Skip to main content

Tali persaudaraan di tengah hutan

Yang membuat penasaran dengan film ini pertama kali adalah kata "forest" -nya. Karena Movielitas berekspektasi akan ada banyak scene yang menampilkan keindahan alam natural hutan belantara.

Kedua, tentu saja nama Ellen Page. Bintang cantik ini bagi Movielitas punya daya tarik tersendiri yang unik. Bisa main komedi, thriller, apalagi drama. Disinipun, penampilan Page bagi Movielitas juga tergolong unik. Berdiri sebagai produser juga poros karakter utama sebagai remaja yang hidup di hutan dengan ayah dan seorang (terlihat) kakak wanita. Bahkan di usianya yang kepala tiga, penampilan Page masih seperti remaja.

Tapi, sayangnya film ini berjalan kurang begitu menarik. Bahkan seperti judulnya dapat dikatakan seperti bingung menentukan arah di dalam hutan.

Secara singkat film ini berkisah tentang sebuah keluarga kecil hidup terpencil di tengah hutan dengan teknologi tinggi (bernuansa masa depan). Konflik (yang terasa dari awal cerita) adalah hilangnya tenaga listrik, internet, telepon, bahkan gas.

Bagi Movielitas, film ini akan lebih cocok atau menarik bila bermain di jalur horor spiritual. Mengingat lokasi cerita jauh dari pemukiman umum. Atau thriller seperti film The Stranger. Tanpa perlu alasan, bantai. Atau drama survival di hutan melawan ganasnya alam dan penghuni hutan. Bisa juga bermain di ranah misteri, entah alien atau mahkluk seram apalah.

Tapi tidak demikian, film ini hampir semua konfliknya mengambang. Konflik tiba-tiba listrik mati seiisi kota, tak ada penyelesaian atau penjelasan pasti. Konflik perkosaan, tidak ada revenge emosional seperti di I Spit On Your Grave. Bahkan ada konflik hamil yang tak diinginkan dengan penyelesaian yang tanpa beban. Bumbu cerita percintaan remaja pun harus kandas tanpa ada kejelasan lagi.

Movielitas sendiri bingung kemana arah cerita film ini. Mungkin bisa digambarkan sebagai drama persaudaraan bertahan hidup tanpa teknologi dan listrik di tengah hutan.

Di luar film, suasana hutan-nya cukup cantik. Ditambah lagi dengan properti-nya yang berkonsep modern namun di tengah hutan, ini menarik. Membayangkan bila hidup di tengah hutan seperti itu, rasanya menarik, meskipun harus tanpa listrik.

Keseluruhan, bagi selera Movielitas, film ini kurang menarik dan kurang jelas arah ceritanya. Seperti membawa penonton tersesat bersama di tengah hutan rimba. Akan lebih menarik bila ada konflik horor atau misteri-nya. Sebenarnya bisa dibilang satu aliran dengan I Spit On Your Grave. Namun, di I Spit On Your Grave ada penyelesaian konflik secara jelas, sedangkan disini tidak ada.

Into The Forest (2016) - 5/10

Popular posts from this blog

Berry Hitam

Asal mula aktivitas blog dimulai sebagai dokumentasi pribadi tentang pesan dan kesan yang ditangkap ketika sedang menonton film. Blog ini diolah dari sebuah handphone yang sekarang sudah dianggap jadul yaitu Blackberry 9320. 90% blog (postingan) dibuat melalui BB ini. Sisanya 10% pengaturan template, penambahan foto dan aksesoris blog lainnya terpaksa menggunakan PC. Meski tergolong jadul , fungsi dan kinerja Blackberry 9320 ini ternyata cukup hemat (dibandingkan dengan sistem paket ala Android-Iphone juga Iuran modem rumahan), ampuh, dan mantap. Selain untuk aktivitas menulis blog, hingga saat ini fungsi komunikasi masih terbilang lancar, (** meski hanya sebatas sms .) Untuk media browsing (mencari data via website) belum ada kendala untuk akses ke website (**yang ringan). Mengupdate berita terkini juga bisa lewat aplikasi Twitter. (**Aplikasi Twitter di BB ini masih hanya tulisan dan foto, tapi sudah cukup bermanfaat.) Untuk keperluan download sejauh in...

Manorgate

Kali ini Jason Blum dengan Blumhouse Prod. nya melahirkan satu karya lagi. Kali ini bukan genre biasanya, horor, melainkan thriller. Secara konsep atau ide cerita, Movielitas suka. Keren.  Berkisah tentang sekelompok orang, menurut sinopsis yang beredar berjumlah sebelas dua belas, hanya karena Movielitas lemah dalam menghitung tokoh, jadi sebut saja sekelompok orang pria-wanita tua-muda yang terbangun dari pingsan di sebuah hutan belantara. Mereka semua bersamaan tersadar dengan kondisi mulut dibekap. Setelah berhasil melepaskan ikatan mulut, satu-per satu dari mereka pun ditembak di tempat. Dan cerita pun mengalir dengan tanda tanya besar apa yang sebenarnya terjadi. Alur cerita film ini dijalankan memakai konsep akibat-sebab. Mereka yang menjadi korban merupakan warga dari negara-negara bagian yang ada di Amerika sana. Bukan tanpa alasan mereka "terpilih" untuk dijadikan pesta pembunuhan. Dari akibat dibunuh satu per satu, akhirnya muncul dua konflik yaitu mencari dalang d...

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Kasus dalam roll 8mm

Film misteri pembunuhan ini disutradarai oleh Joel Schumacher dan dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Berkisah tentang seorang investigator swasta yang menangani sebuah kasus penculikan dengan kekerasan. Dari segi jalan cerita sangat menarik. Gaya film ini seperti membuka bungkus misteri satu demi satu. Runtun lancar dan terangkai baik. Kemampuan film dalam membungkus misteri mampu membuat betah menyimak hingga akhir. 8mm (1999) - 7/10

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun...

Sejarah Yarnell Hill Fire

Film yang disutradarai oleh Joseph Kosinski ini berkisah tentang sebuah grup pemadam kebakaran yang bernama Granite Mountains Hotshots. Salah satu yang menarik dan membuat penasaran di awal adalah tag based on true story . Mengangkat tentang tragedi kebakaran hutan yang terjadi di Bukit Yarnell, Amerika Serikat. Beberapa hal yang membuat film ini terasa berat bagi Movielitas adalah plot cerita. Intisari cerita film ini mengangkat kisah tragedi kebakaran hutan, sedangkan untuk menuju ke intisari cerita ini seakan perlu membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Di satu sisi gaya plot cerita yang "panjang" ini mungkin untuk membangun chemistry agar tidak hanya menyorot tragedi kebakaran saja, tapi juga konflik ego personal yang dialami oleh masing-masing karakter tokoh di dalamnya. Alur cerita dibuat bercabang sedemikian rupa untuk membangun kesan adanya tali persaudaraan yang kental di dalam grup Granite Mountains Hotshots ini. Menurut Movielitas juga akan lebih bisa meni...

Tradisi terdampar Lestrange versi jaman DVD

Ternyata masih ada satu lagi generasi penerus tradisi "terdampar indah" ala Lestrange. Namanya Blue Lagoon The Awakening. Terasa lucu karena jaman telah berubah. Plot cerita memang terasa "diarahkan" agar menyamai versi asli Blue Lagoon. Bagaimana membuat kisah terdamparnya, terasa lemah karena terlihat seperti versi studio. Lalu, atmosfir film ini terasa seperti romantis-remaja ala sinetron lokal. Kaku. Mudah ditebak. Plot ceritanya selaras dengan versi asli . Terdampar berdua. Hanya kini dilengkapi teknologi laptop dan handphone yang tak banyak membantu karena no coverage area . Perlengkapan yang dibawa pistol SOS, sunblock, lotion, tas, lebih modern ketimbang yang dibawa oleh Brooke Shields ataupun Mila Jovovich. Penyelamatan versi kali ini juga lebih maju menggunakan helikopter. Dan, kalau sebelumnya drama Lestrange terdampar tak banyak yang tahu, kini kisah terdampar di seri ini sudah bisa diliput media televisi. Yang masih dipertahankan adalah...

Memburu jejak emas batangan bermotif penari Bali

Dulu, seingat penulis film ini cukup fenomenal pada jamannya. Terutama pada penggunaan mini cooper. Meskipun sebenarnya Mr.Bean sudah lama memakai di serial televisi. Kini, ada kesempatan kembali menikmati sajian film yang disutradarai F.Gary Gray. Dan, yang baru bisa penulis sadari adalah jajaran cast -nya yang ternyata cukup mantab. Mark Wahlberg, Jason Statham, Mos Def, Donald Sutherland, Edward Norton, tak ketinggalan pemanis yang seksi Charlize Theron. Kalau dari template ceritanya, kurang lebih mirip gaya Ocean Eleven . Satu tim dengan gaya santai berusaha "merampok" barang curian jutaan dollar. Banyak bintang tenar yang kemudian diletakkan sebagai tim dengan keahlian. Disini minus anggota dari daratan Asia. Tidak perlu memikirkan caranya atau berapa biayanya. Baik antara tim Ocean maupun tim Charlie disini memiliki kesamaan, semua serba sudah tersedia. Tugas mereka hanya menyajikan hiburan apik aksi pencurian kelas atas. The Italian...

La Mujer De Mi Hermano

Kali ini sebuah sajian dari Meksiko. Berkisah tentang konflik rahasia percintaan rumit dalam keluarga sendiri. Adalah Zoe yang menikah dengan Ignacio. Namun, apa daya Zoe merasa kurang bahagia lahir dan batin. Apalagi diperparah dengan kondisi yang tak kunjung memiliki momongan. Akhirnya, Zoe pun berpetualang mencari kenikmatan dan sasarannya adalah adik iparnya sendiri, Gonzalo adik Ignacio. Plot ceritanya tidak rumit seperti temanya. Masih mudah untuk diikuti karena tak terlalu banyak karakter yang dimunculkan. Konflik nya lumayan dalam. Tidak dangkal. Namun, olahan ceritanya kurang tensi menarik. Terasa biasa saja. Adegan dewasa memang menjadi hiasan film ini. Apalagi aktris yang ditampilkan sangat "panas". Seksi abis. Tapi kategori ke-panas-an adegan dewasanya masih dalam kategori setengah. Tidak terlalu banyak juga tak terlalu berani vulgar. Masih biasa saja. Yang menarik perhatian penulis, disamping aktris Barbara Mori yang bagai dewi, juga loka...

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi. ...