Skip to main content

Posts

Berburu rusa diburu chupacabra

Done. Kurang menarik. Temanya biasa. Horor campur komedi. Horor yang dipakai seputar zombie. Otomatis hanya mengandalkan darah, make-up menyeramkan saja. Buck Wild (2013) - 5/10

Kasih cinta maksimum yang tulus ala Max

Done and....love this movie. Alasan utama, suka anjing. Dan film ini pun akhirnya sukses membuat "iri hati" semakin besar. Ingin sekali punya anjing seperti Max!! Plot ceritanya ringan. Tidak seperti Cujo . Mungkin arahnya ke hiburan keluarga, namun soal jual beli senjata sepertinya "terlalu berat" untuk ukuran anak-anak. Konflik ceritanya, cukup ramah. Seputar anjing "mantan" marinir. Ada pesan moral yang bagus versi penulis dari film ini, pertama tentu saja keindahan cinta seekor anjing kepada tuannya. Bahkan ketika sang tuan meninggal pun, Max masih bisa "mencium" darah saudara keluarga tuannya. Max disini digambarkan sebagai anjing pelacak yang digunakan di medan perang. Di film ini sebagai opening tentang jasa Max adalah tugasnya di Timur Tengah sebagai pembuka jalan bagi pasukan marinir Amerika. Pertanyaannya adalah, apakah di Timur Tengah tidak ada anjing? Menurut penulis, harusnya ada. Apakah pernah ada kisah anjin

Warisan cinta Grand Torino tahun 1972

Kalau dilihat dari sisi akting, memang "kedodoran". Disini Clint sebagai sutradara sekaligus pemain, secara fisik terlihat sudah "kesulitan". Cocok dengan karakter Walt yang dibawakannya. Tapi soal aura, jangan diragukan. Gaya garang Clint meski terlihat tua namun masih ada sangarnya. Kemudian, pemain lain yang dipasang juga bukan pemain familiar, di beberapa titik terasa juga kaku. Akan tetapi, disinilah hebatnya seorang Clint Eastwood yang mampu "menutupi" kekurangan dengan kualitas cerita yang berkelas. Yang paling menarik dari film ini adalah psikologis sisi dramanya dan pesan moralnya. Berkisah tentang seorang Walt "Koski" sebagai veteran perang dan sudah berusia lanjut. Namun, karakter Walt ini digambarkan sebagai karakter tua yang "keras". Sulit menerima kenyataan bahwa sekarang bukanlah jaman perang namun trauma peperangan Perang Dunia masih terbawa. Kemudian juga, karakter Walt ini digambarkan sebagai orang Amerika

Knight Of Gambler

Nilai penting film ini adalah memori-nya. Karena dulu, masih tergolong "susah" mendapatkan film. Masih belum jaman VCD murah apalagi DVD, apalagi streaming . Dan, yang paling ditunggu dulunya tentu saja, Andy Lau yang kala itu juga masih berjaya sebagai salah satu dewa aktor Hongkong. Kalau disimak kembali setelah puluhan tahun lamanya film ini terbit, memang terlihat klasik pada gaya ceritanya, aktingnya, juga konfliknya. Kaku dan sederhana karena temanya boleh dikatakan masih selaras dengan God Of Gambler . Seputar dunia permainan kartu remi. Konfliknya juga diolah dengan santai dan sedikit ber-komedi. Seperti yang disebut di atas, film ini diingat karena memorinya, bila menyebut judulnya maka yang terlintas adalah "film-nya Andy Lau, yang ada cerita event Piala Dunia 1998 Perancis-nya..." Atau "film Andy Lau yang ditabrak mobil tapi ternyata pura-pura..." The Conman (1998) - 6/10

Jatuhnya Patriot yang melahirkan perubahan menyeramkan

Kalau untuk yang ini, horornya lumayan. Akting "dingin dan diam" cukup meyakinkan nuansa horor. Nicole Kidman, bagus sekaligus cantik. Plot ceritanya sederhana saja. Versi lain dari serbuan zombie. Hanya saja bedanya disini dikarenakan virus dari luar bumi. Keseluruhan, lumayan menghibur dengan konflik dan horornya. The Invasion (2007) - 6/10

Patah hati yang tertimpa patahan bawah bumi

Tentu saja nama besar Dwayne Johnson yang menjadi alasan utama mengambil film ini. Tapi, sayangnya, plot ceritanya sudah umum. Karena sudah umum, alur cerita pun seperti mudah ditebak arahnya. Disaster yang diselipi dengan aroma cinta-cintaan. Dua cerita besar yaitu karakter Ray sedang patah hati karena "ditinggal" keluarganya. Lalu karakter Blake yang "patah hati" karena mendapatkan ayah baru yang ternyata pengecut. Ke-patah hati-an mereka diperparah oleh patahan di bawah kota mereka yang menimbulkan bencana besar. Gaya film ini mengingatkan penulis pada gaya film disaster seperti The Day After Tomorrow , 2012, Tidal Wave , atau Armageddon . Namun, tetap saja gaya film seperti ini yang menjadi poin andalannya adalah permainan komputer yang megah. Dan, memang disini cukup megah. Tampilan disasternya memang pas dengan pemilihan karakter body beton ala Dwayne Johnson. Yang berkesan bagi penulis adalah momen tsunami. Takjub dan masih belum bisa meneri

Melankolia Eun-sik

Jika dibandingkan dengan seri pertamanya, disini kurang begitu di-eksplorisasikan. Gaya plot ceritanya masih sama. Andalan komedinya terasa mirip dari seri sebelumnya. Dengan kata lain, apa yang sudah di-komedi-kan di seri pertama diulang kembali dengan gaya kurang lebih sama. Ada beberapa yang masih menghibur dengan kekocakan ala Eunsik. Gaya Eunsik masih tetap polos lugu ini memang menarik disimak. Disini, lebih menonjol adalah aroma drama-nya. Sisi kekocakannya biasa saja, sisi vulgarnya mengalami grafik "turun" tak se-"panas" seri perdananya. Keseluruhan, masih menghibur. Tapi jika disandingkan dengan seri perdananya, template plot film terasa copy paste , namun tidak 100%. Komedi-nya masih kalah mantab. Drama, meski menjadi lebih menonjol dari seri sebelumnya, namun tetap biasa saja. Juga disini minus score pengiring yang manis seperti di Sex Is Zero One . Sex Is The Zero 2 (2007) - 6/10