorang anak yang berjiwa evil . Menariknya lagi, karakter evil ini diperankan oleh Macaulay Culkin yang melejit lewat Home Alone . Tentu saja, film ini akhirnya menjadi ajang kualitas akting sang Culkin. Karena seperti yang diketahui bahwa Home Alone adalah genre komedi keluarga dan Culkin memerankan seorang anak yang pemberani sekaligus polos menggemaskan. Disini, Culkin memainkan karakter yang berbelok tajam dari bayangan Kevin yang "terlanjur" melekat. Namun, setelah menyimak film ini,

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Cerita One Night Stand dari Korea

Film ini berisi 3 film pendek yang (seharusnya) berkisah tentang one night stand atau diterjemahkan bebas tentang kisah percintaan spontanitas satu malam. Tapi, dari 3 cerita yang ditampilkan, bagi penulis yang paling berkualitas adalah kisah pertama. Yaitu kisah tentang percintaan seorang remaja lelaki yang mengalami kebutaan dengan seorang wanita dewasa. Secara fisik, kisah mereka terbalik karena yang buta tidak memakai kacamata hitam, sebaliknya yang tidak buta malah selalu memakai kacamata hitam setiap waktu bahkan di dalam rumahnya sendiri. Kekacauan subtitle tidak berpengaruh di kisah pemuja rahasia ini karena kisah asmara antara wanita dewasa dan remaja buta ini sudah jelas dan dapat ditangkap dengan dialog minimalis. Dan, bagi penulis, kisah pemuja rahasia ini cukup menarik. Kisah kedua film ini, tidak jelas. Berbau misteri. Diperparah dengan kacau nya subtitle . Kisah ketiga, semakin tidak jelas. Bumbu utama kisah ketiga disini adalah hubungan ses

Memburu jejak emas batangan bermotif penari Bali

Dulu, seingat penulis film ini cukup fenomenal pada jamannya. Terutama pada penggunaan mini cooper. Meskipun sebenarnya Mr.Bean sudah lama memakai di serial televisi. Kini, ada kesempatan kembali menikmati sajian film yang disutradarai F.Gary Gray. Dan, yang baru bisa penulis sadari adalah jajaran cast -nya yang ternyata cukup mantab. Mark Wahlberg, Jason Statham, Mos Def, Donald Sutherland, Edward Norton, tak ketinggalan pemanis yang seksi Charlize Theron. Kalau dari template ceritanya, kurang lebih mirip gaya Ocean Eleven . Satu tim dengan gaya santai berusaha "merampok" barang curian jutaan dollar. Banyak bintang tenar yang kemudian diletakkan sebagai tim dengan keahlian. Disini minus anggota dari daratan Asia. Tidak perlu memikirkan caranya atau berapa biayanya. Baik antara tim Ocean maupun tim Charlie disini memiliki kesamaan, semua serba sudah tersedia. Tugas mereka hanya menyajikan hiburan apik aksi pencurian kelas atas. The Italian

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10